Nikah Tanpa Cinta - Bab 372 Tidak Tega Hati

“Tunggu,” aku berseru.

Kemudian semua orang menatapku, dan aku sedikit menyesalinya, awalnya, aku berencana untuk tidak mengatakan apapun.

Tetapi aku benar-benar khawatir Michael Lu membantingnya begini, akan menghancurkan kepalanya, dan mati di sini, itu malah akan membosankan.

Dia dan aku bukanlah teman, tetapi benar bahwa dia telah membantu aku beberapa kali. Setidaknya aku tidak bisa membiarkan dia mati di depanku. Dan aku memiliki kebijakan seorang wanita, aku pikir dalam hati , dia membanting kepalannya begini sudah cukup. Bukan juga melakukan kesalahan besar, jadi tidak perlu memaksanya untuk mati.

Michael Lu juga berhenti, menoleh wajahnya yang dipenuhi darah dan menatapku dengan senyum gelap. Dia masih tertawa setelah semua ini. Aku tidak tahu apa yang dia tertawakan. Apa yang lucu?

"Menurutku kita tidak perlu mempedulikan dia. Dia sudah seperti ini, biarkanlah dia. Dia telah banyak membantuku padahal aku ingin mengundangnya makan malam malam ini untuk mengungkapkan rasa terima kasihku. Tapi malah belum ditraktir, kalau dia meninggal sekarang, aku akan sedikit merasa bersalah. "

Aku tahu alasan ini tidak masuk akal, tetapi hanya bisa seperti ini.

Untungnya, Ivana Hua masih mengalah, "Baiklah, karena Ivory mengatakan itu, lupakan saja."

“Oke.” Yulianto Hua dan Rick Chen menanggapi serempak.

Aku bisa melihatnya, sebenarnya mereka ingin melepaskan iblis kecil. Hanya saja mereka tidak mudah bilangnya, dan ketika aku berbicara, mereka langsung setuju.

Michael Lu tersenyum lebih bahagia lagi, "Aku tahu Ivory akan membantuku meminta ampun, dan dia tidak tahan melihatku mati."

Orang ini berbicara apa pun tanpa memedulikan tempatnya, dan ini pasti akan membuat Yulianto Hua marah lagi.

Aku segera melanjutkan kata-kataku, "Aku tidak mencoba membantu mu, aku hanya tidak ingin membuat diriku tidak nyaman. Jangan terlalu percaya diri."

"Iya, Ivory hanya baik hati, bukan karena alasan lain. Jangan terlalu banyak berpikir. Ayo pulang. ”Kata Yulianto Hua.

Sebenarnya, aku berpikir untuk mengirim Michael Lu ke Rumah Sakit Yun, tetapi aku takut membuat Yulianto Hua marah, jadi aku hanya membiarkannya saja.

“Ivory, kamu harus ingat bahwa dia harus mendengarkanmu malam ini.” Ivana Hua mengingatkannya di sebelahnya.

“Kak, aku benar-benar ragu apakah kamu adalah kakak kandungku!” Yulianto Hua kesal.

“Tentu saja kakak kandung, dan karen aku kakak kandungmu, jadi aku memberi mu kesempatan untuk menyesalinya. Kamu laki-laki yang kuat, harus bertanggung jawab atas kata-katamu, kamu harus mendengarkan Ivory malam ini.” Kata Ivana Hua.

Aku belum selesai berbicara, Yulianto Hua telah menutup jendela. Kemudian minta sopir untuk mengemudi dengan cepat.

Yulianto Hua tidak berbicara, dan tidak tahu apakah dia sedang memikirkan Michael Lu atau berpikir tentang dia yang harus mendengarkan aku.

“Ayo kamu nyayikan satu lagu untukku.” Aku menoleh untuk melihatnya.

“Hah?” Yulianto Hua menatapku dengan heran, mulutnya terbuka lebar.

Aku mendengar tawa pengemudi yang tak tertahankan di depan, tetapi dia dengan cepat menekannya dan tidak mengeluarkan suara lagi.

Yulianto Hua menjadi kesal dan mengulurkan tangannya untuk menepuk kepala pengemudi, "Apa yang kamu tertawakan, lucu?"

“Maaf Tuan Muda Keempat, saya salah, tidak lucu.” Sopirnya bukan dari perusahaan, tapi teman dari Yulianto Hua, jadi dia tidak memanggilnya CEO Hua, tapi Tuan Muda Keempat.

Karena hubungan inilah Yulianto Hua baru menepuk kepalanya. Jika dia adalah seorang karyawan perusahaan, Yulianto Hua tentu saja tidak akan melakukan apa-apa, dan paling banyak dia akan dipecat.

“Aku menyuruhmu untuk bernyanyi untukku.” Tentu saja aku tidak akan membiarkan Yulianto Hua mengalihkan topik pembicaraan, aku tidak akan membiarkan dia pergi begitu saja.

“Ivory Yao, kamu benar-benar gila? Apa kamu masih berani?” Yulianto Hua benar-benar marah.

"AKu berani, ini adalah permintaan yang sangat masuk akal, kamu juga berjanji kepada Kak Ivana untuk mendengarkan aku malam ini. Apakah kamu menyesalinya? Apa CEO sebuah perusahaan terdaftar yang bermartabat akan menyesalinya karena masalah sepele? Apakah kamu tidak malu? "

Yulianto Hua tiba-tiba tidak tahu harus ngomong apa, dengan enggan berkata, "Kapan aku bilang aku menyesal? Tapi mana bisa bernyanyi dengan seenaknya? Bernyanyi di dalam mobil, mana cocok? "

"Kamu bisa melupakan bahwa ini ada di dalam mobil, kamu bisa menganggap ini sebagai konser pribadi. Kamu boleh bernyanyi sesukamu, dan kamu bisa berakting sesukamu. Bersiaplah untuk memulai!"

Tapi Yulianto Hua masih belum menyanyi, dan supir di depan tidak bisa menahannya lagi, "Tuan Muda Keempat, Kakak Iparku benar. Anggap saja ini sebagai tempat konsermu, aku adalah penggemar setia mu, sudah membeli tiket untuk mendengarkan konser mu. "

Yulianto Hua bahkan lebih marah, "tutup mulutmu! Kamu tidak berbicara, tidak ada yang akan kira kamu bisu!"

“Tuan Muda Keempat, dia boleh tutup mulut, tapi kamu tidak boleh, sudah dibilangin dari tadi, tapi kamu belum menyanyikannya.” Aku tidak akan melepaskannya.

Yulianto Hua berhenti berbicara.

"Ayo bernyanyi, Tuan Muda Keempat, kalau melakukan sesuatu pasti akan ada balasannya, kamu memaksa ku untuk melakukan banyak hal. Tidak bisakah aku memaksa mu untuk menyanyikan lagu kali ini? Kak Ivana benar, sebagai seorang laki-laki, apa yang kamu katakan itu harus di pertanggungjawabkan. "Nada suaraku menjadi lebih lembut.

Yulianto Hua tidak mau mendengar perkataan orang lain, jadi aku harus sedikit konyol, kalau tidak mengganggu orang ini, dia tidak bernyanyi.

"Oke, biar kupikir-pikir." Benar saja, Yulianto Hua akhirnya menyerah, tapi dengan cepat berteriak kepada pengemudi di depan, "Tutup telinga!"

Sopir langsung meneriakkan tidak adil, "Tuan Muda Keempat, aku tidak punya kapas, gimana caranya?"

“Tidak ada kapas, ya pakai tisu juga oke! cepat sumbat!” Yulianto Hua bersikeras.

Pengemudi tidak punya pilihan selain menarik tisu untuk menyumbat telinganya. Tapi sebenranya juga tidak menghalangi banyak.

"Di luar paviliun panjang, di samping jalan kuno, ada rerumputan hijau. Angin sore saat fajar, terdengar suara seruling, dan matahari terbenam di luar pegunungan ..."

Tiba-tiba, suara pelan Yulianto Hua terdengar di telingaku, kupikir dia akan menyanyikan lagu Inggris atau semacamnya, tapi aku tidak menyangka dia akan menyanyikan "Perpisahan". Suaranya rendah dan magnetis, tapi sangat cocok untuk menyanyikan ini. "Perpisahan" yang dinyanyikan dari mulutnya menambah kesedihan. Ini sangat bagus!

"DI ujung langit, di sudut laut, dan teman-teman terpisah. Menikmati habis anggur, jangan bermimpi buruk malam ini ..."

Sebenarnya hanya inigin mengerjai Yulianto Hua, tetapi dia benar-benar menyanyikannya, dan aku merasa tersentuh, tidak menyangka dia akan memilih laguseperti itu, apalagi interpretasinya sangat mengharukan.

Ini bukan memujinya, memang benar-benar mengharukan. Untuk pertama kalinya, aku benar-benar mengerti apa itu 'Bernyanyi dengan suata pelan'.

Setelah dia selesai bernyanyi, aku bertepuk tangan dengan sepenuh hati. Memuji dia karena bernyanyi dengan baik.

“Kenapa kamu memilih lagu seperti itu? Yang kudengar hanyalah paduan suara anak-anak, tapi cita rasa yang kamu nyanyikan lebih istimewa.” Aku memandangnya dengan kagum.

Dia tidak begitu percaya, "Benarkah?"

"Tentu saja itu benar! Sangat bagus, dan yang terpenting adalah mengharukan, benar-benar luar biasa!"

"Nah, kalau gitu, jika suasana hatimu buruk di masa depan, aku tidak akan menyanyikan ini untukmu."

"Kamu belum bilang, kenapa kamu suka menyanyikan ini?"

"ini seorang gadis ..."

Yulianto Hua hanya berbicara setengah, dan tidak melanjutkan.

Aku segera menyadari ada cerita di sini, tetapi dia tidak melanjutkan. Semakin tidak nyaman dia untuk mengatakan, tentu saja semakin aku harus mendengarkannya!

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu