Nikah Tanpa Cinta - Bab 165 Sudah Tahu

“Ivory Yao, hentikan, apa-apaan sikapmu?” Teriak Felicia Chen.

“Aku tidak mau minum, apakah kamu masih ingin memaksaku? Bahkan di perusahaan, kamu bukanlah pemimpin langsungku, aku hanya mendengarkan Yulianto Hua. Aku sedan tidak berada di perusahaan sekarang, maka kau tidak dapat mengendalikanku.” Kataku dengan dingin.

"Duduklah, minum araknya sebelum pergi."

Dia terus memaksaku untuk minum alkoholnya, itu tiba-tiba membuatku merasa bahwa mungkin ada masalah dengan alokoholnya ini, lalu aku menjadi lebih curiga, itu bahkan membuatku lebih tidak ingin meminumnya.

“Nona Chen, kamu memaksa adik perempuanku untuk minum di depanku, apakah Klan Tsu dari Kota Y benar-benar gampang untuk di-bully?” Julian Tsu tiba-tiba brdiri.

Orang yang lembut sepeertinya tiba-tiba seluuh tubuhnya dipenuhi amarah.

Aku tahu bahwa Julian Tsu marah, tetapi ini pertama kalinya aku melihatnya begitu marah.

“Tuan Su, aku hanya menyuruhnya untuk minum. Bukanlah apa-apa, mengapa kau begitu marah.” Sekretaris Lu juga menjawab.

Suasana tiba-tiba menjadi mencekam, jika pertengkaran terus berlanjut, aku merasa Julian Tsu dan Sekretaris Lu akan bertengkar.

Aku tidak ingin membuat Julian Tsu dan anggota politik Kota Y bertengkar karenaku.

Aku duduk dan berkata, "Kalian jangan bertengkar lagi, aku akan minum alkoholnya, tapi sebelumnya bisakah biarkan aku makan dulu sayurnya?"

Aku diam-diam menelepon Alfred Jiang aku tahu dia sedang menungguku di bawah.

"Sekretaris Lu dan Nona Chen terus memaksaku untuk minum pada siang hari, ada maksud apa? Jika aku meminum alkohol ini, aku pasti akan mabuk. Apa yang akan dilakukan kalau aku mabuk?”

Kata-kata yang ku ucapkan, tentu saja terdengar oleh Alfred Jiang.

“Ivory Yao, Sekretaris Lu bersedia minum bersamamu. Itu untuk menyelamatkan muka mu. Jangan malu-malu.” Felicia Chen berteriak.

Alfred Jiang tahu di ujung sana, dan aku juga tidak perlu berdebat dengannya lagi, hanya berpura-pura makan sayuran.

Tetapi Sekretaris Lu menolak untuk menyerah, "Nona Yao, aku tidak membuatmu untuk minum sendiri. Aku sendiri telah meminumnya terlebih dahulu. Jika kau tidak meminumnya, itu benar-benar akan memalukan bagi seorang Lu ini. Kalau tuan Tsu, aku juga akan bersulang untuknya, kita semua berhubungan baik, ditambah dengan minum segelas alkohol akan mempererat hubungan kita, bukannya untuk memojokkanmu.”

Meski kata-katanya enak didengar, tapi nyatanya tetap sedang memaksaku minum alkohol.

Aku berkata, "Sekretaris Lu, tidak baik minum dengan perut kosong. Aku akan makan dua gigitan dulu."

Tapi orang yang bermarga Lu itu menyodorkan alkohol ke depanku, "Nona Yao, apakah kau benar-benar tidak memberi seorang Lu ini muka?"

Julian Tsu berdiri lagi, "Sekretaris Lu, apakah kau begitu takut malu? Adik perempuanku tidak ingin minum, kenapa kamu harus memaksanya?"

Saat ini pintu kamar pribadi dibuka, dan Alfred Jiang datang.

“Nona Yao, sudah waktunya kita pergi, sudah malam, Tuan Muda Keempat menyuruh kita kembali ke Kota Y lebih awal.” Alfred Jiang berkata tanpa ekspresi seperti biasanya.

“Kamu siapa, kami sedang makan di sini, kenapa kamu berani menerobos masuk?” Sekretaris Lu mulai pamer.

“Nona Yao, silahkan.” Alfred Jiang mengabaikannya sama sekali.

Aku berdiri, siap mengikuti Alfred Jiang.

“Berhenti, minum alkoholnya sebelum pergi.” Kata Felicia Chen.

“Kak Alfred, mereka memaksaku untuk minum, bagaimana menurutmu?” Aku melihat ke arah Alfred Jiang.

“Jika Nona Yao merasa perlu minum, tetapi tidak ingin meminumnya, aku bisa meminumnya untukmu. Jika Nona Yao merasa tidak perlu minum sama sekali, lupakan saja.” Alfred Jiang menjawab dengan sederhana.

“Kamu akan minum? Kamu pikir kamu siapa? Memangnya kamu terkualifikasi untuk minum alkoholnya yang aku sulangkan?” Sekretaris Lu ini tampak lebih marah setelah meminum segelas alkohol itu.

“Aku tidak memenuhi syarat untuk minum, maka aku tidak akan meminumnya. Ayo pergi, Nona Yao.” Alfred Jiang tidak marah.

Sekretaris Lu bergegas, mencoba menghentikan kami, "Pergi dengan begini saja? Ini benar-benar memalukanku bukan?"

“Memalukanmu? Dasar brengsek, memangnya kau ini bajingan dari mana, beraninya menghalangi jalan Tuan Alfred?” Mata Alfred Jiang menyala dengan ganas, tiba-tiba ia mengatakan kata-kata kasar.

Aku tahu dia adalah seorang gangster, tetapi dia biasanya sangat sopan dan jarang berbicara kotor, tetapi sekarang dia tiba-tiba meledak, dia adalah pembunuh.

Sekretaris Lu pasti kebinngungan karena dimarahi seperti itu, dalam posisinya, hanya sedikit orang yang berani memarahinya seperti ini.

Setelah dia bereaksi karena dimarahi, dia mengulurkan tangan dan mengambil botol alkohol di atas meja.

Tapi Alfred Jiang bereaksi lebih cepat, mengulurkan tangan dan menekan tangannya. Tangan Sekretaris Lu tidak bisa diangkat lagi, jadi tangannya ditekan pada botol alkolhol itu.

Kemudian tangan Alfred Jiang yang lain tiba-tiba mencekik tenggorokan Sekretaris Lu.

Wajah sekretaris Lu segera memerah, dan kakinya terangkat dari tanah oleh Alfred Jiang.

“Alfred Jiang, dia adalah Sekretaris Lu, cepa lepaskan dia!” Felicia Chen sangat gelisah.

“Aku tidak peduli siapa itu yang berani menindas Nona Yao, aku akan menghancurkannya. Jika mengangguku, aku akan menghancurkan lehermu, bajingan!” Alfred Jiang mencekik lebih keras, wajah Sekretaris Lu menjadi lebih hijau.

"Lupakan Kak Alfred, ayo pergi," kataku lembut.

Saat itulah Alfred Jiang melepaskan Sekretaris Lu. Ketika Sekretaris Lu masih terbaring di tanah dan batuk, aku Alfred Jiang sudah keluar dari restoran.

Begitu Alfred Jiang naik mobil, dia melaju ke kota. "Kita harus cepat, mungkin orang yang bermarga Lu akan menyuruh polisi lalu lintas memanggil untuk mencari kesalahan dan menahan mobil kita."

Jadi meskipun Alfred Jiang tampak impulsif, dia sebenarnya mengetahuinya. Dia menyerang Sekretaris Lu bukan tanpa memperhatikan konsekuensinya, tetapi karena dia tahu bahwa akan sulit untuk keluar dari situasi sepeti itu jika hanya dengan berbicara sopan, akan lebih baik untuk bertindak langsung.

"Kak Alfred, jika kamu memperlakukan orang bermarga Lu itu seperti ini, dia mungkin akan mencari cara untuk membalas dendam terhadapmu. Akulah yang membuatmu seperti ini."

"Balas dendamlah. Jika saya tidak melakukan hal-hal ilegal, apa yang dapat dia lakukan kepadaku? Bahkan jika aku melakukan hal-hal ilegal, selama tidak ada bukti, dia tidak dapat melakukan apa pun terhadapku. Apakah karena dia pejabat, aku akan menderita karenanya? Jika dia membuatku marah, aku akan membunuh seluruh keluarganya. "

Biasanya aku selalu berpikir bahwa Yulianto Hua terlalu kejam dan Alfred Jiang terlalu pendiam. Sekarang setelah dia mengucapkan kata-kata ini tanpa perasaan, aku mengerti apa itu kekerasan yang sebenarnya.

Yang membuatnya seram adalah walau pernyataannya simpel, tetapi aku tahu bahwa dia tidak membual, jika dia benar-benar kesal, dia akan benar-benar membunuh seluruh keluarga orang yang bermarga Lu itu.

Mobil baru saja meninggalkan kota dan hendak menuju jalan raya, tiba-tiba terdengar sirene dari belakang, dan sebuah mobil polisi berteriak dari belakang untuk menepi.

Alfred Jiang berkata bahwa tampaknya memang tidak bisa melarikan diri. Dia menyuruhku untuk tenang. Tidak peduli bagaimana pihak lain akan melawannya, dia sendiri yang akan melawan balik.

Polisi yang datang mulai memeriksa SIM dan STNK. Kemudian mulai menanyakan apakah ada alat pemadam kebakaran, yang akan diperiksa nantinya.

Akhirnya, segalanya lengkap, logo reflektif, rompi reflektif. Kami memiliki semua barang yang diperlukan di mobil yang ditetapkan oleh undang-undang lalu lintas, dan tidak ada masalah.

Terakhir, polisi lalu lintas mengatakan keempat ban itu memiliki pola yang berbeda, dan ada dugaan pencurian, mobil tidak boleh berada di jalan raya dan harus disita terlebih dahulu.

Aku dan Alfred Jiang saling memandang dan tahu bahwa ini memang disengaja.

Kami tidak tahu apakah ada regulasi dalam undang-undang lalu lintas yang mewajibkan hukuman atas pola ban yang tidak sama. Tapi satu hal yang jelas bagi kita, ban kita sebenarnya memiliki pola yang sama, bagaimana bisa tidak sama ketika empat ban diganti bersamaan?

Tepat ketika kita tidak tahu harus berbuat apa, sebuah jip hitam melaju, dan Julian Tsu-lah yang turun.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu