Nikah Tanpa Cinta - Bab 238 Terserah Padamu

Bagi seorang yang jenius seperti Jerry Wang, pasti takut terhadap dukungan modal.

Karena dibelakang dukungan modal ada bisnis, dan tujuan bisnis adalah untuk menghasilkan uang.

Bisnis apapun yang tidak mengahasilkan uang adalah penipuan. Jadi saat pebisnis bertemu dengan jenius, pemikiran mereka berbeda.

Jenius merasa mereka memerlukan produk yang bisa menunjukkan kepintaran mereka, selain itu perlu melakukan produk itu sampai sangat sempurna.

Tapi bagi pesponsor, yang mereka harapkan adalah produk yang lebih cocok dengan pasaran. Lebih baik begitu masuk ke pasaran dapat langsung menghasilkan banyak uang.

Terhadap proyek yang sangat maju dan terlalu jauh di masa depan itu, mereka tidak mengerti dan juga tidak butuh. Tapi produk-produk yang sangat maju itu, malah selalu dapat mendobrak ketradisionalan dan mengubah dunia ini.

Sedangkan yang paling diinginkan para jenius, adalah membuat produk seperti ini.

Dulu aku tidak mengerti prinsip ini, tapi setelah berhubungan dengan Peter Shen dan Winsen Chen, aku baru mengerti penyebab konflik dua orang itu.

Jadi aku baru tahu apa yang diinginkan Winsen Chen si jenius ini, tahu apa yang paling mereka inginkan.

Prinsip mengetahui lawan dan diri sendiri, tahu apa yang mereka inginkan, baru bisa membujuk mereka.

Jadi hari ini aku datang ke sini, aku mempunyai pemikiran sendiri untuk merekrut anak muda ini. Dilihat dari sekarang memang berhasil.

"Kalau begitu ayo kita minum, aku suka kamu." kata Jerry Wang tiba-tiba.

Aku tersentak. Perkataannya ini membuatku sedikit kehabisan kata-kata, untuk sesaat tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

"Banyak bos yang berkharisma banyak, tapi bos wanita yang muda dan cantik sepertimu sangat jarang ditemui. Selain itu kamu sangat mempunyai pemikiran, tahu bagaimana mendapatkanku. Hal ini membuktikan kamu sangat pintar. Bagi pria teknik seperti kami, mempunyai bos cantik yang pintar, adalah salah satu dari mimpi kami, bahkan untuk melaporkan pekerjaan saja bisa mencuci mata. Betapa indahnya."

Aku tersenyum, "Terima kasih atas pujiannya."

"Apa kamu sekarang bisa menraktirku minum? Kita juga termasuk cocok." kata Jerry Wang.

"Boleh, kamu mau minum apa?" perasaanku juga berubah lebih baik, karena bagaimanapun sudah berhasil merekrutnya, aku sangat senang.

"Di sini adalah klub, tentu saja harus minum bir. Whiskey tambah es, minum seperti ini baru tulus." kata Jerry Wang.

"Tidak apa-apa aku menraktirmu minum, tapi aku tidak jago minum bir, tidak dapat menemanimu minum." aku berkata sambil tersenyum.

“Tidak bisa dong. Malam ini kita masih bisa minum dengan setaram, tapi besok kamu sudah menjadi bosku, kita tidak bisa minum bir seperti ini lagi, jadi malam ini kamu harus menemaniku minum satu gelas." Jerry Wang juga mempunyai alasannya.

"Ok, hanya satu gelas saja. Aku juga hanya bisa minum satu gelas saja." aku menganggukan kepala.

Dalam proses minum bir, kadang ada orang yang menyapa Jerry Wang. Kelihatannya Jerry Wang memang benar sangat terkenal di dalam lingkaran ini.

"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya Jerry Wang tiba-tiba.

Aku tertawa, "Aku sudah menikah sangat lama, bahkan sudah mempunyai anak."

"Apa? Bagaimana mungkin? Kamu kelihatannya baru lulus dari kuliah. Sayang sekali, sayang sekali." Jerry Wang menyayangkan berkali-kali.

Aku tanpa bisa ditahan bertanya, "Apanya yang sayang?"

"Sayang kamu sudah menikah secepat ini. Kamu secantik ini, menikah begitu cepat, benar-benar terlalu sayang." Jerry Wang berkata dengan wajah yang sangat serius.

Aku rasa topik pembicaraan ini sudah sedikit lari, aku pun segera kembali, "Kapan kamu kerja di Lanhai Technology?"

"Sebelum mulai kerja, aku ingin jalan-jalan keluar. Karena begitu mulai kerja, tidak mungkin begitu bebas lagi. Minggu depan 'kan? Apakah boleh?"

"Boleh." aku menganggukan kepala, "Oh iya, masalah gaji, apakah kamu mempunyai permintaan apapun?"

"Bagaimanapun boleh." Jerry Wang melambaikan tangan, "Terserah padamu."

Hal sepenting gaji, bisa-bisanya dia mengatakan terserah? Aku pertama kalinya bertemu pekerja seperti ini. Apakah inilah yang dinamakan kesombongan anak muda terpelajar?

"Kalau aku berikan sangat rendah, hanya 5000 yuan satu bulan, kamu juga ok?" aku berkata dengan nada bercanda.

"Ok kok, aku tidak kekurangan uang. Aku hanya mau melakukan hal yang aku sukai saja."

Perkataan itu tanpa bisa ditahan membuatku curiga, tidak peduli seberapa indahnya pikiranku, kehidupan barulah kenyataannya.

Uang bukanlah segalanya, tapi tidak bisa tidak ada uang. Masalah tidak mempedulikan gaji, aku tetap tidak percaya.

"Tenang saja, aku tidak akan memberikan gaji yang sangat rendah. Orang jenius sepertimu, gaji tahunan tidak akan kurang dari 100 ribu, ditambah dengan bonus tahunan." kataku.

Jerry Wang tetap kelihatan tidak peduli, "Semuanya boleh, tidak apa-apa. Tapi aku mempunyai satu syarat tambahan."

"Di perusahaan, aku hanya mendengar perintah darimu, hanya bertanggung jawab padamu. Aku tidak peduli pada orang lain. Kalau suatu hari ganti bos, aku langsung pergi."

Aku mengerutkan dahi, "Takutnya ini sedikit sulit. Perusahaan manapun mempunyai peraturan mereka masing-masing. Meskipun kamu sangat hebat, tapi begitu kamu masuk ke perusahaan, juga harus menghormati peraturan perusahaan, tidak boleh bersikap seenaknya."

"Aku tidak akan sembarangan, tapi aku hanya mendengar perintahmu." dia tetap bersikeras.

Aku berpikir sebentar, hanya bisa setuju untuk sementara. Karena bagaimanapun orang ini sangat sulit diatasi. Suruh dia masuk ke perusahaan dulu saja.

"Ok, kalau kamu ada masalah apapun, boleh langsung melaporkan padaku." aku mengangguk dan menyetujuinya.

"Ok, ayo minum." Jerry Wang bersulang denganku.

Dia sangat muda, minum dengan cepat, sedangkan aku menemaninya minum dengan pelan, jadi dia minum sebagian besar botol Whiskey. Di saat dia ingin menambah satu botol lagi, aku berkata sudah harus pergi.

Jerry Wang juga tidak membujuk lagi, menyuruh meja resepsionis mengatur seorang supir pengganti, mengantarku sendiri keluar klub. Setelah melihatku pergi, dia baru kembali masuk.

Setelah pulang ke Maple Garden, Yulianto Hua tidak ada di sana. Kak Yulie bilang, setelah Yulianto Hua menerima sebuah telepon, langsung pergi dengan wajah masam, juga tidak tahu pergi kemana.

Efek birku sudah naik ke kepala, jadi setelah mandi, aku langsung tidur.

Di saat tidur nyenyak, aku dibangunkan dengan cahaya yang menyilaukan mata. Lampu di kamar dibuka. Setelah aku membiasakan diri dengan cahaya lampu, aku melihat Yulianto Hua berdiri di ujung ranjang dengan wajah dingin.

Aku menatap jam di dinding, sudah jam tiga subuh.

Mengganggu tidurku di jam segini membuatku merasa sedikit kesal, aku pun bertanya sambil mengerutkan dahi, "Yulianto, apa yang kamu lakukan? Masih membiarkan orang tidur atau tidak?"

"Kamu masih bisa tidur? Kemarin malam kamu pergi kemana?" Yulianto Hua menarik selimut di tubuhku, menarik leherku, menarikku dari atas ranjang. Dia sangat kuat, menjepit leherku dengan kuat membuat leherku terasa sakit.

"Kamu sudah membuat leherku sakit. Kamu gila ya?" teriakku.

"Kemarin malam kamu pergi kemana?" Yulianto Hua bertanya sekali lagi.

"Aku lembur, kemudian makan dengan seorang rekan kerja. Aku pulang sangat cepat, hanya saja kamu keluar. Aku belum bertanya padamu, kamu pergi kemana?"

"Seorang rekan kerja? Rekan kerja pria atau rekan kerja wanita?" tanya Yulianto Hua dengan dingin.

Aku dibuat bangun olehnya, dan memang sedikit marah.

Aku sangat ngantuk, hanya ingin tidur, tidak ingin berdebat dengannya, "Apa bedanya rekan kerja pria dan wanita? Yang jelas hanya rekan kerja saja. Kamu tidak ingin tidur, aku masih ingin tidur nih. Kamu jangan ribut lagi, ada urusan apapun besok baru dibicarakan."

"Bisa-bisanya kamu lanjut akting? Juga berbohong? Kamu saja sudah masuk trending, masih saja akting! Sekarang satu dunia tahu kalau aku, Yulianto Hua, diselingkuhi oleh istirnya. Apa kamu masih bisa tidur? Cepat bangun!"

Yulianto Hua menarikku dengan kasar dari ranjang, kepalaku terbentur lemari dan menjadi bengkak.

"Yulianto kamu gila ya. Tengah malam begini ribut-ribut apa? Apanya yang selingkuh, gila kali." aku memarahi.

Yulianto Hua melemparkan ponsel yang ada di tangannya ke tubuhku, "Kamu lihat sendiri. Tidak disangka kamu begitu murahan! Anjing memang tidak bisa merubah kebiasaannya memakan tahi! Pergi!"

Kemarahan Yulianto Hua, membuatku tanpa sadar menyadari keadaan sangat tidak baik.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu