Nikah Tanpa Cinta - Bab 38 Masa Lalu

Tetapi sebenarnya, bantuan yang Ivana Hua berikann padaku adalah dengan memberi aku ide, "Coba cari ayah Yulianto Hua. Selain kamu dan Yulianto Hua, orang yang paling menyayangi anak itu adalah Kakek Tua Hua. Selama dia mau membantu, tidak peduli Crystal Lin meninggalkan TK, atau kepala sekolah meninggalkan TK, bukanlah masalah. "

Aku membeku. Bukan karena itu ide yang buruk, tapi karena dia memanggil ayah Yulianto Hua " Kakek Tua Hua".

Bukankah dia adalah saudara perempuan Yulianto Hua? Kenapa dia tidak memanggil ayah secara langsung?

Ivana Hua dapat melihat keraguan saya dan tersenyum ringan, "Kakek tua Hua dan saya sudah memutuskan hubungan antara ayah dan anak. Hanya Yulianto yang masih mengakui saya dari keluarga Hua, tetapi tidak satu pun dari mereka yang mengakui saya. Awalnya, marga" Hua "juga sudah harus diubah, tetapi terlalu banyak kesulitan bagi orang dewasa untuk mengubah marga, jadi saya pun terus menggunakannya dengan muka tebal. "

Meskipun dia tertawa, aku jelas melihat bahwa dia merasa kesepian.

Aku sebenarnya ingin bertanya 'mengapa' di hati saya, tetapi aku menahan diri. Hal seperti memutuskan hubungan dengan orang tua sama sekali bukan masalah sepele. Pasti ada masa lalu yang tragis dan kejam di belakangnya. Masa lalu semacam ini tentu saja akan menyakitkan orang yang berkesangkutan. Dari kesedihan yang melintas di mata Ivana Hua, dapat dilihat bahwa bekas luka itu belum sepenuhnya hilang, sehingga kalau mengungkit masa lalu lagi, hanya akan mengekspos bekas lukanya lagi.

Membuka bekas luka orang lain, kalau bisa tidak dilakukan, jangan dilakukan.

"Oke, jangan penasaran dengan masalah saya. Pergi cari Kakek Tua Hua, yakinkan dia, dan kemudian kamu bisa menyelesaikan masalahnya."Ekspresi Ivana Hua sudah kembali ke ketenangan dan wajah santai sebelumnya.

Dia benar-benar seorang wanita yang aku kagumi, menyembunyikan hal-hal di hatinya, selalu menunjukkan sisi santai kepada orang lain, dan tidak menekan orang lain.

"Sebenarnya, aku pernah memikirkannya," kataku jujur.

Ivana Hua mengulurkan jari dan membuatku diam, "Yah. Padahal sudah kepikiran, tapi masih menanya sama saya."

Aku lanjut dengan mengatakan, "Tetapi hal ini terlalu sulit, mereka tidak menyukai ku. Aku digunakan oleh Yulianto Hua untuk melarikan diri bersamanya di pesta pernikahan, jadi di mata semua orang yang tidak tahu apa-apa, aku adalah orang yang menghancurkan Pernikahan Yulianto Hua. "

"Aku mengerti kekhawatiranmu. Kamu tidak perlu dia untuk menyukaimu. Kamu hanya perlu meyakinkannya kalau Crystal Lin berada di taman kanak-kanak itu, dia akan mengancam keselamatan anakmu."

"Oke, kalau begitu aku akan mencobanya. Aku haru pergi kemana untuk menemuinya?" Tanyaku.

"Dia sangat sibuk. Biasanya untuk bertemunya harus membuat janji, tapi sebaiknya kamu jangan mencarinya di perusahaan, pasti tidak akan ketemu, kamu langsung pergi ke rumah saja, ini juga masalah keluarga, sebaiknya diurus di rumah."

"Terima kasih, Kak Ivana atas dukunganmu."

"Sama-sama, aku sangat cocok denganmu. Aku sangat menyukaimu," Ivana Hua berkata sambil tersenyum.

Kami mengobrol sebentar, lalu aku bangun dan mengucapkan selamat tinggal.

Kemudian, aku datang ke mansion keluarga Hua yang juga dipanggil"White House" oleh netizens Shanghai.

Secara alami, memang perlu lapor. Setelah menunggu sekitar dua menit, orang yang mengumumkan pesan itu datang untuk berkata, "Nyonya, menyuruh anda untuk enyah dari sini."

Orang ini menyampaikan ucapan asli, bukan menyuruhku"pergi", tapi "enyah", pasti sudah disuruh untuk menekankan kata“enyah "ini.

Ini sebenarnya mirip dengan apa yang aku pikirkan. Jadi aku tidak mengganggu lagi, berbalik dan pergi.

Erica Feng tidak akan membiarkanku masuk. Ini normal. Aku datang ke sini untuk menyapa, hanya sebagai perilaku yang sopan.

Aku kembali ke jalur mobil di depan pintu mansion menemukan tempat duduk dan menunggu.

Niat awalku adalah menunggu. Selama Hendra Hua kembali dan melihat aku menunggu di sana, tanpa perlu meminta kepadanya, dia akan menghentikan mobil dan menanyakan alasanku.

Waktu menunggu adalah yang paling sulit, sampai jam tujuh malam pun Hendra Hua belum muncul . Aku bahkan khawatir kalau dia sedang dalam perjalanan bisnis, kalau begitu penungguanku akan sia-sia hari ini.

Akhirnya, sekitar pukul sembilan malam, sebuah mobil Lincoln hitam memanjang akhirnya datang.

Mobil itu berhenti sesuai keinginanku, tetapi orang yang turun bukanlah Hendra Hua, melainkan pengemudi yang mengenakan setelan jas, "Tuan bertanya kepada Anda, mengapa Anda ada di sini?"

“Bisakah saya mendekati mobil dan mengatakan beberapa patah kata kepada Tuan?” Aku bertanya.

Sopir itu tidak bisa membuat keputusan. Setelah berlari melapor, dia memberi isyarat kepadaku untuk datang.

Jendela mobil bergulir ke bawah, itu adalah Hendra Hua, dia hanya menatapku, dan tidak berbicara lebih dulu.

“CEO Hua, tolong bantu anakku.” Aku langsung menuju inti permasalahan. Kalau sesuai panggilan, aku harus memanggil Ayah, tetapi identitasku belum diakui oleh keluarga Hua, jadi aku hanya bisa memanggilnya CEO Hua dengan sopan.

“Ada apa dengan anak itu?” Hendra Hua jelas gugup, dan dia benar-benar peduli pada anak itu.

Selanjutnya, aku mencoba menggunakan kata-kata yang paling ringkas untuk menceritakan hal-hal mengenai Crystal Lin dan mengungkapkan kekhawatiran saya. Aku juga secara khusus menekankan bahwa Crystal Lin salah paham denganku, dang menganggap aku dan anakku sebagai halangan, meskipun dia belum melakukan sesuatu yang menyeramkan, tapi kalau dia memiliki pemikiran yang buruk, kami tidak dapat bersiap sama sekali, karena dia dan anakku terlalu dekat.

Hendra Hua mendengarkan, dan berkata dengan berat. "Apa yang kamu katakan itu benar?"

"Itu semua benar. CEO Hua memiliki penglihatan yang tajam, tentu saja saya tidak berani bicara omong kosong." aku segera berjanji.

Hendra Hua membuka pintu dan keluar dari mobil. Mengancing kancing jas.

"Saya akan menyelidiki dan menanganinya. Sudah larut malam. Saya akan meminta sopir untuk mengatarmu kembali. Saya akan masuk sendiri." Kata Hendra Hua.

Aku sedikit panik, jadi aku segera mengatakan bahwa itu tidak perlu.

Hendra Hua melambaikan tangannya, "Tidak perlu menolak, pergilah."

Sopir membuka pintu. Aku tidak bisa menolaknya lagi. Akupun membungkuk dan berterima kasih, dan masuk ke mobil Hendra Hua.

Aku tidak kembali ke mansion Yulianto Hua, melainkan kembali ke tampat tinggal duluku.

Sore berikutnya, aku tiba-tiba menerima telepon dari Crystal Lin meminta untuk bertemu di sebuah kafe. Aku berpikir sejenak dan memutuskan untuk pergi dan melihat apa yang ingin dia katakan.

Ekspresi Crystal Lin tidak terlalu baik. Kali ini dia gagal menyembunyikan kebencian ditatapannya.

Aku duduk di seberangnya, dan kalimat pertamanya adalah, "Apa yang kamu sudah lakukan, kenapa saya dipecat dari TK?"

Ketika aku mendengar ini, aku merasa lega, dan akhirnya aku menang kali ini. Membalikkan situasiku yang tadinya pasif.

Bukannya dia sangat hebat berpura-pura, aku ingin menunjukkan kepadanya, kalau aku juga bisa.

“Apa maksud Guru Lin, saya tidak mengerti, apa artinya dipecat?” Aku berkata dengan polos.

"Kamu masih berani berpura-pura, Ivory Yao, aku tidak menyangka kamu begitu tak tahu malu, beraninya menusukku dari belakang."

Sepertinya dia benar-benar cemas, orang yang tadinya berpura-pura, sekarang malah melupakan untuk berakting, tatapanya kejam dan dia juga mengertakkan giginya. Guru Lin yang elegan dan lembut tiba-tiba menghilang.

Semakin dia marah, semakin aku bahagia. Aku ingin membuatnya jengkel dan membiarkannya melupakan aktingnya, membuatnya mengatakan hal yang sebenarnya.

"Guru Lin, kalau soal malu, kalau kamu merasa nomor dua, tidak akan ada yang berani menjadi nomor satu. Kehebatanmu dalam berpura-pura menjadi wanita baik sangatlah hebat, di internet ada kata gaul terbaru, tidak tahu apa kamu pernah dengar, yaitu adalah playgirl." Aku berkata sambil tertawa

Ekspresi wajahnya semakin jelek, dan dia tiba-tiba berdiri, mengambil kopi di atas meja, dan sepertinya ingin mengguyurkannya ke aku.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu