Nikah Tanpa Cinta - Bab 392 Diduga Teman Lama

Kakak kedua tertegun, "Untuk apa ke pabrik sepatu?"

Di hadapan kakak kedua, ak merasa tidak perlu berbohong, “Aku ingin dekat dengan pembantu yang dulu bekerja di Keluarga Tsu, aku ingin lebih mengenal masalah Feline Tsu.”

Kakak kedua mengangguk, "Apakah di hatimu ada keraguan?"

"Aku menemukan foto di kamar Feline Tsu, salah satunya ada Feline Tsu, dan satunya lagi namanya Crystal Lin. Aku juga kenal Crystal Lin itu, dan dia pernah suka Yulianto Hua, tapi Crystal Lin tidak mengakui dia mengenal Feline Tsu. Jadi kupikir ini aneh, aku ingin mencari tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi. "

"Aku tahu. Pergilah ke pabrik sepatu, aku akan menelepon direktur pabrik. Katakan saja kamu mau memeriksa pekerjaan mereka."

……

Karena kakak kedua sudah menyapa mereka, jadi saat sampai di di pabrik sepatu, sekelompok staf manajemen pabrik sepatu tersebut sudah menyambutku di gerbang, membuatku merasa sedikit malu.

Karena dikatakan aku datang untuk memeriksa pekerjaan, tentu saja aku harus memutari sekitar bengkel. Belum lama ini peralatan di pabrik sepatu sudah diganti, dan lebih canggih. Aku juga tidak mengerti soal pembuatan sepatu, jadi aku juga tidak bisa memberikan saran apapun, hanya bisa memuji, dan para staf manajemen merasa sangat senang.

Dari perkataan mereka, aku mengenal, jika sebelumnya pabrik sepatu ini untuk produk import, lalu karena kualitas peralatannya yang menurun, dan kemampuan manajemen rendah, hasil produksi tidak memenuhi persyaratan merek luar, jadi akhirnya tereliminasi. Sehingga dalam jangka waktu tertentu, ribuan pekerja menganggur.

Lalu belakangan ini, pemerintah daerah mencari Kakak kedua, meminta kakak kedua mengambil alih, membantu menyelesaikan krisis pengangguran ini. Lalu kakak kedua membeli pabrik dengan harga murah dan menerima kebijakan bebas pajak selama lima tahun yang diajukan pemerintah daerah. Setelah Kakak kedua menjalankan pembaruan, akhirnya situasi pabrik membaik.

Kemudian, peralatan pabrik diganti, dan sistem manajemen dioptimalikan, dan melakukan serangkaian tindakan. Pabrik pun kembali hidup, dan merek asing yang tadinya menolak order, datang kembali, tapi Kakak kedua menolak, kakak kedua meminta pabrik untuk membuat merek sendiri. Tapi menyadari bahwa itu sulit dilakukan, karena merek terkenal tidak bisa semudah itu dibuat, butuh waktu lama untuk mengerjakannya.

Lalu, kakak kedua menemukan cara baru untuk menyelesaikan masalah ini, dan mulai membuat cetakan sepatu. Para pengguna internet yang memberikan desainnya, lalu diproduksi di pabrik. Untuk sementara waktu, ide ini diterima. Namun masalahnya adalah biaya modal yang tinggi. Hampir sulit mendapat untung. Untungnya hampir saja nihil.

Akhirnya kakak kedua menemukan cara untuk menyeimbangkan semuanya, yaitu membuat produksi massal dalam waktu bersamaan. Dan jika ada desain netizen yang sangat bagus, setelah persetujuan netizen itu, akan dibayar dan diproduksi dalam jumlah banyak, dan dijual ke pasaran. Dengan begini pabrik akan mendapat untung besar, pabrik tersebut telah menjadi pembayar pajak terbesar di kota kecil itu setelah mengalami kerugian.

Jadi karena ini, para manajer hingga pekerja sangat berterima kasih kepada kakak kedua. Jika membahas tuan muda kedua **, semua orang sangat memujinya, berkata bahwa kakak kedua adalah penyelamat mereka. Dan aku diutus kakak kedua untuk memeriksa pekerjaan mereka, jadi tentu saja mereka menanggapinya dengan sangat serius, dan saat di telepon kakak kedua juga secara khusus memberi tahu bahwa aku adalah adiknya.

Setelah selesai menjelajahi bengkel, aku berjalan mengelilingi gudang dan kantor, akhirnya sampai ke ruang rapat. Sebenarnya, aku juga tidak banyak bicara, hanya memujinya saja, lalu menunjukkan bahwa Grup Fu sangat mementingkan pabrik ini, dan berharap semua orang akan terus bekerja keras.

Kemudian saat sudah waktunya makan malam, di pabrik ada kantin. Tapi, Manager berkata bahwa saat makan siang, jumlah karyawan terlalu banyak, tidak nyaman jika makan di kantin, jadi dia mengatur agar aku makan di restoran yang berada di luar pabrik.

Sebenarnya aku tidak mau makan di rumah, karena aku ingin mendekati para pekerja. Aku ingin mencari tahu pekerja yang pernah bekerja di rumah Keluarga Tsu, aku inging mendengar hal yang berkaitan dengan Feline Tsu.

Tapi karena pimpinan pabrik sudah mengatur seperti itu, aku tidak bisa menolak. Jika dipikirkan, akan sangat sulit pergi ke kafetaria yang berisi ribuan pekerja.

Saat makan, aku mencoba menyelidiki dulu, dan katanya pekerja di pabrik sepatu ada beberapa yang pernah menjadi pelayan keluarga Tsu, kakak kedua memintaku untuk menyelidiki bagaimana keadaan mereka sekarang ini, apa ada kesulitan.

Direktur pabrik mengatakan bahwa kakak kedua sangat menjaga mereka, jadi tidak ada yang bekerja di bagian produksi, setelah menjalani pelatihan, mereka semua berada di bagian internal. Pekerjaan mereka lebih santai.

Aku berkata jika ada waktu, aku ingin bertemu mereka. Direktur berkata tentu saja ada waktu, jadi setelah makan, dia akan mengatur agar aku bertemu dengan mereka.

Setelah makan, saat di ruang rapat, aku bertemu dengan kurang lebih 20 orang yang pernah menjadi pelayan Keluarga Tsu. Usia mereka tidak sama, yang paling tua berumur 60 tahun, dan yang paling muda berumur 40 tahun. Mereka punya pekerjaan sendiri di pabrik sepatu, dan pekerjaan mereka sangat bagus.

Hasilnya, ada dua pelayan berusia lima puluhan yang terlihat sangat bersemangat, keduanya menatapku dengan mata memerah. Tapi tidak berani bicara.

Aku tahu bahwa mereka orang yang ku cari. Mereka sangat senang karena mereka dapat mengenalku, Mereka tidak berani berbicara karena mereka tidak percaya bahwa orang yang mereka kenal masih hidup.

Orang yang mereka kenali tentu saja bukan aku, melainkan Feline Tsu.

Aku mengucapkan pidato singkat, yang terpenting adalah menyampaikan salam kakak kedua kepada mereka. Lalu setelah yang lain pergi, aku meminta agar kedua bibi itu tetap di ruang rapat.

Segera setelah orang-orang itu pergi, aku menutup pintu ruang rapat, ketika berbalik, mereka sedang berbincang, salah satu dari mereka menangis, dan yang satunya tampak gugup.

“Bibi, apakah kalian mengenaliku?” Tanyaku sambil tersenyum.

Mereka saling memandang satu sama lain, takut untuk berbicara.

"Kalian berdua tidak perlu mengatakan apa-apa, jangan mempersulit keadaan. Hari ini aku khusus datang menemui kalian.” Aku memberi sintal agar mereka tidak merasa gugup.

Mendengar aku berkata seperti ini, mereka saling berpandangan lagi, salah satu yang menitikkan air matanya terus menangis, lalu bertanya padaku, “Nona *, apakah ini benar-benar kamu? Bukankah mereka mnegatakan …. Kamu sudah tidak ada?"

Benar saja, mereka mengenaliku sebagai Feline Tsu. Jadi mereka senang dan juga gugup, mungkin sedikit takut. Bagaimanapun, Feline Tsu sudah mati.

"Aku bukan Feline Tsu, aku Ivory Yao, hanya saja aku mirip seperti Feline Tsu."

Sambil bicara, aku mendekati mereka. Agar mereka bisa melihatku lebih jelas.

Kedua bibi itu hampir terperangah, wajah mereka seperti tidak percaya. Salah satu dari mereka terus menggelengkan kepalanya, "Tidak, kamu adalah nona besar *, aku tidak akan salah mengenali."

Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, aku merasa perasaanku sedikit rumit.

"Bibi, aku benar-benar bukan Feline Tsu. Aku tahu aku sangat mirip dengannya, tapi aku bukan dia. Selama bertahun-tahun, dia sudah tidak ada di dunia ini."

Bibi itu mendekatiku lagi, menatap wajahku, dan masih menggelengkan kepalanya, "Tidak, kamu adalah nona besar*, aku sudah melayanimu selama beberapa tahun, dan tidak mungkin aku salah mengenalimu. Bukan karena wajahmu yang mirip, kamu memang Nona BesarP.”

Aku pikir dia berkata seperti ini, pasti ada alasannya. Jadi aku bertanyai, "Lalu kenapa kamu berpikir bahwa aku adalah Feline Tsu?"

Jawabannya benar-benar mengejutkan.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu