Nikah Tanpa Cinta - Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi

Setelah sarapan, Yulianto Hua menatapku, "Mana kopermu?"

Aku balik bertanya padanya, "Apa maksudmu?"

“Bukankah kamu Kembali ke Shanghai? Kemarin kamu setuju, selama aku menyanyikan lagu, kamu akan kembali Shanghai denganku. Kenapa kata-katamu tidak bisa dipercaya? ”Yulianto Hua justru kembali mengungkit topik itu.

"Kemarin aku sudah bilang, ada hal yang sangat penting yang harus aku urus, jadi aku tidak bisa kembali ke Shanghai denganmu. Jangan ribut lagi, kamu naik pesawat atau kereta? Jika menunda lagi, kamu akan terlambat. "

“Bagaimana kata-katamu tidak bisa pegang begini, jika kamu tidak pergi, aku juga tidak pergi.”Tiba-tiba Yulianto Hua berkata begini.

"Apa maksudnya kamu juga tidak pergi?"

“Jika kamu tidak kembali ke Shanghai, maka aku juga tidak akan kembali.” Kata Yulianto Hua duduk lagi.

"Kamu ini sedang apa? Kamu marah? Kamu ini Pimpinan Perusahaan, kamu punya banyak tugas yang sedang menunggu kamu untuk diatasi. Lalu kamu bilang tidak kembali? Jika tidak kembali, dan menetap di Kota Y, apa yang kamu lakukan? ”Aku juga merasa kesal.

“Aku tidak peduli, jika kamu tidak kembali, jika kamu tinggal di Kota Y untuk waktu yang lama dan tidak pulang, itu membuatku tidak aman, jadi aku akan di sini menunggumu pulang.” Kata Yulianto Hua yang terdengar konyol.

"Jadi, apakah kamu sedang merajuk? Sikapmu ini tidak sebanding dengan posisimu! Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?"

“Aku tidak peduli, kamu tidak kembali ke Shanghai denganku, aku juga tidak kembali.” Yulianto Hua bersandar di kursinya, menutup matanya, dan terlihat seperti kekanak-kanakan.

Aku benar-benar kesal, apakah ada cara seperti ini? Pria yang masih memaksakan kehendak seperti ini, sangat kekanak-kanakan.

"Baiklah, silahkan tidak pulang, kamu di sini saja, jangan pulang. Aku pergi."

Sekarang Yulianto Hua yang merasa cemas, "Kamu mau kemana?"

"Aku mau bekerja, kamu di sini saja, aku pergi."

Mata Yulianto Hua melebar, "Kamu tidak peduli padaku?"

“Kamu bukan anak kecil, untuk apa peduli padamu? Bukankah kamu tidak mau kembali ke Shanghai, kalua begitu jangan kembali, di sini saja, aku akan meminta seseorang untuk membawakanmu makanan. " Aku mengambil tasku dan pergi.

Kali ini Yulianto Hua merasa tidak tenang. "Ivory Yao, apakah kamu benar-benar tidak mau kembali ke Shanghai? Apa ada seseorang di Kota Y, jadi kamu bertekad untuk tinggal di sini dan tidak mau kembali?"

"Jangan omong kosong, sekarang keadaan kakak kedua sedang tidak baik, aku di sini untuk membantunya, aku akan mengurus masalah yang ada, habis itu aku akan kembali."

“Kalau begitu kapan bisa selesai?” Tanya Yulianto Hua.

"Sulit mengatakannya, aku bisa mengusahakan secepat mungkin. Jangan buat masalah lagi, cepat pergi."

Yulianto Hua hanya berdiri, dia terlihat enggan. "Baiklah, cepatlah kembali ke Shanghai dan cari aku."

……

Aku mengantar Yulianto Hua ke bandara, dan ketika bergegas kembali, aku menerima telepon dari kakak kedua. Dia meminta aku pergi ke vila untuk menjemputnya, dan kemudian Bersama-sama pergi ke perusahaan.

Kakak kedua punya mobil sendiri, dia memintaku menjemputnya, seharusnya ada masalah yang ingin dia diskusikan denganku.

Ketika aku sampai di depan pintu vila, dia sudah menunggu di luar. Dia tidak memakai jas kerja, tapi memakai pakaian olah raga, dan sepertinya dia tidak akan pergi ke perusahaan.

Kemudian kakak kedua memberi tahu aku bahwa dia telah mengundang beberapa temannya untuk bermain golf dan meminta aku untuk mengantarnya ke lapangan golf.

“Kakak kedua, apa Kakak Aulex sangat memaksamu pergi, apakah kamu benar-benar tidak menyiapkan perlawanan sama sekali?” Aku tidak bisa menahan diri, akhirnya menanyakan ini.

“Adikku, hari ini aku meneleponmu, untuk membicarakan hal ini padamu.” Kata kakak kedua dengan tenang.

"Kakak kedua katakan saja."

"Meskipun kakak membuatku menderita, tapi itu karena dia berpikir jika aku mengancam posisinya, dia hanya merasa tidak aman, dia tidak membahayakan nyawaku, kan? Jadi kakak pertama bukan lawan yang sebenarnya, lawan yang paling mengerikan adalah orang yang meracuni aku. Orang yang benar-benar jahat. "

Aku merasa sedikit tidak setuju *, "Bagaimana kakak kedua tahu bahwa yang meracuni kamu bukan Aulex Tsu?"

Kakak kedua menggelengkan kepalanya, “Pasti bukan dia, kalau itu dia, maka dia harus tahu kondisiku. Dia pasti akan melakukan sesuatu padaku, jadi dia akan bertindak di saat kondisiku memburuk, kenapa harus menunggu sampai keadaaanku membaik baru dia mau berbuat sesuatu padaku? Dan semua hal yang dia lakukan, hanyalah agar aku meninggalkan posisi sebagai CEO. Agar memberinya kesempatan untuk lebih menonjol. Bukankah begitu? "

"Baiklah, meski begitu, apa kesimpulan kakak kedua?"

"Ada seseorang yang ingin melihat aku dan kakakku saling melawan, lalu mengambil keuntungan. Jika masalahnya seperti ini, aku dan kakak laki-lakiku tidak bisa terus saling bersaing. Jika tidak, orang itu yang akan menang."

Ternyata Kakak kedua memiliki pemikiran seperti itu, aku tidak memikirkan sampai sini.

"Lalu siapa orang yang ada di balik semua ini? Kakak kedua seharusnya sudah memperkirakan bukan?"

Kakak kedua menggelengkan kepalanya, "Sulit dikatakan. Ada beberapa hal yang tidak mempunyai bukti, tidak bisa asal menebak. Tapi adik, masalah Keluarga Tsu, jauh lebih rumit dari yang kamu bayangkan. Kakak mengelak soal ini, biar saja begitu. Aku tidak akan menganggapnya sebagai musuh. "

"Kalau begitu sekarang Bibi Jiang bersiap membantu kamu mengambil hak dan mengembalikan posisi mu di Perusahaan, apa tanggapanmu? Atau biarkan Aulex Tsu yang melakukannya?"

“Bibi Jiang bersikap seperti ini, aku juga terkejut. Aku berpikir, bahwa mungkin kamu melakukan sesuatu, jika tidak, Bibi Jiang tidak mungkin membantu aku."

“Aku tidak melakukan apa-apa,” kataku dengan rasa bersalah.

Kakak kedua tersenyum, “Adik, meski kamu pintar, tapi aku tidak bodoh, dan aku lebih tahu soal Keluarga Tsu. Tiba-tiba Bibi Jiang membantuku, pasti kakak pertama melakukan sesuatu yang membuat dia marah. Dan semua ini, seharusnya kamu yang memprovokasinya. Benar tidak? "

"Baiklah, kakak kedua, jangan bicarakan ini lagi, katakan saja langsung, selanjutnya apa yang harus aku lakukan?"

“Jangan terlalu menyerang kakak pertama, nyasar kakak tertuamu dan memperparah konflik antara aku dan dia. Lihat saja perkembangannya. Dua hari ini juga kamu jangan pergi ke perusahaan, jika kakak pertama meminta kamu melakukan sesuatu, katakan saja kamu sakit, ingin istirahat di rumah. Tentu kamu jangan bersamaku, atau kakak pertama berkata bahwa kita berdua berencana melawannya lagi. "

"Kakak kedua, jika kamu mengatakannya dari awal, aku akan..."

Awalnya aku ingin berkata, 'Jika dari awal kamu bilang, aku akan kembali Shanghai bersama Yulianto Hua, tetapi aku merasa sedikit malu untuk mengatakannya, jadi aku tahan.

"Jika aku bilang, kamu akan pulang dengannya? Tidak bisa, kamu tidak bisa kembali ke Shanghai, jika kamu kembali ke Shanghai, maka kakak pertama akan tahu kamu tidak sakit.” Ternyata tiba-tiba Kakak kedua bisa menebak apa yang aku pikirkan, membuat wajahku memerah dan merasa sedikit malu.

"Kakak kedua, bukan maksudku begitu. Maksudku adalah, jika kamu mengatakannya lebih awal, aku tidak perlu bangun pagi, aku bisa tidur malas-malasan. Benar juga, Kakak kedua, aku dengar ada system pension untuk pembantu Keluarga Tsu, dan setelah bekerja di Keluarga Tsu untuk periode tertentu, mereka akan pension, kemudian Keluarga Tsu akan mengatur pekerjaan baru, apa ada hal seperti ini? "

Kakak kedua mengangguk, “Iya. Sebenarnya pensiun itu hanya alas an saja. Alasan utamanya adalah para pelayan yang sudah lama bekerja, sudah mulai tidak cekatan bekerja lagi, jadi aku mengganti pekerjaan mereka. Mereka sudah bekerja lama di Keluarga Tsu, dan berpikir bahwa aku Tuan mereka, dan mereka sudah akrab denganku, banyak hal yang tidak mau dilakukan. Jadi seharusnya kamu mengerti soal ini. "

Aku mengangguk dan menunjukkan jika aku mengeti maksudnya, “ Aku dengar para pelayan akan pensiun dan bekerja di pabrik sepatu? Pabrik sepatu apa itu? Aku ingin pergi melihatnya."

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu