Nikah Tanpa Cinta - Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
Yulianto Hua tiba-tiba mematikan telepon, aku agak tidak menduga.
Segera aku menelepon kembali, dia sudah tidak mengangkat telepon, saat telepon lagi untuk kedua kalinya, ponsel dia sudah tidak aktif.
Aku menghentikan mobilku ke tepi jalan untuk menenangkan diri, aku juga menginstropeksi diri, apakah aku terlalu keterlaluan? Apakah tidak seharusnya aku mempermasalahkan dia tidur di mana?
Tapi ini juga tidak benar. Dulu aku mengira aku sudah bercerai dengannya, jadi apa pun yang dia lakukan aku bisa tidak peduli, tapi sekarang aku tahu aku sebenarnya tidak bercerai dengannya, kami masih suami istri yang sah, tentu saja aku harus peduli dengan apa yang dia lakukan, bagaimana bisa aku cuek?
Dia tidak pulang semalaman, apakah aku bertanya saja tidak boleh? Kalau dia benar-benar jujur, tidak melakukan sesuatu yang salah, kenapa dia tidak berani bilang di hotel mana?
Semakin dipikir semakin merasa janggal, kemudian aku lanjut menyetir pulang ke rumah.
Mobil Yulianto Hua tidak ada, Kak Yulie sudah selesai menyiapkan makan siang.
Meskipun aku kesal, tapi tetap harus makan, karena tadi tidak sarapan. Makan saja dulu baru nanti dipikirkan.
Setelah melihat makanan, aku baru menyadari diriku benar-benar sudah sangat lapar. Sehingga aku pun mengubah kekesalanku menjadi nafsu makan, satu mangkok besar nasi dan banyak sayur dimakan olehku!
Kak Yulie terus melihat aku dengan kaget. “Nyonya, kamu makan sebanyak ini?”
Aku tertawa kecil, “Aku tidak sarapan, benar-benar lapar sekali.”
“Kalau begitu makanlah yang banyak, apakah masakanku sesuai dengan seleramu? Tanya Kak Yulie.
“Kak Yulie, sudah sekian banyak aku makan, apakah masih perlu ditanyakan? Pastinya sangat sesuai selera! Oh iya, apakah Yulianto Hua ada pulang tadi?”
Kak Yulie berpikir sejenak, “Nyonya, baru saja aku ingin membicarakan hal in ke kamu, aku merasa agak aneh.”
Hatiku terperanjat, “Kenapa aneh? Apa yang terjadi?”
“Tuan memang ada pulang, tapi juga seperti tidak termasuk ada pulang.” Kak Yulie tampak sangat kebingungan.
“Maksudnya? Apa yang dimaksud ada pulang, tapi tidak pulang?” Tanyaku dengan buru-buru.
“Mobil Tuan memang ada pulang, tapi dia tidak turun dari mobil, Kak Alfred yang naik ke atas mengambil barang untuknya. Menurut kamu aneh tidak?” Ujar Kak Yulie.
Ini memang aneh, kalau memang sudah pulang ke rumah, kenapa dia tidak turun dari mobil? Dan yang paling penting adalah, lantai dua itu kamar Yulianto Hua dan aku, seharusnya orang lain tidak bisa sembarangan masuk. Biasanya wanita lain saja tidak boleh masuk, apalagi Kak Alfred yang seorang pria dan merupakan orang luar! Jadi sebenarnya ada apa?
“Tuan tidak turun dari mobil, tetap di mobil, kamu yakin dia di dalam mobil?” Tanyaku kepada Kak Yulie.
“Yakin, jendela mobil terbuka, tuan ada duduk di dalam sana, aku melihat dengan jelas, kemudian mereka pergi setelah Kak Alfred selesai mengambil barang.” Kata Kak Yulie.
“Barang apa yang mereka ambil?” Ini adalah pertanyaan yang penting.
“Laptop Tuan, sama beberapa buku pembukuan dan surat-surat penting. Setelah mereka pergi, aku ada naik untuk melihat sebentar, barang yang biasa dibawa Tuan sudah dibawa pergi.” Ujar Kak Yulie.
Kalau memang Kak Yulie sudah melihat, aku tidak perlu naik untuk melihat lagi, aku percaya dengan yang dia katakan.
“Kalau menurut kamu, apa yang ingin Yulianto Hua lakukan?” Tanyaku.
Dia bekerja sekian lama di rumah keluarga Hua, mungkin bahkan lebih memahami Yulianto Hua daripada aku, jadi aku mau menanyakan pendapatnya.
“Nyonya, ini……” Kak Yulie seperti ingin berbicara namun terhenti.
“Langsung katakan saja, tidak perlu ragu-ragu.”
“Berdasarkan pengalamanku sebelumnya, tuan akan pergi jauh……” Kak Yulie tetap memandangku dengan rasa bersalah.
“Pergi jauh?”
“Iya, tuan membereskan barang-barang yang sering dia bawa, juga membawa laptop, biasanya berarti akan pergi ke tempat yang jauh. Tapi yang tidak aku mengerti, kenapa tuan tidak keluar dan mengemas sendiri? Dulu setiap kali akan pergi, dia selalu mengemas sendiri. Tuan tidak akan dengan gampangnya membiarkan orang lain memasuki ruang kerja dan kamarnya. Nyonya harusnya juga tahu akan hal ini.”
Aku mengangguk, dalam hatiku sedang berpikir, Yulianto Hua akan pergi ke tempat yang jauh, kemana dia?
Bukankah dia akan pergi ke Amerika bersamaku? Tapi dia malah sudah pergi tempat lain, jangan-jangan dia tidak membawa aku pergi? Dianya sendiri kabur terlebih dahulu, kalau benar demikian, aku sungguh akan membencinya.
“Tapi nyonya, kamu jangan terlalu panik, bisa jadi tuan hanya keluar kota karena urusan mendadak, kalian bicara baik-baik, tapi jangan sambil bawa emosi.”
Aku mengangguk, “Baik, aku tidak marah, hanya agak lelah, aku istirahat sebentar ke atas, kamu beres-beres saja.” Kutunjuk meja makan tersebut.
“Baik nyonya, kamu pergi istirahat dulu saja. Aku akan membereskannya.” Jawab Kak Yulie.
Aku naik ke atas dan masuk ruang kerja Yulianto Hua. Ruang kerja tersebut tidak tampak berubah banyak. Seperti yang dikatakan Kak Yulie, Yulianto Hua membawa laptop dan kartu identitasnya.
Kemudian aku pergi ke kamar, pakaian juga tidak disentuh, masih tergantung rapi di situ.
Aku duduk melamun di ranjang besar Yulianto Hua, semuanya kelihatan baik-baik saja, tapi tidak tahu kenapa, aku merasa seperti kehilangan Yulianto Hua.
Dan perasaan itu semakin kuat, tiba-tiba aku merasa wajahku dingin, ternyata air mata mengalir keluar.
Dari dulu aku selalu begitu, selalu tiba-tiba sedih tanpa disadari, sampai menangis pun tidak tahu.
Kesedihan kalau sudah timbul, akan sangat susah ditenangkan. Aku semakin menangis semakin sedih, sama sekali tidak bisa berhenti.
Dalam hatiku juga tahu jelas tidak ada yang perlu disedihkan, Yulianto Hua juga bukannya melakukan sesuatu yang mengkhianatiku, apa yang aku sedihkan?
Tapi memang ada salah satu jenis kesedihan yang tidak jelas, yang sama sekali tidak beralasan, hanya sedih saja, kesedihan yang bagaimana pun tidak bisa dihentikan.
Kesedihan itu terus berlanjut lama, sampai sudah capek menangis, barulah perlahan menjadi lebih tenang.
Aku keluar lagi dengan mobil, pergi ke Chinese Medicine Museum Ivana Hua. Ivana Hua adalah orang yang paling dekat dengan Yulianto Hua sejauh ini, aku ingin mencari tahu dari dia.
Ivana Hua kaget ketika melihat kondisiku, “Sayang, kamu kenapa? Matanya merah semua? Yulianto Hua menyiksa kamu?”
Aku menceritakan semuanya dari awal sampai akhir ke dia, Ivana Hua mengerutkan dahi, “Kedengarannya tidak ada yang terjadi, Yulianto Hua hanya tidak pulang semalaman kemarin, dan kamu menangis sampai seperti ini?”
“Kak, ini bukan soal dia tidak pulang semalaman, melainkan dia hari ini ada pulang, tapi malah tidak keluar dari mobil, malah menyuruh Alfred Jiang untuk mengemas barang-barang yang akan dia bawa pergi, tidakkah kamu merasa aneh?”
“Apa yang aneh?” Ivana Hua balik bertanya ke aku, “Bisa saja saat itu dia agak lelah, tidak ingin bergerak, jadi menyuruh Dewa Pintu Jiang untuk mengemas, kenapa tidak boleh? Dewa Pintu Jiang sudah bersahabat sekian tahun dengannya, bukan orang luar, ini tidaklah aneh, tidakkah kamu terlalu berlebihan dalam menginterpretasikan hal ini?”
Aku menggeleng, “Tidak, aku tidak merasa aku berlebihan, sejak semalam Yulianto Hua sudah aneh. Pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan dari aku, ini pasti. Hanya saja sekarang aku tidak tahu apa.”
“Kalau begitu sudah benar, kamu saja tidak tahu ada apa, lalu apa yang kamu sedihkan dan khawatirkan? Ada apa yang perlu disedihkan dan dikhawatirkan?”
Ini aku benar-benar tidak bisa menjawabnya, aku sendiri pun tidak tahu kenapa bisa demikian. Tapi firasatku mengatakan pasti ada sesuatu yang terjadi, sebenarnya sesuatu yang seperti apa, dirinya juga tidak bisa mengungkapkannya.
Ivana Hua menghela nafas, “Baiklah, melihat kamu begitu panik, aku bantu kamu tanya-tanya, coba aku tanya ke teman yang dekat, lihat apakah dia ada bertemu Yulianto, kalau ada, aku suruh mereka memberitahumu.”
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMi Amor
TakashiWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiPerjalanan Selingkuh
LindaKisah Si Dewa Perang
Daron JayInventing A Millionaire
EdisonNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng