Nikah Tanpa Cinta - Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
Melvin mengabaikannya, hanya meneriaki Ayahnya itu.
Aku pun mengemudi dengan kecepatan tinggi. Setelah aku keluar dari jalan yang dipenuhi bar itu, aku pun memarkirkan mobil di pinggir jalan. Karena aku telah berhasil melarikan diri, maka aku harus segera meminta Alfred untuk membantu Yulianto.
Dua tinju sulit mengalahkan empat tangan, belum lagi ada lebih dari sepuluh orang di sana.
Aku sangat takut bahwa Yulianto sendiri bukanlah lawan mereka.
Michael mengulurkan tangannya, mengahalangi tanganku yang ingin menelepon, "Apakah kamu ingin menelepon Alfred? Aku sudah berbaik hati mengantarmu. Apakah kamu masih memikirkan Yulianto? Kamu benar-benar melukai hatiku, pikirkanlah anakmu itu, saat ini dia masih ada di belakang."
Ancaman dalam kata-katanya itu sangat jelas. Jika aku ingin membinta bala bantuan untuk membantu Yulianto, maka Michael akan segera berurusan dengan Melvin.
Aku menatapnya dengan dingin, dia pun tertawa, tidak merasa kesal, seolah tidak mempedulikan amaraku.
Aku pun tidak berani untuk mengambil tindakan lagi, jadi aku berpura-pura marah, lalu melemparkan ponselku kebelakang, "Baiklah, aku tidak akan meneleponnya."
Mobil terus melaju ke depan, tidak lama setelah itu, dengan tidak terduga terdengar suara lembut Melvin: "Paman Alfred, Ayah sedang bertengkar dengan banyak orang... dia bertengkar di Road Bar Street..."
Anakku ini memang tidak mengecewakanku, aku pun memujinya di dalam hati.
Michael dengan terkejut melihat ke belakang, lalu kemudian menatapku.
Aku pun segera berkata dengan cepat, "Kamu tentu tidak akan membuat bocak cilik merasa tidak nyaman bukan? Tentu tidak masalah jika seorang anak mengkhawatirkan ayah mereka bukan?"
Michael pun tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Baiklah, baiklah. Berapa umur anak ini? Dia begitu sangat pintar. Yulianto sungguh beruntung, dia memiliki istri dan anak yang begitu cakap!"
"Melvin, cepat minta maaflah kepada Paman Lu, lalu mintalah dia untuk menunjukkan belas kasihan," ucapku dengan cepat.
"Paman Lu, maafkanlah aku," ucap Melvin dengan cerdik.
"Tidak apa-apa. Melvin sangat pintar. Aku sangat menyukainya. Hahaha ..." Michael kembali memunculkan senyumannya.
Aku tidak mengerti arti dari senyumannya itu, aku hanya dapat merasa takut.
Setelah beberapa saat, kami semakin dekat dan lebih dekat dari Maple Garden. Michael pun memintaku untuk berhenti, lalu dia berkata dia akan turun dari mobil.
Dia ingin keluar dari mobil, tentu saja aku dengan senang hati mengijinkannya.
Aku pun berterimakasih kepadanya, dia pun menoleh ke kursi belakang, "Melvin, jadilah anak yang patuh. Kalau begitu, Paman Lu pergi dulu ya."
"Selamat tinggal Paman," ucap Melvin dengan sopan.
"Ya, selamat tinggal," Michael pun turun dari mobil, melambai padaku, lalu segera memangil taksi.
Aku segera meraih ponselku, lalu menghubungi Alfred. Dia mengatakan bahwa dia telah mengirim beberapa orang ke Road Bar Street, tetapi mereka tidak melihat sosok Yulianto. Disaat yang bersamaan dia juga sedang mencari informasi.
Sesampainya di rumah, Melvin menolak untuk tidur. Dia terus berteriak memanggil ayahnya, lalu bertanya mengapa Yulianto belum kembali juga. Dia bertanya apakah ada sesuatu yang terjadi?
Tadi Yulianto keluar dari mobil dengan tergesa-gesa, teleponnya pun tertinggal di dalam mobil. Sehingga aku tidak bisa menghubunginya.
Aku hanya dapat membohongi Melvin agar dia dapat segera pergi tidur. Aku berkata kepadanya bahwa Yulianto sedang mengantar Guru Lin pulang. JIka dirinya pergi tidur, maka ketika dia bangun, Yulianto akan kembali.
Tentu saja, Melvin tidak mudah dibujuk. Dia bersikeras untuk tetap terjaga sampai Yulianto kembali.
Aku pun merasa sudah tidak dapat menahan kesabaranku, sehingga berteriak padanya. Dengan begitu dia kembali ke kamarnya, lalu menutup pintu, tidak mempedulikanku.
Aku sungguh merasa sangat kesal. Bukan Melvin saja yang merasa khawatir, tetapi aku juga merasa takut.
Aku terus terjaga sampai jam dua pagi, saat itu Yulianto belum kembali juga.
Aku sudah membaringkan diriku di atas ranjang, tapi aku tidak dapat tertidur. Waktu terasa begitu lama berlalu.
Pada aaat ini, terdengar ada suara mobil yang datang. Aku pun segera bangkit, lalu menuju ke balkon di lantai dua, lalu melihat bahwa Yulianto masuk. Kemudian orang yang mengantarnya itu kembali segera berbalik.
Aku sungguh merasa senang dapat melihatnya kembali dengan selamat.
Jika dia tidak kembali, maka aku akan takut setengah mati. Aku hanya dapat berdoa agar dia tidak terlibat dalam suatu maslah, lalu dapat kembali. Tapi ketika dia kembali, otakku menyala lagi. Dia bisa seperti ini, itu semua karena ingin membantu Crystal. Sungguh membuat diriku merasa sangat khawatir.
Aku sungguh merasa kesal, aku pun kembali ke kamarku, lalu berpura-pura tidur.
Yulianto mengetuk, "Ivory?"
Aku merasa jika aku tidak membukakan pintu, maka dia akan terus mengetuk, jadi aku pun segera bangkit, lalu membuka pintu.
Tidak ada luka di wajahnya, tapi ada sobekan di lengan kanan bajunya.
"Apakah kamu dan Melvin baik-baik saja?" tanya Yulianto.
"Kami baik-baik saja. Aku ingin pergi tidur. Aku harus pergi kerja besok," jawabku.
"Apakah ketika aku belum kembali, kamu dapat tidur?" tanya Yulianto.
"Lalu, kalau begitu apa yang harus aku lakukan? Apakah seharusnya aku mencarimu di setiap sudut jalan? Bahkan Kak Alfred saja tidak bisa menemukanmu, apakah menurutmu aku bisa menemukanmu?" tanyaku.
"Apakah kamu marah?"
"Tidak, aku hanya ingin tidur. Sekarang sudah subuh."
"Crystal telah diganggu, dan aku pun tidak bisa berdiam diri. Aku hanya tidak mengira akan..."
"Jelas-jelas Melvin sedang berada di dalam mobil. Kamu malah pergi berkelahi dengan orang-orang itu. Ini sungguh contoh yang bagus. Bahkan Crystal tampak sungguh mabuk dan berperilaku buruk. Kamu ingin menjadi pahlawan macam apa?"
“Ivory, mengapa kamu mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti ini? Apakah menurutmu aku tidak akan mempedulikannya?” Yulianto berkata dengan dingin.
"Sudahlah. Aku tidak ingin bertengkar denganmu di malam hari. Pergilah keluar, aku ingin tidur."
"Kemana Si Iblis itu membawa kalian pergi?" Yulianto belum ingin pergi, dia masih memiliki pertanyaan.
Pertanyaannya ini membuat diriku semakin marah, aku pun menjawabnya dengan dingin.
"Dia baru saja mengantar kami pulang. Dia tidak membawa kami ke mana pun atau melakukan apa pun kepada kami."
"Mengapa dia mengantarmu pulang? Lalu mengapa kamu ingin dia mengantarmu kembali?"
"Dia lah yang ingin mengantar kami, bukan aku yang memintanya. Saat itu, kamu juga melihat mobil kita dikelilingi orang-orang. Jika aku hanya sorang diri yang berada di dalam mobil, maka aku tidak akan takut untuk mati. Tapi Melvin juga ada di dalam mobil. Aku tidak dapat melibatkannya kedalam bahaya, hanya karena kamu ingin menjadi seorang pahlawan bukan?"
Yulianto pun terdiam,lalu berkata dengan suara dingin, "Jadi kamu masih menyalahkanku? Maksudmu, tidak peduli apa yang terjadi pada Crystal, seharusnya aku tidak mempedulikannya?"
"Aku tidak bermaksud seperti itu. Itu adalah urusanmu sendiri. Aku hanya mengatakan bahwa kapanpun juga, aku akan selalu mengutamakan keselamatan Melvin, itu saja."
"Michael tampaknya sangat baik padamu. Tetapi dia tidak berlaku baik pada orang lain, tapi hanya padamu. Ini sungguh aneh."
Yulianto berkata dengan dingin, lalu keluar dari kamar.
Aku sudah terlalu malas untuk menjelaskannya. Sudah tidak ada yang perlu dijelaskan lagi.
Pada keesokan harinya, kelopak mataku terasa begitu berat. Aku merasa jam tidur sangat sedikit, ini sungguh buruk. Sehingga aku pun tertidur kembali dalam bebrapa waktu. Saat aku bangun lagi, waktu sudah hampir menuju jam sembilan.
Setelah mandi, aku turun ke bawah, lalu menemukan bahwa Melvin telah pergi ke sekolah, dan Yulianto pun juga telah pergi bekerja.
Kak Yulie berkata, "Nyonya kamu sudah bangun. Kami semua sudah memakan sarapan. Tadi Tuan mengatakan untuk tidak mengganggu tidurmu. Kalau begitu, sekarang aku akan menggorengkan telur untukmu."
Setelah sarapan, aku pun mengemudi untuk pergi kerja.
Dalam perjalanan, aku mendapat telepon dari Yulianto.
Dia bertanya kepadaku: "Ivory, apakah kamu sudah bangun? Apakah kamu pergi bekerja?"
Dengan nada bicara yang penuh dengan kekesalan aku berkata: "Kamu tidak perlu mengawasiku. Aku sudah bekerja, tapi aku masih dalam perjalanan menuju Lanhai Technology."
"Aku tidak mengawasimu. Aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa Bibi Feng harusnya akan bertemu dengamu hari ini. Pada saat itu, katakanlah kepadanya bahwa aku telah memiliki kesepakatan dengan Julian. Jika ingin kita melepaskan Lanhai Technology, maka kita harus memberi tahu Keluarga Tsu. Hal ini tidak akan dibahas kecuali jika Lanhai Technology ditukar dengan saham Hua's Inter Company."
"Mengapa kamu tidak langsung mengatakannya kepada Bibi Feng? Aku tidak ingin ikut campur dengan urusanmu. Aku sudah lelah," aku berkata nada yang tidak enak di dengar.
"Kenapa kamu masih mood? Bukankah masalah tadi malam sudah berakhir? Jika kamu juga telah diganggu tadi malam, aku pasti juga akan mengambil tindakan. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku pun tidak akan mengabaikannya."
"Jadi tadi malam, mengapa kamu pulang begitu larut? Kamu pergi kemana saja? Ke mana kamu saat itu?"
Yulianto terkekeh, "Jadi hal ini yang membuatmu menjadi tidak mood.. Kenapa kamu tidak segera bertanya kepadaku saja?"
"Kemana saja kamu?"
"Coba kamu tebak."
Aku pun segera menutup telepon itu. Aku tidak ingin menebaknya.
Apa yang perlu ditebak?
Yulianto segera menelepon lagi, tapi aku tidak menjawabnya.
Mengapa aku tidak menjawab telepon?
Coba saja kamu menebaknya!
Dia terus-menerus menghubungiku, aku puntidak akan menerimanya, biarkanlaj dia menebaknya.
Akibatnya, begitu aku tiba di perusahaan, asistenku berkata, "Tuan Hua telah terus-menerus menghubungi kantor, berkata bahwa dia mencarimu, lalu meminta agar kamu meneleponnya kembali."
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyPernikahan Kontrak
JennyCinta Dan Rahasia
JesslynHei Gadis jangan Lari
SandrakoPrecious Moment
Louise LeeNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng