Nikah Tanpa Cinta - Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?

Aku sudah ditarik kembali sebelum menjawab pertanyaannya.

Tenaganya sangat kuat, dan aku tidak mampu melepaskan diri dari tarikannya, dia menarikku seperti sedang menyeret seekor anjing mati.

"Pria itu menyakitiku, tidak boleh membiarkannya pergi." Teriakku.

"Diam !" Dia menjawab dengan dingin, "Seorang wanita pergi ke tempat seperti ini, apakah kamu gila ?"

"Aku membuntuti pria itu, tangan pria itu ada bekas gigitanku.....lepaskan aku, aku akan pergi menemukannya. Bajingan, aku tidak akan mengampuninya....."

Mulutku sudah ditutupi sebelum aku selesai berbicara. "Diam, apakah kamu ingin semua orang yang di sini mengenalmu, yang nantinya akan mendatangkan masalah ? Serahkan kepada Alfred, tidak ada yang bisa melarikan diri."

Dia menarikku keluar dari gang, membukakan pintu mobil dan memasukkanku ke dalam mobil.

"Untuk kedepannya, serahkan hal-hal seperti ini kepada Alfred, kamu tidak perlu ikut campur, orang-orang ini sangat berbahaya, apakah kamu tahu ? Bodoh sekali !"

Meskipun dia sedang memarahiku, namun aku dapat merasakan bahwa sebenarnya dia sedang mengkhawatirkanku.

"Jika kami terlambat selangkah, apa yang akan terjadi denganmu ? Dasar bodoh !" Dia terus memarahiku.

"Bukankah aku telah berbagi lokasi denganmu, jadi aku tahu bahwa kamu pasti akan datang, bukankah kamu adalah tuan muda keempat yang mahakuasa, apakah kamu hanya berani menyakiti wanita ?"

Dia menatapku dengan dingin, bibirnya bergerak, kemudian menggelengkan kepalanya, seolah-olah malas berdebat denganku. Dia berbalik kepala dan melihat ke luar jendela mobil.

Kemudian, dia tampak sangat tidak senang dengan perkataanku tadi, dan menoleh dengan kesal, "Aku menyakiti wanita ? Kapan aku menyakiti wanita ?"

"Kamu menyakitiku !" Aku berterus terang.

"Kamu berselingkuh dengan Rick Chen, dan kamu berkata bahwa aku menyakitimu ? Aku tidak membunuhmu, itu sudah termasuk baik kepadamu !"

Ketika dia mengatakan ini, dia menggertakkan gigi, dan terlihat bahwa dia benar-benar sangat membenciku.

Bagi pria sombong seperti dia, diselingkuhi, tentu akan membuatnya sangat benci. Jika aku adalah dia, mungkin aku akan memahami kemarahannya. Tetapi aku benar-benar tidak selingkuh.

Ketika aku akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba ponselnya berdering, dan dia menjawab panggilan itu, lalu menyalakan mobil.

Aku duduk di sebelahnya dan melirik ke wajahnya. Dia masih terlihat sangat marah. Aku berpikir dalam hati, apakah aku perlu menjelaskan kepadanya, jika aku menjelaskan, akankah dia mendengarkanku ?

Orang ini selalu merasa dirinya benar, aku rasa jika aku mengatakannya, dia tidak akan percaya. Kecuali dia menyelidiki sendiri keseluruhan masalah ini.

"Apa yang telah orang-orang itu lakukan terhadapmu ? Hingga membuatmu membuntutinya sampai ke sini ?" Tiba-tiba dia bertanya kepadaku lagi.

"Apakah kamu akan percaya jika aku mengatakannya ?"

"Katakanlah !" Dia menjadi tidak sabar lagi.

"Hari itu aku menerima sebuah panggilan, mereka mengatakan bahwa Melvin bersama dengan mereka, dan memintaku untuk bergegas ke Martys Park dalam waktu setengah jam. Kemudian, aku menghubungimu dan juga menghubungi Alfred, namun kalian berdua tidak dapat dihubungi....."

"Kapan ?" Dia menyela perkataanku.

"Hari dimana terjadi hujan badai di sore hari."

"Hari itu aku pergi ke pedesaan untuk menyelidiki proyek pertanian, dan sinyal di sana tidak terlalu bagus."

"Aku khawatir akan keselamatan Melvin, dan ingin pergi keluar. Tetapi kamu telah berpesan kepada bawahanmu untuk tidak mengizinkanku keluar. Aku terpaksa diam-diam keluar dari jendela rumah. Kemudian, aku menunggu bus di luar, dan kebetulan bertemu dengan Rick Chen, tetapi saat itu aku tidak mengenalnya. Aku berjalan ke tengah jalan dan menghentikan mobilnya secara paksa."

Yulianto Hua diam, sepertinya dia sedang menganalisis kebenaran kata-kataku.

"Kemudian aku tiba di Martys Park, dan hujan turun semakin deras, tiba-tiba beberapa orang bergegas keluar dan mereka menendang perutku, lalu aku pingsan. Ketika aku sadar, bajingan itu ingin melecehkanku, kemudian Rick Chen muncul di sana. Namun, pada saat itu, aku tidak tahu bahwa namanya adalah Rick Chen, aku bahkan tidak tahu bahwa dia adalah musuhmu."

"Pakaianku sobek, sehingga dia melepaskan kemejanya dan memberikannya kepadaku. Aku tidak dapat berjalan, sehingga dia menggendongku keluar dari Martys Park, tetapi aku tidak menyangka bahwa gambaran tersebut ternyata difoto oleh orang lain. Sedangkan untuk masalah menginap, aku menginap di rumah sakit, kamu bisa memastikan sendiri ke rumah sakit."

"Kemudian dia mengantarku kembali, aku ingin mengembalikan biaya pengobatan kepadanya sehingga aku menanyakan namanya. Awalnya dia tidak mau memberitahuku, atas permintaanku yang terus-menerus, dia mengatakan bahwa namanya adalah Rick Chen. Beginilah kejadiannya."

Yulianto Hua masih diam, aku meliriknya dan mendapati wajahnya pucat.

"Jika kamu masih tidak percaya, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa." Aku menambahkan sebuah kalimat, dan berhenti berbicara.

"Apakah Rick Chen terlibat dalam perkelahian dengan orang-orang itu ketika menyelamatkanmu ?" Yulianto Hua bertanya.

Aku mengingat sejenak, "Tidak, begitu dia datang, orang-orang itu lari."

"Bodoh, apakah kamu tidak dapat merasakan bahwa semuanya ini telah direncanakan oleh Rick Chen ? Dia membunuh anakku dan membuatmu berterima kasih padanya !" Yulianto Hua berkata dengan marah.

"Benarkah ? Tetapi dia tidak terlihat orang yang seperti itu."

"Kamu begitu bodoh, bagaimana mungkin kamu bisa mengetahui ? Hati orang sulit diprediksi !" Katanya dengan marah, "Rick Chen, kamu membunuh anakku, aku tidak akan mengampunimu !"

Sambil berkata, dia menghantam setir dengan keras.

Berdasarkan apa yang dikatakan Yulianto Hua, tiba-tiba aku merasa bahwa hal ini juga tidak menuntut kemungkinan. Jika apa yang dikatakan Yulianto Hua itu benar, maka Rick Chen ini benar-benar mengerikan.

Pada saat ini, ponsel Yulianto Hua berdering lagi, sepertinya suara notifikasi dari Wechat. Dia memegang setir sambil melihat ponsel, aku juga ikut melirik ke ponselnya, tampaknya itu adalah lokasi berbagi. Yulianto Hua mempercepat kecepatan mobilnya.

Mobil Yulianto Hua melaju ke area gudang stasiun kereta api Shanghai di bagian barat, hingga tiba di sebuah gudang yang sangat besar.

Sebelum mobil berhenti, aku melihat seorang pria dengan tangan terikat dan berlutut di tanah. Pria itu adalah bajingan yang digigit olehku.

Alfred Jiang berdiri di samping sambil merokok. Ketika mobil Yulianto Hua tiba, seorang bawahan berlari dan membukakan pintu untuk kami.

"Tuan muda keempat, nyonya." Para bawahan membungkuk untuk memberi hormat.

Wajah Yulianto Hua menegang, dan dia menunjuk ke pria yang sedang berlutut seperti seekor anjing, "Apakah dia orangnya ?"

Aku mengangguk, "Itu dia, tangannya ada bekas gigitanku."

Tatapan Yulianto Hua melintas sedikit keganasan, "Patahkan sebelah kakinya sebelum bertanya kepadanya !"

Bawahan yang disebelahnya mengangkat pipa baja yang ada ditangannya dan menghantam ke kaki kiri bajingan itu. Aku mendengar teriakkannya seperti teriakkan seekor babi yang hendak dibunuh.

Bawahan yang lain memberikan sebuah kursi kepada Yulianto Hua, Yulianto Hua duduk, lalu berdiri lagi, dan memberi isyarat kepadaku untuk duduk.

Aku tidak duduk, jika aku duduk dan membiarkan dia berdiri di depan orang-orangnya, rasanya tidak memberinya muka, jadi kami semua hanya berdiri.

"Siapa yang memerintahmu ?" Yulianto Hua berjalan mendekati pria tersebut, dan meletakkan kakinya di tangan bajingan itu. Bajingan itu berteriak kesakitan lagi.

"Rick Chen yang memerintah kami untuk melakukannya, ampuni kami Tuan muda keempat."

Yulianto Hua menoleh untuk menatapku, yang artinya benar apa yang dikatakan oleh Yulianto Hua, wanita bodoh ini, telah masuk ke dalam perangkap orang lain.

Meskipun pria itu mengatakan bahwa Rick Chen yang memerintah mereka, namun aku tidak begitu percaya. Karena aku adalah korban, reaksi Rick Chen pada saat itu tampaknya tidak sedang berakting.

"Carilah beberapa orang lain yang terlibat dalam kejadian ini, hajar mereka dan kirim ke Rick Chen."

Setelah Yulianto Hua selesai berbicara, dia berbalik dan berjalan ke arah mobilnya.

Setelah berjalan beberapa langkah dan melihatku yang masih kebingungan, dia mendekatiku dan meraih tanganku dengan lembut, "Mari kita pulang, orang yang menyakitimu, aku pasti akan membuatnya membayar harganya."

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu