Nikah Tanpa Cinta - Bab 179 Tidak Serius

Setelah mengendarai mobil selama satu jam, akhirnya sampai di arena kuda di Shanghai, namanya adalah Shanghai Equestrian Club.

Dulu saat kerja, ada satu suami rekan kerja yang bekerja di sini.

Dari wanita itu mendapat informasi yang sangat mudah. Satu, mahal. Kedua, hanya melayani anggota klub. Ketiga, sering bertemu dengan artis dan bos besar di sini.

Tempat ini adalah tempat menunggang kuda yang profesional, bukan bisa menunggang kuda hanya dengan sepuluh yuan saja.

Kabarnya kuda di sini adalah kuda yang baik. Orang-orang kaya di Shanghai membeli kuda juga menaruh kuda mereka di sini. Saat mereka datang untuk menunggang kuda, mereka akan menunggang kuda mereka sendiri.

Setelah mengatakan keanggotaan, karyawan di sana menjemputku dengan ramah, "Nyonya Hua, nyonya ingin naik kuda Tuan Hua atau memilih kuda baru yang lebih pendek sedikit?"

Setelah orang itu menyadari ada yang salah dengan perkataannya, dia segera menambahkan, "Tentu saja, nyonya juga bisa naik kuda yang sangat tinggi, tapi kuda Tuan Hua memang terlalu tinggi dan kuat. Biasanya, kami akan menyarankan para wanita untuk memilih kuda yang lebih kecil."

Ternyata Yulianto Hua juga mempunyai kuda di sini? Kalau begitu aku ingin lihat, orang sekeras kepala Yulianto Hua itu, mempunyai kuda seperti apa?

"Apa kuda Yulianto sangat tinggi?" aku bertanya pada karyawan.

"Nyonya tunggu sebentar. Kami mengambilkan kuda Tuan Hua untuk nyonya lihat."

Aku menjawab baik. Tidak lama kemudian, kuda datang. Kuda bertubuh putih, sangat cantik, tapi benar-benar terlalu tinggi dan besar. Begitu aku lihat, aku langsung sedikit ketakutan.

"Apa kuda ini ada namanya?" aku bertanya pada karyawan.

"Ada, namanya Cristy. Tuan Hua sendiri yang buat namanya." kata sang karyawan.

Cristy? Benakku seketika muncul wajah Crystal Lin. Yulianto Hua memberi nama pada kuda ternyata ada hubungannya dengan Crystal Lin.

Tiba-tiba aku langsung kesal. Karena nama kuda ini juga dipanggil Cristy, maka aku harus menungganginya. Aku mau menunggangi kepala Crystal Lin.

"Ok, aku menungganginya saja." aku menunjuk kuda itu.

"Baik." kata sang karyawan.

"Oh iya, aku mau mencari tahu tentang satu orang darimu. Yang namanya Peter Shen, hari ini datang tidak?"

"Ternyata Nyonya Hua juga kenal dengan Direktur Shen ya. Hari ini dia datang, sedang menunggang kuda di luar. Direktur Shen adalah pelanggan setia di sini." kata sang karyawan.

"Oh, terima kasih."

..........

Selanjutnya pelatih mengajariku teknik dasar, lalu mengganti seragam menunggang kuda, mengenakan helm, baru menyuruhku naik ke atas kuda.

Kuda bernama Cristy itu meskipun kelihatannya tinggi dan liar, tapi tidak galak. Begitu aku naik kuda, pelatih itu menarik kuda dan berjalan perlahan-lahan, membiarkanku terbiasa dulu.

Pemandangan di arena kuda sangat baik, udaranya juga bagus. Setelah berkata pada karyawan, aku pergi ke tempat Peter Shen menunggang kuda. Peter Shen adalah kakak kelasku di Shanghai University of Finance and Economics, salah satu dari pendiri perusahaan Lanhai Technology.

Karyawan itu menarik kuda membiarkanku berjalan dengan perlahan-lahan. Tiba-tiba aku merasa kalau aku tampil di depan Peter Shen seperti ini, rasanya seperti terlalu rendahan. Sekali dilihat tidak pernah menunggang kuda dan melalui menunggang kuda ini sengaja mendekatinya. Rasanya terlalu jelas tujuannya. Takutnya malah akan meningkatkan kewaspadaan Peter Shen, tidak bagus untuk pembicaraan berikutnya.

Karena itu aku bertanya pada karyawan itu, "Halo, kalau aku mengontrol tali kuda ini sendiri, kira-kira seberapa bahaya?"

Karyawan itu berkata, "Nyonya Hua, kuda ini pernah mendapat pelatihan khusus. Biasanya tidak akan marah, kecuali kalau kita memukul dia dengan alat pacu, dia baru bisa berlari. Meskipun berlari juga aku bisa mengontrol arah larinya. Selama tubuh maju, dan menempel pada punggung kuda, rata-rata tidak akan ada bahaya apapun."

Karena sudah berkata seperti itu, maka aku pun lanjut bicara, "Kalau begitu aku sendiri saja. Aku keliling-keliling perlahan-lahan saja."

Karyawan itu berkata, "Nyonya Hua, kalau begitu harus hati-hati. Meskipun kuda ini tidak akan bersikap sembarangan, tapi bagaimanapun dia bukan manusia. Manusia saja juga memiliki saat dimana kehilangan akal sehat, nyonya jangan sampai memukulnya dengan alat pacu."

Aku menjawab, "Baik, aku keliling perlahan-lahan saja."

Karyawan itu pun memberikan tali kepadaku. Aku keliling perlahan-lahan. Kuda ini sangat patuh, sama sekali tidak menimbulkan masalah apapun. Setelah jalan perlahan-lahan, tapi tidak melihat Peter Shen. Arena kuda terlalu besar. Kalau ingin bertemu secara kebetulan, memang sedikit sulit. Setelah berpikir, aku rasa lebih baik aku menetap di daerah istirahat saja.

Karena itu aku kembali dengan perlahan-lahan, lagian juga santai dan nyaman.

Tapi di belakangku tiba-tiba terdengar suara kaki kuda yang cepat, juga suara orang yang teriak 'hiak'.

Aku menoleh untuk melihat, seekor kuda hitam sedang melaju cepat ke sini. Kuda itu sangat tinggi dan kuat. Orang di atas kuda masih tidak hentinya memacu kuda itu, membuat kuda berlari sangat cepat.

Kuda itu semakin mendekat, kuda yang aku tunggangi juga mendapat sedikit pengaruh, bisa-bisanya menjadi liar. Aku segera menarik tali kuda, membuat Cristy tenang.

Kuda hitam itu melaju di sampingku dengan sangat cepat. Cristy benar-benar mendapat pengaruh dan meringkik sekali. Tapi dia tidak ikut berlari, aku baru tenang.

Tapi dengan cepat dari seberang terdengar suara kaki kuda lagi. Kuda hitam itu bisa-bisanya berlari kembali lagi. Aku juga jadi gugup.

Kuda hitam itu sampai di depanku, terdengar orang itu berkata 'hiak', kecepatan kuda pelan, lalu dibawah kontrol orang itu, kuda itu mengitariku dan kudaku.

"Kuda ini lumayan bagus. Kita lomba sekali?" orang di atas kuda bertanya.

Aku menggelengkan kepala, tidak menjawab.

Orang itu melepaskan helm, lalu mengibas rambut.

Aku melihat sekilas, itu adalah seorang pria, berambut panjang, selain itu dicat menjadi warna abu-abu, tulang mata sangat dalam, hidung mancung, dan berwajah tidak serius.

Orang ini memberi kesan pertama pada orang adalah sangat tampan, sangat mempunyai karateristik. Meskipun memiliki mata warna hitam, tapi dari lima indera dan bentuk wajah, pria itu seharusnya mempunyai darah barat, adalah seorang blasteran.

"Aku suka kudamu. Ingin lomba sekali denganmu." pria itu berkata sekali lagi dengan bahasa Mandarin yang sangat lancar. Jelas sekali adalah blasteran yang hidup di dalam negeri sejak kecil.

"Aku tidak terlalu bisa." demi sopan santun, aku menjawab.

"Tidak bisa menunggang kuda, apa kamu masih bisa menunggang kuda yang sebagus ini? Aku suka orang dan kudanya."

Karena perkataan itu sangat menggoda, aku merasa sedikit jijik, jadi tidak mempedulikannya lagi, hanya memacu kuda berjalan ke depan, bersiap kembali.

Dia pun segera mengejar, memukul pacu di kudaku, dan meneriakkan 'hiak'.

Aku masih belum sempat bereaksi. Pacu lainnya kembali dipukul ke kudaku. Kudaku pun mulai berlari.

Aku segera mencoba menarik tali kuda. Kuda ini juga mudah dikontrol. Setelah mengetahui maksudku, kuda ini segera memperlambat kecepatan. Tapi pacu si brengsek itu kembali dikibaskan ke kudaku.

Aku ingin menarik tali, tapi pacu dari pria itu tidak hentinya dipukul ke kuda ini, membuat kuda ini semakin liar, tiba-tiba tidak terkontrol, berlari ke depan, dan tidak mendengar perintahku lagi.

Aku sangat takut, juga lupa mengontrol tali, hanya bersandar pada punggung kuda, membiarkan si kuda berlari semakin jauh.

Tapi kuda ini juga tidak tahu apakah menjadi liar atau menahan diri terlalu lama, begitu menjadi liar, malah tidak bisa dihentikan. Sudah berlari begitu jauh, kuda ini masih tidak berhenti juga. Terus berlari ke arah ngarai yang berada tidak jauh dari sana.

Saat ini bahkan kuda hitam tadi tidak bisa mengejar lagi. Aku mendengar pria itu teriak dari belakang, "Kamu pelan sedikit, bahaya! Kuda itu menjadi liar!"

Tapi saat ini aku mana bisa lagi memperlambat laju kuda?

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu