Nikah Tanpa Cinta - Bab 330 Ada Apa

Setelah kepergian Michael Lu, aku tidak langsung meninggalkan Road Bar Street, melainkan menunggu di depan jalan untuk memantau. Begitu melihat kedatangan mobil Felicia Chen, aku pun baru meninggalkan tempat itu dengan tenang.

Begitu tiba di rumah, waktu sudah menunjukkan sangat malam. Setelah kejadian seharian ini aku pun merasa sangat lelah. Setelah membersihkan diri, aku pun langsung tidur.

Aku terbangun pada subuh, aku pun bergegas melihat ponsel, aku ingin melihat apakah Michael Lu ada menjawab pesanku atau tidak. Akan tetapi dia tidak menghubungiku, melainkan Yulianto Hua yang menelepon. Aku tidak menjawabnya karena aku mengatur ponselku menjadi mode hening. Dia mengirimi pesan menanyaiku apakah aku sudah tidur atau belum, jika sudah maka lupakan saja.

Karena sudah terlalu malam, aku pun tidak menghubungi dia. Aku menaruh ponsel dan kembali tidur. Akan tetapi karena aku takut aku melewati panggilan kembali, aku pun mengubah mode hening menjadi mode getar.

Ketika langit sudah terang, aku pun terbangun karena getaran ponselku. Lagi-lagi Yulianto Hua yang meneleponku.

"Ada apa sepagi ini meneleponku?"

"Kak Alfred sudah keluar. Aku hanya mengabarimu saja agar kamu tenang." Yulianto Hua berkata.

"Begitu cepat?" Aku menjadi sangat senang begitu mendengarnya.

"Sepertinya kemarin malam Felicia Chen bergegas pergi ke Kota Y dan mencari seseorang yang sangat penting. Saat ini pihak kepolisian tidak memiliki bukti yang kuat untuk terus menahan Kak Alfred, sehingga dia pun melepaskan mereka. Oh iya bagaimana caramu memaksa Felicia Chen untuk berbuat seperti ini? Dia begitu membencimu, mengapa dia membantumu?"

"Aku mengatakan padanya, jika dia mengeluarkan Kak Alfred, bisa saja kamu akan menyukai dia lagi dan akan menikahi dia. Akhirnya dia pun menyetujuinya." Aku berbicara asal.

"Kamu tidak perlu membahas omong kosong seperti ini. Apakah kamu menganggap aku idiot?" Yulianto Hua berbicara dengan marah.

Aku merasa senang di dalam hati, "tidak berani, tdiak berani. Seorang CEO Hua sebagai pemimpin sebuah perusahaan bagaimana mungkin idiot seperti pada umumnya."

"Maksudmu aku masih seorang idiot? Cepat katakan apa yang kamu lakukan hingga membuat Felicia An menurutimu?"

Aku menguap dengan panjang, "CEO Hua ini benar-benar terlalu pagi. Aku masih ingin tidur sebentar, sampai jumpa."

"Halo......."

Tanpa menunggu dia selesai berbicara, aku pun langsung mematikan panggilan tersebut.

Ketika aku bersiap-siap ingin mengubah ponselku menjadi mode hening, ponselku kembali bergetar. Michael Lu yang meneleponku.

"Cantik, aku sudah menyelesaikan masalah ini untukmu. Kemarin malam aku membawa Felicia Chen bergegas pergi ke Kota Y. Saat ini aku benar-benar sangat mengantuk. Pada saat ini aku pun sedang berada di sebuah hotel untuk tidur. Apakah hari ini kamu kembali ke Kota Y?"

Aku ragu-ragu sejenak lalu aku pun tetap memutuskan untuk jujur. "Hari ini aku akan kembali ke Kota Y, aku memiliki urusan penting yang perlu diurusi."

"Kalau begitu tunggu aku sadar, seharusnya kamu sudah sampai. Tidak apa-apa bukan jika mentraktirku makan?" Michael Lu kembali menguap, rupanya dia benar-benar mengantuk.

"Tidak masalah, kamu istirahat terlebih dahulu. Aku akan menghubungimu lagi bila aku sudah sampai."

"Baik, aku menunggumu."

Saat panggilan aku dan Michael Lu belum terputus, lagi-lagi ada panggilan yang masuk. Julian Tsu yang meneleponku. Aku meminta Michael Lu untuk memutuskan panggilan lalu menjawab panggilan Julian Tsu.

Julian Tsu juga sudah mendapatkan informasi mengenai pembebasan Alfred Jiang. Sepertinya dia juga tidak tidur nyenyak selama semalaman. Lalu dia meminta aku untuk bergegas kembali ke Kota Y. Dia mengatakan ada pihak perwakilan yang ingin mengajak kerja sama dari Hongkong akan tiba di Kota Y pada sore hari. Dia ingin aku menggantikan dia untuk menjemputnya dan terus mengingatkan bahwa kerja sama ini sangat penting jadi aku harus menjemputnya dengan sendiri.

Begitu mendengar ucapannya pun aku sudah tidak dapat tidur lagi. Aku pun mulai membersihkan diri lalu bersiap-siap pergi ke Kota Y. Semakin cepat tiba mungkin aku memiliki lebih banyak waktu untuk bersiap-siap. Masalah yang terus diingatkan oleh Julian Tsu pasti merupakan sebuah masalah yang penting, aku tidak ingin mengacaukannya.

Aku melihat pada kereta listrik bawah tanah, tiket-tiket sudah kejual habis untuk yang jadwal awal, sedangkan jadwal yang agak malam tidak akan keburu. Sedangkan tiket pesawat sudah tidak ada tiket yang tersisa. Jadi dia hanya dapat mengendarai mobilnya sendiri.

Aku tidak pernah mengendarai mobil-mobil sport yang diberikan Nadine Jiang padaku, kali ini aku berencana untuk menggunakannya. Jika tidak Nadine Jian akan mengatakan aku tidak menganggapnya karena tidak menggunakan mobil pemberian dia.

Setelah selesai berberes, aku menelepon Yulianto Hua dan memberitahu dia bahwa aku ada urusan penting sehingga kembali ke Kota Y terlebih dahulu.

Dia juga memiliki masalah yang harus diurusi, lalu dia mengingatkan aku untuk menyetir pelan-pelan dan ingat menelepon dia apabila sudah sampai.

Setelah melewati perkotaan, saat aku sedang berada dalam jalan tol, pihak pekerja memberitahu aku bahwa ada terjadi sebuah kecelakaan di depan sehingga untuk sementara jalan tol akan ditutup dan meminta aku untuk mengganti jalur.

Aku bertanya kepada pihak mereka kapan akan dibuka, lalu mereka menjawab masih belum dapat dipastikan dan mereka juga sedang menunggu pemberitahuan.

Tidak ada cara lain, aku hanya dapat mengganti jalur.

Untung saja jalur yang lain tidak rusak. Karena pengaruh mobil bagus, maka dia pun dapat menyetirnya dengan cepat. Hanya saja dia harus lebih banyak jalan 100 KM.

Tetapi hingga pada saat ini pun aku juga hanya dapat menunggu sambil bergerak. Jika jalan tol di depan sudah kembali dibuka maka dia akan mencari jalur lagi untuk masuk ke dalam jalan tol.

Pada awalnya, jalannya mulus, tetapi setelah beberapa saat, jalan tersebut melambat. Karena jalan tol ditutup, sehingga banyak kendaraan yang beralih pada jalan biasa, karena ada beberapa truk besar yang berjalan lambat, sehingga lambat laun mempengaruhi kelancaran jalan.

Perlahan-lahan aku tiba di sebuah kota kecil, terlihat kemacetan yang panjang di depan. Aku merasa lapar, maka dari itu aku pun memarkir mobil di pinggir jalan, mengeluarkan roti yang sudah disiapkan dan air mineral, untuk menambah tenaga.

Aku baru saja makan dua gigitan roti dan tiba-tiba mendengar letupan. Kemudian aku mendengar seseorang di depan mobil aku berteriak.

Aku berpikir jangan-jangan aku bertemu dengan penipu? Ini tidak mungkin, mobilku ini dalam keadaan diam. Tidak mungkin sebuah mobil dalam keadaan diam menabrak mobil dia bukan?

Aku membuka pintu mobil dan turun lalu aku melihat seorang pria berbaring di depan aku sambil berguling-guling dan terus mengerang.

"Mobilmu ini menabrak orang, bagaimana kamu akan menyelesaikannya?" Tiba-tiba muncul lima hingga enam pria yang dengan cepat mengepung aku dan mobilku.

"Mobilku ini dalam keadaan diam bagaimana mungkin aku menabrak orang? Jika ingin membahas tabrakan, bukannya dia yang menabrak mobilku bukan?" Aku berbicara dengan marah.

"Kamu masih ingin berdalih? Kami melihatnya secara langsung. Coba kamu katakan bagaimana kamu akan mengurusinya."

Aku berpikir dalam hati bahwa aku benar-benar bertemu dengan penipu dan aku bersiap-siap untuk kembali ke mobil untuk mengambil ponsel untuk melapor polisi.

Tetapi mereka menghalangi aku dan mengambil tasku dan ponselku, "kamu ingin kabur? Jangan biarkan dia masuk ke dalam mobil. Tahan dia!"

Apakah kalian masih tahu aturan? Kalian mengatakan aku yang menabrak dia, kalau begitu lapor polisi saja. Biarkan para polisi datang untuk mengambil keputusan apakah aku ada menabrak dia atau tidak. Jika polisi mengatakan ini adalah kesalahanku, aku akan membayar biaya ganti rugi.

Aku benar-benar tertahan oleh mereka yang tidak bisa diajak berbicara baik-baik.

Pada saat ini sebuah mobil van datang kemari, di atasnya terdapat lampu sirene polisi. Mobil tersebut berhenti dan seorang mengenakan atribut polisi pun menanyakan apa yang terjadi.

Aku bergegas menceritakan kejadian tersebut kepada dia. Polisi itu mengatakan untuk pergi ke kantor polisi terlebih dahulu baru membicarakannya lagi. Lalu aku dan beberapa pria itu pun masuk ke dalam mobil.

Baru saja masuk ke dalam mobil, beberapa orang itu menekan aku dan menggunakan sebuah kantong memakainya di kepalaku.

Sedangkan polisi itu bersikap seolah-olah tidak melihat apa-apa. Aku tahu riwayatku sudah tamat. Aku sudah kejebak. Antara itu adalah polisi itu, atau dia merupakan komplotan dari mereka.

Aku berteriak tetapi tidak ada gunanya. Kepalaku dipasangkan sebuah kantong. lalu ada orang menggunakan tali mengingat kaki dan tanganku.

Ini bukan penipu melainkan aku diculik atas peculikan terencana.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu