Nikah Tanpa Cinta - Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku

Aku tidak meneleponnya kembali.

Aku telah mengingat apa yang dia minta untuk kukatakan kepada Erika. Sehingga tidak perlu bertele-tele lagi dengannya. Aku hanya ingin dia mengatakannya saja.

Yulianto sangat yakin bahwa hal ini akan terjadi. Benar saja, pada siang hari, Erika menelepon.

Erika berkata bahwa karena ada sesuatu yang ingin dilakukan, dia pun melewati daerah Venture Park, kemudian dia tiba-tiba teringat bahwa Lanhai Technology ada di Venture Park. Sehingga dia ingin datang untuk melihat-lihat, lalu bertanya apakah aku dapat mengajaknya berkeliling.

Tentu saja, dia tidak dengan kebetulan lewat. Dia datang dengan sengaja, itu tampak sungguh jelas.

Lagipula aku juga tetap ingin bertemuinya, jadi aku menyetujuinya, lalu bertanya di mana dia berada, kemudian pergi menjemputnya.

Dia berkata bahwa dia berada di gerbang Venture Park, lalu aku berkata aku akan segera ke sana.

Ketika aku sampai di pintu gerbang, aku melihat mobil Audi hitam. Aku berhenti, lalu jendela mobil itu pun terbuka. Itu adalah Erika dan sopirnya.

Aku mengantar Erika masuk ke dalam Lanhai Technology, berkeliling, lalu masuk ke dalam kantorku, kemudian aku menuangkan segelas air untuknya.

“Perusahaan ini sangat bagus. Stafnya juga masih sangat muda, sungguh berjiwa muda. Aku telah membuat keputusan yang tepat untuk menyuruh Daniel membeli perusahaan ini," Erika memulai percakapan.

Pada awalnya, memang Daniel lah yang melakukan akuisisi atas Lanhai Technology, namun aku tidak tahu apakah itu diusulkan oleh Erika.

Dengan mengatakan hal ini, aku tahu bahwa dia hanya ingin menunjukkan bahwa perusahaan ini seharusnya berada di dalam kekuasaan Hua's Inter Company.

"Bibi Feng, kami tidak dapat mengubahnya. Aku sudah memberi tahu Yulianto tentang masalah itu. Keputusannya tidak berubah, dia tetap menolak untuk melepaskan Lanhai Technology."

Dalam sejenak, wajah Erika tampak masam, "Dia benar-benar keras kepala. Bukankah aku mengatakan bahwa dia dapat mengatakan apa yang dia inginkan?"

"Dia tidak membuat persyaratan apa pun. Dia telah memiliki kesepakatan dengan Nanhe Corporation di Kota Y untuk mengumpulkan 3 miliar yuan, membangun Lanhai Technology bersama-sama. Jadi bahkan jika saat ini Yulianto setuju untuk melepaskan Lanhai Technology, tapi pihak lain pasti tidak akan menyetujuinya."

Wajah Erika tampak semakin masam.

"Apakah tidak ada cara lain? Jadi apakah Yulianto bersedia untuk menggabungkan Lanhai Technology dengan orang lain, tapi tidak dengan perusahaan nya sendiri? Mengapa dia dapat membantu orang lain, tapi tdak dfengan keluarganya sendiri?" dengan penuh emosi Erika bangkit berdiri.

"Sebenarnya, aku mendukung Bibi Feng. Jadi aku sendiri pun telah memikirkan caranya, tapi aku belum memberi tahu Yulianto. Aku tidak tahu apakah dia akan setuju atau tidak," kataku dengan ragu-ragu.

Erika dengan sedikit emosi berkata, "Kalau begitu, cepat katakanlah padaku apa rencanamu itu?"

"Aku mengenal Klan dari Kota Y yang bernama Julian secara pribadi. Seharusnya Bibi Feng juga sudah mengetahui hal ini bukan?"

Erika mengangguk, "Aku pernah mendengarnya. Jadi maksudmu kamu bisa menyiasatinya?"

"Ini hanya angan-anganku saja, tapi aku tidak tahu bagaimana dengan Julian dan Yulianto."

"Cepat katakanlah padaku," dengan terbburu-buru Erika berkata.

"Aku dapat membujuk Julian untuk berhenti berinvestasi di Lanhai Technology, tapi ini akan melanggar perjanjian. Bahkan jika berkata bahwa ada konflik, tentu harus ada alasannya bukan?"

“Alasan macam apa lagi yang kamu inginkan? Bukankah sudah cukup jika mengatakan bahwa Lanhai Technology akan diintegrasikan ke dalam sistem Hua's Inter Company?” ucap Erika.

"Tetapi jika Hua's Inter Company tidak membayar satu yuan pun dari usaha dan kerja keras kami agar ada perusahaan yang bergabung, maka tentu akan sulit untuk menjelaskannya kepada Julian bukan? Selain itu, Yulianto bukanlah orang bodoh."

Kali ini Erika tampak mengerti setelah mendengar beberapa petunjuk dariku, "Kalau begitu, berapa harga yang harus kami bayar? Katakanlah dengan jelas."

Aku berpura-pura mengatakannya dengan ragu-ragu, "Lupakanlah, aku masih belum bisa mengatakannya. Lagipula ini semua adalah gagasanku sendiri. Apa yang aku katakan ini, belum tentu akan disetujui olehmu, Yulianto juga belum tentu akan setuju, dan Julian juga mungkin tidak akan menyetujuinya."

"Kalau begitu, katakanlah saja," Erika dengan terburu-buru berkata.

"Jika kamu ingin Yulianto menyerahkan Lanhai Technology, maka kamu harus menukarnya dengan saham Hua's Inter Company. Dengan begitu, kami akan memiliki penjelasan kepada Keluarga Tsu," Setelah melewati begitu banyak permainan, akhirnya aku dapat memberitahu inti dari permainan ini.

Erika tidak berkata apa-apa, akhirnya pembiacaraan ini sampai pada topik yang paling sensitif.

Seharusnya dia tidak akan mengira bahwa kami akan mengajukan persyaratan seperti ini. Dia tampak sama sekali tidak mengetahuinya.

Sepertinya dilihat-lihat aku tidak boleh terburu-buru, aku pun berkata sambil tersenyum.

"Bibi Feng, kamu tidak perlu merasa keberatan. Aku belum menyelesaikan kata-kata ku ini. Ini hanya angan-anganku saja. Aku tahu kalau kalian tidak akan menyetujuinya."

“Jadi Yulianto sudah lama ingin menambah kepemilikannya di dalam Hua's Inter Company ? Tapi bagaimana caranya,? Siapa yang akan melepaskannya?” Tanya Erika.

"Aku tidak tahu. Terlebih lagi, ini bukan ide Yulianto, tapi adalah rencanaku sendiri. Sehingga masih belum diketahui apakah dia akan menyetujunya atau tidak. Aku mengatakan hal ini karena Bibi Feng terlihat begitu terburu-buru. Kalau tidak bisa, maka keingnanmu itu tidak mungkin dapat terealisasi."

Erika Feng mencibir, "Kalian berdua adalah suami istri yang benar-benar sangat kooperatif. Aku tidak percaya apa dengan apa yang kamu katakan. Apakah kamu telah membicarakannya dengan Yulianto terlebih dahulu?"

"Ya atau tidak, itu tidak penting. Bibi Feng, dengan kamu mengatakan hal ini, maka semuanya menjadi jelas. Kalian akan hanya datang untuk mendapat sesuatu baik. Tetapi ketika kalian harus menanggung tanggung jawab, kalian menyerahkannya kepada aku dan Yulianto. Apakah di dunia ini kamu dapat seenaknya begitu saja? Jika menurut kamu syarat ini tidak mungkin untuk dilakukan. Kalau begitu, lupakanlah. Kami juga tidak bisa memaksakannya."

Kata-katanya itu sungguh jelas, aku tidak perlu mempermasalahkannya lagi. Sehingga aku pun menjawabnya dengan dingin.

"Aku mengerti. Aku tahu apa yang kamu maksud," Erika bangkit berdiri," Aku akan mendiskusikan persyaratanmu ini dengan Hendra. Hanya saja, jika menukar Lanhai Technology dengan saham Hua's Inter Company, berapa yang kalian inginkan?"

"Berdasarkan penilaian akan Lanhai Technology, maka kamu harus memberi imbalan yang adil."

"Oke, aku mengerti. Tunggulah kabar dariku," Erika bangkit berdiri dengan ekspresi yang rumit, lalu bersiap untuk pergi.

Aku mengantarnya menuju gerbang Venture Park, memperhatikan kepergiannya, lalu hendak menghubungi Yulianto.

Tetapi ponselku bergetar di dalam tas. Aku pun mengambilnya, lalu melihat ternyata ada panggilan masuk dari Crystal.

Aku mengangkatnya, tetapi tidak berkata apa-apa.

Aku selalu merasa tidak nyaman untuk menjawab panggilan telepon dari Crystal.

"Halo, Ivory, ini Crystal. Aku ingin menjelaskan kepada mu tentang kejadian tadi malam... " jelas Crystal.

"Aku sedang sibuk, tidak ada yang perlu kamu jelaskan, " aku berkata dengan dingin.

"Yulianto memintaku untuk menjelaskannya kepadamu."

Karena Yulianto yang memintanya, jadi aku pun ingin mendengar apa yang Yulianto suruh untuk dia katakan kepadaku.

"Kemarin malam aku sedang memiliki suasana hati yang buruk, jadi aku minum terlalu banyak. Kemudian Yulianto membantuku, hingga berkelahi. Aku sungguh sangat kesal akan hal ini. Kemudian, karena aku sangat mabuk, dia mengantarku ke rumah sakit, tetapi aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Sungguh, kamu harus percaya padanya. Dia tidak melakukan apa pun selain dari itu," ucap Crystal.

Aku tidak mengatakan sepatah-kata pun.

"Tolong percayalah padaku, jangan salah paham padanya. Bagiku, dia hanyalah masa laluku. Aku juga mendoakan agar keluargamu dapat hidup bahagia."

"Baiklah, aku mengerti," usai berkata, aku segera menutup telepon.

Sebenarnya, aku tidak terlalu peduli dengan sikap Crystal.

Tentu saja, dia ingin memiliki Yulianto. Dengan melakukan banyak trik, dia ingin membawa pergi Yulianto.

Jadi tidak peduli apa yang dia lakukan, aku tidak akan terkejut akan hal itu. Tetapi yang aku pedulikan adalah sikap Yulianto.

Setelah menutup panggilan telepon dari Crystal, aku berjalan masuk ke dalam kantor dengan memegang ponsel di tanganku. Setelah berjalan beberapa langkah, ponselku bergetar lagi, kali ini ada panggilan masuk dari Yulianto.

"Nona Lin mu itu telah meneleponku. Apakah ada lagi yang ingin kamu jelaskan kepadaku?" Aku berkata dengan nada kesal.

"Ivory, aku ingin membahas masalah pekerjaan denganmu. Jangan bicara omong kosong denganku."

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu