Nikah Tanpa Cinta - Bab 377 Memutarbalikkan

Melihat Zacker yang tampak terburu-buru, aku pun hanya dapat bangkit berdiri. Sebenarnya aku sangat ingin mengatakan kebenarannya, bahwa keadaan Kakak Kedua sudah jauh lebih baik.

"Ayah, kamu jangan terlalu berharap dengan orang cacat itu. Di masa depan, Ayah hanya dapat mengandalkanku, atau tidak Keluarga Tsu tidak akan memiliki nama lagi!" Aulex kembali berteriak.

Pada saat ini, tiba-tiba pintu terbuka, tampak sosok Julian yang mengenakan setelan jas, muncul di pintu. Semua orang pun menjadi tercengang.

"Kakak apakah orang caat yang kamu maksud itu aku?" Julian bertanya.

"Julian, apakah kamu baik-baik saja?" 'Zacker bertanya dengan penuh semangat.

Aku tidak memperhatikan bagaimana reaksi Zacker, namun aku diam-diam menatap ke arah Nadine, karena aku ingin tahu bagaimana reaksinya. Ternyata dia tampak tenang dan ekspresi di wajahnya tidak banyak berubah.

Aulex yang telah merasa terkejut, tampak menjadi terlihat kehilangan harapannya. "Julian baik-baik saja, tentu saja aku sangat bahagia. Tentu tidak mudah bagimu untuk berpura-pura sakit dalam waktu yang lama. Lagipula, tidak masalah jika kamu berbohong kepada kami, hanya saja bukankah itu sudah terlalu berlebihan untuk membohongi Ayah?"

“Beberapa waktu lalu, aku memang benar-benar sakit, tetapi tidak sampai membuat dariku cacat. Apakah Kakak ingin aku menjadi cacat?" Julian berkata tampa ekspresi.

"Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Kamulah yang sudah terlalu banyak berpikir." Aulex pun telah pulih dari keterkejutannya.

"Karena sekarang Julian telah ada di sini, kalau begitu marilah lanjutkan diskusi kita." Zacker kembali duduk lagi.

Julian pun duduk di sebelahku.

“Karena saat ini kita akan membicarakan masalah keluarga, bukankah seharusnya kita membiarkan orang luar ini keluar dulu? Atas dasar apa yang membuatnya dapat duduk di sini?” Kata Aulex sambil menunjuk ke arahku.

"Dia adalah anak perempuanku. Bagaimana bisa dia tidak memenuhi syarat untuk duduk di sini? Terlebih lagi dia juga adalah orang yang memiliki kaitan dalam kasus ini, tentu saja dia juga harus ikut berpartisipasi!" Zacker segera memberi teguran.

Aulex yang baru saja ditampar oleh Zacker menjadi tidak berani untuk macam-macam. Dia pun segera menutup mulutnya, tidak mengucapkan apa-apa lagi, hanya saja ada ketidaksetujuan pada ekpresi di wajahnya.

"Aulex, dapatlah kamu menjelaskan, mengapa kamu menyuruh orang untuk memberikan tuduhan palsu terhadap Julian?" Zacker segera membahas inti masalah.

"Aku hanya ingin melihat apakah Julian memiliki kemampuan untuk menyerang. Lagipula menangani masalah sekecil itu, apa sulitnya bagi Julian? Dapat dikatakan itu hanyalah sebuah lelucon." Aulex berkata dengan santai.

“Bagaimana jika aku tidak mengungkap kebenarannya? Bagaimana dengan itu?” Tanya Julian.

Aulex tidak mengatakan apa-apa.

Julian kembali membuka mulutnya, "Jika aku tidak mengungkapkan kebenarannya, maka kamu pasti akan terus menggangguku, lalu membuat adik perempuanku keluar dari perusahaan. Inilah tujuanmu yang sebenarnya. Kakak, jika kamu melakukan sesuatu yang salah, para Dewan Direktur lah yang akan menanganimu. Ini tidak ada hubungannya denganku. Bahkan, aku lah orang yang akan membereskan semua masalah yang kamu sebabkan. Jadi mengapa kamu ingin berurusan denganku seperti ini?"

Namun, Aulex tetap tidak mengatakan apa-apa, karena Julia n sudah mengungkapkan kebenarannya dengan sangat jelas, sehingga sulit baginya untuk memberikan bantahan. Faktanya sudah terlalu jelas untuk disangkal.

"Karena kamu tidak ingin mendengarkan penjelasanku, kalau begitu apa yang kamu inginkan? Kamu tentu tidak akan melapor kepada polisi untuk menangkapku, bukan? Jika kamu melapor kepada polisi, maka tentu itu tidak baik untuk semuanya bukan?" Aulex tampaknya tidak punya rasa takut, seolah ada orang yang dapat dia andalkan.

"Aku tidak akan melaporkanmu kepada polisi, namun bukan berarti ini akan berakhir begitu saja. Karena hubungan kakak denganku tidak begitu rukun, maka akan lebih baik jika kita dua berdua tidak bekerja dalam satu tempat yang sama. Akan lebih baik jika kamu kembali ke luar negeri, lalu bertanggung jawab atas bisnis internasional perusahaan." Ucap Julian.

Mendengar ini, Aulex pun bangkit berdiri, lalu berkata, "Aku tidak ingin pergi ke luar negeri! Jika kamu menyuruhku pergi ke luar negeri, maka kamu telah memaksaku untuk keluar! Atas dasar apa kamu melakukan ini! Aku tidak akan pergi!"

"Apa yang diucapkan Julian itu benar! Karena kamu tidak dapat akur dengan adik laki-laki mu, maka sebaiknya kamu pergi ke luar negeri saja! Keluarga Tsu telah memiliki reputasi yang baik di semua lapisan masyarakat di Kota Y, namun sekarang telah ada berita yang mengatakan bahwa ada seorang bajingan yang telah mencelakai adik laki-lakinya sendiri! Jika aku mengiizinkan kamu untuk tinggal di rumah, maka kamu pasti akan membuat masalah. Aku sudah memberimu kesempatan untuk pulang ke rumah kali ini, namun kamu tidak menghargainya, kalau begitu kamu pergi saja besok!" Zacker juga sudah membuat keputusan dengan jelas.

“Ayah, kamu selalu pilih kasih! Sejak kecil hingga dewasa, kamu cenderung lebih menyayangi Julian! Aku tidak akan menerimanya, dan aku juga tidak akan pergi ke luar negeri!” Teriak Aulex.

"Kalau tidak ingin pergi ke luar negeri, kamu dapat pergi kantor cabang di lain. Tapi yang pasti, kamu tidak boleh berada di Kota Y. Aku tidak akan membiarkan kamu membuat masalah lagi!" Zacker berkata dengan ekspresi yang masam di wajahnya.

"Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dan diputuskan oleh para Dewan Direktur. Menurut kalian bagaimana?" Nadine memberikan usul.

Aku benar-benar tidak menyangka dia akan membuat pernyataan seperti itu saat ini, bahkan terlihat jelas bahwa dia lebih mendukung posisi Aulex. Dalam hal ini, jelas-jelas Zacker ingin menyelesaikan masalah ini secara internal, bukan membicarakanya dengan Dewan Direktur. Namun Nadine malah ingin membahasnya dengan para Dewan Direktur. Mustahil bagi orang yang sangat cerdas sepertinya untuk tidak mengerti bahwa begitu hal ini diajukan kepada Dewan Direktur, maka masalah ini akan menjadi semakin rumit. Jadi mengapa dia membuat pernyataan seperti ini?

“Benar, jika ingin menyingkirkan diriku, maka hal itu harus disetujui oleh para Dewan Direktur terlebih dahulu. Kalian tidak bisa mengusiriku pergi tanpa izin mereka! Aku tidak akan menerimanya!” Dengan dukungan Nadine, Aulex pun kembali mendapat kepercayaan diri.

"Ini adalah masalah keluarga, jadi tidak perlu melibatkan para Dewan Direktur. Aku hanya dapat membermu dua pilihan, satu pergi ke luar negeri, atau kedua pergi ke cabang lain. Kamu hanya dapat membuat satu pilihan." Ujar Zacker.

“Ayah, apakah kamu benar-benar akan melakukan ini? Apakah kamu yakin kamu tidak akan menyesalinya?” Ada kemarahan yang melintas di dalam tatapan Aulex.

Tidak tahu mengapa, tapi aku selalu merasa ada ancaman di dalam kata-katanya itu. Tidak heran jika dia mengancam orang lain, namun apa motifnya dengan mengancam Zacker? Ini sungguh membuat diriku tidak dapat mengerti.

"Aulex, kamu tidak dapat menentukan seberapa kuat seseorang dengan semudah itu, karena setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda. Tetapi bagaimana orang tersebut berperilaku itu adalah keputusannya sendiri. Dalam hal ini Julian lebih baik darimu. Kamu harus belajar banyak darinya, tetapi bukannya iri akan hal ini, lalu malah melawannya! Jika kamu tidak dapat memperbaiki kesalahanmu, maka kamu tidak dapat membuat prestasi besar! Cobalah kamu pikir baik-baik. " Ujar Zacker.

"Aku benar-benar tidak mengerti. Aku juga adalah putramu, tapi mengapa kamu lebih menyayanginya? Baiklah, karena kamu tidak memiliki kasih terhadapku, jadi kamu juga jangan salahkan aku. Aku tidak akan pergi ke luar negeri, atau pun pindah ke kantor cabang, aku akan tetap berada di Kota Y! Aku akan tetap tinggal di perusahaan utama! '' Aulex berkata dengan penuh lantang.

Aku sungguh tidak tahu mengapa dia begitu percaya diri, dia tampak jelas sedang menentang Zacker.

"Aku tidak bertanya apakah kamu mau atau tidak mau pergi, jadi kamu memang harus tetap pergi. Buatlah satu keputusan dari dua pilihan yang telah aku sebutkan Itu." Zacker bangkit berdiri, seolah menunjukkan bahwa rapat internal itu telah usai.

"Ayah, kamu pasti akan menyesalinya. Pasti." Aulex pun bangkit berdiri juga dengan raut wajah yang dipenuhi dengan kegarangan.

"Bajingan, hal yang paling aku sesali adalah membiarkanmu masuk ke dalam perusahaan, lalu memberimu posisi Manajemen Senior. Kamu sungguh tidak layak menjadi anggota Keluarga Tsu!" ' Zacker berkata dengan sangat marah.

“Anggota Keluarga Tsu? Memangnya kepintaran apa yang di miliki orang-orang dari Keluarga Tsu? Orang lain saja tidak mengetahuinya dengan jelas. Atau apakah kamu sendiri juga tidak tahu? Aku tidak akan pergi kemana-mana, aku akan tetap tinggal di Kota Y!” Suara Aulex semakin terdengar nyaring.

Aku merasa sedikit bingung, apa yang membuat Aulex begitu percaya diri untuk menantang Zacker yang merupakan Pemimpin dari perusahaan?

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu