Nikah Tanpa Cinta - Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
Aku kembali dikejutkan oleh Yulianto Hua lagi, dan dia bahkan tidak marah, ini adalah hal yang sangat aneh.
“CEO Yao benar-benar orang yang sangat baik hati. Jangan khawatir, aku tidak akan menyakitimu.” Kata Yulianto Hua dengan ringan.
Sebelum aku dapat menjawaban, tiba-tiba telepon berdering dan itu adalah panggilan dari Julian Tsu.
Orang yang menelepon berkata : "CEO Yao, aku mendengar kalau CEO Hua datang ke sini secara langsung. Jika boleh, aku ingin mengundangnya makan malam."
Aku berkata: "CEO Hua berkata, dia juga ingin mentraktir kamu makan, terima kasih atas dukunganmu."
Julian Tsu berkata: "Sejak aku datang ke Kota Y, aku berusaha melakukan yang, aku sudah mengatur tempat itu. Ini murni adalah untuk pertemuan pribadi. Semoga CEO Hua bisa menghargainya."
Aku melihat ke arah Yulianto Hua, dan dia mengangguk sedikit, mengisyaratkanku untuk menyetujui.
Kemudian, kami berada di vila pribadi Julian TSu dan menghadiri makan malam yang disiapkan Julian Tsu khusus untuk kami.
Di antara tamu yang hadir hanya ada aku dan Yulianto Hua, dan Julian Tsu tidak mengundang tamu lain selain kami.
Hidangannya enak, tapi tidak banyak, dan tidak mewah. Dua di antaranya yang paling tidak asing adalah tahu rebus dan lainnya adalah ikan kukus.
Ini adalah makanan favoritku dan Yulianto Hua.
Julian Tsu benar-benar orang yang perhatian, dia bahkan mencari tahu tentang informasi pribadi semacam itu.
"Aku mendengar bahwa CEO Hua Kota Y, dan aku segera memerintahkan memberi bawahanku untuk mencari ikan segar. Mereka mampu menjalankan perintah dengan baik. Mereka menangkap ikan ini di sungai di pedesaan, kurang dari 500 meter dari sumber sungai, jadi kualitas air sama sekali tidak ada polusi. Silakan mencicipinya. "
Yulianto Hua mengangguk sedikit, "Terima kasih Tuan Su atas kebaikanmu. Aku sangat tersanjung. Melihat dari warnanya saja aku sudah tahu kalau itu adalah ikan yang sulit ditangkap. Ini adalah ikan langka yang bagus. Aku jadi memiliki selera makan hari ini."
Yulianto Hua adalah seorang ahli pemakan ikan. Jika ada ikan yang dipujinya, itu tentu yang terbaik. Membuatku tidak sabar ingin mencicipi ikannya.
"Jangan sungkan, merupakan suatu kehormatan bagiku jika CEO Hua menyukainya. Wine apa yang ingin kita minum? Wine putih atau Wine merah?" tanya Julian Tsu.
“CEO Tsu terlalu sungkan. Apapun yang kamu persiapkan, itu saja yang kita minum.” Kata Yulianto Hua.
"Aku sudah menyiapkan sedikit, ingin melihat apa yang ingin kalian pilih."
"Dia tidak minum. Mari kita minum segelas wine putih saja. Ikan ini terlalu enak, dan anggur putih adalah yang paling cocok," kata Yulianto Hua.
Dia tidak mengizinkanku minum, jadi tentu saja saya tidak berani mengatakan bahwa saya ingin minum juga.
Aku pertama kali mencicipi sepotong tahu yangku suka. Rasanya sangat enak. Kemudian au mencicipi sepotong ikan, tapi aku tidak bisa merasakan apa yang enak. tetapi sangat segar, tapi tidak seperti yang dikatakan Yulianto Hua enak sekali.
“Julian Tsu, terima kasih atas perhatian dan dukungannya kepada istriku. Kami tidak akan membicarakan masalah pekerjaan hari ini. Aku merasa terhormat menjadi bisa temanmu.” Kata Yulianto Hua sambil bersulang.
"CEO Hua jangan terlalu sungkan. Sebenarnya, aku dan Nona Yao sangat dekat satu sama lain. Ada semacan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. CEO Hua, tolong jangan salah paham atas perasaan yang aku katakan barusan ..."
Yulianto Hua menyela, "Aku mengerti Nona Su adalah orang yang murah hati, dan aku mengerti segalanya.Ayo bersulang, terima kasih atas dukungannya."
Sepertinya ini pertama kalinya dia memanggilku dengan nama panggilan terdengar sedikit tidak nyaman. Aku mengangkat cangkir minuman dan berkata, "Terima kasih, CEO Tsu atas perhatianmu."
Yulianto Hua berperilaku sangat baik hari ini, tidak sedingin biasanya.
Meski tidak berbicara tentang pekerjaan, keduanya masih banyak membahas tentang topik ekonomi, mereka berdua tsmpsk saling menghargai dan suasana menjadi lebih harmonis.
Saat kami mengobrol, seorang pelayan datang dan memberi tahu Julian Tsu kalau Nenek Gao sakit, dan dia menelepon untuk menyuruhnya datang besok.
Su Wenbei tampak sangat sedih, dan dengan cepat bertanya apakah masalahnya serius?
Orang tersebut berkata itu tidak terlalu serius. Yang lain telah mengunjungi malam ini, dan membiarkan Su Wenbei pergi lagi besok, jika tidak orang-orang akan ribut dan akan mengganggu orang tua.
Julian Tsu berkata kalau dia sudah mengerti, dan dia akan pergi ke sana besok.
Usai berbicara, Julian Tsu menjelaskan sedikit dengan nada meminta maaf, "Seorang perawan tua di keluarga kami yang telah bekerja puluhan tahun di Keluarga Tsu, kami sakit dan tidak berdaya. Akhirnya kami merawatnya saat dia tua, tetapi dia lebih suka tinggal di pedesaan. Baru-baru ini aku mendengar kalau kondisi kesehatannya tidak begitu baik. Ayahku menyuruhku pergi dan melihat-lihat. "
Keluarga Tsu sangat mementingkan lansia, dan aku sangat mengaguminya.
Setelah mengobrol sebentar, hidangan hampir habis, Yulianto Hua dan aku berterima kasih pada Julian Tsu atas keramahannya.
Begitu aku turun dari mobil, Melvin menelepon dan berkata dengan suara menangis bahwa dia merindukanku dan bertanya kapan aku pulang.
Yulianto Hua menyela dari telepon dan berkata bahwa dia akan membawaku pulang besok, dan dia bisa bertemu denganku besok.
Melvin otomatis merasa senang, mengatakan bahwa dia akan menunggu kami pulang besok.
Setelah menutup telepon, Aku bertanya pada Yulianto Hua, "Bisnis belum selesai bisakah besok pulang?"
“Kenapa, masih ketagihan ingin tinggal di sini? Besok pagi aku ada rapat penting, jadi aku akan berangkat besok sebelum matahari terbit. Kamu bisa menangani masalah yang ada di sini dan bisa kembali besok siang. Lusa adalah akhir pekan, apakah kamu tidak ingin tinggal di rumah bersama anak-anak pada akhir pekan? Kapan kamu menjadi begitu mementingkan pekerjaan, apakah kamu tidak ingin keluargamu lagi? "
"Apa yang kamu katakan itu salah. Aku tidak ingin berada di posisi setinggi itu. Tapi sekarang aku berada diposisi ini, aku harus bekerja dengan baik. Banyak orang yang memperhatikanku. Jika aku tidak bekerja dengan baik, itu tidak hanya akan mempengaruhi diriku sendiri. Tapi juga akan mempengaruhi ketua dan kamu. Jadi aku harus membuat beberapa prestasi. Tentu saja aku merindukan ruman, ada anak ku sendiri, mungkinkah aku memikirkannya? "
"Baiklah, aku tahu kamu ingin menunjukkan prestasimu, dan kemudian menjadi lebih mandiri, jadi kamu tidak perlu mengandalku ke depannya. Aku bisa melihat."
"Aku tidak khawatir jika kamu bisa melihatnya atau tidak, karena aku memang punya pemikiran seperti ini. Meskipun kita adalah suami-istri, tapi kamu tidak menyayangiku sebagai istri. Jadi jika aku ingin mandiri, itu adalah hal yang wajar."
Yulianto Hua tidak berbicara, tidak tahu apakah dia setuju atau tidak atas perkataanku.
Setelah mandi aku berusah tidur tetaoi tidak bisa tidur. Aku mengenakan pakaianku dengan baik dan keluar melihat Yulianto Hua berdiri sendirian di halaman.
Postur dan punggung posisinya hampir persis sama dengan yang aku lihat di mimpi buruk saya, dan aku tiba-tiba menjadi tegang.
Dia berbalik aku menjerit ketakutan dan memejamkan mata.
Aku takut ketika dia berbalik, akan ada darah di matanya seperti yang aku lihat dalam mimpi saya.
“Ada apa denganmu?” Tanya Yulianto Hua lirih.
Aku menutup mataku, takut menatapnya, "Kamu baik-baik saja?"
"Apa yang akan terjadi padaku? Hanya saja rumah ini agak pengap dan aku tidak bisa tidur. Aku baru saja keluar untuk mencari udara segar. Ada apa denganmu?"
Akhirnya aku lega, melepaskan tanganku, dan membuka mataku.
Di bawah lampu jalan, Yulianto Hua memiliki wajah yang lembut dan mata cerah , tidak menakutkan seperti yang kubayangkan.
Aku melompat dan memeluknya.
Dia tiba-tiba memelukku kembali, "Tidak apa-apa, jangan takut. Ini hanya mimpi, bukan kenyataan."
Dia sangat pintar, menebak bahwa alasan mengapa aku sangat takut adalah karena mengingat mimpinya.
“Ayo kembali ke rumah dan tidur. Tidurlah di kamarku dan kamu tidak akan takut.” Yulianto Hua membungkuk, menggendongku dan berjalan ke dalam rumah.
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Yang Tak Biasa
WennieLove at First Sight
Laura VanessaCinta Tak Biasa
SusantiThe Great Guy
Vivi HuangEverything i know about love
Shinta CharityBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng