Nikah Tanpa Cinta - Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia

"Apakah kamu sedang khawatir, Yulianto akan menolak?" Hendra Hua melihat aku tidak bicara lalu bertanya padaku.

"Iya. Karena bagaimanapun dia adalah manager. Kalau dia tidak menyetujui, aku khawatir meskipun aku sudah mendapatkan proyek, juga tidak bisa melaksanakannya." aku mengangguk dan menjawab.

"Kamu pikirkan dulu cara untuk mendapatkan proyek ini. Masalah Kota Y sudah berlalu bertahun-tahun lamanya. Yulianto juga seharusnya sudah melupakan kali. Seorang pria, kenapa karena masalah masa lalu membenci satu kota. Hatinya juga terlalu sempit kali." kata Hendra Hua.

Mengenai masalah ini, aku tidak berencana mengomentari. Karena aku tidak tahu apa yang terjadi dulu. Asal mengomentari hal masa lalu yang tidak dimengerti, aku merasa tidak baik.

"Oh iya, masih ada satu hal lagi. Aku dengar karyawan perusahaan, kamu membocorkan masalah Yulianto di depan wartawan? Bilang dia mencari selingkuhan?" meskipun sekarang pengaruh koran sangat kecil, tapi informasi ini juga akan diberitakan di internet, menimbulkan pengaruh yang sangat buruk bagi Keluarga Hua. Sedangkan berita buruk Yulianto juga tidak banyak. Kalau begini terus, akan menimbulkan pengaruh besar bagi perusahaan."

Informasi Hendra Hua cepat juga. Awalnya aku juga ingin mengungkit masalah ini. Tapi Hendra Hua inisiatif mengungkit ini, maka itu semakin baik lagi.

"Direktur, awalnya aku tidak ingin mengatakan masalah ini. Karena aku tidak ingin karena masalah-masalah kecil ini menganggu direktur. Tapi karena kamu sudah mengatakannya, aku juga ingin menjelaskan sebentar. Berita itu bukan aku yang beritakan, membuat jelek nama Yulianto juga tidak ada sisi baik apapun untukku. Aku juga tidak perlu berbuat hal seperti itu. Tapi wanita itu, malah benar-benar nyata, namanya Crystal Lin. Dengar-dengar dulu Yulianto berhutang budi pada Crystal. Mengenai kejelasannya, aku juga tidak terlalu mengerti jelas. Kasus kematian sebelumnya juga terjadi karena wanita itu."

"Benarkah, maksudmu, Yulianto benar-benar mencari selingkuhan?" wajah Hendra Hua sedikit masam.

"Mau selingkuhan atau tidak, tidak bisa dipastikan. Kabarnya saat Yulianto buta di Kota Y, Crystal ini yang menjaganya. Yulianto orangnya sangat setia, selalu merasa berhutang budi pada Crystal. Tapi kemudian Crystal itu muncul, dan pria yang bersama dengannya mengatakan wanita ini bukan Crystal yang sebenarnya. Nama aslinya adalah Deborah Huang. Wanita itu sengaja operasi plastik untuk membohongi Yulianto, kemudian pria itu meninggal dalam kecekalaan mobil. Dalam kecelakaan itu, Crystal juga ada di mobil, tapi hanya terluka berat, tidak meninggal."

Hendra Hua mengerutkan dahi, "Yang palsu? Artinya juga, Crystal ini datang untuk menipu uang?"

"Tujuan utamanya aku juga tidak tahu, tapi wanita itu sangat dekat dengan Yulianto adalah kebenaran. Foto yang ada di berita, adalah orang ini."

Alasan aku berkata seperti ini pada Hendra Hua, satu sisi untuk membuktikan bukan aku yang ingin menjebak Yulianto Hua, di sisi lain ingin meminta sedikit bantuan dari Keluarga Hua. Kalau aku benar-benar berpisah dengan Yulianto Hua karena Crystal Lin, aku berharap setidaknya Hendra Hua mengerti, salahnya bukan di aku.

"Kalau begitu apa Yulianto tahu orang ini palsu? Kamu tidak memberitahunya?"

"Aku pernah bilang, tapi dia tidak percaya. Mungkin hatinya tidak bersedia percaya, makanya meskipun itu palsu, dia juga akan menganggapnya benar."

Hendra Hua menggebrak meja, "Sembarangan! Seorang wanita yang operasi plastik untuk berubah menjadi orang lain. Ini pada dasarnya adalah masalah sikap sang wanita. Orang yang begitu licik dan berbahaya, kenapa Yulianto begitu mesum, membiarkan wanita itu berada di sisinya! Sekarang aku akan telepon dia, suruh dia kesini dan jelaskan padaku!"

Aku segera menghentikan, "Direktur jangan sampai berbuat seperti itu. Kalau kamu sekarang menyalahkan Yulianto, maka dia pasti akan menyalahkanku lapor padamu. Sampai nanti dia marah padaku, maka hubungan kami berdua akan menjadi kaku. Masalah ini aku yang pikirkan cara penyelesaiannya perlahan-lahan. Direktur cukup tahu ini saja, jangan mencari masalah dengan Yulianto. Aku tidak berharap masalah ini mempengaruhi hubunganmu dan Yulianto."

Hendra Hua meletakkan ponsel yang sudah diangkat, "Kamu begitu dewasa, Yulianto bisa menikahimu, adalah keberuntungannya. Masalah ini kalau kamu tidak mengurusinya dengan baik, beritahu aku lagi, aku yang akan menyelesaikannya."

"Terima kasih direktur."

Saat ini masuk seorang sekretaris Hendra Hua yang memberikan USB padaku. Katanya itu adalah semua informasi proyek di Kota Y, juga nomor kontak semua karyawan yang berkaitan.

Aku berterima kasih pada Hendra Hua dan meninggalkan pusat perusahaan.

Di parkiran, aku mengeluarkan ponsel dan telepon kepada Rick Chen. Rick Chen mengangkat ponsel dengan cepat, ketika mendengar aku mau menraktirnya makan, dia menyetujui dengan senang.

Setelah pulang kerja aku juga tidak mengganti baju, langsung datang ke restoran tempat janjian.

Rick Chen tetap dengan kemeja hitam biasanya, celana santai hitam, dan sepatu kulit hitam. Warna hitam yang biasa, dipakai di tubuh pria itu malah memiliki rasa yang berbeda. Rick Chen duduk di sana, tenang dan anggun, memancarkan aura terpelajar yang kuat.

Rick Chen sangat mirip seorang guru, aku selalu mengira seperti itu.

Ketika melihatku datang, dia mengangkat kacamata, berdiri dan mengangguk ke arahku.

"Maaf, jalanan macet, aku telat beberapa menit."

"Tidak apa-apa. Aku juga baru sampai." Rick Chen berkata sambil tersenyum.

"Hari ini aku yang traktir. Terima kasih kamu membantuku berkali-kali. Obat itu sudah aku berikan pada Kak Ivana. Kamu tenang saja."

Wajah Rick Chen yang putih menunjukkan ekspresi senang, "Oh benarkah, apa dia makan ada khasiatnya?"

"Maaf, akhir-akhir ini aku terlalu sibuk, tidak sempat menanyakan bagaimana hasilnya." aku agak malu. Seharusnya sebelumnya aku telepon untuk tanya dulu.

"Tidak apa-apa. Nanti setelah pulang kamu tanyakan saja. Hari ini mencariku, apakah ada yang perlu aku bantu lagi?" Rick Chen bertanya sambil tersenyum.

Dalam hati aku berpikir, orang ini hebat sekali, bahkan bisa mengetahui hal ini. Benar-benar orang yang berpengalaman.

Aku tersenyum dan menuangkan satu gelas kepada Rick Chen, "Kenapa mengira aku datang mencarimu karena ada bantuan?"

Rick Chen tersenyum sopan, menunjukkan sebaris gigi putih rapi, saat Rick Chen tersenyum, kelihatan sangat hangat dan lembut.

"Karena Yulianto tidak suka aku. Begitu dia tahu kamu dan aku makan bersama, dia akan tidak senang. Jadi kalau kamu tidak ada masalah apa-apa, juga tidak akan tiba-tiba mengajakku makan. Jadi aku tebak kamu pasti ada masalah yang penting." Rick Chen berkata sambil tersenyum.

"Karena Tuan Chen begitu pandai mengamati, maka aku tidak sungkan lagi. Tidak tahu apakah perusahaan Tuan Chen tertarik pada proyek ini?"

Aku mengeluarkan berkas pengenalan proyek dan memperlihatkannya kepada Rick Chen.

Rick Chen melihat secara kasar, "Ada apa, Nona Yao ingin bekerja sama bisnis denganku? Haha, Yulianto tidak akan setuju kamu memiliki bentuk kerja sama apapun denganku. Dia selalu menganggapku sebagai lawannya."

"Tidak, aku ingin mengundang Tuan Chen untuk merebut proyek ini denganku. Proyek ini di Kota Y, tapi Yulianto tidak pernah melakukan bisnis di Kota Y. Jadi kalau aku mau melakukan proyek ini, Yulianto pasti tidak setuju. Dia adalah manajer, kalau dia menolak, aku tidak bisa melakukannya. Jadi aku ingin mengundang Tuan Chen untuk ikut merebutkan proyek ini."

Rick Chen meniup teh di dalam gelas perlahan-lahan dan tersenyum, "Aku mengerti. Nona Yao benar-benar sangat pintar. Yulianto tidak melakukan proyek, selama aku ikut berebut, maka dia pasti akan melakukannya. Karena dia membenciku, dia berharap bisa mengalahkanku. Nona Yao sedang memanfaatkanku untuk memprovokasi Yulianto menyetujuimu mengembangkan pekerjaan di Kota Y."

Aku juga tersenyum, "Kelewatan kalau bilang memanfaatkan. Aku hanya ingin meminta Tuan Chen membantu. Kalau memanfaatkan, aku tidak akan memberitahu Tuan Chen kebenarannya. Tapi tidak tahu apakah Tuan Chen bisa membantuku atau tidak?"

Rick Chen berpikir dan berkata, "Perusahaanku juga mempunyai proyek seperti ini. Selain itu nominal proyek ini sangat besar. Kalau benar-benar berhasil, memang akan sangat menguntungkan. Aku tentu bersedia ikut, tapi mengikuti perebutan proyek ini, maka timku harus melakukan persiapan pekerjaan. Aku tidak ingin timku melakukan pekerjaan yang sia-sia."

"Jadi maksudmu adalah?" hatiku agak tidak tenang.

"Sangat mudah. Aku boleh ikut dalam perebutan proyek, tapi merebut proyekmu. Begitu aku mendapatkannya, aku tidak akan merelakan untukmu. Apakah Nona Yao bisa menerima hal ini?"

Aku menarik napas dalam. Kalau seperti ini, bukankah aku mencari seorang lawan yang besar bagi diriku sendiri?

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu