Nikah Tanpa Cinta - Bab 86 Terlihat sedikit akrab

Sebelum aku sempat untuk menjelaskan, Yulianto Hua sudah menutup telepon.

Tampaknya ia sangat marah.

Aku tidak mengurusinya, dan hadir dengan beberapa rekan kerja itu.

Beberapa orang masih berinisiatif untuk meminta maaf, "Manajer Yao, kami telah diberitahu tentang pertemuan hari ini, dan kamu juga sudah kembali. Tetapi karena beberapa alasan yang juga anda ketahui, kami tidak datang, kami benar-benar sangat meminta maaf, kami berharap anda bisa.… "

Aku menggelengkan kepala,"Biasanya ketika makan tidak membicarakan tentang pekerjaan itu lebih baik, tetapi karena kamu telah membahasnya, maka aku juga akan membicarakannya. Tidak perlu meminta maaf, yang penting kedepannya bekerja dengan baik. Sepertinya ada beberapa faktor yang tampaknya mempengaruhi kita, kita mencoba yang terbaik untuk mengabaikannya, kalian harus tahu betul tentang apa yang harus kalian lakukan, jangan terpengaruh oleh orang lain dan menjadi korban dari orang lain. "

Mereka mungkin berpikir bahwa dengan tulus meminta maaf kepadaku, aku akan mengubah keputusan dan tidak mengurangi bonus mereka.

Tapi ini tidak mungkin, pemberitahuan penalti telah dikirim ke semua karyawan melalui email, kalau sekarang aku tarik penalti tersebut, bagaimana aku bisa meyakinkan publik nantinya?

Untungnya, meskipun aku tidak menerima permintaan maaf, tetapi suasana untuk makan masih sangat bagus.

Kebanyakan dari mereka adalah kaum muda, dan yang tertua berusia empat puluhan, dan mereka semua adalah salesman, mereka berpengetahuan luas. Ketika topik dimulai, percakapan tidak berhenti dan candaan juga terus berlanjut, menyebabkan tawaan dari waktu ke waktu.

Dapat didengar dari isi obrolan mereka bahwa mereka sangat mengagumi Yulianto Hua, tetapi mereka juga tidak membenci Keith Feng, yang menjadi alasannya adalah karena Keith Feng sering bermain dengan mereka secara pribadi, memberikan mereka banyak manfaat.

Orang-orang biasanya mengincar keuntungan, begitu mendapatkan keuntungan biasanya tidak akan benci dengan orang yang memberikannya keuntungan.

Meskipun Yulianto Hua terkenal, tetapi dia menyendiri dan jarang bermain bersama dengan para administrator, selain itu fokusnya terutama diletakkan pada manajemen perusahaan. Tidak ada waktu untuk bersosialisasi dengan orang-orang di bawah ini, orang-orang ini mengaguminya, tetapi mereka tidak akrab dengannya. Hanya mengaguminya saja.

Ini membuatku mengerti satu prinsip, mengapa banyak orang dengan kemampuan baik tidak bisa menjadi pemimpin, tetapi beberapa orang dengan kemampuan yang biasa-biasa saja dapat menjadi pemimpin yang baik, karena mereka yang memiliki kemampuan buruk tersebut, mereka menghabiskan terlalu banyak fokus untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan karyawan bawahan.

Tentu saja, Keith Feng bukan pemimpin yang baik, dia bersosialisasi dengan mereka secara pribadi hanya untuk membuat orang-orang ini berada di timnya, dia menghabiskan tenaganya untuk menarik hati orang-orang, tetapi kontribusinya terhadap perusahaan hampir tidak ada.

Setelah selesai pesta mekan, mereka mengusulkan program berikutnya, yaitu pergi ke KTV, masih beralasan dengan berkata bahwa tekanan pekerjaan terlalu besar, butuh melampiaskannya.

Aku awalnya tidak ingin pergi, tetapi mereka terus bersikeras untuk aku ikut, setelah aku mempertimbangkan bahwa ini adalah pertama kalinya semua orang keluar untuk berkumpul, nanti di kedepannya masih membutuhkan dukungan dari mereka dalam pekerjaan, jadi aku menyetujuinya dan ikut pergi.

Sejak setelah aku melahirkan Melvin Wu, aku sudah tidak pernah memasuki tempat hiburan seperti ini selama bertahun-tahun.

Kehidupan masa mudaku, tenggelam begitu saja di dalam kebutuhan hidup sehari-hari, sungguh menyedihkan memikirkannya.

Setelah alcoholnya datang, aku menemukan bahwa bersosialisasi itu tidak mudah.

Para lelaki yang duduk di atas sofa di ruangan private yang mewah dan sangat besar datang untuk bersulang satu per satu.

Ketika baru awal-awal mulai aku terlihat bodoh, orang yang lainnya mengangkat gelas dan langsung menghabiskannya dalam sekali minum, aku malu hanya meminum setengah gelas, tetapi tak disangka habis bersih juga.

Pada akhirnya ketika aku menyadari bahwa aku tidak sekuat yang aku kira, itu sudah terlambat.

Meskipun Irene Zeng telah banyak menghentikanku untuk minum, tetapi aku masih tetap saja minum terlalu banyak.

Untungnya, kapasitas minumku tidak lemah, hanya sedikit pusing, tapi tidak mabuk.

Kemudian aku tidak minum lagi, tetapi ketika aku duduk di sana menontoni mereka bernyanyi aku semakin pusing, aku merasa ada yang tidak beres, jadi aku mengatakan kepada mereka untuk lanjut bermain sementara aku pulang terlebih dahulu.

Keluar dari ruangan ktv tersebut, kepalaku semakin pusing, lampu-lampu di lorong yang aku lihat semuanya terlihat buyar berbayang, aku ke kamar mandi dan mencuci muka dengan air dingin, tetapi masih tetap tidak merasa lebih baik.

Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku sudah tidak bisa berjalan lagi, rasanya sangat berat, kemudian aku pegangan ke tembok, aku merasa tidak bisa berjalan lagi satu langkahpun.

Tepat pada saat ini, seorang rekan kerja datang dan berkata, "Manajer Yao mengapa kamu masih ada di sini? Apakah kamu mabuk? Perlu aku antar kebawah untuk panggil taksi?"

Aku juga tidak ingin membiarkan terlalu banyak rekan kerja melihat penampilanku yang tidak bisa berjalan seperti sekarang ini, sehingga aku menyetujuinya.

Sebenarnya aku sangat bingung, meskipun aku minum sedikit lebih banyak dari biasanya, tetapi kemampuanku dalam minum alkohol tidak seburuk sampai segininya, sebenarnya ada apa denganku hari ini?

Aku dibantu olehnya untuk berjalan keluar dari KTV, aku benar-benar merasa sudah hampir tidak kuat lagi.

Aku memaksakan diri menggunakan tekad menahan diri untuk tidak tidur. Tapi kepalaku sudah terlalu berat untuk diangkat.

Kemudian aku menyadari bahwa dia tidak membawaku ke taksi, melainkan membawaku ke hotel ekspres yang berada di sebelah.

“Apa yang ingin kamu lakukan, aku tidak mau ke hotel, aku ingin pulang ke rumah.” Aku mengulurkan tangan untuk mengambil telepon dari dalam tasku, tetapi dia menahan tanganku.

"Manajer Yao, kamu terlalu banyak minum, aku akan membuka kamar di sini untukmu beristirahat. Kamu bisa kembali besok pagi." kata pria itu.

Aku menatapnya, wajahnya terlihat sangat buyar dan berbayang di mataku seolah-olah ada tiga atau empat wajah, "Aku ingin pulang, aku ingin pulang sekarang, aku tidak mau tidur di hotel."

“Berhenti omong kosong Manajer Yao, aku sudah buka kamar, lebih baik kamu naik dan pergi beristirahat.” Dia tiba-tiba menggendongku, aku ingin melawan, tetapi aku tidak punya tenaga sama sekali.

Aku sekarang menyadari bahwa aku bukan masalah mabuk minuman, ini ada orang yang memasukkan obat ke dalam minumanku.

Dengan begitu banyak orang, tentu saja aku tidak tahu siapa yang melakukannya dan kapan ia melakukannya, tetapi yang jelas aku terkena.

Dia menggendongku dan berjalan menuju lift, aku merasa putus asa. Aku menyesal tidak mendengarkan kata-kata Yulianto Hua. Tetapi bagaimana pun juga aku tidak pernah menyangka bahwa ada orang yang berani diam-diam menyerangku dalam kumpul-kumpul rekan kerja yang berskala besar seperti ini.

Pintu lift terbuka dan ada 3 orang yang keluar, aku melihat bahwa salah satu dari mereka ada satu sosok yang terlihat sedikit akrab, aku memanggilnya untuk meminta pertolongan.

Pria yang seluruh tubuhnya berpakaian hitam tiba-tiba berhenti berjalan, "Nona Yao?"

Kesadaranku yang tersisa mengatakan kepadaku bahwa orang ini mengenalku, jadi tepat ketika pintu lift tertutup, aku berteriak meminta tolong sekali lagi.

Pintu lift tertutup, tetapi tiba-tiba terbuka lagi, tombolnya dipencet oleh orang yang berada di luar.

Bajingan yang menggendongku itu belum berbicara apa-apa dan sudah ditarik keluar dari lift, pria itu berjalan menghampiri, "Itu benaran kamu?"

“Tuan Chen, selamatkan aku.” Aku dengan samar-samar bisa mengetahui bahwa orang yang mengenakan kemeja hitam itu adalah Rick Chen.

"Tidak apa-apa, jangan khawatir, aku tidak akan membiarkannya bertindak macam-macam terhadapmu." Dia menarikku kepadanya, menggendongku dan membawaku ke atas sofa lobby untuk duduk, aku tidak bisa duduk dengan stabil dan bersandar ke atas sofa.

"Nona Chen, ada banyak orang di sini. Tidak baik jika difoto oleh reporter dan disebarkan, aku akan mengantarmu ke kamar untuk beristirahat, lalu aku akan memberitahu Yulianto untuk datang, oke?" Kata Rick Chen.

Aku mengangguk dengan penuh tenaga, jika aku dikenali ketika aku seperti ini dan tersebar di internet, itu benar-benar sangat memalukan.

Rick Chen mencondongkan tubuhnya dan menggendongku, baru aku merasa lebih tenang karena aku tahu bahwa Rick Chen akan melindungiku dari dipermalukan oleh orang lain.

"Ivory Yao? Ivory Yao?" Pada saat ini, aku mendengar ada seseorang yang sedang memanggil namaku dengan keras.

Aku saja yang dalam keadaan begini mendengarnya, jadi tentu saja Rick Chen juga mendengarnya.

Dia berbalik badan, dan aku melihat Yulianto bergegas masuk dari luar hotel.

Dia melihat Rick Chen, dan dia juga melihatku yang berada di gendongan Rick Chen.

"Yulianto, kamu datang dengan sangat tepat waktu, Nona Yao ..."

Sebelum Rick Chen selesai berbicara, Yulianto sudah meninjunya, "Turunkan dia!"

Rick Chen menerima tonjokannya, kedua anak buahnya yang ia bawa bersiap untuk bergegas datang, tetapi Rick Chen memberi isyarat kepada mereka untuk tidak bertindak secara impulsif, "Yulianto, kamu salah paham."

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu