Nikah Tanpa Cinta - Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui

Para karyawan yang ikut dalam rapat ini tentu saja merasa senang.

Mengapa?

Karena hampir semua orang tahu bahwa hubungan aku dengan Yulianto Hua adalah suami istri.

Bagi karyawan, pasangan itu adalah dua pemimpin, seperti pedang yang menggantung di kepala mereka.

Sebelumnya mereka masih bisa bernapas lega ketika Yulianto Hua tidak ada di perusahaan.

Sekarang aku datang kemari, ketika Yulianto Hua tidak ada, ada aku di sini, bagi mereka ini pasti menambah tekanan mereka.

Yulianto Hua memperlakukanku seperti itu di depan semua orang, yang dimana menjauhkanku darinya dan membuktikan bahwa aku datang kesini untuk bekerja, bukan untuk membuka toko yang dikelola keluarga bersama dengan Yulianto Hua.

Tentu saja niatnya baik, tetapi dengan begitu tekananku menjadi besar.

Untuk perusahaan yang begitu besar seperti Haicheng Telecom, tugas penjualannya setidaknya berskala puluhan juta, jika ditambahkan 5 persen saja sudah membuat orang terkejut. Sekarang Yulianto Hua main seenaknya begitu saja menambahkannya 20 persen, bukankah ini sama saja seperti sedang membakarku?

“Direktur Yao, apakah ada masalah?” Yulianto Hua bertanya padaku.

Baru saja aku membuka mulut untuk berbicara, namun Yulianto Hua sudah lanjut berbicara: "Kalau tidak ada masalah, mari kita beralih ke topik berikutnya."

Sekali lagi aku mencaci makinya dalam hati.

Dia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk berbicara, dan langsung berkata tidak ada masalah? Rekan-rekan di sebelahnya juga menganggap ini sangat lucu, banyak orang menggigit bibir mereka dengan erat, menahan untuk tidak tertawa.

"Baru-baru ini, ada beberapa desas-desus tentang saya di perusahaan bahwa saya terlibat dalam kasus pembunuhan, sehingga saya bersembunyi. Awalnya saya merasa hina untuk memecahkan desas-desus, tetapi agar tidak mempengaruhi antusiasme rekan-rekan kerja saya, saya akan mengatakannya di sini bahwa saya tidak terlibat dalam kasus pembunuhan. Jika saya memang benar-benar terlibat dalam kasus pembunuhan, saya juga tidak akan berani menunjukkan diri di sini lagi. Fokuslah terhadap pekerjaan sendiri. Jangan terpengaruh oleh desas-desus. "

Selanjutnya masih tetap tidak ada orang yang berbicara. Aku menyadarinya ketika Yulianto Hua sedang berbicara.

Semua orang tidak berbicara, mereka bukan hanya tidak berbicara, sepertinya mereka bahkan tidak berani untuk menghela nafas berat.

"Oke, sekarang waktunya untuk laporan, belakangan ini aku tidak berada di kantor, jika ada hal-hal yang penting yang perlu di laporkan tolong katakan sekarang, kita memiliki waktu 10 menit." kata Yulianto Hua.

Kemudian langsung ada orang yang mengangkat tangan, dari departemen hubungan masyarakat. Setelah membicarakan permasalahannya, Yulianto Hua memberikan solusi yang sesuai.

Kemudian yang berikutnya, dari departemen penelitian dan pengembangan produk baru, setelah membicarakan permasalahan, Yulianto Hua hampir tidak memikirkannya dan langsung memberikan solusi.

Rasanya semua isi dari seluruh perusahaan ada di benaknya, dia akrab dengan masalah masing-masing departemen, dan dia bisa memberikan solusi dan saran yang bersifat konstruktif dalam waktu yang paling singkat. Sungguh menakjubkan!

Yang terakhir adalah pertanyaan dari manajer penjualan, kali ini Yulianto Hua tidak menjawabnya, melainkan menatapku, "Kamu bisa menanyakannya kepada Direktur Yao secara pribadi untuk masalah ini. Kedepannya perihal mengenai departemen penjualan tidak perlu menanyakannya kepadaku, langsung saja ke Direktur Yao. Rapat kita sampai disini dulu hari ini, bubar. "

Selesai berbicara, Yulianto Hua langsung keluar dari ruang rapat tanpa berhenti.

Begitu sosoknya yang tinggi dan ramping berjalan keluar, ruangan rapat langsung terasa lega.

Para direktur departemen lain datang untuk menyambutku, "Selamat kepada Direktur Yao dan selamat datang dalam bergabung dengan Haicheng Telecom."

Saya sebenarnya sedikit gugup, para eksekutif ini semuanya berpendidikan tinggi, dan beberapa dari mereka adalah lulusan luar negeri, bahkan jika mereka memiliki gelar yang sedikit lebih buruk, mereka juga merupakan orang-orang yang memiliki banyak pengalaman dalam pekerjaan, jika dibandingkan dengan mereka aku benar-benar tidak ada apa-apanya.

"Sebenarnya saya bisa mendapat posisi ini karena President Direktur menyuruhku untuk mengembangkan kemampuanku. Saya tidak mengerti apa-apa, dan saya harap kalian bisa banyak mengajariku kedepannya." Aku tersenyum dan berjabat tangan dengan mereka satu per satu.

Sebenarnya, pertemuan hari ini pada dasarnya merupakan pertemuan secara formal yang diatur oleh Yulianto Hua untukku, dan juga sekalian untuk menunjukkan kekuatannya dalam perusahaan kepadaku.

Ketika aku kembali ke kantor, manajer yang mengajukan pertanyaan sebelumnya itu masuk dan memberitahu permasalahannya denganku.

Aku berkata kepadanya, "Saya baru saja datang ke perusahaan ini sehingga saya tidak sepenuhnya memahami situasi perusahaan. Saya akan menyelidikinya terlebih dahulu dan baru memberikanmu jawaban."

Setelah manajer tersebut keluar, telepon di meja kerja saya berdering. Ini adalah pertama kalinya telepon kantor saya berdering. Saya sangat bersemangat, dan segera mengangkatnya, "Halo, dengan Ivory Yao di sini."

"Dengarkan baik-baik, aku hanya akan mengatakannya satu kali, solusi untuk masalah di departemen penjualan itu adalah seperti ini ..."

Yulianto Hua mulai berbicara, aku segera mengambil pena dan mulia mencatat.

Setelah dia selesai memberitahuku tentang solusi dari permasalahan itu, aku berkata terimakasih kepadanya.

"Jika kedepannya dipertemukan dengan masalah, jangan langsung menjawabnya kalau kamu tidak yakin. Seperti itu akan mudah membuat kesalahan." kata Yulianto Hua.

Saya berpikir dalam hati, bukankah kamu juga langsung menjawab pertanyaan pertanyaan dalam rapat?

Yulianto Hua seperti telah menebak pikiranku melalui saluran telepon, "Jangan memikirkan tentang bagaimana aku langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan, aku adalah aku, dan kamu adalah kamu, kejayaan dari perusahaan ini akulah yang menciptakannya, jadi aku sangat akrab dengan semua aspek perusahaan, tapi berbeda denganmu, kamu ini pendatang baru, jangan membandingkanmu denganku, kita tidak sebanding."

Perkataannya membuatku marah. "Aku tidak membandingkan diriku dengan kamu, kamu begitu narsis, bagaimana aku berani membandingkan diri denganmu?"

"Sudah kerja sana, pikirkan baik-baik tentang tugas penjualanmu 20 persen itu bagaimana supaya bisa berkembang, itu bukan jumlah yang kecil."

Tidak apa-apa jika dia tidak menyebutkannya, tetapi ketika dia menyebutkannya aku semakin marah. "Kamu juga tahu bahwa itu bukan angka yang kecil, lalu mengapa kamu tidak mendiskusikannya terlebih dahulu denganku dan langsung menaikkan tugasnya begitu saja? Sudah gitu sekali menaikkannya langsung begitu banyak? Apakah kamu pikir aku seorang superman? Aku ini seorang pemula, apakah kamu pikir aku bisa menyelesaikan tugas sepenting itu?"

"Apa yang kamu katakan ini sungguh menarik, aku ini bosmu. Tugas penjualan diberikan olehku, mengapa aku harus mendiskusikannya dulu denganmu? Kamu hanya perlu bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Mengenai tugasnya terlalu sulit, ini lebih mudah lagi untuk dimengerti. Kamu adalah direktur penjualan yang ditunjuk oleh ayah. Kalau kamu dalam menjabat posisi direktur tidak lebih menakjubkan sedikit, bagaimana orang-orang akan membicarakannya nanti? Selama kamu menyelesaikan tugas penjualan yang begitu sulit itu, kamu akan memiliki pijakan yang kuat di perusahaan dan membangun prestise yang mutlak. Ini juga akan menjadi sebuah perbuatan yang dipuji di tempat kerja Haicheng."

“Lalu bagaimana jika aku tidak bisa menyelesaikannya?” Tanyaku dengan marah.

"Ya kalau begitu kamu akan kembali ke tempat kamu berasal. Aku akan secara pribadi mengeluarkanmu dari perusahaan. Ini juga dapat membuktikan bahwa aku bisa dengan jelas membedakan pekerjaan dengan urusan pribadi. Juga bisa sekalian membuktikan bahwa ayah telah salah dalam menilai orang. Aku percaya bahwa dia tidak akan dengan sembarangan lagi dalam menunjuk direktur kepadaku. "kata Yulianto Hua dengan sangat ringan.

Meskipun dia sedang berada di kantornya dan menghubungiku lewat telepon, aku bisa membayangkan tampang sombong yang menjengkelkan di wajahnya saat ini.

"Jadi kamu ini ingin membakarku ke dalam api, jika aku gagal, di satu sisi kamu bisa menampar wajahku untuk menunjukkan keberanianmu dan ketegasanmu yang tidak memandang bulu, di sisi lain kamu juga bisa membuat sekakmat terhadap President Direktur. Kamu benar-benar sangat terampil dalam menerapkan peribahasa sekali mendayung dua pulau terlampaui. Bukankah sungguh memalukan menggunakan orang lain untuk dijadikan pengorbanan? "

"Ivory Yao, harap perhatikan kata-katamu! Ini adalah perusahaan, aku ini bosmu, dan kita sekarang ini sedang membicarakan pekerjaan! Jika kamu berani menggunakan kata-kata yang lancang seperti itu lagi, aku akan langsung memotong gajimu!"

"Kamu tidak tahu malu, tidak tahu malu, aku bilang kamu tidak tahu malu."

Setelah selesai berbicara, aku langsung menutup telepon.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu