Nikah Tanpa Cinta - Bab 38 Masa Lalu
Tetapi sebenarnya, bantuan yang Ivana Hua berikann padaku adalah dengan memberi aku ide, "Coba cari ayah Yulianto Hua. Selain kamu dan Yulianto Hua, orang yang paling menyayangi anak itu adalah Kakek Tua Hua. Selama dia mau membantu, tidak peduli Crystal Lin meninggalkan TK, atau kepala sekolah meninggalkan TK, bukanlah masalah. "
Aku membeku. Bukan karena itu ide yang buruk, tapi karena dia memanggil ayah Yulianto Hua " Kakek Tua Hua".
Bukankah dia adalah saudara perempuan Yulianto Hua? Kenapa dia tidak memanggil ayah secara langsung?
Ivana Hua dapat melihat keraguan saya dan tersenyum ringan, "Kakek tua Hua dan saya sudah memutuskan hubungan antara ayah dan anak. Hanya Yulianto yang masih mengakui saya dari keluarga Hua, tetapi tidak satu pun dari mereka yang mengakui saya. Awalnya, marga" Hua "juga sudah harus diubah, tetapi terlalu banyak kesulitan bagi orang dewasa untuk mengubah marga, jadi saya pun terus menggunakannya dengan muka tebal. "
Meskipun dia tertawa, aku jelas melihat bahwa dia merasa kesepian.
Aku sebenarnya ingin bertanya 'mengapa' di hati saya, tetapi aku menahan diri. Hal seperti memutuskan hubungan dengan orang tua sama sekali bukan masalah sepele. Pasti ada masa lalu yang tragis dan kejam di belakangnya. Masa lalu semacam ini tentu saja akan menyakitkan orang yang berkesangkutan. Dari kesedihan yang melintas di mata Ivana Hua, dapat dilihat bahwa bekas luka itu belum sepenuhnya hilang, sehingga kalau mengungkit masa lalu lagi, hanya akan mengekspos bekas lukanya lagi.
Membuka bekas luka orang lain, kalau bisa tidak dilakukan, jangan dilakukan.
"Oke, jangan penasaran dengan masalah saya. Pergi cari Kakek Tua Hua, yakinkan dia, dan kemudian kamu bisa menyelesaikan masalahnya."Ekspresi Ivana Hua sudah kembali ke ketenangan dan wajah santai sebelumnya.
Dia benar-benar seorang wanita yang aku kagumi, menyembunyikan hal-hal di hatinya, selalu menunjukkan sisi santai kepada orang lain, dan tidak menekan orang lain.
"Sebenarnya, aku pernah memikirkannya," kataku jujur.
Ivana Hua mengulurkan jari dan membuatku diam, "Yah. Padahal sudah kepikiran, tapi masih menanya sama saya."
Aku lanjut dengan mengatakan, "Tetapi hal ini terlalu sulit, mereka tidak menyukai ku. Aku digunakan oleh Yulianto Hua untuk melarikan diri bersamanya di pesta pernikahan, jadi di mata semua orang yang tidak tahu apa-apa, aku adalah orang yang menghancurkan Pernikahan Yulianto Hua. "
"Aku mengerti kekhawatiranmu. Kamu tidak perlu dia untuk menyukaimu. Kamu hanya perlu meyakinkannya kalau Crystal Lin berada di taman kanak-kanak itu, dia akan mengancam keselamatan anakmu."
"Oke, kalau begitu aku akan mencobanya. Aku haru pergi kemana untuk menemuinya?" Tanyaku.
"Dia sangat sibuk. Biasanya untuk bertemunya harus membuat janji, tapi sebaiknya kamu jangan mencarinya di perusahaan, pasti tidak akan ketemu, kamu langsung pergi ke rumah saja, ini juga masalah keluarga, sebaiknya diurus di rumah."
"Terima kasih, Kak Ivana atas dukunganmu."
"Sama-sama, aku sangat cocok denganmu. Aku sangat menyukaimu," Ivana Hua berkata sambil tersenyum.
Kami mengobrol sebentar, lalu aku bangun dan mengucapkan selamat tinggal.
Kemudian, aku datang ke mansion keluarga Hua yang juga dipanggil"White House" oleh netizens Shanghai.
Secara alami, memang perlu lapor. Setelah menunggu sekitar dua menit, orang yang mengumumkan pesan itu datang untuk berkata, "Nyonya, menyuruh anda untuk enyah dari sini."
Orang ini menyampaikan ucapan asli, bukan menyuruhku"pergi", tapi "enyah", pasti sudah disuruh untuk menekankan kata“enyah "ini.
Ini sebenarnya mirip dengan apa yang aku pikirkan. Jadi aku tidak mengganggu lagi, berbalik dan pergi.
Erica Feng tidak akan membiarkanku masuk. Ini normal. Aku datang ke sini untuk menyapa, hanya sebagai perilaku yang sopan.
Aku kembali ke jalur mobil di depan pintu mansion menemukan tempat duduk dan menunggu.
Niat awalku adalah menunggu. Selama Hendra Hua kembali dan melihat aku menunggu di sana, tanpa perlu meminta kepadanya, dia akan menghentikan mobil dan menanyakan alasanku.
Waktu menunggu adalah yang paling sulit, sampai jam tujuh malam pun Hendra Hua belum muncul . Aku bahkan khawatir kalau dia sedang dalam perjalanan bisnis, kalau begitu penungguanku akan sia-sia hari ini.
Akhirnya, sekitar pukul sembilan malam, sebuah mobil Lincoln hitam memanjang akhirnya datang.
Mobil itu berhenti sesuai keinginanku, tetapi orang yang turun bukanlah Hendra Hua, melainkan pengemudi yang mengenakan setelan jas, "Tuan bertanya kepada Anda, mengapa Anda ada di sini?"
“Bisakah saya mendekati mobil dan mengatakan beberapa patah kata kepada Tuan?” Aku bertanya.
Sopir itu tidak bisa membuat keputusan. Setelah berlari melapor, dia memberi isyarat kepadaku untuk datang.
Jendela mobil bergulir ke bawah, itu adalah Hendra Hua, dia hanya menatapku, dan tidak berbicara lebih dulu.
“CEO Hua, tolong bantu anakku.” Aku langsung menuju inti permasalahan. Kalau sesuai panggilan, aku harus memanggil Ayah, tetapi identitasku belum diakui oleh keluarga Hua, jadi aku hanya bisa memanggilnya CEO Hua dengan sopan.
“Ada apa dengan anak itu?” Hendra Hua jelas gugup, dan dia benar-benar peduli pada anak itu.
Selanjutnya, aku mencoba menggunakan kata-kata yang paling ringkas untuk menceritakan hal-hal mengenai Crystal Lin dan mengungkapkan kekhawatiran saya. Aku juga secara khusus menekankan bahwa Crystal Lin salah paham denganku, dang menganggap aku dan anakku sebagai halangan, meskipun dia belum melakukan sesuatu yang menyeramkan, tapi kalau dia memiliki pemikiran yang buruk, kami tidak dapat bersiap sama sekali, karena dia dan anakku terlalu dekat.
Hendra Hua mendengarkan, dan berkata dengan berat. "Apa yang kamu katakan itu benar?"
"Itu semua benar. CEO Hua memiliki penglihatan yang tajam, tentu saja saya tidak berani bicara omong kosong." aku segera berjanji.
Hendra Hua membuka pintu dan keluar dari mobil. Mengancing kancing jas.
"Saya akan menyelidiki dan menanganinya. Sudah larut malam. Saya akan meminta sopir untuk mengatarmu kembali. Saya akan masuk sendiri." Kata Hendra Hua.
Aku sedikit panik, jadi aku segera mengatakan bahwa itu tidak perlu.
Hendra Hua melambaikan tangannya, "Tidak perlu menolak, pergilah."
Sopir membuka pintu. Aku tidak bisa menolaknya lagi. Akupun membungkuk dan berterima kasih, dan masuk ke mobil Hendra Hua.
Aku tidak kembali ke mansion Yulianto Hua, melainkan kembali ke tampat tinggal duluku.
Sore berikutnya, aku tiba-tiba menerima telepon dari Crystal Lin meminta untuk bertemu di sebuah kafe. Aku berpikir sejenak dan memutuskan untuk pergi dan melihat apa yang ingin dia katakan.
Ekspresi Crystal Lin tidak terlalu baik. Kali ini dia gagal menyembunyikan kebencian ditatapannya.
Aku duduk di seberangnya, dan kalimat pertamanya adalah, "Apa yang kamu sudah lakukan, kenapa saya dipecat dari TK?"
Ketika aku mendengar ini, aku merasa lega, dan akhirnya aku menang kali ini. Membalikkan situasiku yang tadinya pasif.
Bukannya dia sangat hebat berpura-pura, aku ingin menunjukkan kepadanya, kalau aku juga bisa.
“Apa maksud Guru Lin, saya tidak mengerti, apa artinya dipecat?” Aku berkata dengan polos.
"Kamu masih berani berpura-pura, Ivory Yao, aku tidak menyangka kamu begitu tak tahu malu, beraninya menusukku dari belakang."
Sepertinya dia benar-benar cemas, orang yang tadinya berpura-pura, sekarang malah melupakan untuk berakting, tatapanya kejam dan dia juga mengertakkan giginya. Guru Lin yang elegan dan lembut tiba-tiba menghilang.
Semakin dia marah, semakin aku bahagia. Aku ingin membuatnya jengkel dan membiarkannya melupakan aktingnya, membuatnya mengatakan hal yang sebenarnya.
"Guru Lin, kalau soal malu, kalau kamu merasa nomor dua, tidak akan ada yang berani menjadi nomor satu. Kehebatanmu dalam berpura-pura menjadi wanita baik sangatlah hebat, di internet ada kata gaul terbaru, tidak tahu apa kamu pernah dengar, yaitu adalah playgirl." Aku berkata sambil tertawa
Ekspresi wajahnya semakin jelek, dan dia tiba-tiba berdiri, mengambil kopi di atas meja, dan sepertinya ingin mengguyurkannya ke aku.
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieHei Gadis jangan Lari
SandrakoCinta Tak Biasa
SusantiBack To You
CC LennyMeet By Chance
Lena TanSuami Misterius
LauraNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng