Nikah Tanpa Cinta - Bab 348 Apakah aku sudah gila

Tak ku sangka aku menyuruh Yulianto Hua memelukku, apakah aku sudah gila?

Rekaman selanjutnya bahkan lebih sulit dilukiskan dengan kata-kata. Aku menghampiri Yulianto Hua, lalu aku memeluknya dan bahkan menciumnya!

Setelah berciuman dengan intens, aku melepas pakaian Yulianto Hua! Bisa dikatakan Yulianto Hua cukup kooperatif, begitu tanganku menyentuhnya, dia merentangkan tangannya, agar aku bisa dengan mudah melepas pakaiannya.

"Oh, kamu sudah melihat keseluruhan proses ini dengan jelas kan, yang selanjutnya tidak boleh direkam, kalau aku merekamnya aku akan terlihat jahat. Tunggu sebentar, aku akan menghalangi kameranya dulu."

Lalu rekamannya menjadi gelap, mungkin Yulianto Hua menggunakan sebuah baju untuk menghalangi kamera. Meskipun rekamannya gelap, tapi suaranya sangat jernih. Sebagian besar suara adalah suara yang aku keluarkan, aku sama sekali tidak menahan diri, ini benar-benar sangat memalukan ...

Aku mematikan kamera itu, tapi karena merasa tidak tenang aku menyalakannya lagi, dan menghapus rekaman itu. Setelah itu aku kembali ke kamar dan berbaring di atas tempat tidur, lalu aku menarik selimut dan menutupi kepalaku. Aku bersumpah kelak aku tidak akan mabuk lagi. Saat mabuk aku benar-benar gila sampai-sampai aku hampir tidak mengenali diriku.

Kepalaku mulai terasa berat, lalu aku pun tertidur. Saat aku bangun, kepalaku tidak terlalu sakit lagi. Lalu aku mendengar ada pergerakan di sampingku, saat berbalik aku melihat Yulianto Hua berbaring di sampingku, tangannya sedang mengetik sesuatu di laptop.

“Kapan kamu masuk?”aku memelototinya.

"Kamu sudah melihat rekaman itu? Mengairahkan tidak? Seru tidak?" tanya Yulianto Hua.

Begitu dia membahas soal rekaman itu, aku langsung merasa malu dan bersembunyi di balik selimut. Yulianto Hua menarik selimutku, "Kenapa kamu bersembunyi? Bukankah kamu sangat ganas? Ini bukan gayamu."

“Aku ngantuk, aku mau tidur, pergi sana, kembalilah ke kamarmu.”kataku tidak senang.

"Kamu mau tidur? Tadi malam kamu tidak mau melepaskanku dan tidak mengizinkan aku tidur. Saat aku kembali ke kamarku kamu mengejarku ke sana, sekarang kamu tahu kan kenapa bajumu tidak ada di kamarku?"

Wajahku sudah memerah karena malu, "Kamu bicara sembarangan, aku tidak percaya, aku juga tidak mau dengar! Kamu bicara sembarangan. Kamu mengarang cerita!"

"Aku mengarang cerita? Bagaimana performamu di rekaman itu kamu tidak tahu? Kamu tidak melihatnya dengan jelas? Kamu masih mengatakan ..."

"Aku tidak mau dengar, aku tidak mau dengar! Meskipun aku salah, semuanya juga gara-gara kamu! Jelas-jelas kamu tahu aku sudah mabuk, tapi kamu masih mencekokiku minum, kamu memang punya maksud yang tidak baik !" aku langsung menyela ucapannya.

"Karena kamu sangat tidak masuk akal, baik, anggap saja itu salahku. Lain kali aku yang akan minum sampai mabuk, lalu setelah mabuk aku akan membuat onar seperti kamu, lihat apa yang akan kamu lakukan."

“Keluar sana, aku mau tidur!” aku menendang Yulianto Hua.

"Kalau kamu mau tidur ya tidur saja, aku mau membaca dokumen di sini memangnya kenapa? Kamu bisa mengangguku semalaman, kamu bisa tidur di lenganku, aku berada di sampingmu sebentar saja tidak boleh?"

"Aku tidak mau kamu di sini, aku mau kamu keluar! Aku mau tidur."

Dengan tidak berdaya Yulianto Hua meletakkan laptopnya, "Baik, aku akan pergi ke ruang kerja, kamu tidur dulu. Sebentar lagi bangun untuk sarapan, tadi malam kamu minum terlalu banyak, setelah bangun minum sedikit yogurt agar kamu merasa enakkan."

Aku berkata, "Cepat keluar, aku mau tidur."

...

Belakangan ini aku terlalu capek, selain itu tadi malam aku tidur terlalu larut, saat aku bangun sudah siang. Tak kusangka Yulianto Hua tidak datang menggangguku lagi dan membiarkan aku tidur sampai jam segini.

Tapi aku tidak menyangka bukannya Yulianto Hua tidak menggangguku, tapi dia sendiri sedang tidur dengan pulas! Ini benar-benar bukan gayanya. Dia selalu bangun pagi. Tidak peduli seberapa malamnya dia tidur, keesokan harinya dia selalu bisa bangun tepat waktu untuk berolahraga, lalu dia akan pergi bekerja dengan bersemangat dan penuh energi.

Aku merasa sedikit mual, untungnya Kak Yulie sudah menyiapkan bubur dan yogurt. Setelah memakan bubur dan meminum yogurt, aku berjalan-jalan di taman. Tak kusangka sampai sekarang Yulianto Hua masih belum bangun.

Aku pergi ke atas untuk membangunkannya. Pintunya tidak terkunci dari dalam, jadi aku mengambil kunci untuk membukanya, Yulianto Hua sedang tidur dengan sangat nyenyak.

“Hei, bangun, sudah waktunya makan siang, kamu masih tidur.” Aku mengguncangnya.

Dia hanya diam dan berbalik untuk melanjutkan tidurnya.

Karena tidak bisa membangunkannya, aku harus memikirkan cara, oelh karena itu aku menjulurkan tangan untuk mencubit hidungnya, tapi tiba-tiba dia membuka matanya dan mengejutkanku. Sebelum aku sempat bereaksi, aku sudah dia tarik dan dia timpa di bawah tubuhnya

Saat aku hendak mengatakan sesuatu, bibirku sudah dicium olehnya, aku menjulurkan tangan untuk mendorongnya, tapi aku tidak sanggup mendorongnya. Tangannya mulai dia masukkan ke dalam pakaianku.

Aku benar-benar menyesal, tidak seharusnya aku datang untuk membangunkannya, dan membuat diriku menjadi mangsanya

Saat dia hendak melucuti pakaianku, akhirnya aku berhasil melepaskan diri darinya. "Apa yang ingin kamu lakukan di siang bolong?"

“Kenapa? Memangnya hanya kamu yang boleh menggodaku, aku tidak boleh menggodamu?” Yulianto Hua menarikku dan tidak mau melepaskanku.

"Baik, sekarang kamu sudah menggodaku, aku sudah bisa pergi."

"Apa-apaan ini, apakah setelah kamu menggodaku kamu langsung melepaskanku? Bukankah kamu baru tidur setelah menyiksaku semalaman! Kamu menyiksaku di malam hari, aku menyiksamu di siang hari, ini baru adil."

“Tuan Hua, kamu harus memperhatikan kesehatanmu, jangan terlalu memaksakan diri.” Aku membujuknya dengan serius.

"Nona Yao tidak perlu khawatir aku masih sanggup, jadi kamu tidak perlu ragu-ragu, aku sudah siap."

“Tidak boleh, demi kesehatan Tuan Hua, aku tidak boleh terus melakukan kesalahan. Kita berhenti saja, Kak Yulie sudah memasak makan siang. Kalau kamu masih tidak bangun, Kak Yulie akan naik dan memanggilmu lagi."

“Tapi apinya sudah menyala, apakah akan dipadamkan dengan paksa? Kalau seperti itu bukankah tidak baik untuk kesehatan? Kalau aku sakit, kamu akan bertanggung jawab?” Yulianto Hua menatapku.

Aku benar-benar tidak bisa melakukannya, jadi saat mendapatkan kesempatan aku bergegas berlari ke arah pintu , " Cepat bangun dan bersiaplah untuk makan siang."

"Ivory Yao, ingat baik-baik! Saat kamu menginginkannya, kamu mati-matian menggodaku. Saat kamu tidak ingin kamu langsung kabur. Kepribadianmu sangat buruk." Yulianto Hua sedikit marah.

Aku tersenyum kepadanya, "Kamu membuatku mabuk, aku masih belum membuat perhitungan kepadamu, mana ada orang yang sangat tidak tahu malu sepertimu, sudah salah masih berani menyalahkan orang lain."

"Rekaman itu adalah bukti kamu yang memancingku duluan. Kamu masih menyangkal?"

Aku mengangkat daguku sambil melihat ke atas, "Rekaman apa? Kenapa aku tidak tahu? Aku belum pernah melihatnya. Kamu sedang bercanda? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang kamu katakan."

"Baik, kamu benar-benar kejam, kamu sudah menghapus rekamannya kan? Kamu pikir karena tidak ada buktinya, kamu bisa menyangkalnya kan? Lain kali setelah aku merekamnya, aku akan membuat copyannya, sampai saatnya aku ingin lihat kamu akan mengaku atau tidak!"

Aku mendengus lalu turun ke bawah untuk membantu Kak Yulie menyiapkan makan siang. Hari ini adalah akhir pekan yang santai yang sulit diperoleh.

Dari Kota Y ke Shanghai kali ini sebenarnya tidak ada urusan penting, aku hanya ingin bertemu dengan beberapa orang.

Makan siang akhirnya siap, Yulianto Hua juga sudah selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian olah raga, sepertinya dia akan pergi keluar untuk berolahraga. Saat tubuh tingginya dibaluti dengan setelan jas terlihat sangat bagus, tapi saat dibaluti dengan pakaian olahraga juga sangat bagus. Selain itu dia terlihat lebih maksulin.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu