Nikah Tanpa Cinta - Bab 176 Membuatku Merasa Jijik

Dengan cepat ada darah yang mengalir turun dari kepala Rick Chen. Tapi Rick Chen bersikap seperti tidak ada yang terjadi, dan tidak mempedulikannya.

"Aku memilih pria seperti apa, apa hubungannya denganmu?"

Setelah Ivana Hua memukul kepala Rick Chen dengan piring, amarahnya baru reda sedikit, tidak semarah tadi.

"Tidak ada hubungannya denganku. Sudah kubilang, aku hanya membantumu melihat dia dengan jelas saja." nada bicara Rick Chen masih sangat datar.

"Aku tidak membutuhkanmu untuk membantuku melihat siapapun. Aku bisa lihat sendiri. Siapa yang menyuruhmu membuat drama ini. Apa kamu kira kamu bisa mengatur satu dunia?" Ivana Hua teriak.

"Aku tidak bisa. Aku hanya melakukan hal yang seharusnya aku lakukan dan yang ingin aku lakukan saja." kata Rick Chen.

"Aku paling kesal pada sikapmu yang mengira dirimu sendiri hebat. Apa kamu merasa kamu sedang melindungiku? Tapi kamu membuatku merasa sangat jijik. Aku tidak ingin melihatmu, tahu tidak?" tanya Ivana Hua.

Mata Rick Chen terpancar sedikit penderitaan, "Aku tahu."

"Kamu tahu tapi kamu masih muncul? Kamu masih buat begitu banyak masalah?" Ivana Hua bertanya dengan kencang.

"Orang itu tidak layak untukmu. Kamu ini sedang merendahkan dirimu sendiri. Aku tidak mengizinkannya." nada bicara Rick Chen datar, tapi dia sangat kuat, menunjukkan ketekadan dibatinnya.

"Masalahku tidak perlu kamu urus. Terlebih lagi kamu tidak mempunyai hak untuk bilang mengizinkan atau tidak mengizinkan!" seru Ivana Hua.

"Pria yang kamu cari kalau sangat bagus, maka tidak perlu takut aku membuat masalah. Meskipun dia tidak mempunyai kekuatan untuk melindungimu, tapi tetap harus memiliki niat untuk melakukannya bukan? Menghadapi dua wanita, dia hanya berpikir untuk kabur sendiri. Apakah orang seperti itu masih termasuk seorang pria?" tanya Rick Chen.

Sebenarnya aku menyetujui perkataan Rick Chen, tapi aku tidak berani mengatakannya, hanya memberi tanda like saja di hatiku pada Rick Chen.

"Mencintai nyawa sendiri adalah naluri semua orang. Kamu mengancam dengan nyawa, dia pasti memilih menyelamatkan diri sendiri. Ini adalah sifat manusia. Apanya yang aneh?" tanya Ivana Hua.

Rick Chen yang awalnya tenang, begitu mendengar perkataan itu, wajahnya terlihat sedikit marah. "Apa kamu sedang membantunya bicara? Apa kamu tidak melihat jelas orang seperti apa dia?"

"Orang selalu mengejar keuntungan dan menghindari kerugian. Dia hanya tidak melindungiku, setidaknya tidak sepertimu yang inisiatif melukaiku. Kamu punya kualifikasi apa untuk berakting sebagai pahlawan di sini? Meskipun aku mencari pria brengsek pun, orang itu juga lebih baik darimu. Setidaknya dia tidak akan membunuhku." Ivana Hua berkata dengan dingin.

Perkataan ini mengenai bagian sakit Rick Chen. Wajah Rick Chen kaku dan rasa menderita di matanya semakin dalam.

"Dulu aku yang bersalah padamu ..."

"Aku tidak mau kamu merasa bersalah padaku. Karena aku tidak akan memaafkanmu. Kamu juga jangan muncul di hadapanku, aku tidak ingin melihatmu. Kalau kamu benar-benar ingin menebus kesalahanmu, maka jangan muncul di hadapanku selamanya." Ivana Hua memutuskan perkataan Rick Chen.

"Kamu bilang orang mengejar keuntungan dan menghindari kerugian, ini adalah kenyataannya. Tapi dulu, aku bukan untuk menyelamatkan diriku sendiri. Aku tidak akan seperti pria itu, demi nyawa sendiri dan tidak mempedulikanmu. Kalau aku yang tadi diuji, aku pasti tidak akan menyelamatkanmu bagaimanapun caranya itu."

Rick Chen berkata dengan datar, tapi matanya penuh dengan kesedihan. Membuat aku menghela napas dalam hati. Sudah berapa tahun berlalu, yang tidak dilupakan oleh Ivana Hua takutnya hanya ada kebencian. Sedangkan yang Rick Chen belum lepaskan, malah adalah cinta.

"Ok, bukankah kamu menakuti orang dengan mengancam akan melempar orang ke bawah? Kalau kamu tidak takut, kamu lompat saja sendiri." Ivana Hua berkata sambil menunjuk jendela.

"Aku hanya menakutinya. Jendela di sini terkunci dan tidak ada jendela yang bisa dilompati." kata Rick Chen.

"Kalau begitu kamu lompat dari atap gedung. Bukankah kamu sangat berani? Ayo lompat sana." Ivana Hua berkata dengan kencang.

"Kalau aku lompat, kamu bisa tidak membenciku lagi?" tanya Rick Chen dengan dingin.

"Kamu lompat sana!" teriak Ivana Hua.

Rick Chen melihat Ivana Hua selama beberapa detik, lalu berkata dengan yakin, "Ok, aku lompat sekarang."

Lalu Rick Chen benar-benar membalikkan badan dan berjalan keluar.

"Kamu mati, segera mati sana!" teriak Ivana Hua.

Rick Chen sudah berjalan keluar. Aku menatap Ivana Hua, tidak tahu harus menampilkan ekspresi apa.

"Pergi hentikan dia. Dia benar-benar akan lompat. Cepat pergi!" kata Ivana Hua.

Aku tersentak, "Ah?"

"Ah apanya. Dia benar-benar akan lompat. Cepat hentikan dia! Aku hanya bicara saat marah saja. Siapa yang menyuruhnya mati! Kalau dia mati seperti ini, bukankah terlalu mudah baginya!" kata Ivana Hua.

Aku segera menjawab, berlari ke arah lift, dan sampai ke atap gedung.

Angin agak kencang dan kota sudah memasuki mulai penuh dengan lampu-lampu.

Rick Chen benar-benar sedang berjalan ke pagar, kelihatannya benar-benar bersiap melompat!

Aku segera menghentikannya, "Tuan Chen, tuan bukan benar-benar akan lompat 'kan?"

"Dia yang suruh aku lompat. Lompat juga tidak apa-apa. Membuatmu melihat lelucon." nada bicara Rick Chen sangat tenang, tapi tetap berjalan dengan yakin ke pagar atap.

"Tuan Chen, perkataan Kak Ivana hanya perkataan di saat marah saja. Tuan tidak perlu anggap serius. Tuan adalah pria sejati. Kalau mati bunuh diri, bukankah akan ditertawakan orang-orang kalau sampai tersebar keluar."

Aku tiba-tiba merasa sangat tertekan. Karena kalau aku gagal membujuk seorang pria untuk jangan bunuh diri, maka aku tidak dapat menanggung akibatnya.

"Dia yang menyuruhku lompat. Masalahku dan dia tidak dapat diselesaikan, hanya bisa mati saja." kata Rick Chen.

"Kak Ivana hanya bercanda. Dia bukan benar-benar ingin menyuruhmu mati. Dia yang menyuruhku untuk datang membujukmu. Tuan sebagai seorang pria sejati, bagaimana bisa hanya karena satu perkataan wanita, langsung bunuh diri begitu saja. Ini tidak mungkin bukan." aku berkata dengan hati-hati.

Aku hanya berkata saja, tidak berani menarik Rick Chen. Aku khawatir berbuat seperti itu malah semakin membuat Rick Chen gegabah. Ditambah lagi, kalau soal kekuatan, aku juga tidak bisa menang dari pria ini.

"Kecuali dia yang datang dan bilang sendiri. Kalau tidak, aku mau melompat ke bawah. Yang jelas cepat atau lambat juga ada akhirnya." Rick Chen berkata, "Aku tahu kamu menganggap bunuh diri sangat memalukan. Tapi ada beberapa kesalahan, yang tidak dapat diperbaiki dengan cara apapun. Hanya bisa diputuskan dengan kematian saja."

"Ya memang seperti itu. Tapi Tuan Chen, Kak Ivana benar-benar tidak ingin kamu mati. Dia yang menyuruhku menghentikanmu. Kalau kamu benar-benar menggunakan kematian untuk memutuskan segalanya, sampai nanti kamu meninggal memang sudah terlepas dari segalanya. Tapi dia malah masuk ke dalam penyesalan yang tidak dapat dilepaskan lagi seumur hidup. Apa itu adalah akhir yang ingin kamu lihat? Kalau kamu mau mati, lebih berarti kalau mati bagi Kak Ivana. Kalau kamu mati seperti ini, dia hanya akan menyesal saja. Apakah ada artinya?"

Rick Chen menghentikan langkah dan berpikir.

"Jangan pura-pura lagi. Setelah kamu mati masih mengotori lingkungan sekitar. Pergilah, jangan mengganggu pemandangan di sini." Ivana Hua juga naik sendiri ke atas.

Setelah Ivana Hua datang, aku juga menjadi tenang. Meskipun tidak berhasil membujuk, aku juga tidak ada tanggung jawab lagi. Masalah ini benar-benar sangat menyusahkan. Aku juga bukan negosiator, mana mungkin mempunyai kemampuan untuk menghentikan orang lain bunuh diri.

"Ok." Rick Chen menjawab, berbalik dan berjalan pergi, kelihatannya sudah tidak akan lompat lagi.

Perubahan drama ini agak cepat, membuatku bingung. Sedikit curiga tadi Rick Chen yakin mau lompat itu, benar atau bohong. Apa pria ini adalah orang berpengalaman, sangat pandai akting?

Rick Chen berjalan ke hadapan Ivana Hua, "Kalau begitu aku tidak lompat lagi? Aku pergi ya?"

"Pergi! Jangan sampai membuatku melihatmu lagi!" Ivana Hua memarahi.

"Yang lain boleh, tapi kalau menyuruhku jangan melihatmu lagi, takutnya tidak bisa kulaksanakan. Tolong pengertiannya." Rick Chen berkata datar.

"Pergi!" Ivana Hua teriak.

Rick Chen berjalan beberapa langkah, lalu kembali menoleh, "Pria itu tidak layak untukmu. Kamu jangan berhubungan dengannya lagi. Kalau kamu masih bersikeras mau berhubungan dengan pria itu, maka aku akan habisi dia."

Baiklah, ancaman ini cukup terus terang juga.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu