Nikah Tanpa Cinta - Bab 283 Tebakannya langsung benar

Ternyata ini benar-benar perbuatan Yulianto Hua! Kelihatannya Michael Lu sangat memahami Yulianto Hua, tebakannya langsung benar.

Saat ini dia sudah menjadi bos perusahan IPO, tapi dia masih menggunakan cara ini? Bukankah ini terlalu kekanak-kanakan dan terlalu berisiko?

Aku mengakhiri panggilan telepon itu lalu turun ke bawah. Di bawah, aku melihat di mana-mana sangat berantakan, restoran itu dihancurkan hingga tidak berbentuk.

Untungnya, tidak ada yang memperhatikanku. Aku berhasil menyelinap keluar dari restoran yang kacau itu dan pergi ke tempat parkir lalu pergi dengan mengemudikan mobilku. Mengetahui Yulianto Hua ada di pintu belakang, aku sengaja menghindarinya.

Saat ini ponselku berdering lagi, dan panggilan telepon ini dari Yulianto Hua lagi. Dia bertanya apakah aku masih di dalam dan apakah aku baik-baik saja.

Aku ingin mengabaikannya, tapi aku takut dia mengira aku ada di dalam dan menerobos masuk ke restoran, Michael Lu pasti tidak akan melepaskannya.

Aku bilang aku sudah keluar, sekarang aku sudah pulang dan jangan ganggu aku lagi. Lalu aku mengakhiri panggilan teleponnya dan menonaktifkan ponselku.

Sesampainya di rumah aku merasa sangat lelah, sehabis mandi aku langsung berbaring, tapi aku teringat masih ada beberapa pekerjaan yang belum aku selesaikan. Jadi aku hanya bisa bangun dan menyelesaikannya. Saat ini aku menerima sebuah email yang menyuruhku kembali ke kota Y untuk rapat. Waktu yang ditentukan adalah besok.

Jadi aku pun memesan tiket kereta berkecepatan tinggi untuk besok pagi. Baru datang dua hari mereka sudah memintaku kembali untuk melaporkan pekerjaan? Apakah telah terjadi sesuatu lagi?

...

Keesokan siangnya, aku tiba di Kota Y. Julian Tsu pergi ke stasiun kereta berkecepatan tinggi untuk menjemputku, lalu kami pergi makan siang bersama.

“Di sana kamu baik-baik saja kan, aku sangat mengkhawatirkanmu,” Julian Tsu berkata dengan lembut.

Aku mengingat kejadian selama dua hari di Shanghai, tapi aku hanya bisa menggunakan satu kata untuk mendeskripsikannya, yaitu capek.

“Aku bertemu Yulianto Hua. Lalu aku pergi melihat Ivana Hua, dia adalah kakak Yulianto Hua. Aku juga bertemu dengan beberapa teman lama.” ujarku santai .

"Oh." Julian Tsu menjawab dengan lembut, "Apakah semuanya baik-baik saja?"

“Semuanya baik-baik saja,” jawabku.

“Hmm, bagus kalau begitu.” Julian Tsu juga tidak menanyakan secara mendetail bagaimana pertemuanku dengan Yulianto Hua, sebaliknya dengan cepat mengalihkan topik pembicaraan ini.

“Kakak kedua, kenapa menyuruhku kembali secepat ini? Apa telah terjadi sesuatu?” tanyaku pada Julian Tsu.

“Tadi malam aku juga baru tahu kamu diminta kembali, mengenai kenapa aku juga tidak terlalu tahu. Tapi seharusnya tidak ada masalah yang serius, semuanya baik-baik saja,” kata Julian Tsu.

Setelah mendengar ucapannya aku langsung merasa lega, saat ini aku merasa sedikit takut seakan berjalan di atas es tipis. Aku takut terjadi sesuatu lagi.

Selesai makan siang, Julian Tsu mengantarku ke vilanya untuk beristirahat, lalu dia keluar untuk mengurus pekerjaannya. Sore hari saat waktu pulang kerja hampir tiba, dia datang menjemputku untuk rapat di kantor pusat.

Beberapa eksekutif perusahaan dan anggota dewan duduk di ruang rapat, Nadine Jiang juga hadir.

“Bagaimana? Apakah kamu sudah terbiasa di Shanghai?”tanya Nadine Jiang.

Dalam hati aku berpikir omong kosong apa ini. Aku adalah orang Shanghai. Aku kembali ke kampung halamanku, apakah mungkin aku tidak terbiasa?

"Lumayan." Aku menjawab dengan datar, "Terima kasih atas perhatian CEO Jiang."

Ayah Julian Tsu, Robert Tsu tidak hadir, jadi orang yang paling berkuasa di sini adalah Nadine Jiang. Jadi seharusnya dia yang akan memimpin rapat hari ini.

Ternyata benar, dia mulai berbicara, matanya yang indah melihat sekeliling, semua orang langsung terdiam. Ada banyak wanita cantik, tapi wanita yang secantik dirinya dan berkharisma seperti dirinya tidaklah banyak.

"Pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada CEO Yao atas kerja kerasnya di Shanghai. Tujuan rapat hari ini adalah untuk membahas pekerjaannya," kata Nadine Jiang.

Aku kembali merasa sedikit gugup, membahas pekerjaanku, apakah dia ingin merubah pekerjaanku lagi?

“CEO Yao, laporkan situasi disana terlebih dahulu.” Nadine Jiang menatapku dan memberi isyarat kepadaku untuk membuat laporan singkat.

Dalam hati aku berpikir apa yang harus aku katakan, aku baru berada di sana selama dua hari dan baru memiliki gambaran kasar terhadap pekerjaanku. Aku bahkan belum sempat berpartisipasi, bagaimana aku melaporkannya?

Tapi semua orang menatapku, aku tidak mungkin tidak mengatakan apa-apa. Bagaimana ini?

Aku berdiri dan berkata, "Aku baru menjabat dan aku masih dalam proses memahami perusahaan, jadi untuk sementara aku belum bisa membuat kesimpulan terhadap banyak hal, tetapi secara garis besar, Tongyu Company adalah perusahaan yang penuh jiwa muda dan energik, aku yakin aku bisa mengelola Tongyu Company dengan baik. "

Jawabanku ini sedikit dibuat-buat, tapi tidak ada pilihan lain, hanya bisa begini.

Aku pikir Nadine Jiang tidak akan puas dengan laporanku, tapi aku tidak menyangka dia tidak keberatan. Sebaliknya, dia mengangguk dengan setuju. Hal ini sangat mengejutkanku.

"Dulu kita membeli Tongyu Company karena perusahaan ini penuh jiwa muda dan daya saingnya sangat jelas. Aku mengutusmu mengelolanya karena kamu masih muda dan berkompeten, kamu sangat cocok memimpin perusahaan ini. Tapi kami juga sudah melakukan penyelidikan. Di Shanghai ada perusahaan lain yang mirip dengan Tongyu Company, namanya Lanhai Technology, kan? "Nadine Jiang menatapku.

Begitu mendengar Lanhai Technology, aku merasa tidak tenang. Tapi aku tetap mengangguk.

"Seperti kata pepatah, di sebuah gunung tidak boleh ada dua harimau. Di Shanghai ada perusahaan teknologi yang mirip dengan perusahaan kita, ini adalah ancaman yang besar bagi kita. Jadi rencana kita selanjutnya adalah dalam enam bulan kita harus mengakuisisi Lanhai Technology . "kata Nadine Jiang.

Dulu saat di Shanghai, Peter Shen pernah membahas hal ini kepadaku. Aku pikir ini adalah pemikirannya. Sekarang kelihatannya para eksekutif Nanhe Industry selalu memiliki pemikiran ini.

Ingin mengakusisi perusahaan dibawah naungan Hua's Inter Company, merupakan hal yang sangat sulit. Kalau Lanhai Technology hanya perusahaan teknologi yang berdiri sendiri, mungkin bisa, tapi Lanhai Technology berada dibawah naungan perusahaan sebesar Hua's Inter Company. Bagaimana mungkin bisa mengakusisinya seenak jidat?

Dulu saat Lanhai Technology masih berdiri sendiri saja sudah sangat sulit bagi kami untuk mengakusisinya, apalagi sekarang Lanhai Technology sudah menjadi anak perusahaan Hua's Inter Company.

“CEO Yao, kenapa kamu tidak berbicara? Apakah yang aku katakan salah?” Nadine Jiang menatapku.

"Apa yang CEO Jiang katakan benar. Untuk mengembangkan perusahaan berbasis internet harus mengandalkan akuisisi. Tentu saja, aku juga berharap bisa mengakusisi Lanhai Technology, dengan begitu perusahaan bisa berkembang dengan cepat dan kemampuannya juga akan bertambah. Tetapi ini bukankah hal yang mudah, karena saat ini Lanhai Technology adalah anak perusahaan Hua's Inter Company. Kalau perusahaan itu menolak untuk menjualnya, akan sulit bagi kita untuk membelinya. Selain itu Lanhai Technology sudah bersiap untuk berdiri sendiri dan di IPO di pasar Nasdaq. Aku tidak dapat menemukan alasan bagi Hua's Inter Company untuk menjual perusahaan yang sangat menjanjikan ini? "

Selesai berbicara, suasana di dalam ruang rapat hening selama beberapa saat. Karena semua orang bisa mendengar, meskipun aku tidak langsung membantah Nadine Jiang, tapi pendapatku dan pendapatnya saling bertentangan.

Nadine Jiang mengangguk, "Apa yang CEO Yao katakan benar. Ini sangat sulit, tapi apakah ada hal yang mudah di dunia ini? Nanhe Corporation bisa seperti sekarang ini, juga karena serangkaian akuisisi yang dengan perlahan-lahan menjadikan perusahaan ini semakin kuat. Dulu kami mengira banyak hal yang mustahil, tetapi setelah kami melakukannya, kami mendapati semua itu tidaklah mustahil, asalkan mau berusaha, semuanya itu mungkin. Aku percaya dengan Kemampuan CEO Yao dan aku juga mempercayai timmu. "

Dibalik senyumannya, Nadine Jiang menempatkan aku di atas bara api.

Kalau aku masih membantah, Nadine Jiang akan mengatakan aku belum mencoba sudah mengaku kalah.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu