Nikah Tanpa Cinta - Bab 267 Bukan Masalah

Ketika kembali ke hotel, suasana hati ku menjadi sangat buruk. Dan masih ada keinginan ingin minum anggur.

Tetapi aku mengingatkan diri, untuk tidak membiarkan aku jatuh ke dalam aura kegelapan hanya karena orang itu, apalagi memanjakan menyiksa diri sendiri dan menjadi murung seperti ini.

Aku sedang duduk di balkon hotel dan melihat pemandangan malam Kota Ningcheng. Perutku terasa nyeri. Tapi hatiku semakin sakit.

Ponsel yang ku taruh di atas meja di kamar bergetar lagi, aku tidak peduli padanya, aku tidak ingin berbicara dengan siapa pun, aku hanya ingin sendiri dan berpikir dengan tenang, aku duduk seperti ini sampai jam 2 pagi dan sama sekali tidak merasa ngantuk.

Ketika berada di tembok tinggi, berkali-kali aku mengambil keputusan, bahwa setelah keluar tidak akan pernah ada lagi yang berhubungan dengan Yulianto Hua. Tapi nyatanya, tekad seperti itu hanya untuk menipu diri sendiri, di dalam hatinya, masih berharap bahwa Yulianto Hua akan menjelaskan kepada ku, tentang mengapa dia ingin bercerai dengan ku, dan mengapa dia tidak pernah datang untuk menemui ku.

Bahkan aku membuat alasan untuknya, bercerai dengan ku, karena ada orang lain yang memaksa, tidak datang mencari ku, karena aku adalah seorang narapidana, yang akan berpengaruh pada reputasinya sebagai Direktur Perusahaan. Tetapi karena apa yang dikatakan Julian Tsu kemarin malam, benar-benar menghancurkan ilusi ku.

Kenyataannya begitu kejam, begitu kejam sehingga membuat orang tidak ingin menghadapinya, tetapi mereka tetap harus menghadapinya.

Aku hampir tidak tidur sepanjang malam, dan keesokan paginya, aku berangkat bersama grup tur. Lalu tiga hari berikutnya, badanku sangat tidak enak badan, dan suasanan hatinya sangat buruk, dia seperti mayat berjalan bersama grup tur berjalan melewati berbagai tempat indah. Setelah beberapa hari, berat badanku turun.

Sampai waktunya pulang, kesehatan ku mulai membaik. Karena aku tahu, tidak peduli bagaimana pun, aku tetap harus menjalanin sisa hidup ini dengan baik.

Setelah beristirahat selama sehari, aku menulis laporan tentang masalah yang aku temukan selama perjalanan tur ini, hal-hal yang perlu diperbaiki, dan beberapa saran dariku, lalu menyerahkannya kepada Julian Tsu.

Julian Tsu melihat ini, memuji ku, menganggap laporan dan saran dariku ini sangat membangun. Dan sekali lagi dia mengusulkan agar aku menjadi manager di Perusahaan Tur. Tapi aku menolaknya, aku benar-benar tidak mengerti.

Sebelumnya sewaktu mengelola Lanhai Technology, meski aku tidak mengerti, ada Yulianto Hua yang membimbingku. Jika ada yang tidak aku mengerti, aku akan bertanya padanya. Dan itu adalah perusahaan yang aku beli bersamanya, sekalipun muncul beberapa masalah, juga tidak akan disalahkan. Tapi sekarang berbeda, aku bekerja untuk orang lain. Jika aku tidak melakukannya dengan baik, walau Julian Tsu tidak menyalahkan ku, aku sendiri tidak ada muka untuk berhadapan dengan Julian Tsu, dan Julian Tsu juga tidak bisa menjelaskan itu kepada dewan direksi.

Tetapi aku tidak mau tidak ada pekerjaan ,aku harus bekerja. Meskipun memiliki tabungan, aku juga tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya duduk dan makan. Setelah beberapa kali berdiskusi dengan Julian Tsu, aku pergi ke sebuah perusahaan kecil di bawah Nanhe Group sebagai direktur pemasaran. Itu adalah posisi yang pernah aku duduki dalam jangka waktu yang lama. Aku bisa menangani ini.

Meskipun mengalami penurunan, tapi hubungan ku dengan bawahan ku masih cukup bagus. Hal yang paling sulit adalah, perusahaan ini kecil, persaingan antara manusia di dalamnya tidak tidak rumit, dan sepertinya tidak ada orang yang tahu tentang latar belakang aku berasak. Jadi aku bekerja dengan nyaman.

Perngalaman kerja ku yang bertahun-tahun juga berguna, satu tahun kemudian, aku juga berperan besar menaikkan persentase penjualan perusahaan sebanyak 50%.

Kali ini, Julian Tsu merasa sangat senang. Dia mengatur agar aku bisa masuk ke sini, aku melakukan pekerjaan ku dengan baik, tentu saja dia bangga. Dan juga, para pemimpin di perusahaan ku merasa bahwa hubungan ku dan Julian Tsu dekat, jadi mereka melaporkan hasil kinerja ku yang luar biasa, berharap dapat menaikkan jabatan ku.

Jadi bagian Direktur membalas, mengatakan bahwa mereka akan membahas masalah ini, lalu tidak ada jawaban. Tidak masalah bagi ku, aku merasa nyaman dengan posisi ini.

Jadi seminggu kemudian, para pemimpin perusahaan mengatakan bahwa sore itu akan ada seseorang dari kantor pusat yang datang untuk memeriksa hasil pekerjaan ku dan meminta ku bersiap untuk mengikuti penyambutan ini.

Aku tidak melakukan apa-apa tentang penyambutan ini, juga tidak menganggapnya serius. Bagaimanapun juga, aku memiliki ingatan buruk tentang bisnis perusahaan, dan aku dapat menanganinya dengan mudah.

Tetapi Direktur tiba, aku melihat ada 5 atau 6 mobil, dan lebih dari sepuluh lebih rombongan, dan aku langsung tahu bahwa hari ini yang datang bukanlah orang biasa, tetapi orang besar.

Dan yang datang adalah seorang wanita cantik paruh baya yang sekitar berusia empat puluhan, dia mengenakan pakaian kerja berwarna hitam, dengan rambut ikal, dengan postur tubuh yang tinggi dan temperamen yang terlihat cukup baik, hanya saja tatapan matanya lebih tajam.

Orang ini terlihat familiar, setelah berpikir sejenak, di dalam hati, aku terkejut, tiba-tiba teringat, aku pernah melihat orang ini di media, dia adalah direktur eksekutif Perusahaan Besar Nanhe dan istri dari Direktur, Nadine Jiang. DIa juga adalah ibu dari Julian Tsu.

Sebelumnya ketika aku melihatnya di media, aku merasa dia cantik, dan baik hati, tetapi tidak menyangka setelah melihatnya secara langsung, bahkan lebih kagum padanya, dia terlihat muda. Dia tidak seperti Ibu Julian Tsu, benar-benar sama seperti kakak perempuannya.

Nadine Jiang dan Erika Feng memiliki beberapa kesamaan, keduanya adalah sama-sama wanita perkasa. Dan juga mereka adalah wanita yang sangat terkenal di kota. Tetapi mereka sedikit berbeda, kebanyakan ketika Erika Feng bekerja di belakang layar, sistem Grup Feng yang dijalankan olehnya memenuhi kemauannya. Tapi Nadine Jiang ini terlibat langsung dalam masalah Grup Nanhe. Dan juga aku mendengar bahwa dia sangat kuat, dan dia berpartisipasi dalam banyak proyek besar.

"Aku dengar bahwa CSO (Direktur Penjualan) kalian sangat hebat, dalam waktu satu bulan bisa meningkatkan kinerja perusahaan? Siapa itu?" Nadine Jiang muncul di antara semua orang yang hadir, auranya benar-benar terasa kuat!

Pimpinan perusahaan meminta ku untuk melangkah maju, "Ini dia, CEO Yao."

Nadine Jiang menatapku, di matanya seperti ada sesuatu yang terlihat rumit. “Halo, CEO Yao, kamu telah bekerja keras.” Dia mengulurkan tangannya kepada ku.

Dia mengulurkan tangannya yang ramping, cincin yang ada di jarinya terlihat sangat mahal. Aku membungkuk dan menjabat tangannya sambil tersenyum, entah kenapa, aku selalu merasa bahwa matanya terasa dingin.

Kemudian dia mengadakan rapat dengan para petinggi perusahaan, tentu saja termasuk aku di antaranya. Dia ingin memastikan hasil pencapaian kamu, lalu membimbing kami. Ajarannya sama sekali bukan seperti menggunakan bahasa yang resmi, dia benar-benar memberikan pengarahan yang jelas yang berkaitan dengan masalah itu, benar-benar sangat berbobot.

Ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya dia bukan orang yang hanya mementingkan penampilan, bukan seseorang yang disebut wanita cantik saja, tapi dia wanita cantik yang memiliki bakat yang nyata.

Sebelum meninggalkan acara ini, dia terus menjabat tangan para senior petinggi perusahaan, dan terus mengatakan bahwa kamu telah bekerja keras dan terima kasih atas semua yang telah kamu lakukan untuk perusahaan. Para petinggi juga mengaguminya, dia memang wanita kuat yang sangat menarik.

Setelah mengantar pergi, aku lanjut bekerja. Juga tidak memasukkan masalah ini ke dalam hati. Tetapi keesokan paginya, tiba-tiba aku dipanggil ke kantor Manager.

Aku berpikir itu masalah yang berurusan dengan kantor, aku juga tidak menganggapnya serius. Tetapi ketika melihat Manajer yang tampak ragu-ragu untuk berbicara, ini membuat ku merasa sedikit bingung.

“CEO Yao, kinerja mu sangat baik, tetapi kamu ini perusahaan kecil, takutnya mungkin bakatmu ini tidak bisa sepenuhnya di manfaatkan di sini, jadi aku sarankan agar kamu bisa mencoba bekerja di perusahaan lain.” Akhirnya dengan susah payah, Manager membuka mulutnya dan mengatakan hal ini.

Di dalam hati, aku berpikir apa maksudnya? Apakah maksudnya jabatan ku naik atau ingin memecat ku? Namun, aku merasa mungkin tidak mungkin dipecat, bagaimanapun, bulan lalu hasil kinerja ku sangat bagus, lantas apa jika pekerjaan ku semakin bagus, lalu semakin diperlakukan dengan tidak baik? Mana ada hal seperti ini?

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu