Nikah Tanpa Cinta - Bab 346 Tenang

Aku mengangkat gelas wineku lalu meminumnya, setelah itu aku menghela napas panjang.

“Mungkin dimatanya, aku adalah sesuatu yang dia campakkan. Meskipun dia tidak menginginkanku lagi, tapi orang lain juga tidak boleh menginginkanku. Sepertinya dia juga pernah mengatakan hal ini,” kataku datar.

“Kamu mempercayainya? Kalau kamu benar-benar tidak diinginkan lagi, karena sudah dicampakkan, berarti sudah menjadi sampah dan tidak perlu dilihat lagi, mana mungkin masih peduli siapa yang menginginkanmu?” Kata Ivana Hua.

"Tapi Yulianto Hua berpikiran seperti itu. Kalau dia benar-benar peduli, kenapa selama setahun lebih aku di penjara dia tidak pernah pergi mengunjungiku, dan memaksaku menandatangani surat cerai? Kak Ivana, kamu punya dendam terhadap Rick Chen, aku juga punya. "

Setelah meminum sedikit wine, aku merasa pengaruh alkohol membuat ucapanku menjadi lebih blak-blakan.

"Tapi Yulianto mengatakan saat itu dia pergi mengunjungimu beberapa kali, tapi sipil di penjara mengatakan kamu menolak bertemu dengannya. Sebenarnya di antara kalian siapa yang benar?"

"Mana mungkin! Dia tidak pernah datang mengunjungiku, tidak sekali pun!" karena pengaruh alkohol, saat berbicara aku menjadi sedikit emosional.

"Kalau begitu, masalah ini masih belum terpecahkan. Aku juga tidak bisa memutuskan siapa di antara kalian yang benar, mungkin ada sedikit kesalahpahaman ..."

Ivana Hua belum selesai bicara, pintu tiba-tiba terbuka, orang yang berjalan masuk adalah Yulianto Hua, melihat aku juga ada di sana, dia melihat ke arah Ivana Hua, lalu dia langsung tenang dan duduk dengan perlahan, "Kalian sudah selesai minum-minumnya?"

Orang ini benar-benar pandai berpura-pura, tadi saat di telepon dia sangat panik, tapi sekarang saat melihat aku di sana, dia terlihat sangat tenang, seakan-akan semua yang terjadi sebelumnya tidak pernah terjadi.

“Bukankah kamu khawatir Ivory akan pergi dengan orang lain, saat ini dia ada di sini, apakah ada yang ingin kamu katakan padanya?” kata Ivana Hua.

“Kapan aku khawatir dia akan pergi dengan orang lain? Kakak, apa yang sedang kamu katakan?” Yulianto Hua mengangkat dagunya dengan arogan.

Sikapnya benar-benar menyebalkan, aku sangat ingin menendangnya, sayangnya aku tidak berani.

“Tadi di telepon kamu seperti hampir sekarat, itu apa? Kamu sedang akting?”Ivana Hua berkata dengan kesal.

“Aku mana sekarat? Kakak, kamu sudah mabuk ya, kanapa kamu bicara sembarangan seperti ini?” Yulianto Hua benar-benar tidak mau mengaku.

Aku sudah mendengar semua kata-katanya di telepon barusan. Dia pikir aku tidak tahu apa-apa, dasar pria tidak tahu malu.

“Yulianto Hua, kamu benar-benar suka berubah-ubah. Tadi kamu baru mengatakannya, dalam sekejap kamu langsung tidak mengakuinya. Kamu seorang ketua dewan direksi perusahaan IPO, kenapa kepribadianmu sangat buruk?” Ivana Hua memarahinya.

Aku sedikit ingin tertawa. Ivana Hua benar-benar menarik, dulu dia selalu mengerjai Yulianto Hua, sekarang dia langsung mengatakan kepribadian Yulianto Hua sangat buruk.

Kalau dia mengatakannya di belakang mungkin Yulianto Hua tidak akan mempermasalahkannya, tapi dia mengatakannya di hadapanku, Yulianto Hua langsung sedikit kehilangan muka. Dengan malu dia berkata ”Kenapa kakak menyerangku seperti ini, kamu bicara seperti ini, bagaimana aku menjawabmu?”

Aku mengambil tasku dan berdiri, "Kalian lanjutkan bicaranya, temanku masih menungguku diluar, jadi aku harus pergi duluan."

Yulianto Hua berdiri, "Kamu benar-benar mau pergi? Temanmu yang mana yang sedang menunggumu di luar?"

“Temannya yang mana yang sedang menunggunya di luar, apa urusannya denganmu Yulianto Hua? Kenapa kamu jadi heboh?”Ivana Hua langsung membelaku.

“Tapi… tapi aku baru tiba di sini, dan dia belum minum denganku. Bukankah seperti ini sangat tidak sopan?” kata Yulianto Hua.

“Bukan aku yang menyuruhmu datang, kenapa aku harus minum denganmu?” tanyaku pada Yulianto Hua.

“Kalau begitu, aku pergi ke stasiun kereta untuk menjemputmu, kamu bahkan tidak berterima kasih kepadaku, setelah aku mengantarmu sampai tujuan, kamu langsung menyuruhku pergi, menurutmu apa yang kamu lakukan ini sangat benar?” Yulianto Hua mulai memperhitungkan hal-hal yang sudah lewat.

“Aku juga tidak menyuruhmu menjemputku, Kak Ivana, apakah kamu menyuruhnya menjemputku?”tanyaku kepada Ivana Hua.

Ivana Hua langsung mengayunkan tangannya, "Tidak, aku hanya memberitahunya kamu akan datang. Dia sendiri yang bilang dia akan pergi menjemputmu, dia bahkan pergi dua setengah jam lebih awal untuk menunggumu disana..."

“Kakak!” Yulianto Hua benar-benar kehilangan muka, lalu dengan suara keras dia menghentikan Ivana Hua berbicara.

Karena merasa lucu Ivana Hua menutupi mulutnya, "Oh, aku tidak sengaja membocorkannya, adik maafkan aku, sudah membuatmu kehilangan muka."

“Kakak, kamu benar-benar sudah mabuk, semua perkataanmu sangat ngawur. Saat keretanya sudah mau sampai aku baru pergi ke stasiun kereta. Kapan aku pergi dua setengah jam lebih awal? Memangnya aku sangat kurang kerjaan pergi ke stasiun kereta secepat itu? "Yulianto Hua sangat kehilangan muka dan wajahnya terlihat sangat kesal.

"Jangan bahas masalah ini lagi. Tidak peduli bagaimana pun aku harus berterima kasih karena kamu sudah pergi menjemputku, meskipun harus berterima kasih, tapi aku tidak harus minum denganmu, aku pergi dulu."

Aku berjalan keluar, tapi Yulianto Hua kembali menghentikanku. "Suruh temanmu yang ada di luar masuk, aku ingin mentraktirnya minum."

"Dia tidak mengenalmu, jadi dia pasti tidak akan minum denganmu, tolong minggir."

“Di Shanghai siapa yang tidak kenal dengan Yulianto Hua? Sehebat apa dia sampai tidak mengenalku?”sikap sombong Yulianto Hua pun keluar.

“Adik, kendatipun dia kenal denganmu, bukankah wajar kalau orang itu tidak mau minum denganmu?” Ivana Hua ikut menambah bumbu.

“Kakak, ada apa denganmu malam ini? Kenapa kamu tidak membantuku? Kamu tidak bisa lihat dia ingin pergi kencan dengan pria lain? Kamu masih membiarkannya pergi?” Yulianto Hua berkata dengan marah.

"Tapi bukankah kamu mengatakan dia tidak penting. Dia pergi kencan siapa, apa urusannya denganmu? Kalau sekarang kamu ingin dia tetap tinggal, minta dia jangan pergi." Ivana Hua sangat kejam, dia sama sekali tidak memberikan muka kepada Yulianto Hua.

Wajah tampan Yulianto Hua terlihat sangat canggung, dia adalah orang yang sangat arogan, baginya kedoknya dibongkar seperti ini benar-benar sedikit kejam.

Aku mulai merasa tidak tega. Bagaimanapun, dia adalah ketua dewan direksi sebuah perusahaan IPO. Tidak peduli apa pun alasannya, tidak seharusnya aku membuatnya kehilangan muka. Bagi pria yang hebat, harga diri lebih penting daripada nyawanya.

Ivana Hua boleh melecehkan adiknya , tapi aku tidak boleh. Aku tidak ingin membuatnya malu jadi aku duduk dan berkata, "Baik, aku tidak akan pergi. CEO Hua, bukankah kamu ingin minum denganku, aku minum satu gelas, kamu minum tiga gelas, aku akan menemanimu."

Ada semacam rasa berterima kasih muncul di mata Yulianto Hua, "Benarkah?"

"Iya, kita harus minum dengan perbandingan tiga banding satu, kalau tidak kita tidak setara."

“Kakak, kamu dengarkan? Dia mau minum denganku, dia minum satu gelas, aku minum tiga gelas. Kamu bisa menjadi saksi, lihat bagaimana aku membuatnya mabuk.” wajah Yulianto Hua terlihat berseri.

“Kamu adalah seorang pria, dia sudah minum sebanyak ini kamu baru datang, apa yang kamu sombongkan? Kamu minum dulu satu botol ini, baru bahas soal minum.” Ivana Hua menyerahkan sebotol wine kepadanya.

"Baik. Aku akan meminumnya. Tapi wine ini kurang mahal, ganti wine yang lebih mahal. Malam ini kalau kita tidak mabuk kita tidak akan pulang!" Kata Yulianto Hua.

“Kamu masih mengatakan wine yang aku pesan terlalu murah, cepat minum” kata Ivana Hua.

“Baik, aku akan meminumnya. Kakak, jangan marah dan jangan pergi, kalau kamu pergi, dia akan ikut, dan kita tidak jadi minum-minum.” Yulianto Hua langsung mengalah.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu