Nikah Tanpa Cinta - Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing

Sekarang aku mengerti semuanya.

Ketika kembali ke rumah dari pesta perpisahan malam itu, dia menyadari jika tiba-tiba matanya menjadi kabur. Di tahu penyakit lamanya kambuh lagi, tetapi dia memilih untuk tidak memberi tahu aku, dia menyuruhku untuk turun dari mobil dulu, kemudian dia berbalik ke rumah sakit untuk periksa.

Selesai pemeriksaan, dokter memintanya untuk tetap di rumah sakit untuk observasi, jadi malam itu dia tidak pulang ke rumah. Tapi dia berbohong padaku, dia bilang menginap di hotel. Karena alasan ini, aku dan dia bertengkar hebat. Karena dia selalu tidak mau memberitahu dia menginap di hotel mana.

Kemudian, pihak rumah sakit memintanya untuk dirawat di rumah sakit, agar aku tidak curiga, dia meneleponku. Lalu pulang. Tapi dia tidak bisa melihat, jadi dia tidak turun dari mobil. Tapi menyuruh Kak Alfred naik ke atas untuk membereskan beberapa barang miliknya.

Adapun nanti, dia tidak yakin kapan matanya akan pulih, apa bisa membaik atau tidak. Jadi dia berbohong bahwa dirinya pergi ke Amerika agar dia ada waktu untuk memulihkan matanya.

Sebenarnya, aku tidak mengerti mengapa dia harus menyembunyikan ini dariku, dia tidak bisa lagi melihat, seharusnya aku yang menjaga dia. Tapi tida pikir itu akan melelahkanku. Jadi dia memilih untuk menyembunyikannya semua ini dariku.

Dikatakan jika suami istri adalah sepasang burung dari hutan yang sama, jika ada bencana, mereka akan terbang terpisah. Tapi jika saat ada bencana, mereka memisahkan diri, mengapa mereka harus berada di hutan yang sama?

Aku berdiri, “Ayo kita pulang, aku akan menjagamu, aku akan selalu menjagamu sampai keadaanmu membaik. Jika seumur hidup, matamu tidak membaik, aku akan menjadi matamu, apa pun yang terjadi, hidup terus berlanjut, dan kita tidak akan terpisahkan."

“Ivory, kamu tidak perlu seperti ini.” Kata Yulianto Hua dengan suara pelan, “Aku tidak pernah membuatmu senang, aku hanya selalu menjadi beban untukmu, aku tidak mau seperti ini.”

"Jangan omong kosong, kita ini suami istri, masalah apa pun, harus dihadapi berama-sama. Kita pulang." Aku berdiri dan merangkul Yulianto Hua.

"Baiklah." Yulianto Hua benar-benar menyetujui ini, "Tapi jangan beritahu siapa pun soal aku yang tidak bisa melihat, ini harus dirahasiakan."

"Aku tahu, jangan khawatir, aku tidak akan memberi tahu siapa pun."

……

Saat kami sampai di Maple Garden, sudah jam 2 pagi.

Setelah Yulianto Hua berada di kamarnya, aku memanggil Kak Yulie dan pelayan lainnya ke ruang tamu. Keduanya sudah tidur, lalu dipanggil, tentu saja tidak terlalu bersemangat, dan mereka sedikit gugup.

"Terjadi sesuatu, penyakit Tuan kambuh lagi, untuk sementara waktu tidak bisa melihat. Kabar ini tidak boleh disebarkan, siapa pun tidak boleh mengatakan hal ini. Jika ada yang mengatakan hal ini, resikonya akan serius. Mengerti?"

Keduanya tampak terkejut, lalu mengangguk berulang kali. Menunjukkan bahwa mereka tidak akan mengatakan ini.

"Tapi kalian juga tidak boleh terlihat terlalu aneh, harus seperti biasa saja, baru orang lain tidak curiga. Mengerti?"

Keduanya mengangguk lagi. Aku menjelaskan beberapa detail lainnya, lalu setelah itu menyuruh mereka istirahat.

Aku kembali ke atas, Yulianto Hua terbangun lagi. DIa meraba-raba sampai ke ruang belajar, lalu meraba-raba sesuatu di rak.

Aku berjalan mendekat lalu merangkulnya, "Kamu sedang cari apa?"

"Kamu ingat aku punya beberapa buku braille? Ditaruh di mana? Aku harus mencarinya, sekarang aku tidak bisa melihat, ke depannya nanti, aku hanya bisa membaca buku braille."

Aku merasa sedikit sedih, " Tuan Muda Keempat, untuk sementara saja kamu tidak bisa melihat, nanti akan membaik. Kamu jangan jangan pesimis. Sebelumnya juga kamu tidak bsia melihat, lalu bukankah membaik? Sekarang dibandingkan sebelumnya, kedokteran juga sudah lebih maju, jadi kamu pasti bisa pulih. Jangan pesimis. "

"Aku tidak pesimis, tetapi jika ada kemungkinan selamanya aku tidak bisa melihat. Jadi aku harus menyiapkan diriku. Aku tidak bisa melakukan apa-apa, membaca buku braille adalah pilihan yang tepat."

Meski mengaku tidak pesimis, sebenarnya hatinya juga tidak sehancur iru. Tapi aku tahu pasti dia sedikit tidak bisa menerima ini.

Siapapun yang bisa melihat lalu tiba-tiba tidak bisa melihat lagi, aku merasa dunianya akan hancur. Awalnya dunianya yang berwarna tiba-tiba menjadi hitam, itu akan membuat seseorang tidak bisa menerima ini.

"Tuan Muda Keempat, ayo kita pergi ke Amerika. Setelah di sana, aku akan menjaga kamu da nanak kita, kamu pelan-pelan akan sembuh. Di sana, tidak ada yang mengenali kita, jadi kita tidak perlu bersembunyi. Aku bisa memasak untukmu, lalu aku bisa membacakan buku untukmu. Bagaimana menurutmu, terdengar bagus kan? "

“Tidak.” Yulianto Hua tidak setuju.

"Kenapa? Apa kamu tidak mau bersamaku melihat anak kita?"

"Jika kita pergi ke Amerika, kamu harus menjaga putra kita, dan menjagaku. Tekananmu besar. Dan jika anak kita tahu aku tidak bisa melihat lagi, mungkin akan memberinya tekanan. Jadi dengan keberadaanku, akan membuat semua orang tertekan, dan membuat semuanya merasa tidak senang. Ini bukan yang akum au. Jika dalam tiga bulan, mataku belum membaik, aku akan mengasingkan diri di suatu tempat, hingga tidak perlu menjadi beban atau mempengaruhi orang lain. Bagaimanapun juga, aku ada cukup uang untuk masa pensiun nanti. "

Tentu saja apa yang dia katakan bukan sepenuhnya tidak masuk akal. Intinya adalah, dia orang yang kuat, hanya bisa melindungi dan menjaga orang lain, jika dia kehilangan kemampuan ini, maka dia tidak mau menjadi beban untuk orang lain, termasuk aku.

Orang yang kuat memiliki pendapat ini, aku bisa mengerti. Sekarang untuk sementara, aku tidak meyakinkan dia . Karena seseorang butuh waktu untuk menyesuaikan perannya berdasarkan ibutuh waktu bagi orang untuk mengubah peran dan harus menyesuaikan suasana hatinya.

Tapi di dalam hatiku, aku tidak bisa melepaskan Yulianto Hua yang tidak bisa melihat. Walau seumur hidup dia tidak bisa melihat, itu tidak akan menghalanginya untuk menjadi orang baik, selama aku menjadi matanya, dia tidak akan menjadi orang yang tidak berguna, dia juga adalah orang yang sangat berguna.

Walau matanya buta pun, bakatnya di bisnis tidak akan hilang. Aku sangat percaya ini.

"Jangan banyak berpikir, tidurlah, sudah larut malam."

Yulianto Hua tersenyum pahit, "Kamu tidur dululah, aku tidak bisa tidur. Setelah tidak bisa membedakan siang dan malam, aku masih butuh waktu untuk menyesuaikan."

"Jangan seperti ini, kita harus bekerja dan beristirahat seperti sebelumnya, pagi nanti aku akan membangunkanmu, memandikanmu, lalu aku membantumu pergi ke gym. Kamu harus menjalani hari-harimu seperti sebelumnya, seperti orang normal."

"Apakah orang yang tidak melihat itu normal? Ivory, kamu kebingungan. Sekarang aku ini tidak berguna."

“Kamu buka orang tidak berguna! Kamu adalah Tuan Muda Keempat yang serba bisa, kamu yang dulu berharga bukan karena kamu bisa melihat sesuatu dengan matamu, tetapi karena bakatmu. Jadi sekarang meskipun kamu tidak dapat melihat, bakatmu masih ada, jadi kamu bukan orang yang tidak berguna! Aku akan mengatakannya berkali-kali, aku adalah matamu, aku akan melihat sesuatu untukmu, lalu aku akan memberi tahu kamu, kamu masih bisa berguna."

Yulianto Hua memelukku dengan erat, "Baiklah, aku mendengarkanmu. Sisa hidupku, aku akan bergantung padamu."

"Jangan marah jika aku mengucapkan sepatah kata pun."

“Apa itu?” Yulianto Hua bertanya padaku.

“Kenapa walau kamu tidak bisa melihat, aku merasa lebih aman? Apakah aku terlalu kejam?” Tanyaku pada Yulianto Hua.

"Tidak mungkin kan? Apakah sebelumnya kamu tidak merasa aman? Anda tidak memiliki rasa aman? Kenapa aku tidak bisa membuatmu merasa aman?"

"Bukan begitu. Ini ilusiku saja. Sebelumnya saat kamu tidak bisa melihat. Crystal Lin menjagamu. Saat itu antara kamu dan dia sudah lewat, aku tidak pernah bisa mengejarnya, tapi sekarang aku ada kesempatan merawatmu, aku pasti akan menjagamu lebih baik dari dia. Jika seharian kamu tidak bisa melihat, aku akan menjagamu seharian juga, jika seumur hidup kamu tidak bisa melihat, maka seumur hidupku, aku akan menjagamu. "

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu