Nikah Tanpa Cinta - Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah

Julian Tsu juga bingung, "Shanghai?"

"Memangnya kamu tidak tahu Tongyu Technology didaftarkan di Shanghai?" aku tanya pada Julian Tsu.

"Aku tahu. Tongyu Technology adalah perusahaan yang dimerger dan akuisisi di Shanghai, tapi bukannya bilang mau dipindahkan ke Kota Y? Aku kira sudah dipindah, kalau tidak aku pasti memberitahumu. Tapi masalah ini bukan aku yang urus, begitu banyak kerjaan di perusahaan, begitu banyak anak perusahaan, aku juga memang tidak mengerti jelas semuanya."

Aku bisa mengerti hal ini. Julian Tsu mempunyai begitu banyak kerjaan, dan memang tidak mempunyai waktu untuk menanyakan semua peristiwa yang terjadi di perusahaan.

"Aku tidak ingin pergi ke Shanghai, tapi aku sekarang tidak bisa berbuat apa-apa, aku harus pergi." aku mengangkat bahu dengan tidak berdaya.

"Kalau kamu benar-benar tidak ingin pergi, tidak usah pergi saja. Aku atur pekerjaan lain untukmu. Begitu banyak posisi kerja di perusahaan. Tidak harus pergi ke perusahaan teknologi." kata Julian Tsu.

"Tidak. Karena aku sudah berjanji, maka aku harus pergi. Kakak kedua, kamu juga tidak perlu mengkhawatirkan masalahku lagi. Shanghai juga bukan tempat berbahaya yang tidak boleh dikunjungi, kalau aku tidak pergi kali ini, maka aku juga tidak bisa bekerja di sini lagi. Kamu pasti mengerti prinsip ini."

"Tidak apa-ap, aku bisa mengatur ulang posisi untukmu. Aku bisa melakukan hal kecil seperti ini." Julian Tsu juga tidak ingin aku kembali ke Shanghai.

"Tidak bisa kak kedua. Kalau kali ini aku tidak pergi ke Shanghai, maka semua orang akan mengira aku bergantung padamu dan tidak mendengar perintah. Sampai nanti bukan aku saja yang memiliki tekanan, kamu juga akan punya tekanan. Yang CEO Jiang katakan benar, anak perusahaan Nanhe Corporation tersebar di penjuru negeri. Kalau semua karyawan memilih tempat yang ingin mereka pergi, maka perusahaan tidak bisa lanjut beroperasi lagi. Jadi masalah ini ditetapkan seperti ini saja, besok aku akan pergi ke Shanghai."

Julian Tsu menghela napas, "Tapi apakah kamu benar-benar bisa pergi ke tempat itu? Kamu akan bertemu banyak kenalan."

"Tidak apa-apa kak kedua, ada beberapa masalah yang memang harus dihadapi." aku tersenyum pahit.

"Kalau begitu begini saja. Kamu pergi saja dulu. Lalu aku pikirkan cara lagi untuk mengaturmu kembali." kata Julian Tsu.

"Kak kedua, orang sepintarmu, tidak mungkin tidak tahu, dalam jajaran tinggi perusahaan, ada orang yang tidak menginginkanku untuk tinggal di Kota Y. Jadi kalau aku mau kembali, takutnya adalah hal yang sangat sulit. Jangan pusing lagi dengan masalahku. Lumayan baik juga aku tinggal di Shanghai. Sekarang aku baik-baik saja pada segalanya, aku hanya memikirkan cara untuk merebut kembali anakku."

Julian Tsu juga menghela napas, "Ya sudah, kalau kamu bertemu kesulitan di sana, harus beritahu aku ya. Aku akan berusaha semampuku untuk membantumu."

..........

Saat keluar dari bandara, perasaanku sangatlah rumit.

Masalah di dunia ini sangat sulit ditebak. Setelah berputar-putar, aku kembali lagi ke sini. Semua kenangan masa lalu kembali muncul di benakku.

Laura Wang yang bersama denganku malah sangat senang, "Teman-teman sekolahku adalah orang Shanghai. Sekarang aku bisa mencari mereka untuk kumpul-kumpul lagi. CEO Yao, kamu juga berasal dari Shanghai 'kan? Sekarang pulang ke kampung halaman, kamu juga sangat senang bukan?"

Aku tersenyum dan bilang iya, aku juga lumayan senang.

Laura Wang bukannya bilang akan ada orang perusahaan yang menjemput kita, kenapa tidak kelihatan?

Baru saja dia bilang, teleponnya berbunyi. Setelah menjawab telepon, dia berkata padaku, orang yang menjemput kita sudah sampai, ada di sana, ayo kita ke sana.

Yang menjemput kita adalah sebuah mobil Benz. Setelah naik ke atas mobil, Laura Wang mulai berbincang dengan sang supir, aku mendengar dari samping, tidak ikut mengobrol.

Aku sangat familiar pada rute jalan di Shanghai. Bangunan-bangunan yang melaju di jendela mobil rasanya sangat familiar. Kesedihan karena bangunan masih sama tapi orang sudah berubah, perlahan-lahan muncul dalam hatiku.

Yang semakin membuatku tidak terpikir adalah, sebelumnya saat di Lanhai, aku bisa-bisanya tidak pernah mendengar nama perusahaan ini. Juga tidak tahu apakah kemudian dipindahkan, atau tiba-tiba menjadi hebat.

Baru saja mobil berhentil, ada orang yang membawa satu tim besar menyambut kami. Aku sedikit familiar dengan pria yang memimpin di depan itu. Setelah berjalan dekat, aku terkejut. Orang ini ternyata adalah Peter Shen, kakak kelasku di Shanghai University of Finance and Economics dan yang dulu bersama dengan Winsen Chen mendirikan Lanhai Technology!

Laura Wang memperkenalkan sambil tersenyum, "Ini adalah Wakil CEO Shen, ini adalah CEO Yao."

Peter Shen dan aku sama-sama terkejut. Mata kami menunjukkan tulisan 'kenapa adalah kamu', tapi karena di hadapan para pekerja, kami tidak mengatakannya, hanya berjabat tangan dan saling menyapa satu sama lain.

Sejak melihat Peter Shen, aku semakin yakin kalau ini adalah jebakan untuk mengaturku ke Shanghai. Peter Shen dan Winsen Chen dulu bersama-sama mendirikan Lanhai Technology, kemudian berpisah. Pasti ada perselisihan di antara keduanya.

Kalau begitu sekarang aku bekerja di Tongyu, pasti menjadi berlawanan dengan Lanhai Technology. Artinya juga, lawan yang akan aku hadapi, bisa jadi adalah rekan kerjaku dulu. Sedangkan bos besar rekan-rekan kerja lama itu, kebetulan adalah Yulianto Hua.

Awalnya aku mengira bekerja di Shanghai, sudah sangat gawat. Tidak disangka masalah ini jauh lebih rumit dari yang aku pikirkan.

Setelah aku bicara singkat, aku menyuruh semuanya kembali ke pekerjaan masing-masing, lalu memberitahu semua orang, akhir pekan ini akan berkumpul sekali.

Kantorku sudah diatur, sangat luas dan terang. Penyewaan bangunan di Venture Park ada subsidi pemerintah, jadi semua kantor di perusahaan yang ada di sini sangatlah luas. Aku melihat ke jendela, bisa melihat papan iklan Lanhai Technology yang berada tidak jauh dari sini.

Saat ini ada orang yang mengetuk pintu. Setelah aku bilang masuk, orang yang masuk ada Peter Shen. Aku sudah tahu, dia pasti akan mencariku. Kebetulan, aku juga mau mencarinya.

"Adik kelas, kamu bisa-bisanya menjadi atasanku, kelihatannya aku sudah tidak bisa kabur dari takdir diperintah olehmu. Takdir benar-benar terlalu bisa memainkan orang." Peter Shen bercanda.

"Kakak kelas, aku juga tidak disangka kamu akan berada di sini. Benar-benar berjodoh. Kamu baik-baik saja 'kan?" aku bertanya sambil tersenyum.

"Kamu tahu kondisiku. Setelah Lanhai Technology dibeli oleh kalian, aku pun kehilangan pekerjaan. Aku ini suka berjudi, kemudian dalam waktu singkat menghabiskan semua uang yang tersisa padaku. Kemudian setelah berhasil menenangkan diri dari perasaan sedih, aku pun keluar mencari pekerjaan, lalu datang ke Tongyu Technology, menjadi wakil CEO di sini. Dengar-dengar perusahaan pusat mengirimkan CEO baru ke sini, tidak disangka orangnya adalah kamu. Dunia benar-benar sangat kecil."

"Kalau begitu Tongyu Company ini datang darimana, kenapa sebelumnya tidak pernah kudengar?" aku merasa Peter Shen bisa membantuku menjawab pertanyaan ini.

"Dulu memang ada, tapi hanya perusahaan kecil saja. Setelah aku masuk, baru membantu mereka membuat sampai sebesar ini. Ini bukan aku yang menyombongkan diri, melainkan kenyataannya. Aku mengkopi banyak hal dari hal-hal yang awalnya ada di Lanhai Technology ke sini. Beberapa anggota utama tim teknologi, juga dulunya dari Lanhai.

Meskipun sekarang masih kalah dari Lanhai, tapi aku percaya sebentar lagi sudah dapat mengejar mereka, bahkan melebihi mereka. Adik kelas jangan kira aku sedang membual. Peter Shen yang sekarang, sudah bukan Peter Shen yang dulu, yang hanya bisa naik kuda saja. Setelah aku sedih waktu itu, aku memutuskan membuat perusahaan yang baik. Ini juga sudah merupakan orang berpengalaman di bidang ini. Selama aku melakukan dengan serius, jangan menganggap remeh kemampuanku."

Aku pasti percaya pada ini.

Peter Shen awalnya adalah murid berbakat di Shanghai University of Finance and Economics dan adalah salau satu dari pendiri Lanhai Technology. Dia yang kemudian tersesat, tapi sekarang sudah memutuskan berbalik, aku yakin dia pasti bisa membuat perusahaan yang besar.

Hanya saja, dengan begini, apa kita benar-benar akan bertarung dengan Lanhai? Aku benar-benar akan berubah menjadi lawan Yulianto Hua?

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu