Nikah Tanpa Cinta - Bab 222 Dia Tidak Peduli

"Keith, katakanlah lagi, biarkan dia mendengarnya," Erika menatap Keith.

Keith tidak punya pilihan, tetapi mengulangi ucapannya itu, "Para Direktur di dalam perusahaan mengatakan bahwa kamu tidak boleh menganggap Lanhai Technology sebagai milik pribadi. Itu adalah salah satu bagian dari perusahaan."

"Apakah kamu yang mengatakannya, ataukah Direktur lah yang mengatakannya?" Yulianto menatap Keith.

"Para direktur yang mengatakannya," jawab Keith.

"Direktur mana yang mengatakan hal itu? Mengapa dia tidak memberitahuku secara langsung saja? Tetapi malah menyuruhmu untuk mengatakannya," suara Yulianto terdengar dingin.

Yulianto terlihat begitu berwibawa, sehingga membuat Keith merasa malu, "Direktur lah yang menyuruh ku untuk mengatakannya."

Hendra mengerutkan keningnya, tidak mengatakan apa-apa.

"Apakah itu Ayah yang menyuruhnya?" Yulianto meletakkan sumpitnya, lalu menatap Hendra.

"Bukan aku, Keith lah yang mengatakan sesuatu kepadaku hari ini. Kubilang ketika makan malam nanti baru membicarakannya," mau tidak mau Hendra pun menjelaskan.

"Kalau begitu tandanya, Ayah tidak berpikir begitu?" Yulianto tampak begitu galak sehingga Hendra tidak tahu cara menangkis hal ini untuk sementara waktu.

"Inilah yang dimaksud kita semua Yulianto, kamu tidak dapat menghancurkan strategi perusahaan hanya untuk keuntungan pribadi mu sendiri. Kamu juga adalah anggota Keluarga Hua, sudah seharusnya bagimu untuk memikirkannya hal ini secara menyeluruh," Daniel mengatakan dengan sangat jelas.

Yulianto mencibir, "Bisakah kamu membantu mereka mengingat bagaimana kami membeli Lanhai Technology?"

Aku sunguh berada dalam dilema. Faktanya, aku tidak ingin ikut campur saat mereka bertengkar. Aku tidak bisa membiarkan Hendra dan Daniel dan Keluarga Hua lainnya berpikir bahwa aku lah yang membuat semuanya berantakan, lalu ikut campur dalam urusan keluarga mereka.

Jika mereka ingin membuat orang merasa tidak nyam, maka lakukanlah hal itu terhadap Yulianto, jangan kepada diriku.

Tapi Yulianto ingin aku mengatakannya, aku pun tidak bisa menolaknya.

Aku berusaha untuk mengatakannya berdasarkan fakta sesungguhnya, tanpa ada perasaan di dalamnya, aku berdehem, lalu berkata: "Pada awalnya, Akuisisi Lanhai Technology memang adalah bagian dari perusahaan. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak beres, jadi demi tidak merusak reputasi perusahaan, kami pun memutuskan agar Lanhai Technology mrnjadi milik pribadi kami sebagai suami istri. Maksud kami melakukan hal ini adalah demi reputasi perusahaan."

Setelah usai berkata, aku pun segera menutup mulutku.

Ketika aku baru saja selesai berbicara, tatapan Yulianto menjadi seperti pisau, menyapu seluruh orang yang ada di sekitar, kemudian dengan dingin dia bertanya.

"Jadi mengapa Lanhai Technology dapat menjadi milik pribadi, itu bukanlah keputusan kami, melainkan karena kami telah dipaksa. Tetapi saat ini Direktur malah berkata aku tidak mempertimbangkan situasinya secara menyeluruh. Bagaimana bisa berkata seperti ini?"

Dalam sekejap situasi di dalam ruang makan menjadi hening. Yulianto memang seperti itu. Jika ingin membuatnya aktif, maka dia tidak akan bisa melakukannya. Jika ingin mengobrol dengannya, maka sikap dinginnya itu akan membekukan udara dalam sekejap.

Dia lebih baik dari pada pendingin ruangan.

Sehingga semua orang pun menatap ke arah Hendra.

Faktanya, semuanya sudah tahu bahwa meskipun Keith dan rekan-rekannya sedang membicarakan hal ini, tapi Hendra lah yang merupakan dalang dibalik semua ini. Dia ingin bersaing dengan Yulianto untuk menjadi pemimpin Lanhai Technology.

Hendra pun terbatuk, "Yulianto, kamu jangan terbawa emosi..."

"Aku tidak terbawa emosi Ayah," jawab Yulianto dengan cepat.

"Maksud para Direktur mengatakan hal ini adalah demi kepentingan perusahaan. Itu membuktikan bahwa orang-orang di dalam Keluarga Hua telah memikul banyak tanggung jawab Hua's Inter Company. Maka tentu tidak berlebihan jika mereka menyarankan padamu untuk menggabungkan Lanhai Technology ke dalam Hua's Inter Company. Tentu saja, itu tergantung pada pendapat mu," Hendra berkata dengan santai, dia tampak tidak terburu-buru, sungguh elegan.

"Aku tidak setuju," Yulianto dengan dingin mengatakan tiga kata itu, mengakhiri pembicaraan ini.

Sehingga situasi pun kembali menjadi sunyi.

Apa lagi yang ingin dikatakan oleh Daniel? Pada akhirnya, Hendra pun mengedipkan matanya, lalu Daniel juga tidak mengatakan apa-apa.

Keith dan Felicia tampak tidak menyetujuinya, tetapi karena sedang berada di dalam rumah Keluarga Hua, mereka pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Mereka dengan canggung menyelesaikan makan malam itu.

Kekhawatiran terbesar ku hanyalah terhadap Melvin, jadi begitu meninggalkan meja makan, aku segera menghampiri Melvin. Untungnya, dia baik-baik saja, Melvin sudah merasa bosan untuk tetap tinggal, dia merengek ingin pulang.

Tetapi di dalama aturan Keluarga Hua, akan dianggap tidak sopan jika segera pergi setelah usai makan malam. Setidaknya harus duduk sebentar, memakan buah, lalu berbincang sebentar sebelum pergi.

Aku tidak ingin terlibat dalam masalah keluarga mereka lagi, sehingga aku pun pergi bermain dengan Melvin di taman.

Saat ini Erika menghampiriku, berkata bahwa dia ingin bermain dengan Melvin sebentar. Namun Melvin menolaknya terlebih dahulu, dia ingin pergi mencari Yulianto.

Anak kecil memang adalah pribadi yang paling polos. Dia akan bersikap baik kepada orang yang bersikap baik padanya. Bahkan dia akan tahu jelas orang yang sungguh-sungguh berbuat baik kepadanya, dia tidak akan merasa bingung.

Pada waktu yang bersamaan, Yulianto juga datang. Melvin dan Yulianto pun segera pergi. Erika mengatakan bahwa dia ingin berjalan-jalan denganku. Dia berkata bahwa dia dapat panjang umur dan sehat dengan berjalan100 langkah setelah makan malam.

Aku tahu ada sesuatu yang ngin dia katakan kepadaku. Bahkan aku tahu apa yang akan dia katakan. Aku pun ingin mendengar apa yang dia maksud, jadi aku menyetujuinya.

"Ivory, begini, saat ini hanya kita berdualah yang merupakan wanita di Keluarga Hua, jadi kita harus menjadi lebih dekat satu sama lain. Sebagai wanita, seharusnya kita tidak berpartisipasi dalam pertarungan para pria, melainkan menjadi pelerai bagi mereka. Sehingga dengan begitu kita dapat mengurangi perkelahian atau gesekan dalam pertarungan mereka," Erika berkata panjang lebar.

Aku berpura-pura seolah tidak mengerti, "Oh, begitukah?"

"Aku mendengar bahwa kamu bertanggung jawab atas Lanhai Technology, benarkah begitu?" Erika segera mengatakan pokok pembicaraanya.

“Benar. Tapi aku tidak begitu mengerti. Yulianto lah yang menyuruhku untuk mengurusnya. Aku pun tidak bisa menolaknya.. Aku hanya bisa belajar sambil mengelolanya pada saat yang bersamaan,” jawabku dengan santai.

"Kalau begitu, apa pendapatmu tentang apa yang mereka bicarakan malam ini?" tanya Erika.

"Aku tidak tahu akan hal ini, aku juga tidak peduli. Itu semua adalah keputusan Yulianto."

"Aku rasa kamu harus membujuk Yulianto untuk menerima saran dari mereka. Jangan biarkan masalah ini berdampak buruk, juga jangan biarkan orang berpikir bahwa dia adalah orang yang egois."

Aku pun tertawa, "Bibi Feng, kamu seharusnya sudah tahu Yulianto itu orang yang seperti apa. Dia tidak peduli bagaimana orang lain menilainya. Selain itu, kami tidak bodoh. Bila harus mengambil tanggung jawab, maka kami akan melakukannya. Saat ini perusahaan ingin mengambilnya kembali, juga meminta kami untuk menyerahkannya? Apakah ini disebut sebagai membertimbangkan situasinya secara menyeluruh? Bukankah ini sungguh bodoh? Yulianto telah membuat kesepakatan dengan pihak lain, menarik 5 miliar yuan, dan dananya itu akan segera tersedia. Yulianto pun tidak mungkin akan melepaskan Lanhai Technology. "

Erika pun terdiam beberapa saat, lalu meninggikan suaranya, "Katakanlah dengan jujur, bagaimana caranya agar Yulianto dapat menyerahkan Lanhai Technology? Dia tentu dapat mengatakan apa yang dia inginkan."

Hatiku dipenuhi dengan rasa senang, ternyata semua ini berjalan sesuai dengan harapan Yulianto. Tetapi aku tidak dapat menunjukkan kebenarnya sekarang, aku tidak dapat memberi tahu Erika bahwa kami telah siap untuk itu.

"Bibi Feng, kamu tidak perlu membahas masalah ini. Kamu tahu betul bagaimana watak Yulianto. Tidak peduli berapa banyak uang yang akan dia dapatkan, dia tetap tidak akan menyetujuinya, aku pun juga tidak dapat membujuknya."

Erika tampak kesal, tampak seperti ada bara api di raut wajahnya, tetapi segera setelah itu dia pun mengubah ekspresi di wajahnya itu dengan senyuman.

Benar saja, dia adalah wanita tua yang pandai berakting. Dia bisa saja memenangkan penghargaan.

"Aku hanya dapat mengandalkan kamu untuk membujuknya. Jika dia tidak setuju untuk menyerahkan Lanhai Technology, maka seluruh orang di dalam perusahaan akan bermasalah dengannya. Lalu di masa yang akan datang dia tidak dapat bekerja dengan baik di perusahaan, benar bukan? Yulianto adalah anggota Keluarga Hua. Bagaimana bisa dia tidak memikirkan perusahaanya sendiri? Aku tahu kamu selalu menjadi istrinya yang baik baginya, maka dari itu kamu harus mencoba untuk membujuknya

Aku menghela nafas tanpa daya, berpura-pura menyetujuinya: "Kalau begitu aku akan mencobanya. Tetapi jangan berharap terlalu banyak, karena Yulianto adalah orang yang keras kepala, sungguh tidak mudah untuk membujuknya."

Erika akhirnya mengeluarkan napas lega, berkata: "Aku akan menunggu kabar baik darimu. Bagaimanapun syarat yang diinginkan Yulianto, kami pasti akan berusaha memuaskannya."

Selama Erika mengatakan hal ini, hatiku menjadi lebih yakin.Tampaknya Yulianto akan memenangkan permainan ini.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu