Nikah Tanpa Cinta - Bab 123 Menjaga Jarak
Mata indah Yulianto Hua menyipit berbahaya, “Siapa yang kamu bilang mabuk sampai tidak berdaya?”
“Orang yang mabuk itu pasti tahu.”
“Aku sebenarnya hanya berpura-pura dan tidak mabuk sama sekali.” Ucap Yulianto Hua dengan sinis.
Aku benar-benar kehabisan kata-kata terhadap orang yang teramat gengsi ini, dia bahkan sudah tidak sadarkan diri dan masih berkata bahwa dirinya tidak mabuk?
Yulianto Hua menempatkan Melvin di sisiku dan keluar, setelah beberapa saat, dia datang dengan segelas susu dan roti di tangannya.
“Aku akan membalas budi atas air yang kamu berikan semalam dengan sarapan ini, tapi bukankah kamu harus gosok gigi dulu sebelum makan?” ucap Yulianto Hua dengan raut wajah menghina.
“Aku sudah mencuci muka dan gosok gigi, lalu kembali berbaring lagi, terima kasih CEO Hua.” Aku meraih roti dari tangannya dan mengigitnya.
“Wanita yang bodoh dan malas benar-benar tidak tertolong lagi.” Yulainto Hua menghela nafas dan meletakkan gelas susu di atas nakas, lalu dirinya kembali keluar.
Aku dan Melvin kembali bermain sebentar setelah selesai sarapan, dan ternyata masih sedikit ngantuk, alhasil aku kembali tertidur lagi.
Sudah lama sekali aku tidak tidur nyenyak seperti ini, aku bangun tepat di waktu makan siang.
Wajah Yulianto Hua tampak tidak senang, "Cepat makan dan ganti pakaian, aku sudah berjanji pada Melvin untuk pergi menonton film, tapi karena kamu membuang-buang waktu, kita sampai sekarang belum berangkat juga!"
Aku tertawa di dalam hatiku, juga merasa tidak enak, jadi aku segera mandi lagi dan pergi dengan Melvin setelah selesai makan.
Setelah menonton film, Yulianto Hua membawa Melvin ke tempat hiburan dan bersenang-senang.
Sebenarnya, aku tidak terlalu setuju dia membawa anak kecil untuk bermain permainan seperti itu, karena akan mudah membuatnya ketergantungan, tetapi aku tidak bisa mendebatnya, jadi aku hanya sabar menghadapinya.
Aku melalui dua hariku seperti ini.
Tidak tahu sudah berapa lama, aku tidak menghabiskan akhir pekan serileks ini, tidak ada tekanan apa pun, hanya makan dan bersenang-senang, dan yang terpenting adalah sikap Yulianto Hua yang sangat baik dan jarang marah padaku.
Waktu yang bahagia selalu sangat singkat, akhir pekan telah berakhir, dan saatnya harus pergi bekerja lagi.
Pada waktu sarapan di senin pagi, Yulianto Hua meraih sebuah berkas dan berkata, "Ini adalah rencana pengembangan saluran dari proyek pertanian perusahaan, kamu bisa mempelajarinya dan bersiap untuk mengambil alih pekerjaan di sini."
"Tapi proyek Kota Y baru saja dimulai, aku tidak bisa menyerah sekarang."
"Seperti yang aku bilang, kamu mengambil alih proyek Kota Y hanya karena persyaratan tambahan yang diajukan oleh Julian Tsu, aku akan memberi tahu mereka bahwa kamu tidak lagi cocok untuk proyek Kota Y karena kesalahan dalam pekerjaan yang kamu buat, dan akan memindahkanmu kembali. Kita sudah membahas ini sebelumnya."
“Itu adalah keputusanmu, aku tidak menyetujuinya. Aku berusaha sangat keras dalam proyek ini, dan aku ingin terus bertanggung jawab atasnya.”
“Ini adalah keputusan perusahaan!” suara Yulianto Hua meninggi.
“Itu hanya ide kamu, bukan keputusan perusahaan.” Aku juga tidak dapat menahan emosiku.
“Aku adalah atasanmu, keputusanku adalah keputusan perusahaan.” Yulianto Hua menepuk meja dengan marah, “Kamu bukan enggan meninggalkan proyek ini, melainkan kota ini, kan? Apa yang membuatmu tidak rela?”
Aku tidak ingin bertengkar dengannya, karena aku berpikir itu tidak perlu dan hanya akan semakin membuatnya marah, dia memaksaku kembali, dan aku mau tidak mau harus melakukannya, kenyataan bahwa dia adalah atasanku, membuatnya memiliki hak untuk memutuskan apakah aku harus tinggal atau tidak.
"Kalau begitu beri aku waktu satu minggu lagi, aku akan menggunakan alasan anakku masih terlalu kecil dan membutuhkan perhatianku, kemudian aku akan mengundurkan diri sebagai penanggung jawab di sana, alih-alih mengatakan bahwa aku telah melakukan beberapa kesalahan dalam pekerjaanku, bagaimana?"
"Jika kamu mengundurkan diri, aku khawatir Julian Tsu tidak akan setuju, tetapi pasti ada jalan keluar. Pokoknya, kamu tidak bisa menetap di Kota Y untuk jangka waktu yang panjang, tugas utama kamu bukanlah menjadi seorang direktur penjualan, tetapi untuk Melvin. Tugas terpenting kamu adalah menjadi seorang ibu. "
Aku mengangguk, tetapi hatiku tidak senang dengan hal ini.
“Nanti kamu pergi ke Kota Y sendiri, aku akan memberi kamu waktu seminggu lagi, kali ini Kak Alfred harus menemaniku untuk mengurus beberapa hal, sehingga tidak bisa pergi denganmu, jadi kamu harus menjaga dirimu baik-baik. Jika tidak, aku akan mengatur orang lain untuk menemanimu. Kak Alfred sendiri juga mengatakan bahwa dia tidak ingin terus berada di dekatmu, karena kamu merasa dia adalah orang yang aku kirim untuk mengawasimu. "
"Aku rasa aku akan baik-baik saja di Kota Y. Tapi aku tidak pernah menunjukkan rasa tidak suka pada Kak Alfred, tolong jelaskan padanya."
“Jangan khawatir, Kak Alfred bukan orang yang mudah tersinggung. Kamu pergi ke Kota Y sendiri, dan aku berharap kamu bisa menjaga jarak dari Julian Tsu, aku selalu merasa Julian Tsu terlalu baik padamu.” Yulianto Hua mengerutkan kening, lalu menambahkan, "Meskipun aku tahu dia adalah seorang pria yang baik dan aku juga tidak cemburu, tetapi sangat mencurigakan jika seorang pria terlalu baik kepada seorang wanita."
Jarang sekali Yulianto Hua bisa mengatakan hal yang masuk akal seperti ini, aku menganggukkan kepala menunjukkan bahwa aku paham maksudnya.
"Aku akan berhati-hati. Tapi kebaikan Julian Tsu padaku tidak seperti yang kamu pikirkan. Apa kamu masih ingat ketika kita makan malam di rumahnya, dia menyebut seorang pelayan tua bermarga Gao?"
“Aku ingat, saat itu dia bilang pelayan tua itu sedang sakit, ada apa?”
“Kemarin aku melihat pelayan tua itu di rumah sakit, saat itu dia terlihat sedikit linglung, dia mengenali aku sebagai orang lain dan memanggilku dengan panggilan ‘Nona Nan’.”
“Nona Nan? Mengapa dia memanggilmu dengan panggilan itu? Apa karena kamu sangat mirip dengan seseorang? Atau karena orang tua yang linglung dan sembarangan memanggil orang?” Yulianto Hua tampak tertarik.
“Aku juga tidak yakin, lalu aku bertanya pada Julian Tsu karena penasaran. Dan dia bilang ‘Nona Nan’ yang dimaksud oleh pelayan tua itu adalah adik perempuan Julian Tsu yang sudah meninggal lama. Mungkin karena aku sedikit mirip dengan adiknya, jadi dia bersikap begitu baik padaku.”
Yulianto Hua tidak segera menjawab, ia berpikir sejenak.
“Kalau begitu apa maksud Julian Tsu menyuruhmu tinggal di ‘Rumah Nan’? Rumah tua itu bernama ‘Rumah Nan’, apakah ada hubungannya dengan ‘Nona Nan’ itu?” dia tiba-tiba bertanya.
Hal ini benar-benar tidak pernah terpikirkan olehku, sekarang jika dipikir-pikir, semuanya terdapat kata ‘Nan’, bukan tidak mungkin jika semua ini memiliki hubungan.
“Seharusnya tidak ada hubungan apa-apa, lagipula rumah itu milik temannya, dan bukan milik Julian Tsu sendiri.”
“Sulit dipastikan apakah ada hubungannya atau tidak.” Yulianto Hua melirik jamnya, “Sudahlah, aku akan pergi rapat, kamu berhati-hatilah.”
Aku berkata, “Baik, aku akan berhati-hati.”
Yulianto Hua kembali berbalik ketika ia sudah berjalan sampai ke luar, “Ingat untuk jaga jarak dengan Julian Tsu, tidak hanya Julian Tsu, kamu juga harus menjaga jarak dengan pria manapun.”
aku mengangguk tak berdaya, “Aku mengerti.”
Ini pertama kalinya aku berkendara jarak jauh sendiri, aku menyetir dengan lambat, dan sangat lelah ketika sampai di Kota Y, jika tahu akan seperti ini, aku akan menggunakan kereta cepat saja dari awal.
Setelah istirahat sebentar, aku bersiap pergi ke perusahaan untuk melihat-lihat, tepat pada saat ini Yulianto Hua menelepon.
Aku segera mengangkatnya, kalimat pertama yang ia ucapkan adalah, “Kamu kembali sekarang.”
Aku tercengang mendengarnya, “Aku baru saja sampai, bagaimana bisa segera pulang?”
"Seseorang melaporkan kamu ke dewan direksi dan mengatakan bahwa kamu menerima suap dari pelanggan, perusahaan telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kamu, untuk sementara ini kamu telah diskors dari pekerjaan kamu."
Otakku serasa ingin meledak, aku baru menjabat kurang dari sebulan, bagaimana aku bisa memiliki kesempatan untuk menerima suap dari pelanggan? Siapa yang menjebakku?
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkPenyucian Pernikahan
Glen ValoraAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Tough Bodyguard
Crystal SongThe Richest man
AfradenKamu Baik Banget
Jeselin VelaniI'm Rich Man
HartantoNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng