Nikah Tanpa Cinta - Bab 198 Perilaku Pribadi

Ekspresi Peter semakin buruk, "Adik, kita sama-sama satu perguruan, mengapa kamu mau begini? Kita sama-sama satu asal, mengapa kamu saling memaksa?"

"Kakak, ini adalah dunia bisnis, sekalipun kita satu perguruan, juga hanya sekedar itu saja, kamu juga tahu bahwa jika kamu terus tinggal dikantor, maka kantor juga akan hancur, karena beberapa tahun ini kamu nyaris tidak mengurus masalah teknik, kamu hanya makan dan main saja, kegunaan kamu di perusahaan sudah sangatlah kecil sekali, sekarang sampai saat ini kamu seharusnya mengundurkan diri dan meninggalkan sebuah jalan hidup bagi perusahaan."

Senyuman Peter sedikit menyeramkan, "Jadi semua ini bukan karena kamu datang membantuku, kamu sebenarnya ingin memaksaku menurut, kamu sungguh hebat menyamar, bagaimana jika aku tidak setuju?"

"Ini karena kakak terlalu tidak hati-hati, siapakah aku, dan untuk apa datang kamu saja juga tidak tahu, bisa dilihat bahwa betapa tidak pedulinya kamu terhadap perusahaan, jika kamu tidak setuju, maka pihak berwenang akan menyelidiki masalah kamu menggunakan dana projek, kakak adalah orang yang pintar, kamu ingin mengambil uang dan pergi atau ingin dipenjara, apakah kamu tidak punya keputusan?"

"Kamu mengancamku?" Peter terlihat marah.

"Boleh juga jika kakak bersikeras menganggap begitu, hal ini salah kamu juga, jadi kamu harus menanggung tanggung jawabnya, kamu jual sahamnya dan kamu bisa menikmati hidup dengan baik, bagaimanapun juga itu juga adalah sebuah pemasukan setinggi ratusan miliaran, sekalipun kamu tidak bekerja sama sekali, itu setidaknya sudah cukup untuk kamu pakai selama itu, itu juga lebih baik daripada berada didalam penjara." Kata aku.

Peter berdiri, "Kalian jangan terlalu membully orang."

Aku juga berdiri, "Aku beri waktu satu hari kepada kakak untuk mempertimbangkannya, dihitung dari sekarang, 24 jam kemudian, jika kakak masih tidak setuju untuk menjual sahamnya, maka kami akan menyuruh pihak berwenang untuk menyelidikinya."

..........

Malam hari Yulianto ada acara makan, dia tidak makan dirumah.

Aku punya cerita dalam hati, jadi aku juga tidak punya selera, setelah memakan sedikit buah, aku menemani Melvin main sebentar dan kembali ke kamar untuk lanjut melihat dokumen.

Disaat ini, telepon Yulianto masuk, dia bilang dia mendapatkan kabar dan menyuruhku melihat berita di channel finansial Shanghai, dan menyuruhku langsung membuka tv dan melihatnya.

Didinding dalam kamar ada tv, aku jarang melihat tv, karena tidak ada waktu, oleh karena itu setelah mencari beberapa saat akhirnya aku menemukan remotenya, setelah membukanya dan memutarkan channel ketiga dari Shanghai, yaitu Channel Finansial.

Orang yang sedang menerima wawancara adalah Winsen.

Kali ini adalah sebuah acara kecil channel Finansial yang dilakukan setiap harinya, namanya adalah "Bertemu dengan Orang Terlibat Berita."

Hari ini Winsen diwawancara dengan identitas sebagi orang terlibat.

Winsen terlihat murung, dia sedang menceritakan kejadian masalah saham perusahaannya dibeli, dia menuntut kepada kamera dan juga wartawan, katanya ada orang yang menculik keluarganya dan mengancamnya untuk menjual sahamnya.

Terakhir dia mengajak untuk mempertahankan persaingan sehat didalam dunia bisnis, dia juga berharap pihak terkait bisa menjamin keselamatan dia dan keluarganya.

Winsen tidak langsung menyebut nama perusahaannya, namun Wartawan menambahkan, perusahaan yang membeli saham perusahaan Winsen adalah anak perusahaan dari Hua's inter Company, dan mengatakan bahwa sekarang polisi sudah menyelidiki hal ini.

Seusai melihat berita, aku merasa tegang.

Bagaimanapun juga, hal ini sudah masuk berita, maka pengaruhnya akan menjadi besar, Hua's Inter Company juga akan dituntut dijurang gosip.

Saat ini, telepon Yulianto masuk lagi, "Sekarang kejadian ini sudah masuk kedalam berita tv, pihak kepolisian pasti harus memberikan sebuah hasil bagi publik, jadi mereka mungkin akan menyuruhmu bekerjasama, kamu pergi saja dengan mereka, masalah selanjutnya akan aku selesaikan."

Aku langsung marah sekali mendengarkannya, "Aku pergi dengan mereka? Ini juga bukan aku yang melakukannya, mengapa aku harus pergi bersama mereka? Mereka punya bukti apa untuk membuktikan bahwa aku yang menculik putri dari Winsen?"

"Mereka memang tidak punya bukti, jadi barulah aku menyuruh kamu pergi bersama mereka untuk bekerjasama dalam penyelidikan, hal ini sampai masuk berita tv pasti bukan karena ide Winsen, mungkin adalah Rick yang merencanakannya, kamu bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menyelidiki, aku akan menyelesaikan masalah belakangan."

Aku sedang menjawab telepon, disaat ini Kak Yulie datang dan berkata, "Nyonya, diluar sana ada sebuah mobil polisi, polisi mengatakan menyuruhmu keluar dulu."

Berita baru saja disiarkan dan polisi langsung datang, ini pasti sudah direncanakan dari awal, memang semuanya adalah orang yang punya banyak trik, balasan Rick ini sungguh bagus sekali, memang benar adalah lawan dari Yulianto.

Aku berkata, "Kak Yulie, kamu keluar dulu aku ganti pakaian dan akan segera keluar."

Seusai mengganti pakaian, aku keluar dari villa dan seorang polisi langsung datang dan memperlihatkan kartu identitas polisi, dia mengatakan bahwa aku tersangka berhubungan dengan sebuah kasus penculikan anak, dan menyuruhku untuk bekerjasama dengan mereka untuk menyelidiki.

Aku tidak mengatakan apapun, aku langsung naik ke mobil bersama mereka.

Setelah tiba dirumah sakit, aku menyadari bahwa didepan pintu ternyata ada segerombongan wartawan, ternyata ada orang yang memberitahu wartawan dan memang benar semuanya terencana dengan baik.

Aku berkata kepada polisi didalam mobil, aku sekarang tidak ingin menerima wawancara, perusahaanku akan ada jumpa pers resmi besok, jadi aku berharap mereka tidak berhenti didepan pintu dan membuat wartawan tersebut memotretku.

Polisi itu menelpon atasannya dan mendapatkan persetujuan.

Lalu mobil langsung dikemudi masuk kedalam parkiran dibelakang sana, aku turun dari sana.

Seterusnya tentu saja adalah membuat catatan.

Bagi aku, tentu saja tidak ada yang perlu dipikirkan, karena aku memang sama sekali tidak tahu dengan kasus putri Winsen di culik, aku hanya berkata jujur mengenai kondisiku waktuitu, ketika dia mengatakan menjual saamnya, aku sama sekali tidak menyangka bahwa anggota keluarganya diancam.

Tentu saja, pihak kepolisian juga tidak punya bukti.

Setelah prosedurnya selesai, aku menandatangani diatas catatan, setelah polisinya mengisyaratkan, barulah aku pergi.

Setelah aku keluar dari kantor polisi, aku melihat Yulianto tengah berada didepan pintu dan sedang mengobrol bersama dengan seorang polisi paruh baya.

Ketika melihat aku keluar, Yulianto berkata sesuatu kepada polisi itu dan berjalan kearahku.

"Tidak melakukan apa-apa kan?" bisik Yulianto.

"TIdak, hanya pertanyaan biasa saja." Kataku sambil menekan suaraku juga.

"Baik, kita pulang." Yulianto mengulurkan tangannya dan memegang tanganku, dia lalu berjalan kearah parkiran.

Kami duduk disebuah mobil polisi ketika pergi meninggalkan kantor polisi, ketika keluar, masih ada banyak wartawan yang tengah berjaga didepan pintu, mungkin saja ingin menunggu aku keluar.

Setelah mobil polisi mengantar kami dari kantor polisi, tidak lama kemudian, mobil berhenti dipinggir jalan, Alfred tengah mengendarai mobil Yulianto dan menunggu disana.

Yulianto berterima kasih dengan polisi yang mengantar mereka, dia lalu naik keatas mobilnya bersama aku.

"Maksud dari pusat adalah jika masalah ini tidak bisa diatasi, semoga kamu bisa menanggungnya sendiri, jangan mempengaruhi nama baik perusahaan, bagaimanapun juga mereka tidak ingin karena sebuah masalah akuisisi kecil dan membuat nama baik perusahaan terkuras, besok pagi aku menemanimu pergi ke kantor pusat untuk menjelaskan hal ini. Lalu divisi humas dari perusahaan akan melihat penjelasanmu dan membagikan kabar, hal ini masuk kedalam berita tv, saat ini pengaruhnya besar, kita harus secepatnya bertindak." Kata Yulianto.

Aku mengerti, dengan kata lain, jika hal ini tidak bisa diselesaikan dengan baik, maka aku harus menanggungnya, karena tidak boleh ini menggangu nama baik Hua's Inter Company.

Lebih jelasnya lagi, jiak memang benar terjebak, maka akulah orang yang harus dikorbankan itu, Hua's Inter Company pasti akan menjelaskan bahwa tidak berhubungan dengan hal ini, semuanya adalah tindakan aku pribadi.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu