Nikah Tanpa Cinta - Bab 277 Tetap bersikap tenang

Meskipun aku takut ke kantor polisi, namun aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan jika aku ingin kabur sekarang, aku juga tidak bisa.

Aku sangat menyesal, aku seharusnya tidak datang minum bir dengan Ivana Hua hari ini.

Kami dibawa keluar dari bar, dan Ivana Hua bernegosiasi dengan polisi itu bahwa boleh jika kami harus ikut bersama kalian, namun Ivana Hua harus menghubungi pengacaranya terlebih dahulu. Ivana Hua adalah wanita cantik, pada umumnya, para pria akan memberi keringanan pada wanita cantik seperti dia.

Tak terkecuali polisi itu, dia benar-benar mengizinkan Ivana Hua untuk menelepon. Setelah Ivana Hua selesai menelepon, kami dibawa ke mobil polisi.

Begitu masuk ke mobil polisi, aku menjadi semakin cemas, berpikir apa yang harus kulakukan ?

Ivana Hua sepertinya melihat kecemasanku, lalu menggunakan matanya untuk memberi isyarat agar aku tetap tenang.

Meskipun aku tahu bahwa panggilan yang dilakukan Ivana Hua pasti akan berguna, namun hatiku tetap panik. Jika aku masuk ke penjara lagi hanya karena hal seperti ini, maka aku benar-benar menyia-nyiakan upaya kerja keras Julian Tsu.

Pada saat ini telepon genggam polisi tersebut berdering, setelah dia menjawab panggilan tersebut, dia meminta kepada supirnya untuk mengganti jalur, seolah-olah dia diminta oleh atasannya untuk membawa kami ke tempat lain.

Jalurnya sedikit memutar, polisi itu sedikit tidak senang, dia menggumamkan beberapa kata dan mengatakan sesuatu dengan marah.

"Jangan khawatir, aku akan menanggung semuanya sendiri, aku tidak akan melibatkan kalian." Kata Jerry Wang tampak berani.

"Sudahlah, jangan berlagak berani, sudah penakut, berani ikut bertarung lagi." Kata Ivana Hua dengan geram.

"Aku....memang tidak terlalu bisa bertarung, aku adalah pria baik-baik." Kata Jerry Wang dengan sedih.

"Penakut ya penakut, tidak perlu mengatakan pria baik-baik. Jika kamu tidak memiliki kemampuan bertarung, janganlah berlagak menjadi pahlawan, jangankan menjadi pahlawan pelindung wanita, kamu saja tidak bisa melindungi dirimu sendiri." Kata Ivana Hua dengan nada menghina.

"Aku...." Wajah tampan Jerry Wang memerah, tampak canggung. "Baik, tunggulah setelah aku pergi berlatih seni bela diri, aku akan membunuh bajingan itu."

Penampilan kejam Jerry Wang sangat lucu, dan konyol. namun aku malah tidak bisa tertawa.

"Menunggumu berlatih seni bela diri, orang-orang itu sudah mati terlebih dahulu, tidak perlu menunggumu membunuhnya, dasar lemah." Kata Ivana Hua dengan marah.

"Kalian masih bisa mengobrol dengan senang, jagalah sikap kalian !" Teriak polisi itu.

Ivana Hua mencibir, "Hukum mana yang menetapkan bahwa kami tidak boleh mengobrol ? Kenapa kamu marah ?"

"Kenapa marah ? kamu berani mengganggu putri walikota Chen, aku rasa otakmu bermasalah." Jawab polisi itu.

Sebagai pejabat publik, berbicara seperti ini dalam pelaksanaan tugas resmi memang sedikit keterlaluan, seketika aku muak dengan polisi ini.

"Ingat apa yang telah kamu katakan, aku akan menuntutmu hingga kamu diberhentikan, kalau tidak, aku tidak akan bermarga Hua." Kata Ivana Hua dengan galak.

"Hanya denganmu ? lihat saja bagaimana aku akan memperlakukanmu, bersiap-siaplah untuk tinggal di dalam penjara selama seminggu, jangan berharap keluar sebelum seminggu." Kata polisi itu dengan galak.

Lalu terjadilah konfrontasi yang ajaib antara polisi dan Ivana Hua di dalam mobil. Sungguh tidak masuk akal.

Aku rasa itu karena Ivana Hua memiliki paras yang cantik, mungkin saja polisi itu ingin menemukan semacam kesenangan tersendiri melalui cara berantem dengan wanita cantik seperti Ivana Hua.

Disaat keduanya sedang berkonflik, mobil polisi tiba-tiba berhenti, kami terbentur ke depan pada saat yang bersamaan.

"Bajingan mana yang mengemudi seperti ini ?" Polisi itu sangat marah, membuka pintu dan keluar dari mobil.

Aku juga kaget, kemudian aku melihat bahwa mobil itu adalah mobil Porsche yang memaksa mobil polisi untuk berhenti. Mobil ini sangat familiar bagiku, ini adalah mobil yang sering digunakan oleh Yulianto Hua sebelumnya. Tak disangka, setelah menjadi ketua perusahaan besar, ia masih menggunakan mobil ini.

Orang yang turun dari depan mobil tersebut adalah Alfred Jiang, orang yang turun dari kursi belakang mobil adalah Yulianto Hua yang berpakaian hitam.

Hebatnya lagi adalah, polisi yang awalnya bertingkah angkuh, ketika melihat Alfred Jiang, mengangguk menyapa, "Kak Alfred, kenapa kamu ?"

Sungguh luar biasa, seorang polisi malah memanggil kakak kepada seorang mafia. Tingkah angkuhnya menghilang seketika, wajahnya penuh dengan senyuman.

"Lepaskan orang-orang yang ada di dalam mobil." Alfred Jiang selalu tampil tanpa ekspresi, selalu tidak menampilkan emosinya, seperti Buddha.

"Ini sepertinya tidak bisa, Kak Alfred, kami sedang menjalankan tugas resmi, orang-orang ini membuat keributan, kami harus membawa mereka ke kantor polisi." Kata polisi itu.

"Mereka tidak melakukan kejahatan serius, lepaskan mereka. Jika kamu tidak melepaskannya, apakah aku harus melepaskannya dengan caraku ?" Kata Alfred Jiang tanpa ekspresi, namun nada bicaranya sudah sangat tidak baik.

"Kak Alfred, jangan menyulitkanku, aku berhutang budi padamu sebelumnya, sehingga aku memanggilmu kakak, tetapi aku...."

"Hentikan omong kosongmu, satu kata, lepaskan atau tidak ?" Kata Alfred Jiang dengan galak.

"Aku khawatir ini benar-benar tidak bisa, kak Alfred, mohon bersabarlah...."

"Baik, aku mengerti. Aku sudah tidak dihargai." Kata Alfred Jiang sambil memandang Yulianto Hua.

Yulianto Hua sedang menelepon, lalu memberi isyarat kepada polisi itu untuk menjawab panggilan tersebut.

"Apa maksudmu ?" Polisi itu sedikit bersedia menjawab telepon.

"Maksudnya adalah menyuruhmu datang untuk menjawab telepon, apakah kamu tidak mengerti ?" Suara Yulianto Hua terdengar dingin.

"Panggilan dari siapa ?" Polisi itu sedikit ketakutan.

"Apakah panggilan dari ketua kalian cukup memenuhi syarat untuk kamu jawab ?" Kata Yulianto Hua dengan dingin, dia sudah mulai kehilangan kesabaran.

Polisi itu menjawab telepon dengan ragu, kemudian ekspresinya berubah, dan terus berkata, baik, baik.

Setelah menjawab panggilan tersebut, dia langsung bergegas kemari, membuka pintu, dan meminta kami turun sebelum terlebih dulu mengembalikan telepon ke Yulianto Hua.

Ivana Hua malah tidak ingin turun dari mobil, "Bukankah kamu menyuruhku tinggal di sini selama seminggu, mengapa membiarkanku pergi begitu cepat ? Aku tidak akan pergi."

"Itu salahku, awalnya kita memang baik-baik saja, akulah yang memperbesar masalah, silahkan keluar dari mobil." Sikap polisi itu menjadi sangat baik.

"Aku tidak akan keluar dari mobil, kamu menangkapku dan melepaskanku sesuka hatimu tanpa memberikan sebuah penjelasan, aku tidak akan pergi." Kata Ivana Hua.

Aku sedang terburu-buru, namun melihat kakaku seperti ini, aku merasa ini bukan saatnya mempermasalahkan hal tersebut, jika aku benar-benar dimasukkan ke penjara lagi, maka aku tidak akan keluar lagi meskipun aku ingin keluar. Apa yang sedang kamu permasalahkan ?

Yulianto Hua juga datang untuk membujuk, "Kakak, tidak perlu mempermasalahkan dengannya, mari kita pergi."

"Benar, berbesar hatilah, jangan mempermasalahkan hal kecil ini denganku, mohon keluarlah dari mobil." Kata polisi itu sambil memohon.

Di saat ini, Ivana Hua baru keluar dari mobil dan meregangkan pinggangnya, "Ini pertama kalinya aku menaiki mobil polisi, benar-benar sangat tidak nyaman !"

"Mobil kami adalah mobil sederhana, tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan mobil mewah kalian. Kalau begitu, mengobrol santailah kalian, aku akan pergi dulu. Bisakah anda mengesampingkan mobil anda dan membiarkanku lewat ?" Kata polisi itu kepada Yulianto Hua.

"Tidak, mundurlah dengan sendiri." Kata Alfred Jiang dengan dingin.

"Kak Alfred, bukannya aku tidak menghargaimu, ini benar-benar...."

"Kamu tidak perlu memberi penjelasan, kamu tidak perlu menghargaiku, aku akan mengingat kejadian hari ini." Alfred Jiang tampak marah, tetapi tetap tidak ada ekspresi di wajahnya.

"Kak Alfred, ini...."

Alfred Jiang mengabaikannya, dan langsung masuk ke dalam mobil, namun dia tidak memberi jalan untuk polisi itu lewat. Polisi itu menyuruh pengemudinya masuk ke dalam mobil, memundur, lalu berjalan mengitari mobil Porsche.

Aku mengulurkan tangan untuk menghentikan sebuah taksi, dan bersiap untuk masuk ke dalam taksi.

Yulianto Hua menghampiriku, "Untuk apa kamu menghentikan taksi ? Apakah kamu tidak ingin menaiki mobilku ?"

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu