Nikah Tanpa Cinta - Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
Yulianto Hua sedikit mengernyitkan dahinya, lalu dia menyipitkan matanya dan berkata: "Benar juga."
“Tuan Muda Keempat, sekarang kamu adalah sasaran kritik publik, kamu harus hati-hati. Awak media sudah memberitakan kamu adalah penerus Hua's Inter Company. Dalam perjamuan malam ini juga banyak yang memujimu, hal ini akan membuat orang iri "aku tersenyum lalu mengalihkan topik pembicaraan.
“Tidak apa-apa, ada kamu yang melindungiku.” Yulianto Hua mengangkat dagunya.
Aku tertawa, "Kamu yakin ingin menyerahkan keselamatanmu kepadaku? Menyerahkannya kepada wanita lemah yang tidak berdaya?"
“Yakin, aku akan menyerahkan diriku padamu.” kata Yulianto Hua serius.
“Jangan, tanggung jawab ini terlalu berat, aku tidak sanggup menanggungnya.” Aku melambaikan tanganku dengan enggan.
“Tadi dari kerumunan para tamu aku melihat sekeliling. Apakah kamu tahu apa yang aku rasakan?” tanya Yulianto Hua.
"Hmm? Apa?"
"Dari begitu banyak orang, aku hanya melihatmu. Di mataku hanya ada kamu ."
Ucapan Yulianto Hua ini sangat lebay, aku sedikit tidak tahan. Aku merasa sekujur tubuhku merinding. Kata-kata seperti ini, tidak seperti kata-kata yang keluar dari mulut Yulianto Hua.
"Tuan Muda Keempat, kamu sudah mabuk ya. Tak kusangka kata-kata seperti ini juga bisa keluar dari mulutmu?"
“Aku tidak mabuk. Aku mengatakan apa adanya, aku tidak boleh berkata jujur?” Yulianto Hua menjulurkan tangannya dan mengangkat daguku.
Aku bergegas menepis tangannya, "Disini ada banyak orang. Kamu jangan pegang sembarangan."
“Memangnya kenapa kalau aku memegang istriku? Aku, Yulianto Hua akan melakukan apa yang kuinginkan, tidak ada yang bisa menghentikanku.”Yulianto Hua sepertinya sudah mabuk.
"Sudah, bersikap yang baik. Kalau sudah mabuk, bagaimana kalau kita pulang duluan?"
“Tidak boleh, para tamu masih di sini, kita tidak boleh pulang secepat ini. Mari berkeliling, kamu tenang saja, aku tidak mabuk.” Yulianto Hua meraih tanganku.
Aku tidak terlalu suka bersosialisasi, tapi aku tahu dia ingin aku muncul di depan orang-orang. Aku tidak ingin mengecewakannya, jadi aku hanya bisa membiarkannya menuntunku.
Setelah berkeliling satu putaran, senyuman di wajahku sudah membeku. Tapi perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan lingkungan ini. Berada di kalangan seperti ini memang harus begini, ini adalah hal yang tak terhindarkan.
Yulianto Hua dan aku ingin istirahat sebentar, tetapi orang-orang terus berdatangan untuk bersulang. Aku merasa sangat lelah.
“Tiba-tiba aku teringat dengan sesuatu yang sangat penting,” kata Yulianto Hua tiba-tiba.
"Apa?"
“Aku harus memberikan nama panggilan khusus untukmu, nama panggilan yang tidak diketahui orang luar. Di dunia ini hanya aku yang boleh memanggilmu dengan nama panggilan ini.” Kata Yulianto Hua serius.
Aku langsung merasa lega. Kupikir dia teringat dengan sesuatu yang penting, ternyata ini yang dia maksud. Pikirannya ini berubah-ubah dengan sangat cepat, aku sedikit tidak bisa mengikuti alur pikirannya.
“Menurutmu panggilan apa yang bagus?” Yulianto Hua menoleh dan bertanya padaku.
Saat ini, ada tamu yang datang dengan membawa sampanye dan membuat percakapan kami terpotong. Setelah tamu itu pergi, Yulianto Hua kembali bertanya, "Nama panggilan apa yang bagus?"
"Bukankah kamu selalu memanggilku Ivory? Buat apa nama panggilan lain?"
“Tidak, orang lain juga memanggilmu Ivory. Aku ingin nama panggilan khusus hanya untukku yang tidak diketahui orang luar.” Yulianto Hua terlihat serius.
Aku tidak mengerti, kenapa dalam acara seperti ini dia malah memikirkan masalah nama panggilan? Tapi, dunianya memang sulit dipahami, kalau tidak, dia bukan lagi Yulianto Hua.
“Kalau begitu terserahmu saja.” Aku tersenyum.
“Hmm.” Yulianto Hua berpikir sebentar, “Aku tahu, aku akan memanggilmu nyamuk?”
Aku pikir aku salah dengar, "Kamu memanggilku apa?"
“Nyamuk.” Yulianto Hua mengulanginya lagi, aku yakin aku tidak salah dengar.
“Nama panggilan konyol macam apa ini, apa makna di balik panggilan nyamuk ini?” tentu saja aku tidak terima.
“Aku rasa nama panggilan ini imut dan manis, lalu kamu suka menggigitku dan akan mengikuti kemanapun aku pergi, ini makna nama panggilan ini,” Yulianto Hua menjelaskan dengan bersungguh-sungguh.
“Aku tidak mau, nama panggilan ini terlalu low, aku tidak terima.”aku berkata dengan tidak suka.
Yulianto Hua terlihat serius, "Kalau begitu apa?"
"Pokoknya jangan nyamuk. Aku tidak menghisap darah, apa-apaan ini. Nama panggilan ini terlalu low, kamu sedang memarahiku?
“Ah, aku tahu!” Yulianto Hua terlihat bersemangat, “Kamu memiliki wajah cantik yang berbentuk seperti telur angsa, aku akan memanggilmu telur!”
Aku langsung merasa ingin menangis, telur? Kedengarannya lebih buruk dari nyamuk! Ini seperti memanggil bocah laki-laki, mana seperti memanggilku?
"Kamu tidak bisa memilih nama yang lebih bagus? Kenapa semauanya sangat low?" aku berkata dengan kesal.
“Nama panggilan telur ini sangat mesra, ini saja. Yang terpenting tidak akan ada yang memanggilmu seperti ini, hanya aku yang akan memanggilmu seperti ini.” Yulianto Hua terlihat sudah mantap dengan keputusannya.
Aku benar-benar tidak bisa berkata-kata.
...
Setelah Lanhai Technology bergabung dengan Hua's Inter Company, Lanhai Technology hanya menjadi anak perusahaan dan tidak ada perubahan dalam tim. Jadi aku tetap bekerja di Lanhai Technology. Tapi Yulianto Hua harus bolak balik kantor pusat dan Haicheng Telecom. Dikarenakan biasanya sangat sibuk dalam seminggu kami hanya bisa bertemu sekali atau dua kali. Kalau kami sama-sama harus dinas, dalam satu minggu kami belum tentu bertemu.
Waktu berlalu dengan cepat, dalam sekejap sudah bulan Januari, dan akhir musim gugur sudah tiba.
Hari itu aku sedang bekerja , tiba-tiba asistenku masuk dengan ekspresi wajah gugup, dia bilang bos besar datang.
Aku bertanya kepadanya bos besar yang mana? Dia berkata dengan terbata-bata, Direktur datang.
Aku juga menjadi gugup, meskipun Lanhai Technology merupakan bagian dari Hua's Inter Company, tapi kedua perusahaan ini beroperasi secara independen, Hendra Hua tidak pernah ikut campur. Kenapa hari ini dia tiba-tiba berkunjung ?
Aku pergi ke ruang tunggu, ternyata Hendra Hua memang sedang duduk di sana. Dia tidak membawa sekretaris atau asisten, dia datang sendiri.
“Direktur, aku akan segera memanggil para manajer untuk rapat, agar anda bisa memberikan saran dan kritik.” aku memang sedikit gugup, aku khawatir dia tiba-tiba melakukan kunjungan pribadi karena ada masalah dengan pekerjaan kami.
Hendra Hua melambaikan tangannya, "Tidak, aku hanya lewat, jadi aku mampir untuk melihat-lihat. Kita ngobrol saja."
“Bagaimana kalau kita pergi ke berbagai departemen untuk melihat-lihat? Karena anda sudah datang sekalian berikan masukkan kepada kami.” kataku.
Hendra Hua berpikir sejenak, "Boleh juga, kalau begitu aku akan melihat-lihat. Suruh mereka jangan gugup, aku datang untuk belajar, aku sudah tidak bisa mengikuti perkembangan di industri teknologi, kalian para talenta muda yang bisa melakukannya."
Aku pun menemani Hendra Hua pergi ke berbagai departemen. Ketika para karyawan dari setiap departemen mendengar ketua direksi datang, mereka langsung panik, tapi mereka semua juga sangat bersemangat. Bagaimanapun, mereka belum pernah bertemu langsung dengan orang nomor satu di dunia bisnis Shanghai.
Hendra Hua tersenyum dan berjabat tangan dengan para karyawan. Beberapa karyawan muda yang lebih nakal diam-diam mengeluarkan ponsel untuk berfoto selfie dalam satu frame dengan Hendra Hua, Hendra Hua juga sangat kooperatif dan sangat ramah.
Setelah kunjungan, aku melaporkan situasi terkini Lanhai Technology kepadanya. Dia sangat menghargainya dan memuji kami telah melakukan pekerjaan dengan baik.
Melihat sudah hampir waktunya makan siang, aku merasa sedikit kesulitan. Di Venture Park tidak ada restoran yang bagus, aku harus membawanya makan dimana?
Hendra Hua seakan bisa membaca pikiranku, “ Aku dengar kalian punya kantin ya? Ayo kita makan bersama di kantin, aku ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.”
Ketika aku mendengar ada sesuatu yang ingin dia bicarakan denganku, aku kembali gugup.
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiThe Revival of the King
ShintaAnak Sultan Super
Tristan XuKisah Si Dewa Perang
Daron JayMy Enchanting Guy
Bryan WuCutie Mom
AlexiaThick Wallet
TessaCinta Di Balik Awan
KellyNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng