Nikah Tanpa Cinta - Bab 312 Siapa Yang Sakit

Waktu berlalu dengan cepat, akhirnya setelah dirawat inap enam hari, dokter bilang aku sudah boleh keluar rumah sakit.

Satu mingguan ini, aku terkurung di ruang pasien tanpa bisa keluar selangkah pun, memang sudah membuat aku hampir gila. Kalau dirawat inap beberapa hari lagi, aku saja khawatir akan menimbulkan penyakit baru untuk diri sendiri.

Karena ada rapat penting, Yulianto Hua tidak menjemput aku keluar rumah sakit, tapi Ivana Hua ada datang.

Karena dokter bilang aku sudah boleh kontak dengan orang lain, tidak perlu takut akan menularkannya, sehingga aku langsung memeluk Ivana Hua.

Ivana Hua mengamati aku dari atas sampai bawah, dia bilang walaupun sakit tapi aku tidak lebih kurus, malah menggemuk. Ada apa ini?

Tentu saja aku tahu ada apa, setiap hari Yulianto Hua mengantarkan makanan enak ke aku, tidak berhentinya menyuruh aku menambah gizi. Akhirnya setiap hari aku ditambah gizi olehnya, justru aneh kalau tidak menggemuk.

Ivana Hua tanya aku ingin makan apa, hari ini keluar dari rumah sakit, harus dirayakan.

Aku berpikir sejenak, tapi tidak kepikiran ingin makan apa. Karena beberapa hari ini Yulianto Hua membawakan macam-macam makanan enak, bahkan memberi aku hampir semua makanan di Shanghai yang biasanya tidak punya waktu untuk pergi. Meskipun dokter menekankan aku untuk makan yang agak tawar, tapi Yulianto Hua tidak peduli begitu banyak, dia bilang asalkan mampu makan, mau tawar apa tidak itu tidak penting.

Akhirnya Ivana Hua membawa aku makan makanan kecil, kemudian membawa aku ke Chinese Medicine Museum dia untuk memberi aku sedikit pengobatan. Walaupun pengobatan dari dokter cepat, tapi kalau mau mengobati sampai akar tetap pengobatan tradisional tionghua yang lebih bagus.

Setelah beristirahat satu hari di rumah, aku mulai bekerja.

Teman-teman kerja pada tahu aku sakit, tapi aku tidak membiarkan mereka datang menjenguk, karena tidak ingin sampai pada heboh. Pekerjaan yang menumpuk di beberapa hari ini sungguh tidak sedikit, aku sibuk dua hari berturut-turut, baru akhirnya hampir selesai.

Sore itu aku baru selesai rapat, asistenku datang dan memberitahu ada telepon dari Kota Y.

Aku menerima telepon tersebut, ternyata dari Julian Tsu. Dia juga mendengar aku sakit, sehingga telepon untuk menanyakan keadaanku. Aku bilang sudah membaik banyak, lalu dia bilang berharap aku membereskan pekerjaan sini dulu kemudian pulang ke Kota Y sebentar.

Dia hanya menyuruh aku pulang, tidak bilang untuk apa. Saat akan mematikan telepon, aku seolah mendengar suara batuknya. Ini membuat aku agak cemas, apakah penyakitnya belum sembuh? Tapi kalau dipikir-pikir juga tidak mungkin, aku tertular setelah dia, aku saja sudah sembuh, bagaimana mungkin dia belum?

Karena tidak tenang, aku telepon lagi menanyainya. Dia bilang tidak apa-apa, dia sudah sembuh, hanya saja belakangan ini agak sibuk, ada beberapa urusan yang perlu aku bantu, jadi meminta aku pulang sebentar.

Aku bilang baik, aku selesaikan pekerjaan di sini dulu baru pulang.

……

Karena nanti mau menyinggah di perjalanan, jadi aku memilih menyetir sendiri untuk pulang ke Kota Y. Saat sampai di Kota Y, hari sudah jam sepuluh malam.

Memang lumayan capek, setelah keluar dari jalan tol, aku tidak langsung pergi mencari Julian Tsu, aku ingin mencari hotel untuk menginap dan beristirahat, keesokan harinya baru pergi ke Julian.

Tapi aku tidak menemukan hotel yang cocok, telepon dari Julian Tsu datang lagi dan menanyakan aku di mana. Aku bilang aku baru saja sampai Kota Y, dia menyuruh aku pergi mencarinya di ‘Nanju Villa’, dia menunggu aku di sana.

Aku hampir lupa kalau aku masih ada Nanju untuk ditinggali, kuncinya aku masih ada, serta dari dulu ditinggali oleh aku, aku sama sekali tidak perlu menginap di hotel.

Aku memarkir mobil, sampai di depan pintu Nanju Villa, aku mencium bau obat tradisional. Dulu kesehatan ibu asuh tidak baik, sering memasak obat tradisional untuk diminum, aku sangat sensitif dengan aroma obat tradisional, serta bagi orang lain aromanya tidak enak dicium, tapi untuk aku itu adalah wangi yang sangat spesial.

Biasanya Nanju Villa tidak ada yang tinggal, kenapa bisa ada aroma obat tradisional? Siapa yang sedang memasak obat di sini? Samar-samar aku merasa tidak tenang.

Sampai di dalam rumah, tampak kakak Huang di rumah keluarga Julian Tsu memang sedang memasak obat, asap dari obat di panci tersebut membumbung ke atas, wangi obat itu berasal dari sana.

“Nona, kamu sudah datang? Tuan muda ada di ruangan paling ujung.” Kelihatannya kakak Huang sudah tahu aku akan datang.

“Ini obat untuk siapa? Siapa yang sakit?” Tanyaku dengan cemas.

Kakak Huang langsung meneteskan air mata, “Tuan muda yang sakit, nona, cepatlah kamu pergi melihatnya.”

Aku langsung membalikkan badan pergi ke kamar paling ujung, pintu tidak tertutup rapat, sekali masuk langsung tampak Julian Tsu yang sedang membaca buku.

Dia menengadahkan kepala memandangku, wajahnya pucat, kesehatannya tampak lebih buruk daripada sebelumnya aku datang menjenguk, serta juga menjadi kurus banyak.

Saat ini dia sedang berbaring, di samping ranjang ada sebuah kursi roda. Ini membuat aku semakin panik.

“Adik kecil kamu sudah datang? Dengar-dengar kamu tertular oleh penyakitku, kamu sudah sembuh?” Meskipun dia berusaha tampak semangat, tapi tetap bisa merasakan sebenarnya tubuh dia sangat lemah.

“Kakak kedua, aku sudah tidak apa-apa, kamu kenapa? Apakah kamu belum sembuh?” Aku merasa sudah mau menangis, melihat kursi roda itu langsung bisa menebak keadaan Julian Tsu pasti semakin parah.

“Di aku sini ada sedikit luar dugaan. Flu itu memang sudah sembuh, tapi dokter bilang ada zat racun di tubuhku yang mempengaruhi beberapa organku, aku butuh pengobatan jangka panjang.” Ujar Julian Tsu dengan sengaja bersikap santai.

“Zat racun? Kenapa bisa?”

“Dokter bilang, mungkin karena aku mengonsumsi zat berunsur logam dalam jangka panjang hingga keracunan, tapi asupan makananku setiap hari tidak sembarangan, ternyata ada masalah pada air minum di kantorku, ada yang memasukkan racun yang bersifat lamban di air minumku, karena meminumnya dalam waktu jangka panjang, jadi daya tahan tubuhku berkurang, organ dalam juga memburuk.”

Aku terkejut mendengarnya, “Siapa yang menaruh racun di air kamu?”

“Sekarang masih tidak tahu. Air yang dipakai di kantorku itu memakai merk tertentu, dari pihak perusahaan air pasti tidak masalah. Masalahnya ada pada yang mengantar air. Tapi petugas yang mengantar air itu sudah mengundurkan diri, sampai sekarang masih belum ditemukan.”

“Pengantar air itu tidak ada dendam apa-apa dengan kamu, jadi tidak akan punya niat mencelakai kamu, pasti ada yang menyuruh.”

Julian Tsu mengangguk, “Itu tentu saja. Tapi siapa yang menyuruh, sekarang benar-benar tidak tahu mulai dilacak dari mana, aku juga tidak ingin memperbesar masalah ini, untungnya ketahuan di awal, sekarang aku hanya tidak dapat berjalan leluasa, kalau lebih terlambat lagi menyadarinya, mungkin aku sudah tidak punya nyawa. Sekarang aku perlu pengobatan obat tradisional selama satu sampai dua bulan, mungkin setelah itu bisa pelan-pelan memulih kembali.”

Aku menunjuk kursi roda itu, “Apakah kakak kedua sekarang memerlukan kursi roda untuk berjalan? Kenapa bisa sampai separah ini?”

“Ini sangat wajar, racun itu berefek ke sarafku, jadi tidak dapat berjalan, tapi hanya sementara, akan pulih kembali.” Julian Tsu malah tampak sangat tenang.

Tapi aku tidak tenang sedikit pun. Julian Tsu adalah orang yang berbudi besar untuk aku, adalah orang yang paling baik dengan aku. Dia sekarang dicelakai orang, aku tidak dapat menerimanya, aku harus membalas dendam untuknya.

“Kakak kedua, tidak peduli siapa yang mencelakai kamu, aku harus mencarinya! Orang-orang ini kejam sekali, kali ini tidak berhasil, kelak pasti masih akan mengulangi lagi!”

Julian Tsu mengisyaratkan aku untuk tidak panik, “Adik kecil, masalah ini jangan bertindak sembarangan, harus tenang. Saingan Keluarga Tsu di Shanghai begitu banyak, sekarang susah untuk memastikan siapa yang melakukannya. Jadi sungguh jangan salah bertindak, sekarang yang paling penting adalah jangan menyebarluaskan keadaan aku yang tidak dapat berjalan.”

“Tidak disebarluaskan? Apakah sekarang yang lain semuanya tidak tahu?”

Julian Tsu mengangguk, “Setelah mengetahui hal ini, aku meminta dokter mengobati. Aku berusaha untuk bekerja dua hari lagi demi menipu lawan yang bersembunyi itu. Sekarang yang aku katakan pada umum adalah aku sedang merencanakan sebuah proyek baru yang besar. Jadi sementara aku tidak akan pergi ke perusahaan. Tapi tidak ada yang tahu sebenarnya aku sakit sehingga tidak bisa pergi.”

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu