Nikah Tanpa Cinta - Bab 35 Jebakan

"Yulianto Hua, lepaskan aku, apakah kamu merasa hebat dengan bersikap keras pada wanita!"

Ketika dia mendengar diriku mengatakan bahwa dia hanya bisa bersikap keras pada wanita, dia segera melepaskan tanganku.

“Aku sudah bilang jangan mendekatinya, kenapa kamu masih menyakitinya? Apa yang kamu lakukan padanya?” Tanya Yulianto Hua.

"Aku tidak melakukan apapun padanya! Aku tidak berinisiatif untuk mendekatinya, dia sendiri mengambil inisiatif untuk mendekatiku!"

"Kalau begitu, apakah kamu memberinya sekotak coklat?"

"Iya, memangnya kenapa? Dia datang berkunjung sebagai guru Melvin, apakah ada yang salah jika aku memberinya sebuah hadiah?"

"Dia makan cokelat itu dan keracunan, sekarang dia sedang terbaring di rumah sakit! Ivory Yao, aku sudah pernah mengatakan bahwa saat ini dia tidak ingat apapun dan menyuruhmu menjauh darinya. Mengapa kamu masih melakukan semua ini? "Teriak Yulianto Hua.

Amarah Yulianto Hua yang begitu kuat ternyata datang dari kabar yang mengatakan bahwa Crystal Lin dirawat di rumah sakit dikarenakan diriku, padahal maksudku baik dengan memberikan hadiah kecil, namun saat ini seolah-olah diriku adalah penyebab dia masuk rumah sakit.

Bukan aku yang membeli cokelat itu, itu memang sudah ada di rumah. Aku tidak ingin menjadi penyebab Crystal Lin dirawat di rumah sakit.

Aku melihat kemarahan pada mata Yulianto Hua, kemudian teringat akan kasih sayang Yulianto Hua pada Crystal Lin. Aku mengerti bahwa semakin dijelaskan maka Yulianto Hua akan semakin berpikir bahwa aku mencari alasan. Itu hanya akan membuatnya semakin membenciku.

Jika begini, akumemutuskan untuk tidak menjelaskan lagi.

"Cokelat itu dariku, tetapi aku tidak melakukan apapun, percaya atau tidak terserah padamu. Aku tidak berhubungan apapun dengannya sehingga tidak perlu menyakitinya. Aku tidak pernah berpikir untuk mendekati dirinya. Aku tahu kamu tidak ingin melihatku, kamu tidak perlu mengusirku pergi, aku akan pergi sendiri"

Aku berbalik dan berjalan pergi, Yulianto Hua menahan diriku dan mengangkat tangannya.

Aku menatapnya dengan dingin, "Yulianto Hua, jangankan Crystal Lin, bahkan dirimu, aku tidak pernah berpikir untuk mendekatimu. Aku bisa disini hari ini semuanya karena perencanaanmu. Tolong biarkan aku pergi, jangan mengganggu diriku lagi. Kamu adalah Tuan Muda Keempat yang maha kuasa. Ini seharusnya bukanlah hal yang patut dibanggakan bagimu dengan merendahkan seorang wanita?"

Tangannya yang terangkat perlahan turun, tetapi tatapannya semakin sinis dan mengatakan sebuah kata yang tidak asing: Pergilah!

Aku tidak mengatakan apapun, langsung pergi meninggalkannya.

Setelah meninggalkan Maple Garden, aku kembali ke rumah yang aku tempati sebelumnya.

Aku telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi aku masih belum bisa masuk ke dalam kehidupan Yulianto Hua. Dalam hatinya, Crystal Lin adalah wanita segala-galanya, aku hanyalah butiran debu. Ketika dia sedang bahagia, dia akan memberikan semuanya padaku, ketika dia tidak bahagia, dia akan mengusirku pergi.

Aku sangat lelah, tidak ingin melanjutkan kehidupan seperti ini. Aku ingin membawa Melvin kembali dan membesarkannya sendiri. Tapi aku tahu Yulianto Hua tidak akan menyetujuinya. Dengan adanya Yulianto Hua, aku tidak mungkin bisa membawa Melvin kembali.

Dari segi lingkungan pertumbuhan, Melvin memang lebih baik tinggal dirumah Keluarga Hua daripada mengikuti diriku. Aku tentu saja berharap anakku selalu ada di sisiku, namun sebagai seorang ibu, aku tidak boleh terlalu egois, aku harus menciptakan masa depan yang baik untuk anakku.

Aku mengeluarkan ponselku dan menelepon Wakil Liu yang datang berkunjung bersama Crystal Lin, aku tahu bahwa Crystal Lin dirawat di rumah sakit, kemudian aku bertanya Rumah Sakit mana dirinya di rawat.

Keesokan harinya, aku membeli sebuket bunga dan menjenguk Crystal Lin di rumah sakit.

Crystal Lin kelihatannya sedikit terkejut ketika dia melihatku, tidak lama kemudian dia menyapaku, "Halo, Nona Yao."

Sebelumnya aku pernah mengatakan padanya untuk memanggilku Nyonya Hua, tetapi ketika kami bertemu kembali, dia masih memanggilku Nona Yao, ini menandakan bahwa dia tidak ingin mengakui bahwa dirikua dalah istri Yulianto Hua.

“Guru Lin, apakah kamu sudah baikan?” Aku bertanya dengan sopan.

"Aku sudah tidak apa-apa, hanya keracunan makanan. Terima kasih atas perhatian Nona Yao."

Aku meletakkan bunga itu di nakas sebelah tempat tidur. "Guru Lin, apakah kamu keracunan setelah makan cokelat yang aku berikan? Tetapi Wakil Liu juga menerimacokelat yang sama, mengapa dia sehat-sehat saja?"

Aku menatapnya lekat, aku jelas melihat tatapan anehnya.

"Aku tidak mengatakan seperti itu, ini semua kata dokter. Semua kesimpulan diberikan oleh dokter. Nona Yao dengan ramah memberiku cokelat yang begitu mahal, bagaimana mungkin aku tidak menghargainya." Crystal Lin berkata dengan polos.

"Aku tidak meminta Guru Lin untuk menghargainya. Aku memberi cokelat karena aku menghormati dirimu sebagai guru dari anakku. Tetapi aku tidak menyangka akan menyebabkan hal seperti ini. Jika cokelat itu benar-benar membuat Guru Lin keracunan, aku minta maaf. "

Aku berusaha membungkuk meminta maaf setulus-tulusnya.

Aku tentu saja tidak ingin meminta maaf, tetapi Crystal Lin adalah guru Melvin, dia hampir selalu memiliki kesempatan untuk mendekati Melvin. Aku khawatir dia akan melakukan sesuatu pada Melvin dikarenakan dia membenciku.

“Nona Yao tidak perlu meminta maaf, mungkin saja aku makan makanan lain yang beracun, atau bisa saja terdapat kesalahan saat pemeriksaan oleh dokter.” Crystal Lin tersenyum.

Ponsel Crystal Lin berdering, dia mengangkat panggilan itu. Senyum aneh melintas di wajahnya. Senyumnya membuatku merasa sangat tidak nyaman.

"Kalau begitu, Guru Lin beristirahat dengan baik, aku tidak akan menganggu lagi." Aku sudah siap untuk pergi.

“Apakah kamu mendengar kabar dari Tuan Hua bahwa aku dirawat di rumah sakit ini?” Topik pembicaraan Crystal Lin tiba-tiba beralih pada Yulianto Hua.

Aku tahu apa yang dia maksud olehnya, apakah dia ingin tahu sikap Yulianto Hua atau yang lainnya?

"Bukan, aku mendengarkan dari Wakil Liu. Yulianto akhir-akhir ini sibuk, kami belum sempat bertemu." Jawabku santai.

Dia seharusnya senang jika dia tahu bahwa Yulianto Hua mengusir diriku keluar rumah karena dirinya dirawat di rumah sakit? Ataukah ini adalah alasan mengapa dia bertanya seperti itu?

Dia tersenyum dan mengatakan “oh” sepelan mungkin.

Saat ini seseorang mengetuk pintu kamar, dia melihat ke arah tangannya yang sedang diinfus kemudian menatapku dengan memberi isyarat padaku untuk membantunya membuka pintu.

Padahal pintu kamar tidak dikunci, orang yang mengetuk pintu hanyalah berkelakuan sopan santun, jika dia berkata masuklah, maka orang tersebut bisa mendorong pintu dan masuk sendiri.

Karena dia memintaku untuk membukanya, aku tidak banyak berpikir dan langsung pergi membuka pintu kamar. Orang yang muncul di hadapanku adalah Yulianto Hua dengan memegang bunga di satu tangan dan kotak makan di tangan lainnya.

Dia terkejut ketika melihatku. Lalu matanya menunjukkan kewaspadaan.

"Aku datang untuk mengunjungi Guru Lin..."

Penjelasanku belum berakhir, tiba-tiba aku mendengar suara erangan. Ketika aku menoleh, Crystal Lin yang tadinya sedang berbaring di tempat tidur tiba-tiba terjatuh dari tempat tidur, jarum infus lepas dan terlempar ke samping, kemudian dia berbaring di lantai dengan rambut berantakan dan terus-menerus mengerang.

Gerakannya sangat cepat, sepertinya ketika aku berbalik untuk membuka pintu, dia langsung turun ke bawah lantai.

Tadinya dia jelas berbaring dengan baik, mengapa dia tiba-tiba terjatuh dan menunjukkan dirinya yang kelihatan sangat berantakan?

Hanya ada satu penjelasan, dia menjatuhkan dirinya dengan sengaja.

Aku teringat senyum annyayang membuatku gelisah setelah dia mengangkat telepon tadi.

Yulianto Hua menyeret diriku ke samping dan bergegas menghampirinya, "Crystal, ada apa denganmu? Apa yang dia lakukan padamu?"

Aku merasakan diriku tak berdaya ketika mendengarnya.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu