Nikah Tanpa Cinta - Bab 215 Tidak memperingatkan kamu

Setelah mendengarnya, aku terkejut dan langsung menentang keputusan Yulianto Hua.

Meskipun aku juga seorang eksekutif di Shanghai Telecom, tapi dari lubuk hatiku aku tahu semua itu karena adanya Yulianto Hua sehingga keadaan bisa terkendali.

Sekarang aku diminta menjabat sebagai CEO sebuah perusahaan teknologi, aku rasa aku tidak memiliki kepercayaan diri ini, karena aku tidak mengerti benda apa dibuat oleh Lanhai Technology.

Jika aku mengacaukannya, Erika Feng dan yang lainnya akan menganggap ku sebagai lelucon, apalagi perusahaan akan segera melakukan pendanaan kembali sebesar miliaran. Setelah miliaran dolar masuk, skala perusahaan akan tiba-tiba menjadi lebih besar, menjadi perusahaan teknologi berskala besar, bagaimana aku bisa mengelolanya?

Yulianto Hua mengerutkan kening dan tampak tidak puas dengan keberatanku. "Proses perusahaan bisa selesai diambil alih semuanya di bawah kepemimpinanmu. Wajar saja bagimu untuk menjabat sebagai CEO, apalagi kamu seorang wanita, wanita cantik lagi, kamu akan memiliki banyak keuntungan ketika kamu mengelola para teknisi lelaki itu. Apa alasan bagimu harus menolaknya?"

Aku berkata: "Bukannya aku ingin menolak, tapi karena aku tidak dapat menerima pekerjaan ini, aku takut mengacaukannya, aku tidak mengerti sama sekali.“

“Urusan profesional setiap departemen ditangani oleh kepala departemen masing-masing, bukannya minta kamu buat program. Apa yang kamu tidak mengerti? Jika kamu tidak mengelola perusahaan yang kamu beli sendiri, masa’ harus membiarkan Peter Shen kembali untuk mengurusnya. Mengapa kamu begitu pengecut?” Kata Yulianto Hua dengan marah.

Aku merasa dia tidak masuk akal, bukannya aku pengecut, aku takut akan mengacaukannya, nanti kalau rugi hanya akan membuat malu saja.

Untuk memakai sebuah mahkota, seseorang harus mampu menanggung beratnya.

Besarnya tanggung jawab sama besarnya dengan kemampuan. Aku tahu kemampuanku terbatas dan aku tidak bisa melakukannya sama sekali.

Ini namanya mengerti kemampuan diri, apakah ini juga disebut pengecut?

“Kamu pasti bisa, percayalah padaku, jika kubilang kamu bisa, kamu pasti bisa melakukannya.” Yulianto Hua terus membujukku.

Aku menggelengkan kepalaku dengan sekuat tenaga. Aku bertekad untuk tidak menerimanya. Aku tidak bisa kehilangan begitu banyak uang, ya Tuhan, jika ini dahulu, ini adalah angka yang bahkan tidak pernah bisa ku bayangkan, dua miliar, bagiku itu hanyalah angka astronomi.

“Kamu yakin tidak akan melakukannya?” Yulianto Hua bertanya lagi padaku, lalu aku menggelengkan kepalaku, tidak berani menatap langsung ke matanya, memandang ke luar pemandangan yang lewat di sepanjang jalan.

"Oke, Ivory Yao, kamu hebat. Karena kamu tidak ingin mengambil alih, biarlah posisi CEO Lanhai Technology dibiarkan kosong saja."

Setelah mencoba membujukku beberapa kali namun tidak ada hasil, Yulianto Hua yang dalam kondisi kesal pun mengabaikan aku.

Dia mengabaikanku, aku pun mengabaikannya. Dia memberiku tekanan yang begitu besar, bahkan jika membunuhku, aku tetap tidak akan melakukannya. Untungnya, setelah pulang ke rumah, dia tidak mengungkitnnya lagi dan terus mengabaikan ku.

Keesokan harinya, aku tetap berangkat kerja ke Shanghai Telecom, tidak pergi ke Lanhai Technology.

Bisa membeli Lanhai Technology, sebenarnya hanyalah faktor keberuntungan, ditambah dengan bantuan Michael Lu, jika tidak maka akan sangat sulit bagiku untuk melakukannya. Sekarang ingin aku mengelolanya, aku tidak mengerti sama sekali, kedua mataku gelap, bagaimana cara mengelolanya?

Siang hari, aku tiba-tiba menerima telepon dari Winsen Chen. Dia berkata di telepon, "CEO Yao, kami telah mengatur lokasi untuk konferensi pers dan para wartawan sudah tiba di lokasi. Aku harap kamu bisa datang lebih pagi, lihat apakah ada yang salah, sehingga orang-orang di bawah ini bisa mengurusnya."

Aku segera bertanya: "Konferensi pers apa, apa artinya ini?"

Winsen Chen berkata: "Ini konferensi pers perusahaan. Yang pertama adalah mengumumkan bahwa pendanaan kembali berhasil dilakukan, dan yang kedua adalah mengumumkan peluncuran produk generasi ketiga. CEO Hua mengatakan bahwa konferensi pers ini akan dipimpin oleh Anda sebagai CEO."

Begitu aku mendengarnya aku pun langsung panik, Yulianto Hua sama sekali tidak memberi tahu aku tentang hal ini. Jika bukan karena Winsen Chen menelepon untuk mengingatkanku, aku bahkan tidak tahu bahwa ada konferensi pers yang begini penting.

Sepertinya Yulianto Hua masih tidak mau melepaskan aku, bukankah ini seperti menggiring bebek masuk kandang, sama saja dengan mempersulit orang?

Di depan Winsen Chen, aku tidak bisa mengatakan apa-apa, jadi aku hanya bisa mengatakan kepadanya bahwa aku sedang mengerjakan sesuatu sekarang, aku akan meneleponnya nanti.

Setelah menutup telepon, aku datang ke kantor Yulianto Hua, dia sedang berbicara dengan wakil presiden. Dia memberi isyarat kepadaku untuk keluar dulu dan jangan mengganggunya.

Aku tidak punya pilihan selain keluar dulu, merasa cemas seperti semut yang berada di panci panas.

Setelah kembali ke kantor dan menunggu beberapa saat, aku pergi ke kantor Yulianto Hua lagi, kemudian lagi-lagi dia terlihat sedang berdiskusi dengan eksekutif lain, jadi aku harus menunggu lagi.

Saat istirahat makan siang tiba, Yulianto Hua akhirnya ada waktu, barulah aku buru-buru menghampiri, "Konferensi pers itu, maksudnya apa?"

Yulianto Hua mengangkat kepalanya menatapku, "Konferensi pers apa?"

"Winsen Chen menelepon aku dan meminta aku untuk menghadiri konferensi pers sore ini. Apa yang terjadi?"

Yulianto Hua mengambil segelas air dan meminumnya, "Aku telah menginvestasikan beberapa miliar dalam Lanhai Technology, ini semua adalah uang hasil jerih payah yang aku peroleh dari investasi pribadiku selama ini, susah payah ku simpan, urus baik-baik, jangan sampai rugi ya. "

"AKU……"

“Pergi dan bersiaplah, waktunya tidak banyak.” Yulianto Hua melihat arlojinya, “Media utama yang ada di Shanghai akan hadir. Pergilah ke Fantastic Clubhouse untuk menata rambutmu atau yang lain. Kamu akan tampil di TV, penampilanmu ini, bagus sih, tapi terlalu polos, nanti kalau kamu sendiri tidak tahan melihatnya, jangan salahkan aku karena tidak memperingatkan kamu. "

Di saat begini, Yulianto Hua masih bisa bercanda denganku, bikin kesal saja.

“Aku tidak setuju untuk menerima jabatan CEO dari Lanhai Technology, aku sudah mengatakannya kemarin. Aku tidak akan melakukannya. Aku benar-benar tidak bisa. Sungguh.” Aku berteriak dengan cemas.

"Lanhai Technology sudah memposting pengumuman di situs resmi bahwa kamu akan mengambil alih jabatan CEO tadi malam. Ratusan karyawan Lanhai juga telah menerima email tentang kamu akan menjabat, CEO Yao, kamu sekarang sudah menjadi CEO Lanhai Technology, ini bukan masalah apakah kamu siap untuk mengambil alih atau tidak, cepatlah pergi, urusan menjemput anak, biar aku yang urus, jalankan perusahaanmu dengan baik, cepat, sudah terlambat. CEO Yao, jika kamu tidak pergi, jelaskan saja sendiri kepada begitu banyak karyawan."

Aku tercengang di tempat, sangat marah sehingga aku tidak tahu harus berkata apa.

Pada saat ini, telepon berdering lagi. Itu adalah nomor yang tidak dikenal, dari eksekutif lain dari Lanhai Technology yang menelepon, untuk menanyakan tentang resepsi perayaan nanti malam.

“Yulianto Hua, aku membencimu, kamu membakarku di atas api.” Dengan marah aku berkata.

“Aku tahu kamu membenciku, tapi kamu tetap harus pergi dan mengurus urusan bisnis dulu. CEO Yao, cepatlah pergi, hari ini seluruh Lanhai Technology sibuk bukan main, dan kamu masih ada waktu berada di sini bersamaku? Ayo pergi dan selesaikan dulu, baru kembali lagi untuk mencekikku. "

Aku pikir Yulianto Hua perang dingin denganku, karena sudah menyerah memaksaku untuk menjabat, aku tidak menyangka dia akan bertindak secara pribadi, membakarku di atas api.

Karena situs resmi Lanhai Technology telah memposting pengumuman dan juga mengirimkan pemberitahuan email kepada semua karyawan, aku tidak dapat berbalik lagi, betapapun sulitnya, betapapun tidak percaya diri, aku tetap harus naik.

Ada terlalu banyak hal dalam dua hari ini, memang sudah lama aku tidak menata rambutku, begitu juga kulit dan yang lainnya. Lensa kamera HD yang sekarang ini sangat menakutkan. Saat lensa diperbesar, rambutku berantakan dan kulit kusam, bukan hanya membuat malu diri sendiri, tapi juga membuat malu Lanhai Technology.

Jadi aku harus mendengarkan Yulianto Hua, pergi ke Fantastic Clubhouse dulu untuk menata diriku.

Ketika aku bergegas menuju lift dengan tas, Yulianto Hua berkata dengan nada senang di atas penderitaan orang lain, "CEO Yao, terburu-buru?"

Aku memelototinya, "Yulianto Hua, kamu ingat ya!"

“Kamu adalah CEO hari ini, menghadapi wartawan dan perlu berpidato, apakah kamu sudah siap? Tahukah kamu apa rencana pengembangan perusahaan ke depan?” Kata Yulianto Hua.

Aku semakin bingung ketika mendengarnya, betul juga, aku harus menghadapi reporter nanti, apa yang harus aku katakan? Tidak mungkin menyeringai ke kamera lalu kembali kan?

“Aku baru tahu tentang ini, mana ada persiapan? Kamu membunuhku.” Aku dengan terpaksa berteriak kepada Yulianto Hua.

Beberapa rekan yang kebetulan lewat, ketika mereka melihat aku meneriaki Yulianto Hua, mereka saling memandang dengan heran.

Di mata mereka, Yulianto Hua adalah dewa yang diagungkan dan disembah oleh manusia, tidak seharusnya diteriakin oleh orang.

Wajah Yulianto Hua menjadi sedikit dingin, dan aku juga menyesal, tidak seharusnya meneriakinya di perusahaan karena itu terlalu mempengaruhi citranya.

Saat itulah lift datang, Yulianto Hua pun mencengkeram lenganku dan dengan kasar menyeretku ke dalam lift, seketika mendorongku ke dinding lift, "Apakah kamu gila, galak padaku di perusahaan?" "

“Siapa yang menyuruhmu untuk membakarku di atas api dulu? Waktunya hanya tersisa sedikit lagi, bagaimana aku bisa mempersiapkan diri dengan baik?” Aku membalasanya.

"Aku punya rencana pengembangan Lanhai Technology, yang sangat cocok untuk wartawan. Kalau kamu memohon padaku, aku bisa pinjami kamu lihat. Bukankah ingatanmu melebihi orang pada umumnya, kamu hanya perlu meluangkan waktu sebentar untuk menghapalnya ketika sedang menata rambut, bisa dipakai nanti kalau ketemu wartawan, "kata Yulianto Hua.

“Kalau begitu cepat kirimkan padaku.” Aku berkata dengan cemas.

“Cobalah memohon padaku,” kata Yulianto Hua dingin.

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu