Nikah Tanpa Cinta - Bab 66 Seberapa Sulit

Sekarang aku semakin panik, bukankah Yulianto sudah meninggalkan kota Shanghai?

“Turun!” Yulianto berteriak.

Barulah perlahan aku mulai tenang, dan menurunkan kaca mobil, “Bagaimana kamu bisa di sini? Bukankah kamu pergi?”

Ia tidak mempedulikanku, ia hanya berteriak padaku, “Sebenarnya apakah kamu bisa menyetir?”

Aku memandangnya dengan tidak merasa bersalah, dan berkata, “Tidak terlalu bisa.”

“Tidak terlalu bisa dan kamu masih menyetir? Dan juga menabrak mobilku, apakah kamu gila?” Teriak Yulianto padaku.

“Aku juga tidak tahu ini adalah mobilmu.” Ucapku merasa bersalah.

“Jika bukan mobilku, maka kamu boleh menabraknya? Di dalam kompleks saja kamu bisa menabrak sampai seperti ini, lalu kamu ingin menyetirnya di jalan raya? Gila!”

Selesai marah ia pun tidak mempedulikan mobil itu dan langsung berjalan masuk ke dalam villa.

Aku buru-buru membuka pintu dan mengejarnya, “Lalu bagaimana dengan mobil yang tertabrak dan rusak? Apakah kamu tidak mempedulikannya?”

Yulianto berbalik dan menatapku dengan kesal, “Cari orang untuk memperbaikinya, apakah kamu bisa memperbaikinya?”

Tentu aku tidak bisa memperbaikinya, tahu aku dirugikan, aku pun diam.

Alfred yang mendengar keributan juga berjalan keluar, ia terkejut melihat Yulianto, “Kamu tidak pergi?”

“Orang-orang itu menginginkan aku pergi, maka aku justru tidak akan pergi.” Ucap Yulianto.

“Tapi bagaimana jika Direktur Hua mengetahuinya?”

“Pesawat delay, jadi tidak bisa pergi.” Ucap Yulianto dengan mudah.

“Lalu ke mana saja kamu seharian ini?” Lagi-lagi Alfred bertanya.

“Yangcheng.” Ucap Yulianto, lalu ia berjalan menaiki tangga, setelah berjalan beberapa langkah, ia menoleh dan memanggilku.

Aku berjalan dengan ragu, berpikir tidak mungkin menyuruhku memperbaiki mobil kan?

“Aku ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu.” Aku menengadah menatapnya, lalu lagi-lagi menegaskan, “Hal yang sangat penting.”

“Aku juga ada hal yang sangat penting yang ingin kutanyakan padamu.” Ia berbicara, “Hal yang sangat penting.”

“Kalau begitu kamu bicara dulu.” Aku berbicara dengan hati-hati.

“Apakah kamu yakin kamu memiliki SIM?” Ia bertanya sambil mengerutkan alisnya.

“Ada. Hanya saja aku tidak sering menyetir, jadi teknikku tidak bagus.” Ucapku jujur.

“Menyetir belum sampai 500 meter sudah menabrak, apakah ini yang disebut teknik tidak bagus?” Tatapannya menghina.

“Sudah kubilang, sudah lama aku tidak menyetir. Tapi aku benar-benar bisa. Aku bisa menunjukkan SIMku jika kamu tidak percaya.”

Alfred berjalan menghampiri, “Kalian tabrakan?”

“Bukan kita tabrakan, tapi ia menabrak mobilku, menyetir dan langsung menabrakannya!” Ucap Yulianto geram. Lalu menatap Alfred, “Alfred, setelah ini kamu temani dia latihan menyetir, sampai ia bisa menyetir dengan stabil.”

Alfred menatapku, “Aku …… tidak ada waktu senggang.”

Belum menyebutkan waktu, ia pun sudah berkata tidak ada waktu senggang, artinya sudah sangat jelas, ia menganggapku terlalu amatir, jadi tidak mau menemaniku berlatih.

“Bukankah kamu pernah balapan mobil, teknik menyetirmu lebih baik, kamu saja yang menemaninya.” Ucap Alfred pada Yulianto.

Yulianto berpikir, lalu menatapku, tiba-tiba berkata dengan lembut, “Kalau begitu aku menemanimu berlatih?”

Aku sedikit sungkan, “Kamu begitu sibuk, lebih baik aku latihan sendiri saja.”

“Kamu bermimpi, kamu benar-benar mengira aku akan menemanimu berlatih mobil?” Tiba-tiba raut wajah Yulianto berubah, ia berbalik dengan raut wajah yang dingin dan naik ke lantai atas.

Aku mengejarnya. Aku harus menyampaikan tentang Crystal padanya, meski Alfred bilang mereka curiga akan segala hal, tapi masalah tentang Crystal yang palsu, aku harus memberitahunya.

Aku ikut masuk ke dalam kamarnya, ia mulai membuka jasnya, lalu kemejanya, menoleh dan menatapku, “Apakah kamu ini mau membersihkan punggungku?”

Aku menatap tubuhnya yang kekar, wajahku pun sedikit panas, “Aku ada hal penting yang ingin dikatakan padamu.”

“Katakanlah.”

“Crystal adalah palsu, ia bukanlah Crystal. Nama aslinya adalah Deborah.”

Yulianto tidak menghentikan gerak tangannya. Di hadapanku dengan tidak malu ia membuka sabuknya, melepaskan celananya. Ia hanya memakai sebuah boxer hitam.

Wajahku semakin panas, aku menolehkan wajahku ke samping. Tidak memandangnya langsung.

“Teruskan. Jika tidak aku akan pergi mandi.” Ucap Yulianto datar.

“Kubilang, Crystal adalah palsu. Ia bukanlah Crystal yang sebenarnya.”

“Apakah kamu pernah bertemu Crystal yang sebenarnya? Bagaimana kamu tahu ia adalah palsu?”

“Tentu aku belum pernah bertemu, tapi aku tahu dia adalah palsu, ia adalah kekasih Cory, jadi setelah ia melakukan operasi plastik sehingga semakin mirip Crystal, ia pun datang mendekatimu.”

“Sudah selesai bicara?” Ia bertanya.

“Lumayan, yang jelas ia adalah penipu.”

Yulianto berjalan ke arahku, ia mengulurkan tangannya dan mengangkat daguku, mengangkatnya dengan menggunakan tenaga, aku kesakitan dan hanya bisa berjinjit sebisa mungkin meninggikan badan, agar mengurangi rasa sakit. Dan satu tanganku memukul tangannya.

“Sejak kapan kamu mulai mencurigai Crystal?” Ia melepaskan tangannya.

“Aku selalu mencurigainya, ia sangat berbeda ketika di depanku dan di depanmu. Ia selalu berakting.”

“Jadi kamu berubah menjadi pintar karena iri?” Ia menyipitkan matanya.

“Aku tidak iri, aku tidak ingin dibohongi. Aku tidak ingin menjadi seorang yang bodoh.”

Tatapan matanya berubah menjadi berbahaya, “Kamu bilang, aku adalah orang bodoh?”

Hatiku diam-diam senang, “Aku tidak mengatakannya. Kamu mengatakannya sendiri.”

“Jangan kamu kira kamu sangat pintar. Sejak awal aku sudah menyadari ada yang salah dengan Crystal. Aku tidak pernah mengungkapkannya, hanya karena ingin tahu latar belakangnya, siapa yang mengutusnya, apa tujuannya mendekatiku.”

Aku benar-benar tidak percaya dengan ucapannya.

Jelas-jelas ia terlihat jatuh cinta ketika awal bertemu Crystal, sekarang mengatakan ini semua, sedikit banyak aku curiga ia hanya menjaga gengsinya.

“Kalau begitu apakah kamu sudah mendapatkan temuan?” Aku tidak menyanggahnya, keangkuhannya, aku harus menjaga gengsinya.

“Masih belum. Ia seakan muncul dari bawah tanah, tidak ada masa lalu yang bisa ditelacak.”

“Benarkah? Nama aslinya adalah Deborah, dengan koneksimu, mengetahui namanya, hanya dengan mencari orang untuk memeriksa sistem kepolisian saja bukankah kamu akan mengetahuinya.”

Yulianto menatapku dengan menghina, “Kamu benar-benar memikirkannya dengan sederhana. Hanya di Shanghai saja sudah ada 200an orang bernama Deborah, tidak ada satu pun yang memenuhi kriterianya, jika dijumlahkan seluruh negri, ada puluhan ribu orang bernama Deborah, hanya Deborah yang menghilang saja sudah ribuan, apakah aku harus memeriksanya satu demi satu?”

Aku balik menghinanya, “Ada foto, bukankah bisa mencari yang wajahnya seperti dia?”

“Apakah kamu tidak tahu foto tanda pengenal dan orang di dunia nyatanya sangat berbeda? Ada beberapa foto tanda pengenal yang seperti babi, tapi di dunia nyata terlihat seperti manusia, sama sepertimu.” Ucap Yulianto.

“Kamulah yang seperti babi!” Aku membalasnya.

Yulianto menggumam, tidak bercekcok denganku, hanya saja memaki satu kalimat, “Bodoh.” Lalu berjalan ke arah kamar mandi.

“Masalah ini juga mudah, hanya dengan memaksa Crystal mengaku bukankah bisa? Bisa seberapa sulit?” Aku berkata sambil memandang punggungnya, “Hanya saja mungkin ada beberapa orang yang terangsang, tidak rela menghabisinya.”

Yulianto tidak menoleh, hanya memaki: “Gila!”

“Kamu yang gila. Hanya perawakannya mirip dengan cinta lamamu, kamu pun terhanyut dan tidak bisa membedakan asli palsu.” Aku berkata dengan berani sambil memandangnya berjalan ke kamar mandi.

Tiba-tiba ia mundur keluar lagi, “Apakah kamu benar-benar ingin menjadi seorang penggosok punggung?”

Aku langsung memalingkan kepala dan berlari.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu