Nikah Tanpa Cinta - Bab 179 Tidak Serius
Setelah mengendarai mobil selama satu jam, akhirnya sampai di arena kuda di Shanghai, namanya adalah Shanghai Equestrian Club.
Dulu saat kerja, ada satu suami rekan kerja yang bekerja di sini.
Dari wanita itu mendapat informasi yang sangat mudah. Satu, mahal. Kedua, hanya melayani anggota klub. Ketiga, sering bertemu dengan artis dan bos besar di sini.
Tempat ini adalah tempat menunggang kuda yang profesional, bukan bisa menunggang kuda hanya dengan sepuluh yuan saja.
Kabarnya kuda di sini adalah kuda yang baik. Orang-orang kaya di Shanghai membeli kuda juga menaruh kuda mereka di sini. Saat mereka datang untuk menunggang kuda, mereka akan menunggang kuda mereka sendiri.
Setelah mengatakan keanggotaan, karyawan di sana menjemputku dengan ramah, "Nyonya Hua, nyonya ingin naik kuda Tuan Hua atau memilih kuda baru yang lebih pendek sedikit?"
Setelah orang itu menyadari ada yang salah dengan perkataannya, dia segera menambahkan, "Tentu saja, nyonya juga bisa naik kuda yang sangat tinggi, tapi kuda Tuan Hua memang terlalu tinggi dan kuat. Biasanya, kami akan menyarankan para wanita untuk memilih kuda yang lebih kecil."
Ternyata Yulianto Hua juga mempunyai kuda di sini? Kalau begitu aku ingin lihat, orang sekeras kepala Yulianto Hua itu, mempunyai kuda seperti apa?
"Apa kuda Yulianto sangat tinggi?" aku bertanya pada karyawan.
"Nyonya tunggu sebentar. Kami mengambilkan kuda Tuan Hua untuk nyonya lihat."
Aku menjawab baik. Tidak lama kemudian, kuda datang. Kuda bertubuh putih, sangat cantik, tapi benar-benar terlalu tinggi dan besar. Begitu aku lihat, aku langsung sedikit ketakutan.
"Apa kuda ini ada namanya?" aku bertanya pada karyawan.
"Ada, namanya Cristy. Tuan Hua sendiri yang buat namanya." kata sang karyawan.
Cristy? Benakku seketika muncul wajah Crystal Lin. Yulianto Hua memberi nama pada kuda ternyata ada hubungannya dengan Crystal Lin.
Tiba-tiba aku langsung kesal. Karena nama kuda ini juga dipanggil Cristy, maka aku harus menungganginya. Aku mau menunggangi kepala Crystal Lin.
"Ok, aku menungganginya saja." aku menunjuk kuda itu.
"Baik." kata sang karyawan.
"Oh iya, aku mau mencari tahu tentang satu orang darimu. Yang namanya Peter Shen, hari ini datang tidak?"
"Ternyata Nyonya Hua juga kenal dengan Direktur Shen ya. Hari ini dia datang, sedang menunggang kuda di luar. Direktur Shen adalah pelanggan setia di sini." kata sang karyawan.
"Oh, terima kasih."
..........
Selanjutnya pelatih mengajariku teknik dasar, lalu mengganti seragam menunggang kuda, mengenakan helm, baru menyuruhku naik ke atas kuda.
Kuda bernama Cristy itu meskipun kelihatannya tinggi dan liar, tapi tidak galak. Begitu aku naik kuda, pelatih itu menarik kuda dan berjalan perlahan-lahan, membiarkanku terbiasa dulu.
Pemandangan di arena kuda sangat baik, udaranya juga bagus. Setelah berkata pada karyawan, aku pergi ke tempat Peter Shen menunggang kuda. Peter Shen adalah kakak kelasku di Shanghai University of Finance and Economics, salah satu dari pendiri perusahaan Lanhai Technology.
Karyawan itu menarik kuda membiarkanku berjalan dengan perlahan-lahan. Tiba-tiba aku merasa kalau aku tampil di depan Peter Shen seperti ini, rasanya seperti terlalu rendahan. Sekali dilihat tidak pernah menunggang kuda dan melalui menunggang kuda ini sengaja mendekatinya. Rasanya terlalu jelas tujuannya. Takutnya malah akan meningkatkan kewaspadaan Peter Shen, tidak bagus untuk pembicaraan berikutnya.
Karena itu aku bertanya pada karyawan itu, "Halo, kalau aku mengontrol tali kuda ini sendiri, kira-kira seberapa bahaya?"
Karyawan itu berkata, "Nyonya Hua, kuda ini pernah mendapat pelatihan khusus. Biasanya tidak akan marah, kecuali kalau kita memukul dia dengan alat pacu, dia baru bisa berlari. Meskipun berlari juga aku bisa mengontrol arah larinya. Selama tubuh maju, dan menempel pada punggung kuda, rata-rata tidak akan ada bahaya apapun."
Karena sudah berkata seperti itu, maka aku pun lanjut bicara, "Kalau begitu aku sendiri saja. Aku keliling-keliling perlahan-lahan saja."
Karyawan itu berkata, "Nyonya Hua, kalau begitu harus hati-hati. Meskipun kuda ini tidak akan bersikap sembarangan, tapi bagaimanapun dia bukan manusia. Manusia saja juga memiliki saat dimana kehilangan akal sehat, nyonya jangan sampai memukulnya dengan alat pacu."
Aku menjawab, "Baik, aku keliling perlahan-lahan saja."
Karyawan itu pun memberikan tali kepadaku. Aku keliling perlahan-lahan. Kuda ini sangat patuh, sama sekali tidak menimbulkan masalah apapun. Setelah jalan perlahan-lahan, tapi tidak melihat Peter Shen. Arena kuda terlalu besar. Kalau ingin bertemu secara kebetulan, memang sedikit sulit. Setelah berpikir, aku rasa lebih baik aku menetap di daerah istirahat saja.
Karena itu aku kembali dengan perlahan-lahan, lagian juga santai dan nyaman.
Tapi di belakangku tiba-tiba terdengar suara kaki kuda yang cepat, juga suara orang yang teriak 'hiak'.
Aku menoleh untuk melihat, seekor kuda hitam sedang melaju cepat ke sini. Kuda itu sangat tinggi dan kuat. Orang di atas kuda masih tidak hentinya memacu kuda itu, membuat kuda berlari sangat cepat.
Kuda itu semakin mendekat, kuda yang aku tunggangi juga mendapat sedikit pengaruh, bisa-bisanya menjadi liar. Aku segera menarik tali kuda, membuat Cristy tenang.
Kuda hitam itu melaju di sampingku dengan sangat cepat. Cristy benar-benar mendapat pengaruh dan meringkik sekali. Tapi dia tidak ikut berlari, aku baru tenang.
Tapi dengan cepat dari seberang terdengar suara kaki kuda lagi. Kuda hitam itu bisa-bisanya berlari kembali lagi. Aku juga jadi gugup.
Kuda hitam itu sampai di depanku, terdengar orang itu berkata 'hiak', kecepatan kuda pelan, lalu dibawah kontrol orang itu, kuda itu mengitariku dan kudaku.
"Kuda ini lumayan bagus. Kita lomba sekali?" orang di atas kuda bertanya.
Aku menggelengkan kepala, tidak menjawab.
Orang itu melepaskan helm, lalu mengibas rambut.
Aku melihat sekilas, itu adalah seorang pria, berambut panjang, selain itu dicat menjadi warna abu-abu, tulang mata sangat dalam, hidung mancung, dan berwajah tidak serius.
Orang ini memberi kesan pertama pada orang adalah sangat tampan, sangat mempunyai karateristik. Meskipun memiliki mata warna hitam, tapi dari lima indera dan bentuk wajah, pria itu seharusnya mempunyai darah barat, adalah seorang blasteran.
"Aku suka kudamu. Ingin lomba sekali denganmu." pria itu berkata sekali lagi dengan bahasa Mandarin yang sangat lancar. Jelas sekali adalah blasteran yang hidup di dalam negeri sejak kecil.
"Aku tidak terlalu bisa." demi sopan santun, aku menjawab.
"Tidak bisa menunggang kuda, apa kamu masih bisa menunggang kuda yang sebagus ini? Aku suka orang dan kudanya."
Karena perkataan itu sangat menggoda, aku merasa sedikit jijik, jadi tidak mempedulikannya lagi, hanya memacu kuda berjalan ke depan, bersiap kembali.
Dia pun segera mengejar, memukul pacu di kudaku, dan meneriakkan 'hiak'.
Aku masih belum sempat bereaksi. Pacu lainnya kembali dipukul ke kudaku. Kudaku pun mulai berlari.
Aku segera mencoba menarik tali kuda. Kuda ini juga mudah dikontrol. Setelah mengetahui maksudku, kuda ini segera memperlambat kecepatan. Tapi pacu si brengsek itu kembali dikibaskan ke kudaku.
Aku ingin menarik tali, tapi pacu dari pria itu tidak hentinya dipukul ke kuda ini, membuat kuda ini semakin liar, tiba-tiba tidak terkontrol, berlari ke depan, dan tidak mendengar perintahku lagi.
Aku sangat takut, juga lupa mengontrol tali, hanya bersandar pada punggung kuda, membiarkan si kuda berlari semakin jauh.
Tapi kuda ini juga tidak tahu apakah menjadi liar atau menahan diri terlalu lama, begitu menjadi liar, malah tidak bisa dihentikan. Sudah berlari begitu jauh, kuda ini masih tidak berhenti juga. Terus berlari ke arah ngarai yang berada tidak jauh dari sana.
Saat ini bahkan kuda hitam tadi tidak bisa mengejar lagi. Aku mendengar pria itu teriak dari belakang, "Kamu pelan sedikit, bahaya! Kuda itu menjadi liar!"
Tapi saat ini aku mana bisa lagi memperlambat laju kuda?
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaCinta Dan Rahasia
JesslynPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Love at First Sight
Laura VanessaDemanding Husband
MarshallLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng