Nikah Tanpa Cinta - Bab 446 iblis

Saat ini, truk di belakang terlihat lagi, aku melihatnya semakin dekat, tetapi aku tidak terburu-buru untuk berpindah jalur, aku ingin melakukan apa yang dikatakan Yulianto Hua, saat sudah lebih dekat, aku baru ganti lagi!

Sepuluh meter, lima meter, satu meter!

Di akhir permainan, aku dengan cepat memutar setir dan beralih ke arah lain. Truk besar itu tidak sempat mengerem dan menabrak truk besar di depannya dengan keras!

Aku sempat melarikan diri.

Truk besar di jalur lain dengan cepat melambat dan menduduki jalur lain, tidak membiarkan aku nyelip.

Pada saat ini, kebetulan ada tanda jalan menandakan bahwa 500 meter kedepan ada area parkir, di lokasi itu adalah waktu terbaik bagi aku untuk menerobos.

Aku melambat sedikit dan mengikuti truk besar di depan. Saat ini, truk besar yang sempat saling bertabrakan juga menyesuaikan kondisi dan sedang berpindah jalur, bersiap untuk menyerangku lagi.

Tidak lama telah sampai di area parkir. Berhasil atau gagal dalam satu gerakan. Aku menekan pedal das dan secara paksa bergegas keluar dari area parkir.

Tetapi truk besar di depan mengetahui niat aku. Ketika mobil aku akan melewatinya, tiba-tiba dia membanting stir dan menabrak aku. Tabrakan dengan kecepatan tinggi sangat mengerikan, dan mobil aku ditabraknya, terbang ke pagar, dan kemudian terlempar di jalan tol.

Aku merasa mobilnya berguling dan airbagnya keluar. Aku sedikit pusing, tapi pikiran aku masih sangat jernih, aku berdoa di dalam hati, dan aku mohon kepada Tuhan untuk memberkati aku dan Yulianto Hua, jangan mati di sini.

Mobil itu akhirnya berhenti setelah beberapa kali jatuh. Aku langsung mendengar suara Yulianto Hua, "Ivory, kamu baik-baik saja?"

Aku pusing, tapi sepertinya bukan masalah besar. Tuhan memberkati aku. "Aku baik-baik saja bagaimana denganmu?"

“Tidak apa-apa, aku merangkak keluar dulu, baru aku membantumu,” kata Yulianto Hua.

Aku mencobanya, dan sepertinya aku tersangkut. Ada rasa sakit di kaki, aku tidak tahu apakah patah atau tidak.

Aku juga mencoba untuk memanjat keluar, tetapi dengan kemampuan aku, tampaknya sangat sulit.

Aku menunggu sebentar, Yulianto Hua sudah merangkak keluar sana, dan meraba-raba untuk membantuku, Dengan bantuannya, aku telah merangkak keluar dari mobil.

Kita berada di lembah kecil yang jaraknya sekitar 100 meter dari jalan raya.

Kali ini, Yulianto Hua masuk ke dalam mobil lagi, dan dia berkata dia ingin mencari ponselku, apakah masih bisa digunakan. Dia juga menyuruhku berbaring di tanah dan jangan bergerak dulu, untuk memastikan aku tidak terluka, baru boleh bergerak, Jika tidak maka akan menyebabkan kerusakan sekunder.

Aku berbaring di tanah sesuai yang dia katakan, memastikan bahwa aku hanya mengalami cedera kecil di kaki, dan tidak ada masalah besar. Saat ini, Yulianto Hua juga telah menemukan ponsel aku dan menyerahkannya kepada aku untuk melihat apakah masih bisa digunakan.

Cuma layar yang retak, tetapi masih bisa digunakan, dan ada sinyal!

“Apakah mau meminta bantuan kepada kakak kedua?” Tanyaku pada Yulianto Hua.

“Jangan dulu, aku khawatir orang-orang di dalam truk akan turun untuk memastikan kita sudah mati, jadi kita harus menjauh dari sini,” kata Yulianto Hua.

Aku pikir itu masuk akal, tetapi di sini sangat berbahaya, dan tidak ada cahaya bulan malam ini, mungkin sulit untuk keluar. Terlebih lagi, kita berada dalam situasi di mana kita tidak bisa pergi ke arah jalan raya dan hanya bisa pergi ke tempat-tempat terpencil, yang bahkan lebih sulit.

“Jangan khawatir, aku akan membawamu. Ada kruk di jok belakang mobil. Aku akan menggunakan kruk untuk menjelajahi jalan, jadi aku bisa membawamu keluar.” Kata Yulianto Hua.

Jadi dia dan aku berusaha keras, membuka pintu belakang mobil, mencari kruk yang telah dia persiapkan, dan bergerak maju.

Aku harus mengatakan bahwa Yulianto Hua benar-benar orang yang ajaib. Dia menyiapkan tangga, mobil, dan kruk. Aku baru saja meninggalkannya setengah hari, dia telah menyiapkan banyak hal, mungkin kakak kedua menyuruh seseorang untuk lakukan untuknya. Aku tidak tahu untuk apa dia menyiapkan ini, atau dia sudah tahu akan terjadi seperti ini?

Dia dan aku terus berjalan, dan berjalan. Tidak lama, muncullah bulan, yang membuat tempat gelap menjadi sedikit ada cahaya.

“Tuan Muda Keempat, ada bulan, jadi ada sedikit cahaya.” Aku sedikit terkejut.

“Bernakah, sayangnya aku tidak bisa melihatnya, indahkah?”.

“Ya, indah sekali. Di sebelah tenggara sepertinya ada lampu. Apakah kita mau ke sana?” Tanyaku pada Yulianto Hua.

“Pergilah ke sana, tapi kita tidak masuk ke desa. Pasti ada jalan di samping desa. Kita cari tempat persembunyian, lalu kirim lokasinya ke Kak Alfred supaya dia bisa menjemput kita.” Kata Yulianto Hua.

"Kalau begitu, aku akan menelepon Kak Alfred sekarang. Butuh beberapa waktu baginya untuk dari Shanghai kesini."

"Dia tidak berada di Shanghai, dia berada di Kota Y, ada pekerjaan di desa sana. Kita sampai disana baru telepon juga tidak akan terlambat, lagi pula lahan sini lebih rendah, takutnya signal sini tidak terlalu bagus."

Aku mengatakan tidak apa-apa, dan kami perlahan berjalan kesana.

Jalan pegunungan tidak mudah untuk dilalui, dan jalan yang kita lalui sekarang hampir bukan seperti jalan, benar-benar jalan yang berduri. Ditambah, Yulianto Hua tidak bisa melihat dengan matanya, sangat sulit baginya untuk berjalan.

“Ivory, apakah sekarang ini kamu sudah tahu kenapa aku tidak membiarkanmu bersamaku? Kamu ikut dengan aku, kamu pasti akan susah*.” Kata Yulianto Hua.

"Aku tidak menyesalinya, dan aku tidak merasa bahwa kamu menyusahkan aku* aku. Kami itu di takdirkan bersama. Sama-sama melewati suka dan duka, itu baru namanya suami istri, dan kamu bisa seperti ini, juga karena ..."

Saat aku sedang bersemangat, aku hampir mengatakan 'karena aku '. Meski tidak ada bukti yang membuktikan bahwa mata Yulianto Hua diracuni oleh aku, namun aku selalu menyalahkan diri sendiri.

“Karena apa?” Yulianto Hua mendengar perkataanku.

"Karena kesalahanku, kalau aku siap siaga, kita tidak akan diserang tiba-tiba. Sebelumnya sudah mengatakan akan melindungimu, tapi pada akhirnya aku tetap menyakitimu. Aku tidak melindungimu."

"Apa yang kamu katakan, aku laki-laki, jika ingin mengatakan melindungi, seharusnya aku yang melindungimu, kenapa jadi kamu yang melindungi aku, aku sedikit lelah, duduk dulu dan istirahat."

Yulianto Hua dan aku sedang duduk di atas rumput kecil di tengah gunung untuk beristirahat. Terasa angin dingin bertiup, dan rasa bahagia selama sisa hidup kami muncul secara spontan.

Setelah istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan. Akhirnya sampai di dekat desa, saat ini kaki sudah lemas dan badan berkeringatan.

Nyalakan ponsel, untungnya ada sinyal. Menelepon Alfred Jiang, seharusnya dia masih tidur, suaranya terdengar agak tidak jelas.

Tetapi begitu dia mendengar tentang situasi kami, dia langsung menjadi sadar. Dia berkata untuk segera bangun, dan kemudian bergegas secepat mungkin.

Yulianto Hua dan aku menemukan tempat yang relatif tersembunyi dan berbaring untuk beristirahat. Baterai ponsel tinggal 10%, jadi aku mematikannya dulu, takutnya nanti Alfred Jiang tidak dapat menghubungi kami.

Susah sangat lelah, sehingga Yulianto Hua dan aku bersandar satu sama lain dan tertidur. Saat aku bangun, langit sudah cerah.

Yulianto Hua sudah bangun, tapi dia tidak bersuara, dia khawatir akan membangunkanku.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu