Nikah Tanpa Cinta - Bab 202 Gentayangan di mana-mana

Harga saham Hua’s Inter Company hari itu tidak berubah banyak, tidak hanya tidak menurun, malah naik sedikit daripada hari sebelumnya.

Ini membuktikan tim relasi publik berhasil dalam penanganan krisis, masalah ini memang tidak mempengaruhi Hua’s Inter Company.

Ketika sudah agak malam, Yulianto Hua pulang.

Sekali masuk ia langsung melingkarkan tangan di pundak Melvin, lihat dia yang seperti ini sudah bisa menebak pasti suasana hatinya sedang baik.

Sebelum makan, dia seperti teringat sesuatu, tampak ia pergi ke mobil untuk mengambil sebuah kotak, dari kotak tersebut ia mengeluarkan sebuah mantel dan rok musim dingin, disodorkannya ke aku.

“Wah, membeli pakaian untuk aku?”

“Cuaca sudah mulai dingin, ini adalah model terbaru dari desain seorang teman, aku merasa lumayan bagus, jadi memberikan ukuran kamu ke dia, menyuruh dia membuatkan beberapa setel. Ini setelan yang pertama, merupakan gaya populer di musim gugur dan dingin tahun ini, apakah kamu suka?”

Sebenarnya dalam hatiku ingin mengatakan, asalkan yang kamu beri pasti aku suka.

Tapi aku tidak boleh mengatakannya, “Terima kasih Tuan Muda Keempat, aku sangat suka. Hanya saja aku orangnya tidak fashion, pakaian yang terlalu modis jika dipakaikan di tubuhku jadi biasa saja. Takutnya orang lain akan bilang aku sok muda.”

Yulianto Hua menyuramkan wajah, “Siapa bilang kamu tua? Kamu baru 24 tahun, merupakan masa-masa paling baik, tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu tua. Lagipula kamu cantik, kenapa bilang diri kamu tidak fashion? Sama sekali tidak seperti itu.”

Ucapannya membuat aku melayang, “Tuan Muda Keempat, apakah kamu sedang memuji aku?”

“Menurut kamu?” Yulianto Hua balik bertanya.

“Ibu, ayah menyukai kamu.” Melvin menjelaskan di samping.

“Bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu?” Tanya Yulianto Hua ke Melvin dengan serius.

“Karena kamu membeli pakaian baru untuk ibu, tapi untuk aku tidak ada.” Jawab Melvin dengan serius juga.

“Jadi kamu cemburu?” Yulianto Hua balik bertanya.

Melvin berpikir dengen teliti, “Tidak juga, asalkan ibu senang aku sudah senang. Kalau kamu tidak membelinya untuk ibu, tunggu aku sudah besar nanti juga harus mencari uang sendiri untuk membeli pakaian buat ibu.”

Masih dengan wajah serius Yulianto Hua berkata, “Oh? Kamu tidak membeli buat aku?”

“Ayah itu seorang pria, ibu seorang wanita, pria harus menyayangi dan melindungi wanita, pria bisa melindungi diri sendiri, sekarang aku tidak membeli untuk ayah, tunggu ayah sudah tua baru kubelikan.” Melvin menjelaskan dengan logika yang jelas.

Aku melototi Yulianto Hua, “Dengar tidak? Melvin saja tahu pria harus melindungi wanita, siapa juga yang seperti kamu.”

Dengan wajah tidak terima, Yulianto Hua berkata, “Memangnya aku tidak melindungi wanita? Pendapat anakku juga karena diajar oleh aku. Ini namanya ayah harimau tidak akan melahirkan anak anjing.”

Melvin bertanya dengan mata melotot besar, “Apa yang dimaksud dengan ayah harimau tidak akan melahirkan anak anjing?”

Yulianto Hua berpikir sejenak, “Secara singkatnya, nanti kalau sudah besar kamu akan setampan ayah, sehebat ayah.”

Aku mendekap wajah dengan tangan, “Tuan Muda Keempat, bisakah tidak senarsis itu, wajahku saja memerah, apakah kamu benar-benar tidak merasa malu?”

Melvin cekikikan, serta ikut aku mendekap wajah, “Aku juga merasa sangat malu.”

Satu keluarga yang begitu tenteram, tiba-tiba merasa bahagia sekali.

Saat ini ponselku berbunyi, pesan dari Erika Feng : “Mana barangnya?”

Aku segera menepi dan membalas, “Besok kuberikan ke kamu.”

Yulianto Hua datang dan mengulurkan tangan, “Berikan ponsel itu ke aku.”

Tentu saja tidak akan aku beri lihat, pesan yang aku kirim masih ada di dalam, “Tidak kuberi, Tuan Muda Keempat tidak mungkin sebosan itu sampai mau memeriksa ponsel orang bukan?”

“Tadi dapat pesan dari siapa, kemudian membalas pesan siapa? Malam-malam begini, tentu saja bukan urusan pekerjaan, jadi sebenarnya kamu sedang kontak dengan siapa?” Tanya Yulianto Hua.

“Tidak ada siapa-siapa. Hanya seorang teman biasa yang mengajak aku makan, hanya begitu saja.” Mau tidak mau aku berbohong.

Yulianto Hua memicingkan kedua mata, “Benarkah?”

“Tentu saja.” Kataku sambil tersenyum.

“Kamu pasti sedang kontak dengan bibi Feng, kalian berdua ada suatu perjanjian, sehingga hari ini dia baru setuju Lanhai Technology menjadi milik kita. Aku ingin tahu, syarat apa yang kamu beri ke dia?”

Yulianto Hua cerdik sekali, sudah hampir benar semua yang ia tebak.

Kalau memang demikian, aku pun hanya bisa menjawab, “Kalau memang sudah tertebak olehmu, maka aku tidak perlu merahasiakannya lagi. Aku janji dengannya, kalau lain kali dia butuh dukungan aku, aku akan membalas budinya.”

Yulianto Hua menggeleng, “Kamu berbohong, kamu bukan anggota direktur, pengaruh kamu dalam perusahaan sekarang masih terbatas. Jadi kalau memang bibi Feng perlu dukungan, juga bukan dukungan dari kamu.”

Aku agak kelabakan karena kebohonganku tertebak olehnya, tapi aku tetap berusaha tenang, “Bibi Feng juga orang yang punya kekurangan, karena kamu, sekarang aku adalah salah satu wanita dari keluarga Hua, kelak pasti ada kesempatan untuk mendengarkan ucapanku, jadi bibi Feng mungkin nantinya membutuhkan dukungan aku, tidakkah normal saja?”

Yulianto Hua tetap menggeleng, “Ivory Yao, kamu tidak bicara jujur. Kenyataan dari hal ini harusnya adalah, beberapa hari waktu kamu hilang, itu adalah perbuatan bibi Feng, kemudian kamu mendapat bukti dan menggunakan bukti ini untuk mengancam bibi Feng, jadi itulah mengapa bibi Feng mendengarkan kamu. Tapi bukti apa yang kamu dapat, aku memang tidak tahu.”

Dalam hatiku terkejut, sebenarnya sudah hampir semua kenyataan dikatakan olehnya. Topik ini benar-benar tidak boleh dilanjutkan lagi.

Untungnya saat ini Kak Yulie benar-benar memanggil kami makan, aku pun meminjam kesempatan ini untuk pergi.

Untungnya Yulianto Hua tidak melanjutkan topik ini lagi ketika makan. Kalau dia tidak mengungkit, tentu saja aku pun tidak akan mengungkitnya.

……

Keesokan harinya aku tidak ada urusan penting, jadi aku secara langsung mengantar Melvin ke sekolah.

Melihat Melvin sudah memasuki sekolah, aku pun menuju ke arah perusahaan, dari kaca spion aku menyadari ada sebuah motor sedang membuntuti aku.

Aku ingin menelepon ke Yulianto Hua, tapi kemudian merasa ini di siang bolong, harusnya tidak perlu sepanik itu.

Saat di lampu merah, motor itu akhirnya berhasil mengejar aku dan berhenti di samping mobilku. Pengendara motor tersebut melepaskan helmnya, mengibas rambut panjang warna abu-abunya, kemudian menyengir ke aku.

Ternyata Michael Lu, orang ini benar-benar selalu gentayangan di mana-mana.

Aku tidak menghiraukannya, tapi melihat dia turun dari motor dan seolah sudah mau memecahkan jendela, aku pun segera menurunkan kaca jendela, menanyakan apa maunya.

Tiba-tiba dia membuka pintu mobil, masuk ke dalam tempat duduk di belakang, motornya dibuang di jalan raya begitu saja.

Salahku juga, karena panik dalam sekejap, sehingga lupa untuk mengunci pintu mobil.

“Kamu jangan takut, aku tidak akan melukai kamu. Kemarin aku melihat kamu di internet, kamu cantik sekali.” Ujar Michael Lu.

Saat ini lampu hijau menyala, mobilku masih tidak bergerak, mobil yang dibelakang pun membunyikan klakson bertubi-tubi dengan kesal, Michael Lu mengingatkan aku lampu hijau menyala, sudah boleh jalan.

Aku tahu dia tidak akan mendengar kalau kusuruh turun, mau tidak mau aku menjalankan mobil.

“Hari itu aku lihat kamu minum kopi dengan pria itu, aku hanya ingin tahu siapa orang ini, jadi aku hadang dia di tengah jalan, tanya apa hubungan dia dengan kamu, untuk apa mencari kamu, dia orang yang jujur, dia sudah memberitahu aku semuanya, dia juga bilang mau mati sekalipun juga tidak akan menjual sahamnya ke kamu. Dari nada bicaranya, aku tebak saham-saham itu sangat penting bagi kamu, sial, berani-beraninya dia tidak mau menjualnya ke kamu, tentu saja aku harus membereskannya, apa yang terjadi selanjutnya, kamu sudah tahu bukan?” Usai bicara panjang lebar, Michael Lu tersenyum bangga.”

“Kamu yang menculik putri Winsen Chen?” Jeritku.

“Tentu saja aku, di dunia ini, selain aku siapa lagi yang bisa begitu berhasilnya menculik seseorang? Siapa lagi yang sebaik ini sama kamu, membantu kamu membereskan kutu buku itu, membuat dia dengan patuhnya menjual saham ke kamu?”

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu