Nikah Tanpa Cinta - Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas

Julian Tsu mengajak ku ke hotel lainnya, hotel bintang lima. Tidak sebagus seperti yang sebelumnya, tapi hotel ini juga bagus.

Aku memesan dua kamar yang saling bersebelahan, lalu aku menemani Julian Tsu pergi makan malam. Setelah makan, aku hanya melihatnya menyantap makanan.

Julian Tsu pernah hidup di luar negeri untuk waktu yang lama, jadi dia lebih memilih makan makanan barat, terutama steak. Sambil memakan steak nya, dia juga meminum anggurnya, dan terlihat sangat anggun, sikapnya itu benar-benar memikat seseorang untuk terus menatapnya.

“Dua hari ini kamu telah bergabung dengan perusahaan, apa kamu menemukan sesuatu?” Julian Tsu bertanya padaku.

"Jika dilihat secara umum, terlihat bagus, tetapi jika itu aku, aku lebih suka jika dilakukan dengan desain kelas atas. Sekarang sudah terlalu banyak perusahaan kelas bawah dan kelas menengah, yang dapat dikatakan bahwa persaingannya sangat ketat. Keuntungan yang didapat sangat rendah, dan persaingan masih sangat ketat, terhadap keadaan pasar seperti ini, aku tidak terlalu optimis. Jika keuntungan yang didapat terlalu rendah, sehingga banyak para pengusaha harus meluncurkan pembelian baru atau diam-diam membeli barang, tetapi jika begini akan menimbulkan perselisihan. Apabila melakukan desain kelas atas, meskipun omsetnya mungkin tidak terlalu tinggi, tetapi seharusnya keuntungannya akan lebih mengesankan. "

Julian Tsu terus mengangguk, "Adikku, kamu baru sehari mengenalnya, dan sudah memiliki pemahaman seperti ini, benar-benar memiliki visi yang tajam. Kami membeli sebagian saham Perusahaan Touring ini, juga agar memperluas usaha demi mendapat profit lebih, paling baik jika bisa membentuk rantai industry yang lebih stabil. Saat ini, pengoperasian perusahaan touring ini bisa dikatakan biasa aja, kami juga sedang memikirkan perbaikan, tapi sampai saat ini semuanya masih dalam pertimbangan, saranmu sangat membantu kami. "

Dipuji oleh Julian Tsu seperti ini membuat ku merasa sedikit malu. Aku mengatakan bahwa kakak kedua itu konyol, dan yang aku katakan hanyalah omong kosong, itu hanya ide saja, aku juga tidak tahu apakah bisa dijalankan atau tidak.

"Semua bisnis yang besar itu dimulai dengan sebuah ide, lalu terus berkembang, dan akhirnya berhasil. Jadi ide mu ini adalah langkah pertama, kamu benar-benar hebat. Adikku, nantinya bantulah Kakak Kedua, aku akan memberikan perbandingan dengan Perusahaan Besar Hua sebagai contoh, agar kamu bisa mengembangkan bakatmu! "

Pembicaraan ini tanpa sadar kembali lagi ke topik yang berhubungan dengan Yulianto Hua. Untuk sementara waktu, aku tidak tahu harus berkata apa.

"Ada masalah, aku sama sekali tidak mau membahasnya dengan mu, tetapi hari ini aku melihat Yulianto Hua, aku rasa aku harus memberi tahu mu."

Aku merasa sedikit gugup lagi, karena jika membahas soal Yulianto Hua, sekalinya membicarakan hal yang berhubungan dengannya, entah mengapa, aku akan merasa gugup, tidak tahu kenapa bisa gugup seperti ini, aku juga tidak bisa mengatakannya.

"Kakak kedua, coba katakan."

"Hendra Hua koma, dan Perusahaan Besar Hua harus memilih seorang pengganti. Kemungkinan besar ada dua orang, pertama adalah Daniel Hua dan dan kedua adalah Yulianto Hua."

Aku mengangguk, "Aku tahu."

“Daniel Hua mendapat dukungan dari Felicia Chen dan juga dukungan beberapa direktur lainnya. Jadi saat itu posisi Yulianto Hua tidak baik. Dia harus mendapat dukungan dari Perusahaan Besar Feng, dan mungkin baru bisa terpilih menjadi ketua dewan direksi. "

"Felicia Chen mendukung Daniel Hua? Aku benar-benar tidak tahu soal ini, sebelumnya mereka ada niat untuk bekerja sama, tetapi tidak terlihat jelas. Jika begini, kalau begitu Yulianto Hua akan menjadi yang terakhir, dan apakah itu juga didukung oleh Erika Feng? ” Aku melanjutkan kata-katanya.

"Itu benar," kata Julian Tsu.

"Kalau begitu jika Yulianto Hua ingin mendapat dukungan dari Erika Feng, takutnya harus menawarkan beberapa keuntungan sebagai bayarannya bukan? Jika tidak, Erika Feng tidak akan mendukung Yulianto Hua."

Julian Tsu mengangguk, "Kamu memang sangat mengerti keadaan Perusahaan Besar Hua, seperti yang kamu katakana, Yulianto Hua menyetujui beberapa syarat yang diberikan oleh Erika Feng, tetapi apa kamu tahu syarat yang diberikan Erika Feng? "

"Memasukkan aku ke dalam penjara?"

"Aku tidak jelas jika ini adalah salah satu syarat yang diajukan Erika Feng. Tetapi menurut direktur departemen Feng, Erika Feng memiliki keponakan, dia baru saja masuk perguruan tinggi, dan syarat dari Erika Feng adalah, jika Yulianto Hua mau menikahi keponakannya, dengan begini terbentuklah kerja sama. Sebagai gantinya, para anggota dewan Feng akan mendukung Yulianto Hua. "

Jantungku seperti berhenti sesaat, “Apa Yulianto Hua setuju?"

"Kabarnya bahwa dia menyetujui hal ini. Tetapi aku tidak tahu dibalik cerita itu," kata Julian Tsu.

Pikiranku seperti berhenti untuk sesaat, benar-benar tidak mengenali keponakan Erika Feng, aku hanya mengingat keponakan laki-laki Erika Feng yaitu Keith Feng, yang bertarung denganku selama beberapa putaran dan akhirnya kalah. Tanpa diduga, datang lagi keponakan perempuan Erika Feng yang lain.

“Lalu mereka akan menikah?” Aku berusaha sebaik mungkin mengendalikan emosiku.

“Sepertinya tidak. Meskipun Yulianto Hua bersedia, tapi karena gadis itu masih terlalu muda, dia menolak untuk segera menikah, tetapi bersedia untuk menunggu sampai gadis itu lulus kuliah, lalu akan segera menikah. Tentu saja, jika ingin menikah dengan orang lain, pertama-tama harus bercerai dengan kamu, lalu apa yang terjadi selanjutnya mungkin juga berhubungan dengan syarat yang diberikan olej Erika Feng. "

Jiwa ku seperti kemasukkan hal lain. Merasa seperti imajinasi di dalam hatiku hancur begitu saja. Seperti ada rasa sakit di hatiku.

"Adik, apa kamu baik-baik saja? Pada dasarnya aku sama sekali tidak mau memberi tahu kamu, tapi melihatmu dan Yulianto Hua bersama lagi, aku harus mengingatkanmu tentang hal ini ..."

Aku memaksakan diri untuk tersenyum, "Aku baik-baik saja, kakak, sepertinya anggur merahmu enak, bolehkah aku meminumnya sedikit?"

Julian Tsu menatapku dengan curiga, "Bukankah badan mu terasa tidak enak, mengapa tiba-tiba mau minum anggur, apakah karena aku mengatakan masalah Yulianto Hua, suasana hati mu sedang tidak baik, jadi kamu mau minum anggur?”

"Kakak kedua ini meremehkanku, dia hanyalah seorang pria. Dia bisa menikahi siapa pun yang dia cintai, bukannya aku tidak bisa hidup tanpanya. Aku lihat anggur mu seperti sangat indah, aku ingin menyesapnya." Kataku sambil tersenyum.

“Kalau kamu sehat, kalau begitu minum saja.” kata Julian Tsu sambil menuangkan segelas anggur untukku.

Aku mengambilnya dan langsung meminumnya. Sebenarnya aku tidak merasakan rasanya. Aku sama sekali tidak pandai meminum anggur merah.

"Bukan begitu caranya meminum angur merah, adikku, suasana hatimu benar-benar sedang buruk. Kamu tidak perlu melakukan ini."

“Kakak kedua, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.” Aku tersenyum sambil menuangkan segelas anggur lagi.

"Ada apa? Selama kakak kedua bisa melakukannya, aku pasti akan berusaha tenaga melakukannya."

"Kakak kedua coba pikirkan cara untuk mendapatkan kembali anak itu, aku tidak peduli siapa yang ingin dinikahi oleh Yulianto Hua, tetapi aku tidak bisa membiarkan anakku digertak oleh ibu tiri."

Julian Tsu berpikir sejenak, "Masalah ini perlu dipertimbangkan dalam waktu jangka panjang *, dengar-dengar jika anak itu berada di Amerika, jika ingin mengambil kembali anak itu, tetapi bukannya tidak mungkin. Pertama-tama tanyakan dulu keberadaan anak itu, ada di Amerika bagian mana, baru kita bicarakan lagi.”

Aku mengambil anggur itu lalu saat ingin menuangkannya lagi, Julian Tsu menghentikannya. "Jangan minum lagi, jelas-jelas kamu sedang dalam suasana hati yang buruk, dengan keadaan mu seperti ini, kamu dapat lebih mudah mabuk."

“Kakak kedua pelit, aku tahu jika wine ini mahal, tapi aku juga tidak minum banyak, jadi biarkan aku saja yang meminumnya. Tidak akan mabuk,” kataku sambil tersenyum.

Julian Tsu menghela nafas, "Jika sejak awal tahu akan begini, aku tidak akan memberitahumu hal ini. Adik, kamu harus berpikiran terbuka, jika kalian ditakdirkan bersama, maka kalian akan bersama, tetapi jika tidak, maka kalian akan berpisah, setiap manusia memiliki sifat yang egois. Yulianto Hua membuat pilihan seperti itu, mungkin karena dia memiliki kesulitan lainnya. "

Aku mengibas-ngibaskan tangan, "Jangan menyebut orang itu lagi, biarkan dia melakukan sesukanya. Aku hanya memohon agar kakak kedua untuk menemukan cara membantuku untuk mendapatkan anak itu. Itu anakku, dan aku tidak bisa membiarkan Yulianto Hua mencari Ibu tiri untuknya dan menindasnya.”

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu