Nikah Tanpa Cinta - Bab 85 Jelas Sekali Bukan
Aku sedikit bersemangat, "Tidak apa-apa seperti ini? Apakah akan menyebabkan kemarahan publik?"
"Bisa saja." Yulianto Hua menjawab dengan sangat enteng.
"Kalau begitu kenapa kamu menyuruhku melakukan ini?"
"Kamu hanya bisa melakukan ini, kalau tidak kamu akan kalah di pertandingan pertama. Jika kamu langsung pasrah begini saja, kamu tidak akan bisa mengendalikan orang-orang di bawah ini, mereka tidak akan memberimu muka, dan tidak akan mendengarkan perintah dan pengaturan apa pun darimu."
"Lalu jika semua manager yang didenda itu mengundurkan diri, siapa yang akan melakukan begitu banyak lowongan pekerjaan dan begitu banyak pekerjaan?" Aku bertanya.
"Tidak akan."
"Kenapa tidak?"
Yulianto Hua tampaknya sedikit tidak sabar, "Aku Tanya kamu, ketika kamu bekerja di mal, apakah kamu akan mengundurkan diri karena kamu dihukum oleh atasanmu?"
Aku memikirkannya sejenak, lalu menjawab tidak.
"Kenapa?" Yulianto Hua bertanya padaku.
"Karena aku butuh pekerjaan itu, aku perlu menghidupi keluargaku."
"Jadi benar kan? Para manajer tingkat menengah itu kebanyakan adalah orang-orang yang berkeluarga. Mereka juga tidak ingin terlibat dalam perselisihan antar kelompok, mereka hanya ingin pekerjaan yang stabil dan gaji yang baik untuk mendukung kehidupan mereka. Tingkat gaji Haicheng Telecom adalah yang tertinggi di industri ini. Di mana orang-orang ini bisa menemukan pekerjaan yang lebih baik jika mereka meninggalkan perusahaan ini? Jadi mereka tidak akan mengundurkan diri hanya karena kamu mengurangi bonus mereka."
Aku yakin akan hal ini. Ketika Yulianto Hua mulai berbicara tentang kebenarannya dengan serius, logikanya masih sangat ketat dan masuk akal.
"Oke, kalau begitu aku akan melakukannya sekarang."
"Lakukan apa yang harus kamu lakukan saja. Lihat dewa, langsung saja bunuh. Lihat Sang Buddha, langsung bunuh. Siapa pun yang melawanmu, kamu harus berjuang keras memaki mereka kembali! Kalau masih tidak bisa, masih ada aku." Ucap Yulianto Hua.
Hatiku terasa menghangat, tiba-tiba aku ingin bertindak seperti seorang gadis kecil, "Aku tahu kamu akan melindungiku, mendukungku."
Tanpa diduga, orang ini tidak mengindahkan tingkahku ini, ia berkata dengan dingin, "Aku khawatir kamu akan mempermalukanku, oleh karena itu aku memberimu ide. Jangan terlalu banyak berpikir."
Dia menutup telepon setelah selesai berbicara.
Dia memiliki sifat seperti itu, aku sudah terbiasa sejak lama.
Tidak tahu kenapa, dia selalu menolak untuk mengakuinya setelah melindungiku, seolah-olah menjadi baik kepadaku adalah hal yang sangat memalukan.
Aku kembali ke kantor dan segera menemui Irene Zeng, lalu langsung menyuruhnya untuk memberikan informasi kepadanya. Siapa pun yang seharusnya datang ke pertemuan hari ini tetapi tidak datang, dan tidak memiliki alasan yang masuk akal untuk meminta cuti, bonus bulanannya akan dikurangi.
Tanpa diduga, dua jam setelah email notifikasi dikirimkan, tepat sebelum waktu pulang bekerja tiba, orang-orang di departemen penjualan yang tidak menghadiri rapat tiba-tiba muncul di kantor.
Sekitar dua puluh orang berkerumun di kantorku, dan mengelilingiku.
Ini menunjukkan, orang-orang ini sebenarnya ada di sini, tetapi mereka sengaja tidak menghadiri pertemuan tadi.
"Direktur Yao, apa maksudmu dengan mengurangi bonus kami pada hari pertamamu bekerja? Kami adalah staf penjualan, tidak setiap hari kami bisa duduk enak-enak di kantor. Kami tidak datang ke pertemuan karena kami pergi bekerja, kenapa kamu mau mengurangi bonus kami?"
"Begini, kamu datang dan tidak melakukan apa pun, lalu langsung mengurangi uang kami. Kamu ini sedang pamer?" Yang lainnya mengikuti.
Aku mendengarkan dengan tenang kebisingan mereka, sampai suara mereka perlahan-lahan menurun.
"Sudah selesai berbicara? Kalau belum, silakan lanjutkan lagi." Kataku dengan dingin.
Tidak ada yang berbicara lagi.
"Apa yang ingin kalian lakukan mengelilingku sepeti ini? Ingin menggunakan kekerasan? Atau sedang berencana menendangku, dan kalian semua yang menjadi direkturnya? Kalian semua itu tenaga penjualan, tempat kerja utama kalian harusnya ada di pasar. Tapi kalian harus mengerti, rapat adalah bagian dari pekerjaan kalian juga. Kemarin aku sudah memberitahukan kalian akan ada rapat, kalian juga buru-buru kembali ke kantor. Tapi kalian malah tidak muncul. Apa kalian sedang bekerja? Kalian bersatu seperti ini untuk membentuk kekuatan untuk menekanku? Dari mana keberanian dan kepercayaan diri kalian berasa?"
Masih tidak ada yang berbicara.
"Aku ingin tahu, siapa yang mengumpulkan kalian hingga ribut di depan kantorku, siapa yang memimpin kalian? Suruh dia keluar, aku akan memecatnya sekarang. Tidak datang rapat masih berani berkumpul untuk membuat masalah? Dari mana keberaniannya datang? Aku menghormati kalian semua masing-masing dan memahami kalian semua sudah bekerja keras untuk perusahaan, tetapi ini bukan modal kalian untuk memprovokasiku secara terbuka. Kalian mau menerimanya atau tidak, aku sekarang dalam posisi direktur. Aku adalah pemimpin kalian. Kalau kamu idak mau mendengarkanku, aku akan langsung memecatmu. Sekarang biarkan aku keluar, 20 menit lagi lembur, selesaikan rapat yang belum kalian selesaikan di ruang konferensi. Kalau masih tidak datang, aku akan langsung memecat orangnya. Urusan pecat tinggal diurus oleh departemen personalia besok, seperti ini. Silakan pergi sekarang dan jangan menghalangi pekerjaanku di depan kantorku."
Orang-orang itu saling memandang, kemudian seseorang mulai bergerak ke luar pintu. Beberapa orang yang masih ragu akhirnya keluar juga.
Dua puluh menit kemudian, aku datang ke ruang konferensi. Mereka yang membuat masalah sebelumnya, semuanya duduk dengan rapi di sana.
Aku berpura-pura seperti tidak terjadi apa pun, lalu langsung memulai rapatnya.
Materi yang akan dibicarakan di pertemuan itu sebenarnya sudah dijelaskan pada jam 2:30 sore, karena sudah latihan terlebih dahulu, rasanya lebih mudah dan tenang ketika berbicara untuk kedua kalinya.
Mereka memperhatikan catatan pertemuan dengan serius, setelah selesai menyampaikan materiku, mereka mulai melaporkan pekerjaan mereka dengan serius, mereka menyampaikan saran dan pendapat juga.
Seperti kata Yulianto Hua, orang-orang ini adalah orang yang unggul, kebanyakan dari mereka adalah staf yang sangat baik, jika tidak, mereka tidak akan bisa duduk di posisi Manager atau Supervisor.
Alasan mengapa mereka tidak datang ke rapat itu adalah karena seseorang meminta mereka untuk mempertimbangkan pentingnya diriku atau tidak. Mereka hanya bisa menunggu dan melihat ketika mereka tidak mengetahui situasinya. Setelah mengetahui kalau melawanku mungkin akan menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan mereka, tentu saja mereka tidak lagi ragu. Lagi pula, hidup dengan baik dengan gaji yang baik adalah hal yang paling penting.
Pertemuan rapat ini berjalan lancar, setelah jam kerja berlalu, orang-orang dari departemen lain di perusahaan sudah pergi.
Pada saat ini, seorang Supervisor datang dan berkata dengan ragu-ragu, "Direktur Yao, sulit bagi kelompok kami untuk berkumpul. Kami semua sibuk. Kalau Direktur tidak punya kegiatan lain, bagaimana kalau kita makan bersama? Kami akan mentraktir Direktur, dan meminta maaf kepada Direktur."
Aku tersenyum, "Tidak perlu meminta maaf. Ayo makan malam nanti. Aku akan mentraktir kalian."
Orang-orang di sebelahku mendengarkanku dengan telinga tegak. Mereka langsung bersorak ketika aku mengatakan bersedia.
Orang-orang ini benar-benar bukan orang jahat, dan mereka yang bertanggung jawab atas pekerjaan penjualan lebih gembira dan antusias lagi, karena orang penjualan harus berurusan dengan berbagai pelanggan, dan mereka adalah bagian dari perusahaan yang pandai berkomunikasi.
Aku sendiri tidak punya banyak pengalaman, jadi aku meminta Irene Zeng untuk membantku memesan sebuahrestoran. Dia dengan cepat memesan restoran yang cocok untuk pertemuan kecil. Dikatakan bahwa orang-orang ini sering berkumpul di sana karena ada KTV di sebelahnya. Jadi, setelah makan bisa melakukan kegiatan yang lainnya.
Begitu kami tiba di restoran, Yulianto Hua menelepon dan mengatakan bahwa Melvin sedang menunggu makan malam bersamaku, mengapa aku masih belum pulang?
Aku mengatakan kepadanya apa yang terjadi pada sore hari, kemudian berkata kalau sedang makan malam bersama mereka sekarang, jadi aku akan pulang agak terlambat.
"Baiklah, tapi kamu tidak boleh minum." Ucap Yulianto Hua.
Aku berkata: "Mustahil untuk tidak minum. Aku akan minum sedikit, tetapi tidak akan sampai mabuk, apalagi sampai kehilangan kesadaran."
Dia malah tidak senang, "Kamu wanita ini tidak bisa mengerti ya? Aku bilang tidak boleh minum, ya tidak boleh minum. Aku tidak mengizinkanmu menemani pria lain untuk minum!"
Ini benar-benar lucu, apakah ini cemburu? Untuk menemani karyawan makan malam, apakah sama dengan menemani pria lain? Jelas sekali bukan.
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityKisah Si Dewa Perang
Daron JayBretta’s Diary
DaniellePredestined
CarlyMr. Ceo's Woman
Rebecca WangCinta Yang Terlarang
MinnieMata Superman
BrickMy Lady Boss
GeorgeNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng