Nikah Tanpa Cinta - Bab 356 Kejadian Tak Terduga

Pagi di hari Senin, seperti biasa aku mulai bekerja. Semua sama seperti dulu, hanya saja ada lebih banyak pekerjaan, yang membuatku sibuk hingga sore. Tiba-tiba menerima sebuah pemberitahuan lewat e-mail, memintaku menghadiri rapat di pusat Kota Y esok hari.

Aku tidak berani berlama-lama, segera memesan tiket kereta untuk malam hari. Sepulang kerja, aku beres-beres sebentar di rumah, lalu bergegas menuju stasiun kereta. Tiba di stasiun, aku segera menelepon Kakak Kedua, memberitahu dia bahwa nanti malam aku akan pulang, demi menyiapkan rapat besok.

Setelah menaiki kereta, meletakkan barang bawaan, saat akan segera duduk, aku menyadari seorang perempuan di samping terus melihatku dengan tatapan tegang, ternyata itu adalah Crystal Lin sudah sudah lama tidak aku jumpai.

Dulunya Crystal Lin bisa dikatakan sebagai lawan terbesarku, tetapi semenjak aku bercerai dengan Yulianto Hua, persaingan itu pun mereda dengan sendirinya. Tak perduli sedendam apa kami dulu, itu hanyalah masa lalu, aku pun tersenyum padanya, kemudian dia membalas dengan senyuman pula.

Aku duduk ke kursi, mengatur kemiringan sandaran kursi ke posisi yang nyaman, kemudian memejamkan kedua mata untuk istirahat.

Baru istirahat sejenak, tiba-tiab teringat sesuatu yang amat penting. Aku membuka mata, tersadar Crystal Lin sedang memerhatikanku.

Hal ini sontak membuatku waspada, jangan bilang dia masih teringat masalah waktu itu, memanfaatkan saat aku tidur untuk bertindak jahat padaku?

“Kamu cantik sekali, pantas saja dia begitu menyukaimu.” Kata Crystal Lin sambil tersenyum padaku, aku tidak menemukan kebencian dalam senyumannya, juga tidak menemukan keramahan.

Yang baru dia sebut tak lain adalah Yulianto Hua. Dia bisa mengucapkan kata-kata seperti itu, membuatku sedikit terkejut. Karena dulu pandangannya selalu satu, dia berjasa pada Yulianto, dan Yulianto hanya akan menyukai dirinya saja.

Aku tidak menanggapi perkataannya, hanya tersenyum, lalu mengucap terima kasih.

“Hubungan kalian masih baik-baik saja kan?” Namun dia malah sangat berniat mengajakku bicara.

Dalam hati aku berpikir, apakah dia sengaja menyindirku, atau mungkin memang tidak tahu aku sudah bercerai dengan Yulianto? Dia begitu perduli dan perhatian pada Yulianto, seharusnya sangat memahami semua tentang dirinya, bagaimana mungkin tidak tahu mereka sudah bercerai sejak lama?

“Tidak baik.” Jawabku dengan nada datar.

“Kenapa?” Tanyanya lanjut.

“Aku sudah cerai dengannya, memangnya kamu tidak tahu ya, atau sebenarnya kamu tahu, tetapi ingin menyulitkanku saja. Jika memang seperti itu, aku harus memberitahumu, bahwa aku sama sekali tidak merasa dipersulit. Pertemuan dan perpisahan adalah hal yang sangat wajar, bukankah kamu juga tidak berhasil hidup berdua dengannya?”

Dia tercengang sesaat, seolah merasakan maksud tidak baik dari perkataanku. Tidak langsung berbicara, namun berpikir cukup lama. Setelah itu baru berkata, bukan itu maksudku, kamu salah paham.

Dia tidak berdebat denganku, malah membuatku merasa tidak enakan. Dalam hati berpikir mungkin saja aku sendiri yang terlalu sensitif.

“Maaf, ada beberapa hal yang cukup sensitif bagiku. Hingga membuat suasana hati menjadi tidak baik, sungguh memalukan.” Kataku dengan nada datar.

“Oh, tidak masalah, sangat wajar kok. Aku juga pernah mendengar kabar perceraian kalian, tetapi ada suatu kali aku bertemu dengannya, menanyakan hal ini padanya, dia malah tidak mengakuinya, katanya kalian tidak benaran bercerai, itu semua hanyalah gosip, makanya sekarang aku bertanya lagi padamu.”

Ternyata yang Yulianto katakan pada Crystal, mereka sama sekali tidak bercerai. Jika memang seperti itu, aku pun harus mempertahankan satu bahasa dengan Yulianto.

Tetapi baru saja aku sudah mengucap kata cerai, jika mengubah kata-kata secara mendadak, malah akan membuat suasana canggung, karena itu aku pun tersenyum, tidak mengatakan apapun lagi.

Merasa aku tidak begitu ramah padanya, Crystal Lin pun tidak lanjut berbicara. Seharusnya dia sangat ingin mengajakku berbicara, tetapi begitu melihat sikapku yang dingin, niat itu pun terpaksa diurungkan.

Setelah itu, aku tiba-tiba teringat sesuatu, langsung berinisiatif berbicara dengannya: “Apa kabarmu belakangan ini? Apakah toko gaun pengantinmu masih buka?”

Dia tersenyum, menjawab: “Sudah tutup sejak lama, tiada henti-hentinya orang mencari masalah. Ada saja yang datang mengamuk-amuk, rasanya banyak sekali yang membenciku.”

Dalam hati aku merasa perkataan itu mungkin saja benar, tidak berbicara soal orang lain, hanya Felicia Chen saja tidak akan mungkin membiarkannya hidup tenang, serta calon istri Yulianto yang belum pernah aku temui, entah seperti apa orangnya, jika juga tidak kalah kejam, maka lebih tidak akan meloloskan Crystal Lin.

Terlalu banyak orang yang menyukai Yulianto, salah satu dari mereka saja mampu membuat Crystal Lin menghadapi berbagai masalah besar. Wajar saja jika toko gaun pengantinnya tidak bisa diteruskan.

“Kamu bagaimana?” Dia bertanya kembali padaku.

“Aku biasa saja kok, oh ya, ada satu benda yang ingin aku tunjukkan padamu.”

Aku mengeluarkan foto yang selalu disimpan dengan penuh hati-hati dari dalam tas, menyodorkannya pada Crystal Lin. Begitu menerima dan melihatnya, raut wajah perempuan itu berubah drastis.

Aku bisa melihat dengan jelas, raut wajahnya sungguh berubah total. Ini artinya dia mengenali foto itu! Dia ingat dengan foto itu.

Diam-diam aku memerhatikannya, namun tidak segera bertanya, hanya terus menatapnya tanpa berbicara. Terlihat jelas kepanikan dalam mata dan wajahnya.

“Apa ini?” Dia mulai menenangkan diri.

“Menurutmu?” Tanyaku dengan dingin padanya.

“Orang dalam foto ini terlihat mirip aku, satu lagi mirip kamu.” Dia mencoba mengamati foto itu.

“Kenapa kamu menggunakan kata ‘mirip’, bukankah ini jelas-jelas kamu? Kenapa masih berkata mirip?” Kataku dengan suara dingin.

“Tetapi seingatku, tidak pernah punya foto seperti ini, makanya aku berkata mirip.” Crystal Lin telah sangat tenang, semua kepanikan dalam matanya telah sirna.

Hanya saja ekspresi panik tadi memang nyata, aku melihatnya dengan mata kepala sendiri, sepandai apapun dia mengelak, aku tetap bisa mengingatnya. Aku yakin dia sempat panik dan merasa tegang.

Kenapa dia bisa panik? Kenapa sebuah foto saja bisa membuatnya panik? Ini artinya ada rahasia di dalam foto itu, ada cerita di baliknya.

Tetapi jika aku bertanya kenapa dia terlihat panik, dia tentu tidak akan mengakuinya. Crystal Lin juga seorang yang sangat cerdik, tidak mungkin mengungkapkan semuanya dengan mudah. Dan aku juga tidak boleh sembarang bertanya, karena aku pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan foto itu, bertanya terlalu banyak hanya akan membuatku terlihat tidak tahu apa-apa.

“Katamu orang dalam foto itu mirip kamu, lalu satunya lagi?” Tanyaku.

Crystal Lin memerhatikanku, seolah sedang mengamati raut wajahku. Namun aku tetap berusaha tenang, tidak akan membiarkan dia melihat keraguan dalam hatiku.

“Satunya lagi….. kamu deh?” Crystal Lin mencoba bertanya.

“Benarkah, kamu merasa itu aku? Kenapa yang satunya ‘mirip’ kamu, sedangkan satunya lagi yakin sekali itu aku?”

Crystal Lin mengedipkan mata beberapa kali, berkata: “Aku juga tidak yakin itu kamu, hanya merasa mirip sekali, dan foto ini berada di tanganmu, makanya aku rasa kemungkinan besar memang kamu.”

“Jelas-jelas ini foto yang kita ambil bersama, kenapa kamu tidak mengakuinya?” Aku memberanikan diri mengucapkan kalimat itu.

Crystal Lin yang sudah sangat tenang malah kembali panik, dan kelihatannya jauh lebih panik dari sebelumnya, kenapa dia bisa seperti itu?

“Tidak, aku tidak ingat pernah foto bersamamu, kita tidak saling kenal, bagaimana mungkin bisa foto bersama, seharusnya kamu salah mengenalinya.” Crystal membantah dengan panik.

Jadi, dia tetap tidak ingin mengakui bahwa orang dalam foto adalah dirinya.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu