Nikah Tanpa Cinta - Bab 177 Perkataan Mengejutkan

Mengenai ancaman Rick Chen yang seperti ini, Ivana Hua tentu juga tidak ada cara lain lagi. Hanya bisa memarahi pergi saja.

Setelah Rick Chen pergi, aku dan Ivana Hua berdiri di atas atap, memandang pemandangan kota. Ivana Hua tiba-tiba memberikan sebatang rokok padaku, aku melambaikan tangan menandakan tidak merokok. Ivana Hua memasukkan rokok ke mulut, mengeluarkan pemantik api ke rokok, lalu menghisapnya.

Tidak disangka Ivana Hua merokok, pekerjaan Ivana Hua 'kan adalah dokter.

Tindakan merusak kesehatan seperti merokok ini, biasanya sangat tidak disukai oleh dokter. Tapi Ivana Hua malah biasa saja.

"Aku juga sangat jarang merokok, tidak ketagihan. Hanya di saat bosan saja akan merokok." Ivana Hua seperti mengerti pemikiranku, "Jangan mengira wanita yang merokok adalah wanita jahat. Itu adalah prasangka yang bodoh. Tentu saja, aku juga memang bukan wanita yang baik."

Aku tersenyum, "Tampangmu saat merokok sangat cantik. Aku juga tidak pernah menganggapmu wanita jahat. Kamu adalah salah satu dari wanita yang paling menarik yang pernah aku temui."

Ivana Hua menghempuskan asap rokok yang dengan cepat ditiup pergi oleh angin. Dia mendengar aku memujinya dan tersenyum cerah, "Ivory, kamu benar-benar berubah jahat ya, semakin pandai memuji orang."

"Kak Ivana, kedepannya kamu jangan membiarkan Tuan Chen lompat gedung lagi. Kalau dia benar-benar lompat, maka jadi merepotkan." aku berkata sambil tersenyum.

"Ini juga bukan pertama kalinya. Aku sering menyuruhnya lompat gedung. Tapi dia hidup sampai sekarang dan tidak mati." Ivana Hua juga mengatakan perkataan yang mengejutkan.

"Sering menyuruhnya lompat gedung?" aku bertanya dengan terkejut.

"Kurang lebih sama. Intinya menyuruh dia mati. Setiap kali dia selalu mendengar perkataanku, tapi tidak pernah berhasil. Bukan dia yang tidak bersedia mati, tapi aku yang tidak membiarkannya mati." Ivana Hua berkata dengan sangat santai.

Aku pun menjadi sedikit tidak mengerti, "Kalau begitu kenapa kamu sering menyuruhnya mati?"

"Karena aku membencinya." Ivana Hua menjawab dengan mudah dan terus terang.

Aku mengangguk, "Kalau begitu kenapa kamu tidak membiarkan dia benar-benar mati?"

"Kalau dia mati, terlalu enak baginya. Aku didorong jatuh ke jurang olehnya, berbaring di ranjang selama 2 tahun penuh, lalu menghabiskan waktu 1 tahun baru bisa kembali berjalan. Aku menerima begitu banyak penderitaan, bagaimana bisa aku membiarkannya mati dengan mudah?"

Saat Ivana Hua mengatakan ini, nada bicaranya santai, tidak mengandung kebencian yang jelas. Mungkin karena kebencian sudah menempel lekat dalam tubuhnya. Hanya dipancar sedikit saja keluar, tidak akan keluar dengan kuat.

"Jadi kamu menyuruhnya mati, hanya untuk menyiksanya?" aku bertanya dengan penasaran.

"Mungkin kali. Tapi dia setiap kali akan sangat serius. Setiap kali akan benar-benar mau mati. Coba kamu bilang, bukankah dia sangat bodoh?" Ivana Hua menghembuskan lagi asap rokok.

Aku menggelengkan kepala, "Aku tidak merasa seperti itu. Aku malah merasa Tuan Chen benar-benar merasa bersalah padamu. Jadi dia baru benar-benar ingin mati."

"Dia memang seharusnya merasa bersalah. Memang tidak seharusnya dia merasa bersalah?" Ivana Hua berkata dengan nada benci.

Aku mengangguk lagi. Kali ini aku tidak berkata apapun. Mengenai masa lalu mereka, aku tidak terlalu tahu, dan tidak mudah untuk mengomentari juga.

"Sudahlah, kita pulang saja." Ivana Hua membuang rokok lalu menginjak mati api yang masih ada.

Setelah masuk ke dalam lift, Ivana Hua tiba-tiba bertanya, "Oh iya, kenapa Rick bisa tahu kita ada di sini? Selain itu bersiap begitu lengkap pula?"

Aku panik dalam hati, dan berkata dengan ekspresi yang sangat tidak alami, "Iya, kenapa dia sampai begitu cepat?"

"Masalah ini, kalau bukan kamu, pasti Yulianto yang memberitahu dia. Atau tidak kalian berdua yang sama-sama merencanakan ini." kata Ivana Hua.

Aku tidak tahan lagi.

Ivana Hua terlalu pintar. Selain itu orang yang melalui terlalu banyak masalah, mengenal hati dan sifat orang lain. Aku tidak bisa menyembunyikan hal ini darinya.

Kalau aku lanjut akting, aku takut dia akan marah, aku tidak mau dia merasa kesal padaku.

Yang membuat masalah ini adalah Yulianto Hua. Jadi orang yang harus bertanggung jawab, juga adalah Yulianto Hua.

"Kak Ivana, Yulianto yang menyuruhku memberitahu Rick. Dia bilang pria itu tidak layak denganmu. Tapi dia juga takut membuatmu marah, jadi menyuruh Rick menjadi orang jahatnya, memisahkan kalian."

Ivana Hua tertawa lebar, "Kamu dengan begini dimanfaatkan oleh suamimu? Aku masih belum melakukan pengakuan paksa, kamu sudah mengakuinya?"

Aku tersenyum bersalah, "Maaf Kak Ivana. Tapi kekuatanku tidak cukup. Aku harus mendengar perkataan Yulianto, kalau tidak dia akan melawanku."

"Sebenarnya aku juga tahu kalian mempedulikanku, tapi tidak perlu menggunakan cara yang begitu ribet. Aku mengerti, aku juga bukan orang bodoh." Ivana Hua berkata sambil tersenyum.

Aku baru menghela napas lega. Ivana Hua bisa berpikir seperti ini, aku menjadi jauh lebih tenang.

"Kak Ivana, Kimmy itu, sebenarnya ..."

Ivana Hua memutuskan perkataanku, "Kamu kira aku benar-benar akan menikah padanya? Aku hanya ingin melihat aku berbuat seperti ini, reaksi dari kalian-kalian saja. Tidak terpikir kalian benar-benar melakukan drama yang begitu besar."

"Jadi kamu ingin mencobai kami? Atau mencobai Tuan Chen?"

"Aku hanya bercanda saja. Hidup terlalu membosankan. Kalau tidak sesekali bercanda, bagaimana bisa melanjutkan hidup. Apa kalian benar-benar kira aku bodoh? Akan menikah pada pria muda seperti Kimmy? Aku hanya bermain dengannya saja. Jangankan menikah padanya. Aku bahkan tidak akan membiarkannya menyentuh tanganku, ok?"

"Kalau begitu kita ini termasuk perangkapmu dong. Kak Ivana, permainanmu ini memang sedikit besar ya, menjebak kita semua ke dalamnya. Bahkan Tuan Chen saja hampir saja karena ini bunuh diri."

Ivana Hua tersenyum lebar, "Rick juga tidak semudah yang kamu pikirkan. Bisa jadi dia sedang akting."

Setelah keluar dari restoran, Rick Chen dan orang lain sudah berjalan keluar.

Kita bersiap mengendarai mobil dan pergi dari sini, tapi saat ini datang satu mobil hitam Audi. Turun seorang diri dari mobil, ternyata adalah Kimmy.

"Ivana, kamu baik-baik saja 'kan?" Kimmy bertanya dengan wajah khawatir.

Melihat pria ini juga tidak kecil, tidak polos, bahkan sedikit licik. Pria ini seharusnya mengamati dari dekat sini. Setelah menyadari Rick Chen dan yang lain sudah pergi, baru muncul sekarang.

Aku kira Ivana Hua akan memalingkan wajah dengan dingin, tapi tidak disangka Ivana Hua malah tersenyum lebar, "Aku baik-baik saja. Kamu? Mereka tidak menyulitkanmu 'kan?"

Aku pun bingung. Toleransi Ivana Hua juga terlalu besar kali. Ini juga bisa ditoleransi? Apa yang terjadi di atas tadi, apakah dia sudah lupa?

"Aku tidak apa-apa. Maaf ya, aku bukan mau meninggalkanmu. Aku hanya ingin cepat melarikan diri, lalu memanggil polisi untuk menyelamatkan kalian. Aku bukanlah orang yang takut mati." Kimmy dengan cepat melakukan pembelaan diri kepada dirinya sendiri.

Ivana Hua juga tersenyum dan mengangguk, "Aku mengerti. Kamu juga demi kebaikan bersama. Pilihanmu itu benar. Hari ini sampai di sini saja, kita ganti hari saja nge-datenya."

"Ok, kalau begitu besok aku ajak kamu makan ya." Kimmy semakin senang.

"Iya, aku pulang dulu ya." Ivana Hua berjalan ke arah mobil. Aku pun ikut ke sana dan tanpa bisa menahan diri mengoceh, "Kenapa masih mempedulikan orang seperti itu?"

"Apa kamu tidak merasa dia seru? Apa kamu tidak merasa aktingnya sangat bodoh dan lucu? Orang yang menganggap semua orang bodoh dan menganggap diri sendiri sangat pintar, paling seru dimainkan. Karena mereka barulah orang terbodoh di dunia ini. Kalau aku mengusirnya pergi, maka bagaimana aku bisa bermain lagi, sangat tidak seru kali?" Ivana Hua berkata sambil tersenyum.

Aku menghela napas, "Baiklah. Orang-orang kota seperti kalian benar-benar pandai bermain. Aku hanya khawatir kamu bermain, sedangkan Rick Chen bisa benar-benar membunuh pria itu."

Ivana Hua tertawa, "Kalau begitu bukan urusanku lagi."

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu