Nikah Tanpa Cinta - Bab 216 Sudah Terbiasa

Dia sudah terbiasa dengan gaya mengancamnya yang tidak tahu malu ini.

Jika tidak mengikutinya, dia tidak akan pernah memberikannya.

“Aku mohon.” Kataku tanpa malu.

“Memohon dengan mengangkat dagu dan melihat ke atas, seperti menunjukkan jika kamu lebih baik mati daripada menyerah?” Yulianto Hua melirikku.

Saat itu aku langsung memperbaiki postur tubuhku, lalu berusaha menurunkan dagu ku, menurunkan pandangan ku, dan membuat gerakan tubuh yang meyakinkan, "Aku mohon."

“Kamu memohon kepada siapa? Apakah orang ini ada di sini?” Yulianto Hua melihat sekelilingnya.

Aku menggertakkan gigi dengan geram, “Aku mohon padamu, Tuan Muda Keempat."

"Yah, pada dasarnya sikapnya sudah benar, saudara keempat tampan tidak?"

Aku menatapnya dengan heran, terkadang orang bisa tidak tahu malu, tetapi apa mereka bisa cukup tidak malu sampai seperti ini, apakah bisa seperti ini?

Tapi ekspresi wajah Yulianto Hua terlihat tenang, seperti terlihat santai, "Tidak perlu memuji ku, katakan saja yang sebenarnya."

Aku mengigit bibir, dan dengan susah payah berkata, "Tuan Muda Keempat sangat tampan, orang tampan yang pernah ku lihat."

“Apa yang kamu katakan?” Yulianto Hua mendekatkan telinganya.

“Tuan Muda Keempat sangat tampan, pria yang paling tampan yang pernah ku temui.” Ketika mengatakan ini untuk kedua kalinya, bahkan aku tidak merasa itu memuakkan.

“Yah, aku suka caramu berkata jujur. Pergilah, aku akan mengirimkan file itu ke email mu, kamu bisa melihatnya.” Kata Yulianto Hua dengan puas.

“Baiklah.” Barulah aku merasa tenang.

Supir yang berada di depan pintu sudah menyiapkan mobil, dan aku masuk ke dalam mobil dan langsung menuju ke Fantastic Clubhouse. Aku terus mendesak supir agar melaju lebih cepat, tetapi di jalan macet, dan tidak bisa cepat-cepat. Dan dari perusahaan ke Fantastic Clubhouse tidak jauh, dan hanya butuh setengah jam.

Ketika dia memasuki Fantastic Clubhouse, dia menyadari bahwa itu adalah jam istirahat makan siang, dan begitu banyak orang sehingga harus mengantri.

Aku segera mengeluarkan ponsel ku, lalu mulai membuka email yang dikirimkan Yulianto Hua kepada ku.

Ternyata Yulianto Hua mengirimkan draft pidato untukku, sepertinya dia membuatnya sendiri, karena bisa terlihat dari isinya, bahwa semua hal detail dari tulisan ini hanya bisa dikerjakan oleh seseorang yang sudah lama meneliti Teknologi Lanhai, jika disusun oleh staf kesekretariatan lain di perusahaan, pasti akan ada banyak yang kosong. Tapi di pidato ini tidak seperti itu, di dalamnya ada banyak perencanaan untuk pembangunan ke depannya, ada bukti pengerjaan, bukan hanya omongan belaka.

Yulianto Hua juga ingin agar aku menunjukkan kekuatan ku di depan media, sehingga para eksekutif Lanhai Technology dan para reporter merasa bahwa CEO saya tidak hanya mengandalkan relasi saja, tetapi juga mempunyai kemampuan.

Aku duduk di sofa dan mulai mengingat ide yang ditulis Yulianto Hua.

Tidak mungkin jika bisa langsung menghafal semuanya, karena rasanya seperti menghafal buku teks, jika harus menghafal mati, lebih baik jika mencetaknya dan langsung membacanya. Tapi aku tidak ingin melakukan itu, aku berharap dapat menyelesaikan drafnya dan menggunakan Bahasa sendiri menjelaskan ide Yulianto Hua tentang perkembangan Lanhai Technology.

Saat sedang menghafal dengan serius, tiba-tiba ponsel di tangan ku direbut oleh seseorang, “Sedang lihat apa, sampai begitu fokus?"

Ketika aku mendongak, aku melihat Felicia Chen, setelah membaca isi di ponsel ku, dia bertanya, "Apa ini?"

“Kembalikan ponselku.” Aku berdiri dan merebutnya.

Tetapi dua wanita yang bersama Felicia Chen dengan cepat menghalangi ku, "Apa yang kamu lakukan?"

"Felicia Chen, kembalikan ponselku."

Felicia Chen masih melihat ponsel ku, "Ini tentang inti dari perkembangan Lanhai Technolohy? Bukan, sepertinya ini sebuah pidato. Kamu ingin menjadi CEO Lanhai Technology? Kamu?"

“Lanhai Techonology adalah perusahaan swasta, aku dan Yulianto Hua yang berinventasi, dan hal yang wajar jika aku sebagai CEO.” Kataku dengan dingin.

"Kamu? Apakah kamu bisa melakukannya?" Di mata Felicia Chen terlihat jelas bahwa ada dia iri .

“Itu adalah perusahaan milikku, bukan urusan orang lain jika aku bisa melakukannya atau tidak. Kembalikan ponselku,” kataku dengan nada dingin.

"Yulianto Hua benar-benar buta, menyuruh kamu yang tidak tahu apa-apa untuk mengelola Lanhai Technology? Apakah kamu mau menghancurkan segalanya?"

Aku berusaha tenang, jika tahu aku panik, Felicia Chen akan semakin menyusahkan.

Terutama mereka bertiga, jika aku menghadapi tiga orang sekaligus, peluang untuk menang tidak besar, jadi dia hanya bisa menggunakan akal, tidak bisa langsung menyerang.

Jadi aku hanya tersenyum, “Ya, aku juga bilang begitu, tetapi Yulianto Hua berkata, bahwa usaha keluarganya ini sangat besar sehingga jika aku menghancurkan perusahaan juga tidak apa-apa, hanya dengan memimpin Lanhai Technology, aku juga tidak bisa apa-apa. "

Felicia Chen benar-benar merasa geram, dan melemparkan ponsel yang ada di tangannya ke arah ku, “Gila, apa yang kamu lakukan? Harta yang dimiliki Yulianto termasuk besar? Itu adalah harta milik keluarga Hua, apa hubungannya dengan property milik Yulianto Hua? Bahkan dia bukan termasuk CEO, apa yang perlu disombongkan? "

Kali ini aku benar-benar berharap Felicia Chen marah, jadi ketika dia melempar ponsel ku, aku berhasil menangkapnya.

Aku menoleh dan berteriak kepada pelayan, "Pelayan, aku diserang di Fantastic Clubhouse, apakah kalian peduli soal ini? Clubhouse kalian tidak menjamin keamanan para tamu,nantinya siapa yang berani menghabiskan waktu di sini?"

Seorang manager segera datang menegur Felicia Chen dan mengatakan, “Tolong jangan membuat masalah di sini, tamu yang datang ke Fantastic Clubhouse adalah tamu terhormat, jika ada yang dirugikan di sini, mereka akan memanggil polisi.”

Saat ini kebetulan sudah sampai giliran ku, aku tidak peduli pada Felicia Chen, dibelakang ku, Felicia Chen terus memaki ku, mungkin klub ini tahu siapa aku dan tiba-tiba segera menghalanginya, aku tidak lagi peduli padanya, aku mengikuti pelayan ke lantai atas untuk mencuci wajah dan menata rambut.

Karena terburu-buru, jadi aku segera membuat sesederhana mungkin, tapi setelah selesai berkemas, aku merasa masih lebih energik, lalu keluar dan menuju ke tempat parkir, meminta supir yang menunggu di sana untuk dengan cepat menyalakan mobil.

Pengemudi menyalakan mobil dan menyetir dengan sangat cepat, dan dalam waktu singkat, tiba di gerbang Venture Park, pada saat ini, ada seorang satpam menghentikan mobilnya, memberi hormat kepada ku, dan bertanya, "Apakah kamu Tuan Yao?"

Aku berkata, "Betul, aku, ada apa?"

Satpam itu berkata: "Di perusahaan ada berhutang gaji pada karyawan, jadi para karyawan membuat kekacauan, dan memblokir jalanan, dan mobil tidak bisa masuk, jika tidak kamu masuk lewat pintu lainnya, tetapi jika berjalan, jaraknya terlalu jauh, seharusnya lebih cepat daripada di sini."

Banyak perusahaan start up di Venture Park yang sering bangkrut, bahkan terkadang tidak membayar gaji karyawannya, jika jalanan ditutup, maka itu akan membuat konferensi pers tertunda, dan itu akan merepotkan.

Aku turun dari mobil dan mengikuti satpam, menuju Gerbang 2, bagaimana pun juga tidak seberapa jauh.

Setelah memasuki gerbang kedua, di sini lebih sepi, aku mengenali arah ini dan berjalan menuju Lanhai Technology.

Kemudian tiba-tiba aku merasa kepala ku sakit, dan tiba-tiba mataku menjadi gelap, aku terjatuh ke tanah, dan melihat satpam itu menyeringai.

Ketika terbangun, aku menyadari bahwa aku terkurung di sebuah ruangan tanpa jendela, ruangan itu sangat gelap dan lembab, sangat bau, seharusnya ini gudang.

Aku menyentuh kepala ku, hanya ada sedikit benjolan, dan tidak terluka parah.

Tas ku masih ada, aku mengeluarkan ponsel, dan menyadari bahwa hanya ada satu sinyal, aku menelepon Yulianto Hua, setelah tersambung, aku tidak mendengar dia berbicara, setelah melihat lagi, ternyata sudah tidak ada sinyal.

Sekarang ini sangat merepotkan, di sana pasti sedang menungggu ku untuk menghadiri konferensi pers, tetapi aku malah terjebak di sini.

Setelah dipikir-pikir, aku tahu jika masalah ini pasti ada hubungannya dengan Felicia Chen.

Dia gagal menggertak ku di klub, jadi dia memikirkan trik ini untuk mencari masalah denganku.

Dia juga telah mengetahui proyek Lanhai Technology, jadi dia tahu bahwa kantor Lanhai Technology berada di Venture Park, jadi ketika aku sedang mencuci muka dan menata rambut, dia mengatur semuanya.

Sampai menyuruh satpam itu, mungkin dia juga benar-benar seorang satpam yang baru saja disuap olehnya, atau seseorang yang berpura-pura menjadi petugas keamanan.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu