Nikah Tanpa Cinta - Bab 326 Pribadi

Yulianto Hua tersenyum jahat, "dia tidak akan mengetahuinya."

Aku segera menangkap kesalahan di dalam perkataannya, "jadi kamu mengakui bahwa kamu tidak tahu malu? Kamu juga tahu bahwa dirimu sudah membual terlalu besar?"

Ketika Yulianto Hu ingin mengucapkan sesuatu, pada saat ini ponselnya bergetar dan dia mengatakan baik.

Dengan cepat sebuah video dikirimkan pada ponselnya. Di dalam video tersebut terlihat Manager Liu sedang menerima introgasi dengan pasrah. Di samping dia terlihat sepasang kaki putih, sudah pasti itu adalah kaki dari wanita cantik itu.

"Mau diselesaikan secara umum atau pribadi?" Terdengar suara seorang pria.

"Pribadi." Manager Liu menunjukkan ekspresi takut.

"Bukannya kamu sudah mau bunuh diri? Mengapa kamu masih memiliki niat menganggu kekasih orang lain? Bahkan melakukannya di luar rumah sakit......" Orang yang bertanya menggunakan kata-kata yang tidak sopan, aku saja merasa malu jika aku yang mengatakannya.

"Aku berpura-pura bunuh diri......."

"Bunuh diri saja bisa ada palsunya? Kalau begitu mengapa kamu pura-pura bunuh diri?" Sudah menanyakan ke bagian penting.

Manager Liu terdiam.

"Kamu tidak mau mengatakannya bukan? Baik kalau begitu aku akan menelepon polisi sekarang juga dan melaporkan kamu sudah memperkosa kekasihku, kamu tinggal menunggu kamu masuk ke dalam penjara saja." Orang yang mengintrogasi berbicara.

Sejak awal hingga akhir, kamera tidak pernah diarahkan kepada sang penanya karena kemungkinan besar video ini akan disebarluaskan karena ini adalah sebuah bukti penting.

"Jangan, aku akan mengatakannya. Putra sulung dari bos aku menyuruh aku untuk pura-pura bunuh diri karena untuk mengerjai putra kedua dan sekretarisnya."

Sekretaris yang dimaksud oleh Manager Liu sebenarnya adalah asisten dan asisten dia itu adalah aku. Hanya saja aku tidak menyangka kakak dari Julian Tsu bernama Aulex Tsu yang merencanakan ini.

Pada saat ini Yulianto Hua mematikan video tersebut, "kurang lebih seperti itulah situasinya. Aku akan mengirimkan video ini kepadamu, kamu kirimkan kepada Julian Tsu. Kamu tanyakan padanya bagaimana dia akan mengurusinya. Jika dia tidak ada pendapat lain maka aku yang akan mengurusinya."

"Apa yang akan kamu lakukan?" Aku bertanya pada Yulianto Hua.

"Meminta orang yang bermarga Liu itu mengumpulkan wartawan yang lain dan menjelaskan apa yang telah dia lakukan untuk menjebak kamu. Dia ini juga seorang reporter, selama dia mengumpulkan para reporter dan memberitahu kenyataannya kepada mereka, maka masalah ini ada terselesaikan."

"Tetapi apakah dia akan mengatakan yang sebenarnya?"

"Menurutmu apakah dia masih berani berbohong setelah dikontrol oleh kita hingga seperti ini? Kak Alfred paling hebat menghadapi orang seperti mereka, pasti tidak akan ada kesalahan sedikit pun. Kamu tenang saja. Sebenarnya selama memberikan video ini kepada media, masalah ini sudah terpecahkan. Hanya saja Julian Tsu tidak mungkin setuju untuk menyebarkan video tersebut ke media." Yulianto Hua berkata.

Aku sangat setuju dengan pendapat ini. Manager Liu yang berada di dalam video mengatakan bahwa ini semua merupakan rencana Aulex Tsu dengan tujuan untuk mencelakai aku dan Julian Tsu. Jika video ini disebarluaskan, maka akan dengan cepat berita mengenai terjadi perang saudara di Keluarga Tsu akan tersebar di seluruh Kota Y.

Keluarga Tsu merupakan sebuah keluarga besar di Kota Y sehingga nama baik keluarga itu sangat penting. Jadi pasti tidak ada satu orang pun dari Keluarga Tsu yang akan mengizinkan informasi disebarluaskan. Jadi jika video ini tidak disebarluaskan maka kenyataan akan terus tertutupi. Maka dari itu saat ini hanya dapat mencari seorang kambing hitam, orang itu adalah Manager Liu.

Bahkan juga harus meminta dia menutup mulutnya, tidak boleh membiarkan orang lain mengetahui bahwa masalah ini ada hubungannya dengan Aulex Tsu.

"Kalau begitu aku akan mengirimkan video ini sekarang kepada kakak kedua, kita tunggu bagaimana jawaban darinya."

5 menit kemudian Julian Tsu langsung menelepon dan menanyakan aku mengenai video tersebut.

Masalah ini tidak mungkin dapat ditutupi selamanya, akhirnya aku pun hanya dapat menceritakan yang sebenarnya dan menambahkan bahwa anak buah Yulianto Hua yang melakukan ini.

Julian Tsu terdiam sejenak lalu mengatakan bahwa dia sudah mengerti dan menyetujui rencana Yulianto Hua. Lalu meminta aku membawa Yulianto Hua ke Nanju Hotel karena dia ingin mengucapkan terima kasih secara langsung.

Aku mematikan panggilan dan Yulianto Hua menatapku dengan lekat, "apa yang dikatakan Julian Tsu?"

"Kakak kedua mengatakan bahwa dia mengikuti rencanamu."

"Apakah dia tidak mengatakan yang lain?"

"Tidak ada."

"Ini tidak mungkin, Julian Tsu adalah seorang pria sejati. Aku sudah membantu dia menyelesaikan sebuah masalah, dia tidak mungkin tidak akan berterima kasih. Dia pasti akan berterima kasih secara langsung. Apakah kamu yang lupa memberitahunya ?"

Aku tidak tahu harus berkata apa, "kamu hanya membantu masalah sekecil ini saja ingin orang lain berterima kasih di depanmu? Sikap apa itu."

"Aku bukannya ingin terima kasih, aku hanya ingin pergi melihat Tuan Muda Kedua Tsu. Kamu memanggil dia kakak kedua maka aku seharusnya memanggil dia kakak kedua juga, kita semua adalah keluarga sehingga aku perlu memperhatikan dia."

"Tuan Hua, mohon jangan memaksakan tali persaudaraan. Kita sudah bercerai dan tidak ada lagi tali persaudaraan yang dapat dibahas."

"Kamu tidak boleh berbicara seperti itu. Kalau begitu aku tanyakan padamu, jika Quinton kembali dan melihat Julian Tsu, dia akan memanggil apa? Bukannya dia juga harus memanggil dengan sebutan paman? Karena dia adalah paman dari Quinton, maka dari itu artinya kita masih ada tali persaudaraan." Yulianto Hua berbicara dengan lugas.

Aku tidak ingin membahas hal ini lagi dengan dia. Jika dia ingin pergi melihat Julian Tsu, biarkan dia melihat saja.

Pada siang hari ketika aku dan Yulianto Hua tiba di Nanju Hotel, Julian Tsu meminta seseorang untuk menyeduh teh dan menunggu kami di sampingnya terdapat kue khas Kota Y.

"Lama tak berjumpa CEO Hua." Julian Tsu sedikit membungkukkan badannya dengan duduk di atas kursi roda.

"Dengar-dengar kesehatan CEO Tsu menurun, apakah sudah membaik?"

"Sudah lumayan, tetapi masih dalam proses penyembuhan. Maaf membuat CEO Hua melihat masalah memalukan in idari Keluarga Tsu." Julian Tsu menghela nafas.

"Setiap keluarga pasti akan terjadi konflik, hal ini sudah sangat wajar. Kakak Tsu juga tidak perlu terlalu memikirkannya. Aku dan kakakku sendiri juga sering berkonflik, pada dasarnya semua manusia itu memiliki sifat egoisnya masing-masing."

Kata-kata Yulianto Hua ini sangat sempurna, dapat dikatakan dia berhasil menenangkan di titik yang tepat dan juga memiliki masalah yang sama dengan pihak lawan.

Mereka berdua sambil minum teh sambil berbicara. Aku pergi ke dapur untuk membantu pembantu menyiapkan makan siang.

Aku melihat seekor ikan yang masih hidup di dalam dapur, aku bertanya kepada pembantu bagaimana untuk mengurusinya. Sang pembantu mengatakan itu adalah ikan yang sengaja diantar oleh seseorang atas perintah tuan muda. Beliau mengatakan tunggu ada tamu penting baru dia akan memasaknya dengan sendiri. Dia takut jika menghidangkan kepada tamu yang lain, mereka tidak akan puas.

Maka dari itu aku keluar dan menanyakan hal ini. Julian Tsu juga mengatakan dia sengaja menyisakan ikan itu untuk Yulianto Hua dan memasaknya sendiri. Yulianto Hua menjadi sangat senang begitu mendengarnya, dia suka makan ikan dan tentu saja dia juga senang memasaknya sendiri.

Tunggu ketika Yulianto Hua selesai memasak ikan, maka perjamuan ini baru resmi dimulai. Sebenarnya aku sangat menyukai suasana seperti ini, sambil melihat kedua pria tampan sambil berbicara dan aku hanya mendengarkan dari samping dalam diam, meskipun begitu aku juga dapat mempelajari banyak hal. Ketika Yulianto Hua sedang berbicara dengan Rick Chen, terasa seperti kembali ke dunia persilatan. Tetapi ketika dia berbicara dengan Julian Tsu, bakat bisnisnya yang luar biasa akan muncul dalam percakapan santai.

Setelah selesai makan siang, biasanya dia akan tidur sebentar. Kemarin malam Yulianto Hua tidak tidur dengan baik, maka dari itu dia harus beristirahat.

Aku mengatur dia untuk beristirahat di ruang tamu bagian belakang. Aku kembali ke kamarku, tetapi beberapa saat kemudian, aku mendengar dia memanggil namaku dari luar.

Aku membuka pintu dan dengan pelan bertanya apa yang sedang dia lakukan, kita ini sama-sama sedang istirahat untuk apa dia menganggu aku.

Dia mengatakan dia ingin tidur bersamaku, dia mengatakan dia tidak nyaman tidur di ruangan ini, setiap kali dia memejamkan matanya, dia akan kembali teringat kejadian dimana dia tidap dapat melihatku dalam beberapa jangka waktu dan dia merasa sangat tertekan. Lalu dia menanyakan apakah dia dapat bersama denganku.

Aku tidak dapat memastikan apakah ucapan dia ini benar atau tidak, akan tetapi aku tahu di saat dia tidak dapat menemukanku dalam beberapa jangka waktu itu, aku memang tinggal di Nanju Hotel.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu