Nikah Tanpa Cinta - Bab 166 Kebahagiaan Terbesar

Kedua polisi lalu lintas itu mengenal Julian Tsu. Ketika mereka melihat Julian Tsu, mereka dengan cepat mengangguk sambil tersenyum.

Julian Tsu memanggil salah satu polisi dan berbicara. Polisi itu awalnya ragu-ragu kemudian mengangguk.

Lalu polisi lalu lintas itu datang dan berkata, "Melihat kamu adalah pengusaha yang berinvestasi di Kota Y. Kali ini tidak apa-apa. Kami juga berharap kamu dapat berkontribusi terhadap perekonomian Kota Y, lain kali kamu harus lebih hati-hati." Kemudian ia mengembalikan SIM dan STNK Alfred Jiang.

Kemudian mereka pergi dengan mobil dan menyapa Julian Tsu.

"Adik kecil, hari ini membuatmu mengalami kesulitan." Julian Tsu datang dan berkata dengan ekspresi bersalah di wajahnya.

"Tidak apa-apa, di paksa minum di bar adalah hal yang normal. Yang terpenting aku tidak meminumnya, jika sampai kakak kedua merugikan marga Lu karena diriku, takutnya itu akan membawa masalah yang lebih parah."

"Tidak separah itu, Marga Lu hanyalah seorang sekretaris. Walikota memiliki banyak sekretaris, lagipula dia bukan seorang ketua, jadi dia bukanlah orang besar. Jika dia adalah orang besar, dia tidak akan sembrono seperti itu. Adik perempuan anggap saja sedang diganggu oleh anjing.

"Nah, jika kakak kedua mengatakan demikian, aku menjadi tenang. Masalah berakhir sampai di sini."

"Adik kecil, aku tidak tahu mengapa keluargaku memberhentikanmu sebagai penanggung jawab. Tidak masalah jika kamu tidak mengerjakan, tapi aku punya beberapa kekhawatiran."

"Kakak kedua, silahkan berkata."

"Keith Feng bukanlah orang yang bisa melakukan banyak hal. Jika proyek ini diserahkan kepadanya, aku akan khawatir akan muncul masalah nanti. Jadi aku tidak ingin menempatkannya sebagai penanggung jawab. Aku juga tidak bertanggung jawab atas proyek ini sekarang. Jika kamu tidak bertanggung jawab atas hal itu, maka jika terjadi kesalahan pada proyek selanjutnya, maka pekerjaan yang kita lakukan begitu banyak pada tahap awal akan sia-sia. "

Aku juga berpikir seperti itu, "Tapi kali ini, kalianlah yang mengusulkan untuk menggantikan aku. Sangat sulit bagiku untuk kembali. Apa yang bisa aku lakukan?"

"Aku sudah mengatakan kepada tim di bawah untuk meminta beberapa anggota inti untuk mengambil cuti. Kemampuan Keith Feng tidak terlalu bagus. Begitu anggota inti meminta cuti, pasti akan muncul masalah. Saat itu, biarkan orang-orang di bawah melakukan beberapa gerakan kecil, biarkan dia membuat kesalahan, lalu paksa dia pergi. Mereka bisa memaksamu pergi. Kenapa kita tidak bisa memaksa pergi orang-orang mereka? "

"Itu ide yang bagus. Jika kakak kedua melakukannya maka lakukanlah . Aku tidak punya pendapat apa pun."

"Tujuan dari aku berkata padamu sekarang adalah jika Keith Feng dipaksa keluar, maka siapa yang akan mengantikannya?" Kata Julian Tsu.

"Aku khawatir aku tidak bisa membuat keputusan. Aku akan kembali dan bertanya pada Yulianto Hua."

"Baiklah, kamu pergi dulu. Sampai jumpa nanti. Jika kamu memiliki pertanyaan, silakan hubungi aku."

……

Kembali lagi ke Shanghai benar-benar melelahkan. Perjalanan bolak-balik jarak jauh semacam ini paling melelahkan.

Sehabis mandi aku mengeringkan rambut, tertidur di tempat tidur, ketika aku bangun hari sudah gelap.

Aku merengangkan pinggang, lalu menyadari adanya orang yang berbaring di sampingku, aku benar-benar terkejut.

Setelah melihat sekali lagi itu Yulianto Hua, dia membuka matanya, "Mengapa berteriak? Kamu melihat hantu?"

Aku tersadar, "Benar, aku bertemu hantu, bertemu iblis."

"Wanita bodoh, pernahkah kamu melihat hantu yang begitu tampan?" Yulianto Hua meregangkan kaki panjangnya dan membuat postur peregangan tubuh.

"Apa kau tidak punya tempat tidur sendiri, mengapa lari ke kamarku untuk menakuti orang?" Aku memberinya tendangan.

"Kamu berani menendangku?" Dia tampak terkejut.

Ekspresi terkejutnya sangat lucu, seperti ekspresi harimau yang disentuh pantatnya, dia pun tidak mempercayai hal ini.

"Kapan kamu kembali? Mengapa kamu kemari untuk menakut-nakuti orang."

"Aku sudah kembali dari tadi. Aku masuk untuk menemuimu. Saat aku melihatmu menangis, aku berbaring di sampingmu sebentar. Apa yang kamu impikan sampai menangis seperti itu?"

Aku ingat, aku sepertinya telah memimpikan sesuatu, tetapi aku tidak dapat mengingat dengan jelas.

Setelah memikirkannya dengan hati-hati, sepertinya aku bermimpi pergi ke pemakaman lagi. Aku tidak tahu siapa yang dimakamkan di sana, tapi aku sangat sedih.

Beberapa mimpi tidak bisa dibedakan. Mereka terdiri dari potongan-potongan tanpa logika, jadi sulit untuk mengatakannya dengan jelas, tetapi karena emosinya sedih, jadi kita hanya bisa mengingatnya hal ini dengan jelas.

"Aku bermimpi kamu pergi dengan seorang wanita, jadi aku menangis." Aku ingin menggodanya.

Aku tidak menyangka dia akan sangat tertarik dengan itu. "Apa benar kalau aku pergi dengan wanita lain, kamu akan menangis?"

"Iya." Kataku ringan.

"Kamu mencintaiku? Jadi kamu menangis?"

Aku menahan senyuman, "Aku menangis karena, mengapa kamu baru pergi sekarang, harusnya sejak awal kamu pergi!"

Selesai berkata dengan cepat aku melompat dari tempat tidur dan berlari tanpa alas kaki. Aku merasa jika aku tidak lari, aku akan dilecehkan.

Yulianto Hua benar-benar menyusul dan berkata, "Ivory Yao, kamu berani mempermainkanku, lihat bagaimana aku akan menghadapimu!"

Aku berlari ke tangga dan bertemu Melvin. Dia merasa terkejut lalu berteriak, "Ibu, kamu sudah bangun?"

Aku menggendongnya dan merasa banyak penambahan berat badannya.

Tidak peduli betapa sulitnya dunia ini, betapa berbahayanya dan rumitnya hati orang-orang, betapa kasar dan sulitnya jalan cinta itu, melihat anak sendiri tumbuh adalah kebahagiaan dan kegembiraan terbesar.

Yulianto Hua menyusul dan melihatku menggendong Melvin. Dia tidak berani berbuat padaku. Dia berdiri di samping dan berkata, "Melvin, bermainlah sendiri. Aku akan bicara dengan ibu."

"Tidak mau, kamu sudah lama menempel dengan ibu setengah hari. Aku baru saja bertemu ibuku. Kamu tidak bisa memonopoli ibuku. Ibu juga milikku."

Aku kaget saat mendengar kata "Menempel".

Anak yang tak terlalu besar ini, bagaimana mereka bisa mengucapkan kata-kata seperti "Menempel" dan "Monopoli"?

"Kamu tidak mendengarkan perkataanku?" Yulianto Hua mengkakukan wajahnya.

Melvin sedikit takut dan menatapku untuk meminta dukungan.

"Aku sudah lama tidak bersama Melvin. Aku akan bermain dengannya untuk sementara waktu. Aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu. Kamu boleh pergi." Aku berkata kepada Yulianto Hua.

Melvin yang mendapatkan dukunganku menjadi lebih berani. "Ayah, aku akan bermain dengan ibu sebentar, lalu aku akan mengembalikan ibu padamu, oke?"

Yulianto Hua datang untuk mencubit wajah imutnya dan berkata, "Oke, aku akan meminjamkanmu ibu. Tapi apa yang akan kamu berikan padaku?"

Tentu saja, Melvin tidak bisa menjawab pertanyaan yang begitu sulit, jadi dia harus meminta bantuanku.

"Katakan padanya bahwa benefit yang akan kamu berikan adalah tumbuh dengan baik."

Melvin ragu-ragu. Ia seakan berpikir bahwa "Tumbuh dengan baik" itu terlalu kosong dan khawatir Yulianto Hua tidak akan menerima benefit dari hal itu.

"Ayah, saat aku besar nanti, aku akan memancing untukmu." Dia memikirkan sendiri satu keuntungan untuk ayahnya, ternyata hal itu sangat hebat. Benefit ini lebih hebat daripada yang aku pikirkan.

Terlebih lagi, hal itu menunjukkan bahwa dia tahu bahwa Yulianto Hua suka makan ikan, otomatis ayahnya akan menyetujuinya, IQ-nya sangat tinggi, EQ-nya juga bagus.

"Yulianto Hua mengangkat sudut mulutnya berkata,"Oke, aku bisa menerima benefit ini. Kalian bermainlah. Aku akan melihat apakahKak yulie telah mempersiapkan makan malam."

Aku menurunkan Melvin dan menemaninya main di ayunan di taman kecil.

Saat anak itu bermain, dia selalu memunculkan kata-kata baru dari waktu ke waktu. Aku merasa kosakatanya telah berkembang pesat akhir-akhir ini. Dia bisa mengucapkan banyak kata yang belum pernah dia dengar sebelumnya.

"Melvin, jika nenek ingin membawamu ke rumahnya, jangan setuju untuk pergi. Kamu hanya bisa pergi jika ayah dan ibu setuju."

Melvin tidak bertanya apapun dan hanya mengangguk, "Oke, aku akan mendengarkan ibu."

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu