Nikah Tanpa Cinta - Bab 105 Tidak Ada Kharisma
Meskipun dalam hati ibu-ibu belum tentu sudi, tapi mereka juga ikut bertepuk tangan. Karena masalah ini, hanya aku yang bisa melakukannya. Mereka tidak ada yang bisa melakukan.
Aku juga tidak menyangka aku bisa melakukannya. Jadi hatiku memang diam-diam merasa senang, merasa menang.
Tim ibu-ibu sangat iri padaku, malah tim ayah-ayah yang mulai kagum padaku, bahkan ada pria yang inisiatif meminta kartu namaku, bertanya padaku bekerja apa, kenapa memiliki ingatan yang begitu baik.
Aku hanya bicara santai dengan salah satu dari pria di sana, Yulianto Hua ikut ke sana. Setelah sang pria pergi, dia segera memberi peringatan padaku, jangan sembarangan bicara dengan pria-pria di sini. Dia tidak suka aku mengobrol dengan pria lain.
Yulianto Hua benar-benar sangat lucu. Setiap hari Yulianto Hua bermesraan dengan Crystal Lin, sama sekali tidak mempedulikan perasaanku. Aku sekarang hanya mengobrol biasa dengan orang lain, kenapa dia tidak suka?
"Aku tidak suka hal yang kamu lakukan, apa kamu akan lakukan?" aku bertanya ringan padanya.
"Jangan ungkit ini denganku."
"Hal yang kamu lakukan, selalu tidak pedulikan aku suka atau tidak suka. Saat aku melakukan, malah harus bertanya kamu suka atau tidak? Ditambah lagi, aku juga tidak ada apa-apa dengan orang lain, hanya bicara santai saja, kenalan saja, kenapa kamu mengaturku?"
"Kamu tidak perlu kenalan dengan mereka. Cukup kenal aku saja. Kalau ada masalah apapun, aku yang akan selesaikan, kamu tidak perlu koneksi mereka." Yulianto Hua berkata dengan tegas.
Mengenai perkataan ini, aku tidak mampu berkata apa-apa.
Ada masalah apa yang dia bantu aku selesaikan? Kalau begitu dia bermesraan dengan wanita lain, dan diam-diam melukaiku, bagaimana dia membantuku menyelesaikannya? Saat dia melukaiku, bagaimana aku menyelesaikannya?
Selanjutnya masih ada acara apa lagi, kali ini benar-benar adalah acara orang tua dan anak. Misi yang harus dilakukan oleh orang tua dan anak, lalu dalam prosesnya juga akan berlomba. Lebih detail lagi, anak membawa satu balon, meletakkannya di antara kepala ayah dan ibu, lalu dua orang menjepit balon itu, berjalan satu tempat, anak berlari ke tempat penyimpanan balon. Dalam waktu yang ditentukan lihat keluarga mana yang mengantar balon paling banyak, maka keluarga itulah yang akan menang, mendapat julukan keluarga yang paling memiliki kerjasama.
Masalah ini kelihatannya sangat sederhana, tapi sebenarnya tidak mudah juga. Pertama balon ringan, juga licin, mudah jatuh. Kepala pria dan wanita harus memiliki kekuatan yang pas, baru bisa menjepit balon, membuat balon itu tidak jatuh. Tapi tidak boleh terlalu kuat juga, kalau tidak maka akan pecah. Lalu dalam proses pengantarannya, langkah kaki harus seirama, kalau tidak sama juga tidak bisa.
Tinggi tubuh Yulianto Hua yang 185 cm ke atas, sedangkan aku 163 cm. Perbedaan tinggi badan ini, pada dasarnya juga menambah kesulitan. Aku tidak bisa berjinjit untuk menyesuaikan tinggi badan Yulianto Hua, karena terlalu sulit. Hanya bisa dia saja yang membungkukkan badan untuk menyesuaikan tinggi badanku.
"Sini, kita coba dulu. Saat kita menjepit balon paling stabil, berapa jarak di antara tubuh kita. Kita nanti sesuaikan, pasti tidak akan dengan mudahnya jatuh. Dan juga kekuatan, aku hanya menundukkan kepala, tidak mengerahkan tenaga, kamu yang bertugas mengontrol tenaga, daripada kita bersamaan mengerahkan tenaga, jadi semakin sulit." Yulianto Hua mengaturnya untukku.
Pengaturan yang dia katakan sangatlah masuk akal, jadi kita pun mencoba mengikuti perkataannya.
Hasilnya setelah lomba selesai, kita mendapatkan jurara satu. Kali ini sangat hebat, Melvin semakin senang, seperti mendapat juara satu olimpiade saja.
Selanjutnya adalah sesi interaksi antar keluarga. Pada akhirnya, pihak sekolah mengundang para orang tua untuk makan bersama.
Kedengarannya sangat jarang mendengar pihak sekolah mengundang orang tua makan, tapi dari sisi lain, inilah yang mempertunjukkan bedanya sekolah swasta dengan sekolah biasanya. Semua orang tua di sini setiap tahun membayar uang sekolah yang mahal, bisa dibilang adalah pelanggan mereka, jadi mengundang pelanggan makan, benar-benar sangatlah wajar.
Setelah makan, acara pun berakhir sempurna. Setiap orang tua mendapatkan satu barang kenang-kenangan.
Tapi Yulianto Hua malah tidak mempunyai maksud untuk pulang ke rumah dan perusahaan, melainkan langsung membawa ibu dan anak itu pergi ke taman bermain.
Melvin tentu sangat senang. Aku dan Yulianto Hua sangat jarang mempunyai waktu untuk menemaninya. Benar-benar sangat jarang ada waktu satu keluarga seperti ini.
Aku suka perasaan seperti ini karena aku selalu paling kurang perasaan. Tapi setiap kali sangat senang, aku juga akan sedih. Karena hal yang semakin indah, akan semakin singkat. Hati Yulianto Hua mempunyai orang yang lebih penting. Yulianto Hua bisa pergi kapanpun yang dia mau dan yang Yulianto Hua inginkan hanya anak saja.
Setelah lelah bermain, kita makan dan istirahat di restoran taman kanak-kanak terdekat. Melvin sangat bersemangat, lanjut bermain, sedangkan aku dan Yulianto Hua duduk di samping jendela dan minum jus.
Wajah dan kharisma Yulianto Hua setelah sampai dimanapun akan menjadi pusat perhatian. Itu yang pasti.
Aku duduk di seberangnya, selalu dapat merasakan tatapan iri dari para wanita.
Tatapan Yulianto Hua selalu tertuju pada tubuh Melvin yang sedang bermain di kejauhan. Aku duduk di seberangnya, dan dia rata-rata tidak melihatku.
Seperti yang dia katakan, statusku yang paling penting adalah ibu kandung Melvin. Kalau aku meninggalkan status ini, maka menjadi tidak terlalu berarti lagi. Atau mungkin sama sekali tidak berarti.
"Kenapa kamu terus menatapku, tidak pernah melihat pria tampan?" Yulianto Hua bertanya dingin.
Aku segera menolehkan pandangan. Aku mengakui beberapa menit sebelumnya, aku memang menatapnya, tapi memangnya apa tidak boleh lihat? Bukankah sangat wajar melihat sebentar?
"Kamu tidak melihatku, bagaimana kamu bisa tahu aku sedang melihatmu? Pria tampan tidak lihat, tapi orang yang narsis malah bertemu banyak." aku membalas dengan pelan.
"Narsis juga harus memiliki kualifikasi untuk geer. Aku memang mempunyai kualifikasi ini, jadi aku narsis sedikit juga sangat wajar."
Aku langsung tertawa.
"Aku tahu kalian para wanita suka melihat pria tampan. Aku juga bukannya tidak mau membiarkanmu lihat. Hanya saja aku khawatir kamu melihat terlalu banyak, akan mencintaiku. Sampai nanti gawat sudah." Yulianto Hua juga berkata dengan pelan.
"Tuan Hua, narsis juga harus tahu batasannya. Perkataan khawatir orang lain mencintaimu, kamu tidak malu, malah aku yang malu." aku menyindir.
"Jadi maksudmu, kamu tidak akan mencintaiku?" Yulianto Hua bertanya dengan wajah serius.
Sebenarnya hatiku sempat terkejut, tapi aku berusaha tenang, "Tentu saja tidak akan."
Yulianto Hua meletakkan minuman, membenarkan posisi kakinya, lalu menatapku dengan pandangan bermain, "Kenapa tidak akan? Apakah aku kurang tampan? Atau kurang berkharisma?"
Hatiku ada satu jawaban. Sebenarnya aku ingin mengatakan, semua ini bukan jawabannya, karena kamu memiliki orang lain di hatimu, jadi aku tidak bisa mencintaimu.
Tapi aku tentu saja tidak bisa mengatakan jawaban seperti ini, karena kalau dikatakan akan terlalu memalukan.
"Tidak karena apa-apa. Seperti mencintai orang tidak memerlukan alasan, tidak mencintai seseorang, juga tidak perlu alasan. Bukankah seperti ini?" aku balik bertanya.
Yulianto Hua seperti mengerti dan mengangguk, "Masuk akal, tapi juga aneh. Hari-hari mulai dekat, apa kamu sudah memikirkan bagaimana misi menerobos penjualan?"
Aku baru saja mau mengungkit masalah ini dengan Yulianto Hua, semakin bagus kalau Yulianto Hua yang inisiatif mengungkitnya sekarang.
"Sudah." aku menjawab dengan yakin.
Mata Yulianto Hua memancarkan cahaya dan sedikit terkejut, "Benarkah? Bersiap bagaimana melakukannya?"
"Penjualan kita di Shanghai sudah terlalu banyak, mau seberusaha sekuat apapun juga sangat sulit untuk menerobos target. Jadi aku ingin memulai proyek baru di Kota Y."
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaEverything i know about love
Shinta CharityMy Only One
Alice SongYama's Wife
ClarkRahasia Istriku
MahardikaInventing A Millionaire
EdisonGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng