Nikah Tanpa Cinta - Bab 264 Binatang berpakaian manusia

Aku tertegun sejenak, tidak berbicara. Sambil memegang cangkir termos, aku menghabiskan air jahe yang belum selesai ku minum.

Aku tidak bisa menjawab kata-katanya, dan aku pun tidak tahu ekspresi apa yang harus aku tunjukkan.

Tapi satu hal yang aku yakini adalah aku tidak bisa memaafkannya hanya karena beberapa hal yang dilakukannya. Tidak boleh tergoda hanya karena beberapa kata-katanya yang enak didengar.

Yulianto Hua mulai melepaskan dasinya dan melepas jasnya. Aku dengan gugup bertanya apa yang akan dia lakukan?

Dia tampak tak berdaya, "Kamu sedang datang bulan, apa lagi yang bisaku lakukan? Aku tidak mungkin berpakaian rapi seperti ini di kamar, bukan? Sangat capek."

Aku berbisik bahwa itu adalah 'binatang berpakaian manusia', bukanlah ''berpakaian rapi”.

“Apa katamu?” Yulianto Hua mengerutkan kening.

Aku bilang aku tidak mengatakan apa-apa, kamu salah dengar, aku tidak mengatakan apa-apa.

“Kamu bilang aku ini binatang yang berpakaian? Kenapa aku ini jadi binatang?” Yulianto Hua tampak sedikit marah.

Aku tidak berbicara.

“Coba kamu bicara dengan jelas, kenapa aku ini jadi binatang?” Yulianto Hua mengejar.

“Aku mengantuk, aku akan tidur.” Aku meletakkan cangkir termos di meja samping tempat tidur, berbalik untuk tidur, dan menarik selimutnya.

Dia juga tidak terus menggangguku, malah menarik selimut untukku.

Tentu saja aku tidak tertidur, aku memejamkan mata dan mendengarkan dia ketika dia berjalan ke ruangan lain untuk menelepon, sepertinya sedang mengatur masalah pekerjaan.

Tubuhku mulai sedikit menghangat, dan perlahan aku mulai merasa lelah. Akhirnya aku benar-benar tertidur.

Kali ini aku tidur sangat nyenyak, aku tertidur sampai sore. Kemudian hal pertama yang ku rasakan adalah lapar!

Aku baru teringat, karena aku merasa tidak enak badan ketika bangun di pagi hari, aku bahkan tidak sarapan. Kemudian, aku sakit perut saat siang, jadi aku hanya minum air gula merah dan tertidur. Jadi aku tidak makan apa-apa dengan benar hari ini, tidak disangka aku bisa tidur sangat nyenyak dengan perut kosong, aku sedikit mengagumi diriku sendiri.

Aku merangkak bangun, rasa lapar yang teramat sangat membuatku merasa seluruh badanku lemah. Aku melihat sekeliling dan ingin mencari sesuatu untuk dimakan, dalam keadaan begini aku sudah tidak peduli apa pun itu, yang penting bisa dimakan! Roti kukus pun boleh!

Kemudian aku mendapatkan Yulianto Hua yang sedang tertidur di sofa. Di atas meja kopi ada komputernya, dan di tangannya masih memegang entah dokumen apa, tetapi kepalanya dimiringkan ke belakang sofa, tertidur dengan nyenyak.

Kemudian aku melihat kotak makan tahan panas di tangannya! Ini membuatku yang sedang lapar serasa menemukan harta karun. Aku berjalan terhuyung dengan kaki telanjang dan dengan pelan mengambil kotak makan itu, dalam hati aku berpikir bahwa tidak peduli apa isinya, aku akan memakannya karena aku sangat lapar!

Kotak makan tahan panas itu mempunyai penutup yang harus diputar, aku benar-benar sangat lapar, tanganku lemah dan gemetaran, aku mencobanya dalam waktu yang lama, tetapi tetap tidak bisa membukanya. Aku mendongak dan melihat Yulianto Hua sedang menatapku dengan mata persiknya, seperti sedang menonton pertunjukan besar.

"Sudah kelaparan? Apakah kamu bahkan tidak sarapan? Wajahmu sangat pucat! Aku sudah berkali-kali memberitahumu sebelumnya bahwa kamu harus sarapan, sudah sebesar ini, masih tidak tahu bagaimana merawat tubuhmu?" Yulianto Hua mulai mengomel.

Aku tidak punya energi untuk melawannya sekarang, memberikan kotak makan kepadanya, dan bertanya tanpa peduli lagi pada penampilanku, "Apakah ada yang bisa dimakan di dalamnya? Bantu aku membukanya."

Yulianto Hua mengambil kotak bekal itu dan membukanya dengan mudah, dengan segera wangi buburnya pun tercium, entah bubur apa itu bubur, pokoknya aromanya yang harum membuat perutku semakin bergejolak.

Yulianto Hua menyerahkan sendoknya, "Coba dulu apakah panas atau tidak, makan pelan-pelan, tidak ada yang berebut denganmu."

Aku mengambil gigitan pertama dan memang sedikit panas. Tapi masih bisa diterima. Aku mulai makan dengan lahap, dan dengan segera bubur itu pun habis dimakan olehku, tetapi aku merasa belum kenyang!

Yang lebih memalukan lagi adalah aku bahkan tidak tahu apa jenis bubur ini, tapi aku tetap menghabiskannya!

Yulianto Hua menatapku dengan sorot mata tidak paham, "Nona Yao *, sejak kapan kamu menjadi begitu kasar saat makan? Sudah berapa tahun kamu tidak makan? Dengan cara makanmu ini, kalau aku sudah mandi bersih, kamu harus makan aku juga?"

Aku mengabaikannya dan mulai memakai sepatu, aku belum kenyang, aku harus makan lagi di restoran!

“Hei, mau kemana?” Yulianto Hua berdiri dan menghadangku.

Aku agak malu mengatakan bahwa aku masih mau pergi makan, jadi aku berbohong bahwa aku mau pergi ke kamar mandi. Hasilnya malah diejek oleh Yulianto Hua, "Apakah toilet di ruangan ini hanya hiasan? Ataukah Nona Yao * suka toilet umum di luar, lebih menarik?"

Aku lanjut mengabaikannya, mencoba melewati dia menuju pintu. Tapi malah ditarik olehnya.

"Kamu sedang tidak enak badan, jadi jangan ke mana-mana. Aku sudah membelikanmu pembalut wanita, ada di laci samping tempat tidur, mereknya sama dengan yang biasa kamu gunakan."

Wajahku menjadi semakin panas lagi, identitasnya saat ini hanyalah mantan suamiku. Seharusnya hubungan mantan suami seperti ini menjaga jarak, tapi dia malah membelikanku pembalut, aku benar-benar tersipu malu.

"Aku bukan mau membeli itu ... minggir kamu."

“Kalau begitu apa yang kamu butuhkan, aku akan membelikannya untukmu. Atau biarkan staf membawanya ke sini juga boleh. Kamu sedang tidak enak badan, jangan keluar.” Yulianto Hua menghadangku, tidak membiarkanku keluar.

"Aku bukan pasien, jangan menghadangku, aku ingin keluar sebentar."

“Kalau begitu kamu katakan apa yang kamu butuhkan, aku minta orang untuk mengirimkannya kepadamu, kamu istirahatlah dengan baik.” Keras kepala Yulianto Hua juga muncul, pokoknya tidak membiarkanku pergi.

Selama dia tidak melepaskannya, aku tidak bisa melewati rintangannya ini. Aku hanya bisa mengatakan yang sebenarnya, "Aku masih ingin makan, aku lapar."

Yulianto Hua terdiam sesaat, lalu menggigit bibirnya seakan menahan senyum, "Kamu mau makan apa? Aku akan membelinya."

“Apa pun boleh,” kataku dengan mengecewakan.

"Kalau kamu berkata begini, aku malah tidak tahu harus membeli apa. Begini saja, ada restoran yang bagus di seberang, ayo kita ke sana dan pesan apa saja yang kamu inginkan, begini lebih baik. Ayo, aku papah kamu."

Aku tegaskan lagi bahwa aku bukan pasien dan aku tidak butuh bantuan.

“Oke, bisakah kamu membasuh diri sebentar, kamu bahkan belum membasuh muka setelah bangun, sudah mau keluar? Apakah tidak terlalu asal?” Kata Yulianto Hua.

Aku baru ingat, aku memang belum bersih-bersih diri, rambut pun belum disisir, aku benar-benar telah dikalahkan oleh rasa lapar, sampai tidak ingat apa yang harus dilakukan.

“Tentu saja, kamu tidak mau juga tidak apa, kamu tetap terlihat cantik. Tapi seorang wanita cantik kalau terlihat rapi, akan lebih bagus,” tambah Yulianto Hua.

Aku tidak mempedulikannya, mulai bersih-bersih diri.

Ini adalah restoran China spesialis masakan Sichuan. Ini adalah masakan favoritku, ada banyak hidangan yang sangat aku sukai dari masakan Sichuan.

Makan dengan Yulianto Hua, ikan selalu harus ada. Dan tahu favoritku juga harus ada. Begitu hidangannya muncul, aku mendapati ada banyak tahu yang dibuat dengan berbagai cara.

Aku memandang Yulianto Hua yang duduk di hadapanku, mulai sedikit bingung. Hatiku berpikir jika waktu yang tidak menyenangkan itu tidak ada, betapa baiknya itu?

“Apa perutmu masih sakit? Sebenarnya kamu datang ke Kota F untuk apa?” Yulianto Hua memberiku sepotong tahu dan mulai mencari tahu tentang jadwal perjalananku lagi.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu