Nikah Tanpa Cinta - Bab 358 Pasti Ada Persaingan

“Dia lagi? Memangnya dia kira sebagai putri Walikota, bisa bertindak sesuka hati?” Alis mata Kakak Kedua mengerut.

“Dia juga bersekongkol dengan Kakak Pertama Yulianto Hua, sesuai dengan bahasanya sendiri, Daniel Hua –lah yang memintanya melakukan semua ini.”

“Kenapa banyak sekali Kakak Pertama yang tidak bisa menjadi teladan baik, sebaliknya malah melakukan perbuatan kotor.” Julian Tsu menghela nafas panjang, sepertinya dia teringat pada perilaku Aulex Tsu.

“Kakak Kedua, antara setiap keluarga terpandang, pasti akan terjadi persaingan kan?”

“Tidak tahu. Tetapi kenapa harus ada persaingan? Kemampuan setiap orang berbeda-beda, cukup temukan posisi yang tepat untuk diri sendiri, kenapa harus saling menentang dan mencelakakan?”

“Mungkin saja inilah sifat bawaan lahir setiap orang.” Aku pun menghela nafas berat.

Setelah itu, kami berdua tenggelam dalam keheningan, beberapa saat berlalu aku kembali ke kamar untuk mandi dan tidur.

Keesokan harinya, pagi sekali aku sudah tiba di pusat Nanhe Corporation untuk menghadiri rapat.

Aku mengira itu adalah sebuah rapat besar para petinggi, namun kenyataannya hanya beberapa orang yang hadir. Ada beberapa petinggi, serta beberapa komisaris, selain itu Nadine Jiang dan Aulex Tsu juga disana.

Aku menyadari di antara semua peserta rapat, kedudukanku-lah yang terendah. Sisanya menjabat sebagai petinggi. Hal ini membuatku semakin tidak tenang, ini tidak seperti rapat, melainkan lebih seperti sidang padaku.

“Kita adakan rapat hari ini, terutama untuk mendengar laporan perkembangan pekerjaan Tongyu Technology di Kota Y. Tongyu Technology adalah anak perusahaan yang amat kita pentingkan, komisaris juga selalu memperhatikan keadan disana, CEO Yao, silahkan laporkan perkembangan pekerjaan disana.” Kata Nadine memulai pembicaraan.

Mendengar soal laporan pekerjaan, aku pun menghela nafas lega, mengagetkan saja.

Setelah itu, aku pun mulai menyampaikan laporan pekerjaan. Mencatat data adalah keunggulanku, jadi meskipun tidak membuat persiapan, data-data di Tongyu Technology dapat aku sampaikan dengan mudah, mulai dari pendapatan musim lalu, peningkatan musim ini, serta berbagai indeks, mampu aku jelaskan dengan sangat rinci.

Para petinggi perusahaan saling menatap, seharusnya sangat salut. Karena tidak semua orang bisa mengingat dan menyampaikan data-data rumit seperti itu dengan sangat lancar.

Setelah itu, aku lanjut menyampaikan perencanaan perkembangan yang disimpulkan dari analisa data tersebut, tidak mungkin sembarang, aku merancangnya dengan sangat fokus.

Selesai menyampaikan laporan, para petinggi perusahaan menunjukkan ekspresi setuju, Nadine Jiang pun mulai mengakui kinerjaku.

Namun kata-katanya tiba-tiba berubah menjadi dingin: “CEO Yao sangat mahir dalam mengolah data, tetapi saat menyampaikan laporan, kenapa tidak membahas sedikitpun soal berkurangnya dana 300 juta Yuan dalam perusahaan?”

Hatiku terkejut, mungkin saja itu yang menjadi topik utama hari ini. Semuanya akan datang, tidak ada yang bisa dihindari.

“300 juta Yuan?” Aku menyadari suara sendiri berubah menjadi bergetar, karena aku tahu betapa seriusnya masalah itu.

“Hilangnya dana sebesar itu dalam perusahaan, sebagai CEO perusahaan, jangan bilang CEO Yao tidak tahu soal ini?” Aulex sengaja menyulitkan.

“Soal itu aku memang tidak tahu. Meski menjabat sebagai CEO, aku tidak merangkap pekerjaan direktur keuangan, jadi memang tidak pernah menanyakan masalah keuangan. Juga tidak ada yang melaporkannya padaku, aku pun baru tahu sekarang.” Aku berusaha keras menjawab dengan tenang.

“Jadi maksud CEO Yao, masalah ini bukan tanggung jawabmu. Sebelum pemeriksaan dilakukan, kamu sudah melepaskan diri lebih dulu, sepertinya sikap ini tidak terlalu tepat.” Aulex Tsu lanjut menyerang.

“Bukan itu maksudku, aku sama sekali tidak ada maksud melepas tanggung jawab. Aku menjabat sebagai CEO Tongyu Company, masalah apapun yang terjadi pada Tongyu harus aku tangani hingga selesai, tetapi yang aku herankan adalah, terjadi masalah yang begitu besar dalam keuangan perusahaan, kenapa tidak ada seorangpun melapor padaku, malah langsung tiba di pusat?”

“Soal ini harus ditanyakan pada CEO Yao sendiri kan? Kenapa setelah terjadi masalah, para bawahan tidak berani melapor kepadamu? Sebenarnya ada apa?” Nadine Jiang berkata sambil menatapku.

“Aku juga tidak tahu kenapa, maka dari itu, saat terjadi kehilangan 300 juta Yuan, aku sama sekali tidak tahu, aku perlu mempelajari lebih lanjut, baru memberikan penjelasan pada kantor pusat.”

“Masalah ini sudah dicocokkan pihak pusat, memang terjadi kekurangan 300 juta Yuan. Dan data-data terkait menunjukkan, uang 300 juta Yuan itu diambil langsung atas kuasa dari kamu, kini kamu berkata tidak tahu apa-apa, apakah ingin mendesak kantor melapor ke pihak kepolisian?” Kata Nadine dengan dingin.

Jika bukti pemberian kuasa dariku saja sudah disiapkan, maka aku sungguh menghadapi masalah besar. Ada sebagian bukti yang bisa dibuat dan dimanipulasi, soal keasliannya masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan dalam proses pemeriksaan pun mungkin saja ada yang main tangan.

Setelah masuk penjara karena tuduhan ‘mencelakai’ Hendra Hua, aku tidak lagi percaya dengan kata ‘bukti’. Benda itu mungkin saja berguna dalam kasus biasa, tetapi jika ada orang yang sengaja mencelakaimu, bukti yang kuat pun bisa dibuat demi menyulitkanmu.

Jika Nadine Jiang sudah berani berkata seperti itu, artinya ‘bukti’ yang mereka miliki pasti sangat kuat, setidaknya dengan kemampuan yang aku miliki, membantah bukti itu adalah hal yang cukup mustahil. Jadi di saat seperti ini, aku tidak perlu menanyakan bukti apa yang mereka miliki, aku hanya perlu memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah yang harus aku hadapi.

“Jika CEO Jiang sungguh menganggap aku menggunakan uang 300 juta Yuan secara pribadi, maka ini adalah masalah besar, aku sarankan CEO Jiang melaporkan pada pihak polisi.” Kataku dengan tenang.

Lalu, dua komisaris di ruang rapat segera membantah: “Tidak boleh lapor polisi! Saat ini perusahaan tidak boleh terlibat berita berhawa negatif seperti itu. Tuan Kedua yang enggan hadir di depan umum telah membuat media sangat heboh, jika ditambah dengan munculnya masalah lain, pasti akan memicu guncangan hebat di pasar, tiba saatnya nanti harga saham akan jatuh drastis, siapa yang tanggung jawab?”

“Begini saja, berikan aku waktu dua hari, biarkan aku mencari tahu hingga jelas soal masalah ini, tiba saatnya nanti baru dirundingkan, perlu lapor polisi atau tidak. Bagaimana menurut kalian? Dalam dua hari ini, aku jamin tidak akan keluar daerah, aku akan selalu bekerja-sama dengan pihak perusahaan dan pihak kepolisian.” Kataku menjamin.

Nadine Jiang melihat peserta rapat lainnya sekilas, menunggu pendapat dari mereka. Akhirnya semua orang setuju.

“Aku rasa meski lapor polisi memberi pengaruh buruk pada kita, tetapi jika tidak lapor polisi, jika dia benaran membawa pergi uang itu, bukankah masalah akan semakin rumit?” Kata Aulex Tsu.

Maksudnya tak lain aalah, aku yang membawa pergi uang itu. Aku berencana membantahnya, namun setelah dipikir-pikir, sudahlah, saat ini aku belum tahu jelas masalah yang terjadi, lebih baik menahannya saja untuk sementara.

Setelah rapat dibubarkan, orang-orang berbondong-bondong meninggalkan ruangan. Kakiku terasa sangat berat, bagaimanapun tetap tidak mampu berjalan keluar ruangan. Saat ini Nadine Jiang tiba-tiba memanggilku.

“Sebenarnya pelakunya kamu atau bukan?” Tanya Nadine Jiang sambil menatapku.

“Bukan, Bibi Jiang, setamak apapun aku, tidak mungkin sebodoh itu melakukan penggelapan uang perusahaan, karena itu akan sangat mudah ketahuan.”

“Tetapi semua bukti menunjukkan kamu orangnya, jika kita tidak menyelesaikan masalah ini, bagaimana cara menjelaskan pada komisaris dan para pemegang saham.”

Aku mengangguk tanda mengerti: “Bibi Jiang tidak perlu cemas padaku, selesaikan saja sebagaimana caranya. Kenyataan pasti akan segera terungkap.”

Nadine mengangguk, “Aku juga berharap dalam dua hari ini kamu bisa memperjelas semuanya, kamu adalah putri komisaris, aku tidak ingin nama baikmu tercoreng karena masalah ini, sebab itu juga akan mencoreng nama baik komisaris.”

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu