Nikah Tanpa Cinta - Bab 201 Masuk akal
“Apa yang kamu senyumkan?” Tanyaku kepada Yulianto Hua, “Apakah kamu tahu, orang seperti kamu kalau tersenyum akan membuat orang merasa membahayakan.”
“Jadi aku tidak boleh tersenyum?” Dengan cepat Yulianto Hua memudarkan senyumnya.
“Bukannya tidak boleh tersenyum, tapi karena kamu biasanya jarang senyum, jadi membuat orang merasa aneh ketika kamu tiba-tiba senyum.”
“Jadi kamu suka jenis orang yang selalu senyum bodoh walaupun tidak ada apa-apa?” Yulianto Hua menatapku dengan meremehkan.
“Bukan begitu juga, ini susah dijelaskan.”
“Aku ingin tahu, apakah sikap bibi Feng terakhir karena kamu?” Tanya Yulianto Hua tiba-tiba.
“Kenapa kamu berpikir seperti itu?” Aku balik bertanya.
“Dia tidak bersuara terus, aku sudah merasa aneh. Kemudian kamu dan dia sama-sama sedang melihat ponsel, kalian juga berkomunikasi lewat mata, seharusnya kamu sedang mengobrol dengan dia di ponsel, tapi bagaimana kamu membujuknya untuk mendukung aku, itu yang tidak aku mengerti.”
Aku menjawab dengan tertawa juga, “Kalau tidak mengerti jangan dipikirkan lagi. Normal saja ada komunikasi antara dua wanita, justru kamu yang seorang pria kenapa memerhatikan wanita?”
“Aku bukannya memperhatikan wanita. Aku hanya tidak mengerti, kamu memberikan janji apa kepada bibi Feng agar dia mendukung kamu?”
Tentu saja aku tidak boleh memberitahunya soal waktu itu aku memaksa Erika Feng menulis bahan, karena tentang aku memaksa Erika Feng menemaniku menghadapi Crystal Lin tidak boleh sampai diketahui Yulianto Hua.
“Sudahlah, tidak membicarakan ini lagi, lebih baik pikirkan nanti saat menghadapi wartawan bicaranya bagaimana.” Aku mengalihkan topik.
“Hanya soal kecil, tidak perlu gugup. Sebenarnya para wartawan ini tidak peduli dengan kenyataan, yang mereka pedulikan adalah bagaimana caranya membuat berita menjadi heboh, agar perusahaan tempat mereka bekerja menjadi pusat perhatian orang. Asalkan bisa memahami satu hal ini, maka gampang sekali untuk menghadapi mereka.”
Sambil bicara, mereka sudah keluar dari lift, Yulianto Hua mengisyaratkan aku untuk merangkul lengannya, kemudian berjalan keluar bersama.
Di depan pintu gedung sana sudah dipenuhi oleh wartawan, kalau bukan karena ada petugas keamanan yang menghadang, mungkin mereka sudah menyerbu masuk.
Aku muncul di hadapan wartawan dengan merangkul lengan Yulianto Hua, para wartawan tersebut langsung tidak berhenti memotret dan ingin menyerbu masuk.
Air muka Yulianto Hua berubah, serta melambaikan tangan mengisyaratkan mereka untuk tidak maju. Dia berwibawa sekali, para wartawan itu benar-benar menghentikan langkah mereka.
“Semuanya jangan berebut, istriku akan memberitahukan apa yang ingin kalian ketahui. Aku ada urusan lain, jadi harus pergi dulu.”
Yulianto Hua melihat aku sekilas, mengisyaratkan aku untuk melepaskan lengannya. Aku agak kebingungan, aku mengira dia yang akan menghadapi para wartawan ini, tidak disangka dia malah membuang aku di hadapan wartawan dan kabur sendiri?
Ini sama sekali berbeda dengan yang aku pikir, apa yang dia lakukan?
Alfred Jiang sudah datang menghampiri, dengan wajah garang ia membuka jalan di kerumunan wartawan, lalu membawa Yulianto Hua pergi.
Wartawan-wartawan ini tahu julukan buruk dari Yulianto Hua, tidak ada yang berani menghadangnya, orang-orang yang beraninya hanya kepada orang lemah ini langsung mengerumuni aku di tengah.
Aku kesalnya sampai ingin mengumpat leluhur Yulianto Hua, tapi tidak ada waktu untuk mengumpat lagi, sekarang aku harus menghadapi wartawan, aku hanya bisa dengan tersenyum membiarkan mereka memotret aku sesuka hati, sedangkan dalam hatiku tidak berhenti berpikir harus bagaimana.
“Nona Yao, Tuan Hua bilang kamu akan menjelaskan semuanya, bagaimana anda merancang rencana penculikan putri Winsen Chen?” Seorang wartawan wanita bertanya dengan pedas.
Air mukaku langsung dingin, “Kalau kamu adalah hakim, cara kamu seperti ini disebut deduksi bersalah. Kamu secara subjektif sudah menganggap aku bersalah, lalu apa lagi yang bisa kukatakan? Kamu hanya seorang wartawan, tanpa mempedulikan kenyataan dan langsung tanya bagaimana aku merancang penculikan, ini kamu sedang memfitnah aku, pengacaraku akan menghubungi perusahaan kamu.”
Para wartawan menjadi agak diam, aku juga tidak bersuara, membiarkan mereka memotret sesukanya.
Setelah kira-kira memotretnya sudah cukup, mereka pun hening.
Kalau dibiarkan begitu, mereka juga tidak akan mendapat bahan berita yang bermakna.
Dalam hatiku sudah berpikir harus bagaimana menjelaskannya, juga tahu tidak bisa mengundur lagi, hari ini kalau para wartawan ini tidak mendapat berita apa pun, mereka tidak akan melepaskan aku.
“Ada beberapa hal yang ingin aku jelaskan mengenai masalah ini, pertama, aku tidak tahu apa-apa tentang penculikan putri Direktur Chen. Hari itu ketika dia menemui aku juga tidak mengungkit masalah ini, aku juga tahunya dari televisi. Aku sudah bekerja sama dengan pihak polisi untuk penyelidikan, sejauh ini pihak polisi tidak punya bukti bahwa masalah ini ada kaitannya dengan aku, mengenai satu hal ini jika kalian tidak percaya, boleh bertanya ke pihak kepolisian. Jadi aku berharap ketika memberitakan masalah ini, jangan secara subjektif menganggap aku bersalah, jangan langsung tiba-tiba memakai teori muslihat tanpa dasar.
Karena ada kritikan aku terhadap salah satu wartawan tadi, tidak ada seorang pun yang berani berbicara setelah aku menjelaskan, semuanya sedang menunggu kelanjutanku, aku mengusap rambut di keningku dan melanjutkan.
“Kedua, kami membeli saham direktur Chen dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar, intinya kami tidak merugikan Direktur Chen, melainkan membiarkan dia mendapat untung. Sehingga kami tidak perlu melakukan hal ini dengan cara yang melanggar hukum. Kalau kami benar-benar melakukannya, kami bisa membuat Direktur Chen menjual sahamnya dengan harga yang paling rendah, untuk apa membelinya dengan harga tinggi?”
“Terakhir yang terpenting adalah soal pembelian Lanhai Technology, ini merupakan penanaman saham pribadi dari aku dan Yulianto Hua, tidak ada hubungannya sedikit pun dengan Hua’s Inter Company. Berharap semuanya jangan mengaitkan hal ini dengan Hua’s Inter Company, lebih tidak lagi menggunakan masalah ini untuk memberitakan Hua’s Inter Company yang tidak-tidak. Kenyataan pasti akan terbongkar suatu hari nanti, di saat belum ada kesimpulan, berharap semuanya bisa memberitakan masalah ini dengan objektif, jangan sembarangan menulis. Tiga hal ini yang ingin aku sampaikan.”
“Nona Yao, sebelumnya hubungan kamu dengan Yulianto Hua kurang baik, sekarang sudah kelihatan mesra, apakah ini sengaja diperlihatkan ke kita?” Tanya seorang wartawan wanita.
Aku tersenyum, “Terima kasih perhatian dari semuanya, hubungan aku dan Yulianto Hua selalu baik, tidak pernah ada perselisihan atau apa pun itu. Semua tebakan di luar sana itu tidak berdasar apa-apa. Apa yang dikatakan dari aku dan Yulianto Hua baru merupakan kenyataan, terima kasih atas perhatiannya kepada kami suami istri, kami pasti akan berusaha bersama sampai selamanya.”
Aku percaya Crystal Lin dan Felicia Chen pasti akan mendengar apa yang kukatakan tadi, aku memang mengatakannya untuk didengar oleh mereka.
Setelah menjawab beberapa pertanyaan untuk memenuhi nafsu gosip mereka, barulah mereka membiarkan aku pergi.
Sekembalinya ke Shanghai Telecom, dari jauh sudah melihat ada wartawan juga di depan pintu sana.
Aku tidak masuk ke dalam, melainkan keliling satu putaran dan pulang ke Maple Garden.
Menghadapi wartawan adalah sesuatu yang melelahkan, harus mengatur ekspresi, juga memperhatikan pemilihan kata, tidak berhati-hati sedikit saja sudah dijadikan berita oleh mereka, jadi cukup sampaikan apa yang perlu disampaikan, tidak perlu menemui wartawan berulang kali.
Sesampainya dirumah, aku melempar sepatu hak tinggiku, dan berbaring istirahat di sofa.
Kukeluarkan ponsel untuk melihat berita, video wawancaraku sudah keluar, bukannya terlalu narsis, tapi aku tampak lumayan bagus di kamera, namun di kolom komentar lebih banyak memusatkan perhatian ke Yulianto Hua, aku adalah orang yang menjawab wawancara, tapi malah menjadi daun hijau yang mendampingi bunga.
Tidak salah apa yang dikatakan Yulianto Hua, yang diperhatikan kebanyakan orang hanyalah gosip, bukan kenyataan dari sebuah masalah.
Berbagai komentar tersebut berasal dari anak muda, bahkan merupakan wanita muda yang memuji ketampanan Yulianto Hua, kemudian tanda seru yang panjang di belakang, mereka sama sekali tidak peduli dengan apa yang aku katakan.
Tentunya juga ada yang mengumpat, bilang aku mengeyel, bilang aku pelacur tapi masih ingin tampak suci.
Aku juga sudah punya persiapan hati diumpat, ini memang normal sekali, aku tidak naik darah.
Saat ini Yulianto Hua menelepon, “Bagus sekali penampilannya, sudah kuduga kamu pasti bisa. Dan kamu juga kelihatan cantik, sangat cocok masuk kamera. Aku merasa kamu boleh masuk ke dunia hiburan.”
“Yulianto Hua, kamu seorang pria, malah membuang aku ke wartawan, sekarang masih bicara seperti ini di sini, masih merasa enak hati?”
Ucapan Yulianto Hua seolah sedang menahan tawa, “Aku memberi kamu kesempatan untuk masuk kamera, malah dibilang mencampakkan kamu? Kamu adalah nyonya muda keluarga Hua, adalah wanita aku, Yulianto Hua, pasti akan ada saatnya harus berhadapan dengan wartawan, banyak memberi kamu kesempatan untuk berlatih, masih tidak terima? Kalau aku ada di sana, menurutmu apakah kharismamu bisa melampaui aku? Apakah menurut kamu wartawan akan memperhatikan kamu? Justru di saat aku tidak ada, barulah kamu bisa menjadi pusat perhatian.”
Ucapan ini seolah sedang mengelak, tapi sepertinya juga masuk akal.
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaMenunggumu Kembali
NovanMata Superman
BrickDemanding Husband
MarshallAwesome Husband
EdisonCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng