Nikah Tanpa Cinta - Bab 257 Belajar Dari Kehidupan

Ketika sampai di Kota Y, Julian Tsu memintaku untuk tinggal di vilanya, tetapi aku menolak. Aku mengusulkan untuk tinggal di 'South Town'. Itu adalah sebuah rumah tua di kota.

Julian Tsu menghela napas dan berkata terserah padaku.

Meski South Town kosong, Julian Tsu biasanya selalu mengatur jadwal agar seseorang rutin membersihkannya, sehingga sekarang rumah ini masih tetap rapi. Masih sama seperti saat aku meninggalkannya, hanya saja sekarang situasinya berbeda.

Julian Tsu berkata bahwa dia ingin merayakan kembalinya kebebasanku dan mengajakku pergi bersamanya untuk makan enak, tetapi aku menolak. Aku baru saja keluar, butuh beberapa waktu untuk terbiasa dengan kehidupan di luar. Aku tidak ingin pergi ke tempat yang ramai.

Julian Tsu berkata baiklah, kalau begitu jangan keluar untuk makan, pergilah ke rumahku, aku akan meminta orang-orang di bawah menyiapkan makanan, aku akan menemanimu minum, jika begini tak apa-apa kan?

Sebenarnya aku tak mau pergi, tapi juga tidak bisa menolaknya. Lagipula, Julian Tsu yang membebaskanku, kalau bukan karena dia, aku pasti masih di dalam. Dia membebaskanku dengan cepat. Dia pasti meminta banyak bantuan dan menggunakan banyak koneksi, meski dia tidak berniat memberitahuku, tapi aku tahu, itu bukanlah hal yang mudah. Jadi aku tak bisa menganggap enteng kebaikkannya.

Sebenarnya sudah lama sekali aku tidak menikmati makanan yang begitu lezat. Aku juga sudah lama tidak minum alkohol. Aku hanya minum sedikit anggur merah lalu aku merasa sedikit pusing. Emosiku juga meningkat.

"Adik apa rencanamu?" Julian Tsu tiba-tiba bertanya padaku.

Aku membeku sejenak, aku benar-benar belum memikirkan masalah ini. Aku pikir aku akan tinggal di sel untuk waktu yang lama, aku tidak menyangka akan keluar begitu cepat, jadi aku benar-benar tidak punya waktu untuk memikirkan masa depan.

"Jangan-jangan kakak takut aku akan makan dan minum dengan gratis, kan?" Aku bercanda dengan efek anggur.

Julian Tsu juga tertawa, "Kamu terlalu meremehkanku. Makan dan minum gratis terhitung apa? Apa kamu bisa membuatku miskin dengan makan dan minum secara gratis? Aku hanya khawatir kamu merasa bosan. Jadi aku mengatur untukmu sebuah pekerjaan. Aku punya perusahaan pariwisata di sini. Kamu bisa mengurusnya untukku, gajinya pasti tidak akan rendah. Selain itu, akan ada penghargaan ekuitas. Bagaimana menurutmu? "

Aku mengatakan bagus sih bagus, tetapi aku khawatir aku tidak dapat melakukannya dengan baik, jika sampai kacau, maka tak enak terhadap kakak kedua.

"Gadis kecil, kamu terlalu sungkan. Kamu pernah mengelola perusahaan sebelumnya. Kamu memiliki bakat ini, jadi jangan terlalu banyak menyia-nyiakannya. Ngomong-ngomong, kamu menganggur, jadi jangan menolak. Kamu pergi kerja besok." Julian Tsu berkata.

Aku berkata, kak sepertinya kamu benar-benar takut aku akan makan gratis dan menyuruhku pergi bekerja secepat ini. Aku baru saja keluar, aku belum sepenuhnya beradaptasi, aku butuh waktu.

Julian Tsu berpikir sejenak, lalu mengatakan bahwa ucapanku benar. Kamu benar-benar perlu beradaptasi dengan alur di luar, begini saja, aku akan membantumu mendaftar sebuah tur perusahaan, kamu pergi berlibur. Kamu bertindak sebagai konsumen, merasakan sendiri, lihat apakah ada masalah, dengan begini saat kamu menduduki jabatanmu, kamu bisa memperbaikinya.

"Tapi aku tidak tahu apa-apa tentang pariwisata. Aku khawatir aku benar-benar tidak bisa mengelola perusahaan. Kakak kedua, lebih baik kamu meminta orang yang lebih hebat." kataku pahit.

"Aku tahu kamu tidak mengerti. Jika kamu tidak mengerti, kamu bisa belajar perlahan. Sekarang kamu bertindak sebagai tamu, bagian mana yang membuat kamu tidak nyaman, kelak kamu tinggal mengubah bagian itu. Mudah bukan?"

Aku berkata ya, lagipula aku sekarang menganggur, aku sekarang pergi untuk mencobanya. Sampai saat itu, ketika ada masalah aku akan langsung memberitahumu, mengenai cara memperbaiki, kamu yang harus memikirkannya, aku baru saja keluar, kamu langsung memintaku mengurus perusahaan, sebenarnya dalam hati aku tak bisa, aku harus menyesuaikan perasaanku terlebih dahulu, masalah lainnya bahas nanti.

Julian Tsu berkata baiklah, kamu mencobanya dulu, masalah lainnya bahas nanti.

...

Kembali ke South Town, aku tidak bisa tidur. Tiba-tiba tidur di tempat tidur yang lebar dan nyaman membutku tak terbiasa. Aku bergerak sampai tengah malam, tetap tidak bisa tidur.

Aku bangun, menemukan sebotol anggur di rak anggur, membukanya dan menuju ke halaman dengan botol itu.

Kota masih belum tidur, masih ada neon yang menyilaukan di mana-mana. Terasa sangat sunyi, tapi ketika mendengarkan dengan seksama, sebenarnya sangat bising.

Tiba-tiba aku melihat seorang pria berdiri di halaman dengan tegap, begitu dia menoleh itu adalah Yulianto Hua, dia tersenyum jahat padaku. Lalu dengan cepat dia menghilang.

Itu hanya ilusi. Hanya karena dia pernah berkata bahwa ketika dia tinggal di South Town, dia tidak bisa melihat dengan matanya, jadi dia sering berdiri sendirian di halaman ini, mendengarkan suara bel yang datang dari kejauhan.

Aku diam-diam memarahi diri sendiri bahwa ketika kamu berada di penjara, orang itu memaksamu untuk bercerai. Setelah perceraian, dia tidak pernah datang untuk melihatmu lagi. Ini menunjukkan bahwa sejak awal dia tak ada lagi perasaan padamu, untuk apa kamu mengingatnya lagi?

Aku mengangkat kepalaku dan menyesap beberapa kali botol anggur, membuatku merasa sedikit pusing, setelah itu kembali tidur. Aku benar-benar berhasil tertidur.

Sore berikutnya, Julian Tsu mengirim aku ke bandara dan bergabung dengan grup tur perusahaannya sebagai tamu. Dapatkan pengalaman perjalanan lima hari.

Di pintu masuk bandara, aku menemukan pemandu wisata memegang bendera kecil dan kemudian aku melihat anggota rombonganku. Mereka semua adalah bibi yang berusia sekitar lima puluh tahun. Mereka membuat keributan, menanyakan nama satu sama lain dan latar belakang pekerjaan.

Seketika aku kehilangan minat. Perjalanan pertama setelah dibebaskan dari penjara, aku diatur untuk bersama sekelompok bibi, terlebih lagi mereka adalah sekelompok bibi yang sangat tangguh. Tidak bisakah Julian Tsu mengatur grup yang lebih muda dan mencocokkan aku dengan beberapa pria tampan?

Tapi karena sudah bersama mereka jadi ikuti smapai akhir, saat pemandu memanggil namaku, aku masih berteriak dengan lantang "Hadir". Suara "hadir"ku benar-benar lantang, bagaimanapun aku sudah pernah berada di sel, kapan saja bisa di panggil, kapanpun harus menjawab ‘hadir’, alhasil aku terbiasa melakukan hal ini.

Sekelompok bibi melihat ke arahku, seseorang langsung memujiku bahwa gadis ini begitu cantik, seperti bintang film, seolah-olah dia pernah melihatnya di TV?

Aku sedikit khawatir, takut dikenali. Dengan cepat aku menurunkan kepalaku sedikit. Jika orang-orang mengenali aku sebagai wanita keji yang membayar pembunuh untuk menyerang ayah mertuanya dan masuk penjara, maka bibi tidak akan memuji aku karena cantik, tetapi dengan suara bulat menuntut untuk meninggalkan grup.

Untungnya, tidak ada yang mengenali aku. Bagaimanapun, ini Kota Y, bukan Shanghai. Penyerangan Hendra Hua berdampak besar di Shanghai, tetapi di Kota Y tidak banyak orang yang mengingatnya.

Setelah pemandu wisata secara singkat memperkenalkan prosedur naik pesawat, meminta kami melakukan prosedur check-in sendiri. Ketika aku melewati lemari kelas bisnis, aku melihat sosok ramping dari belakang, jantungku seketika berdebar kencang.

Meski tidak yakin, aku masih bisa memastikan bahwa itu adalah orang itu. Aku melintas ke samping dengan cepat, sampai di belakang pilar di aula.

Ketika orang yang check-in di konter khusus untuk kelas bisnis dan berbalik, aku melihat wajah sampingnya yang terpahat. Itu dia. Hanya dia yang memiliki wajah samping yang halus.

Dia hampir tidak berubah, dia masih sangat tampan, dengan temperamen yang jauhnya ribuan mil. Aku berpikir bahwa ketika aku melihatnya, aku akan bergegas dengan marah dan bertanya mengapa dia begitu kejam, mengapa dia ingin menceraikan aku setelah aku di penjara dan mengapa dia tidak pernah datang menemui aku sekali.

Tapi faktanya setelah aku melihatnya, aku hanya ingin kabur.

Juga, ingin menangis.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu