Nikah Tanpa Cinta - Bab 131 Tidak bisa menahan emosi

Di depan pintu Gedung Putih, aku melihat Howard Hua, putra kedua dari keluarga Hua sedang duduk di kursi roda.

Dia tersenyum dan mengangguk kepada kami, mengulurkan tangan untuk menyentuh kepala Melvin.

Melvin tidak mengenalnya, jadi dia bersembunyi, Yulianto Hua berjongkok, "Biar paman kedua melihat apakah kamu ada lebih tinggi."

Melvin dengan patuh meringkuk, Howard Hua dengan lembut membelai wajah imut Melvin, "Keponakanku benar-benar tampan, nanti sudah dewasa pasti akan lebih tampan."

"Melvin, panggil paman," kataku di samping.

"Paman," panggil Melvin.

"Ya." Wajah pucat Howard Hua menunjukkan sedikit rona merah, dan matanya dipenuhi dengan kasih sayang, "Paman Kedua menyiapkan hadiah untukmu."

Howard Hua memberi isyarat untuk pelayan dan mereka segera membawa sesuatu, yang ternyata adalah lukisan, membuka gulungan itu, dan itu adalah lukisan pemandangan sebuah desa. Ada seorang gadis di depan pintu masuk yang sedang bermain lompat tali.

Aku tidak mengerti tentang lukisan, tetapi aku tahu bahwa lukisan itu terlihat sangat indah sampai tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.

Yulianto Hua berkata kepada aku di sebelahnya, “Lukisan kakak kedua memiliki harga pasar lebih dari enam angka. Kakak kedua adalah anggota Asosiasi Seni Lukis dan Kaligrafi Nasional dan merupakan pelukis paling terkenal di Shanghai. Banyak orang menawar jutaan, dan saudara kedua tidak pernah memberikannya."

Dengan kata lain, jangan hanya melihat sekedar memberi lukisan, itu sama dengan memberikan mobil mewah yang bagus, aku langsung meminta Melvin berterima kasih pada paman kedua.

“Apa yang kalian bicarakan? Sangat semangat?” pada saat ini kakak Daniel Hua datang.

Di antara tiga bersaudara dalam keluarga Hua, hanya kakak Daniel Hua yang menjadi anggota dewan direksi, yang bisa dikatakan sebagai anak yang terkuat di Hua.

Adapun Howard Hua, dia hampir tidak mau ikut campur dalam urusan perusahaan, dan hanya sibuk melakukan seni.

Yulianto Hua memang diakui sebagai orang yang paling mempunyai kemampuan, dia sempat masuk ke dalam jajaran direksi namun di eliminasi karena sempat dipenjara.

Awalnya Howard Hua memiliki senyuman di wajahnya saat berbicara dengan Melvin, tetapi saat melihat Daniel Hua datang, senyumnya sedikit memudar, tapi dia mengangguk sedikit, lalu menggerakkan kursi rodanya dan pergi.

“Adik ipar, proyek di Kota Y berjalan dengan baik, aku bangga padamu.” Daniel Hua berkata kepadaku dengan antusias.

"Kakak tertalu berlebihan, aku hanya beruntung saja. Alasan utamanya adalah perusahaan punya kemampuan, jadi karyawan bisa berkerja lebih baik," kataku sopan.

“Adik ipar sangat pandai berbicara. Kamu lebih mengerti daripada Yulianto.” Kata Daniel Hua sambil tersenyum.

“Di mana aku tidak mengerti?” Yulianto Hua bertanya dengan dingin.

“Lihatlah amarah Yulianto, selalu emosi padahal orang cuma bercanda, dan tidak bisa menahan emosinya.” Ekspresi Daniel Hua tampak senang.

“Bukannya aku tidak bisa menahan emosi, aku hanya tidak suka disalahkan tanpa alasan oleh orang lain. Aku tahu emosi aku tidak stabil, jadi lebih baik jangan menyalahkanku tanpa alasan.” Yulianto Hua menggendong Melvin, berbalik dan berjalan masuk.

"Yulianto, lihat dirimu, kamu tidak bisa bercanda dengan saudara, biarkan aku menggendong Melvin. Dia juga keponakanku." Kata Daniel Hua.

Yulianto Hua mengabaikannya dan masuk tanpa menoleh ke belakang, ada sedikit canggung, aku cuma menyeringai dan menghadapinya.

Aku berbalik dan pergi, tapi Daniel Hua menghentikanku, "Adik ipar, Yulianto tidak mau bicara denganku, ayo kita bicara."

Aku tidak enak untuk menolak, jadi aku berhenti, "Kakak, silakan katakan."

"Aku mendengar bahwa kamu dan Klan Tsu dari Kota Y sangat dekat? Mereka juga secara khusus mengundang kamu dan kakek* untuk berpartisipasi dalam perayaan perusahaan mereka. Ini adalah reputasi yang sangat bagus, dalam lingkaran politik dan bisnis Shanghai, mereka cuma mengundang kurang dari sepuluh orang, dari Perusahaan Inter Hua cuma mengundang kamu dan kakek*."

Aku tidak menyangka dia akan sangat tertarik dengan masalah ini, tetapi aku bertanya-tanya dalam hati, apa niatnya membahas ini? Bagaimana aku menjawabnya dengan baik?

"Kakak terlalu berlebihan, aku tidak memiliki reputasi yang baik. Awalnya mereka ingin mengundang direktur, tapi kebetulan aku yang bertanggung jawab atas proyek dengan mereka, jadi aku agak tahu dengan perusahaan mereka. Sebenarnya aku cuma menemani direktur kesana."

Setelah aku selesai mengatakan, aku melihat reaksi Daniel Hua. Ekspresinya sangat tenang, menunjukkan bahwa jawabanku adalah apa yang ingin dia dengar.

“Adik iparku sangat rendah hati, ini menunjukkan bahwa kamu mempunyai kemampuan, jadi mereka mengundangmu. Aku dengar kamu dan anak kedua Keluarga Tsu punya hubungan dekat. Apakah bisa mengundangnya ke Shanghai? Kita makan atau apalah. Lagi pula, kita adalah mitra kerja, jadi harus lebih banyak komunikasi. "

Saat ini, aku mendengar tujuannya, dia hanya ingin menggunakan aku untuk berhubungan dengan Keluarga Tsu.

Jarak anatar Kota Y dan Shanghai sangat dekat.Mereka berada dalam lingkaran kota yang sama, dan hubungan kerja sama kedepannya akan semakin dekat, dan Klan Tsu dari Kota Y memiliki reputasi dan harapan untuk mendaki cabang yang tinggi.

“Baiklah, jika punya kesempatan, aku pasti akan memperkenalkan. Kakak adalah yang tertinggi di perusahaan. Mungkin Tuan Tsu juga ingin bertemu dengan kakak.” kataku sambil tersenyum.

“Adik ipar, ini bukan masalah ada kesempatan atau tidak, jika tidak ada kesempatan juga harus buat jadi ada. Semakin banyak kita kerja sama dengan Klan Tsu, peluang untuk berkembang semakin besar, semua demi perkembangan perusahaan, betul bukan?” Kata Daniel Hua.

Aku sedikit mengangguk, "Ya, ya, kakak berpandangan jauh dan besar, pantas untuk kita belajar."

Walaupun mengatakan itu, tetapi di dalam hati mengatakan: Kamu hanya tertarik pada pengaruh Klan Tsu dan ingin terlibat dengan Klan Tsu, sehingga lebih banyak koneksi kedepannya, dan itu akan lebih menguntungkan dalam perebutan kekuasaan. Benar-benar memperlakukan aku sebagai orang bodoh.

Daniel Hua senang saat melihat aku mengatakan ini, "Kalau begitu merepotkan adik ipar, kalau kedepannya ada kesulitan dalam pekerjaan, kamu boleh mencariku, aku akan membantumu sebisaku.”

“Oke, terima kasih kakak.” Kataku sambil tersenyum, tapi kemudian kupikir lagi.

Jika ada kesulitan tidak mencari Yulianto Huo, tetapi mencarimu? Mungkin aku sudah gila.

Akhirnya setelah berbicara, aku merasa lega. Dari awal aku sudah tidak ingin berbicaara dengannya, cuma tidak bisa mengabaikannya. Aku menggunakan alasan menemui Melvin dan berjalan pergi.

Ekspresi Yulianto Hua beda, “Apa yang kamu bicarakan kepadanya, begitu lama? "

"Dia itu kakak kamu, kenapa kamu begitu emosi? Kamu mengabaikannya, tidak mungkin aku juga mengabaikannya,kan? Itu terlalu canggung.”

Yulianto Hua tidak mengatakan apa-apa, apa yang aku katakan masuk akal, dia tahu itu dengan baik.

“Ngomong-ngomong, kenapa tidak nampak kakak iparmu, dan anak-anak mereka. Apa kakak tertua kamu belum menikah?” Tanyaku pada Yulianto Hua.

“Untuk apa kamu menanyakan ini? Apa hubungannya denganmu?” Yulianto Hua menjadi semakin tidak sabar.

"Mereka semua juga adalah keluargaku. Kalau aku mengerti situasinya, kedepannya aku tidak akan salah mengatakan sesuatu, apakah ini salah?”

Yulianto Hua berpikir sejenak, mungkin itu masuk akal, "Istrinya gila. Saat dia hamil, dia menenggelamkan diri ke kolam."

Aku kaget. Aku hanya asal tanya saja, tetapi aku tidak mendugakan hal yang begitu tragis. Untungnya, aku bertanya kepada Yulianto Hua, jika tidak aku akan mengatakan sesuatu yang salah kedepannya.

"Kenapa bisa?"

Yulianto Hua menatapku kosong, "Di mana aku tahu kenapa bisa terjadi? Ada banyak rumor. Beberapa orang mengatakan bahwa kakak tidak menyukai latar belakang wanita itu, ingin menjalani kekerabatan dengan seseorang dari posisi sosial yang lebih tinggi jadi dia membunuhnya."

Aku menggelengkan kepalaku, "Ini tidak mungkin. Bagaimanapun, wanita itu mengandung anaknya, harimau tidak mungkin memakan anaknya sendiri. Emangnya siapa yang bisa melakukan sesuatu pada anaknya yang belum lahir?"

Yulianto Hua menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu ini, dan aku tidak tertarik. Jangan penasaran dengan hal-hal yang telah berlalu. Lebih baik kamu berpura-pura tidak mengetahui hal-hal semacam ini."

Aku mengangguk, "Jangan khawatir, aku tidak akan pernah mengatakannya. Aku pasti berpura-pura tidak tahu."

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu