Nikah Tanpa Cinta - Bab 251 Tidak Optimis
Di awal makan malam, tiba-tiba Yulianto Hua menerima telepon, dia bangkit dari kursinya karena terkejut, "Rumah sakit mana? Aku akan segera datang!"
Aku kaget, melihat sikap Yulianto Hua, yakin pasti ada masalah besar.
“Tuan Besar diserang dan dilarikan ke ruang Unit Gawat Darurat rumah sakit. Kita harus bergegas.” Kata Yulianto Hua kepada aku buru-buru.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Yulianto Hua menelepon sepanjang jalan untuk mengetahui situasi di sana. Dari isi panggilannya, aku mendengar secara garis besar apa yang terjadi. Hendra Hua sedang minum teh bersama seseorang di dalam kedai teh. Tiba-tiba seorang pria mendobrak masuk ke kamar pribadi dan memukul kepalanya dengan benda berat, menyebabkan Hendra Hua langsung koma dan sekarat saat dibawa ke rumah sakit. Penyelamatan sedang dilakukan, tapi tidak tahu bagaimana hasilnya.
Yulianto Hua menunjukkan ketegangan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, dan terus mendesak aku untuk mengemudi lebih cepat.
Saat sampai di rumah sakit, Hendra Hua belum juga keluar dari UGD. Hampir semua orang dari keluarga Hua dan keluarga Feng tiba, semuanya menunggu di luar UGD.
Erika Feng duduk di sana, terus-menerus menyeka air mata. aku berjalan mendekat, mencoba menghiburnya. Tapi hasilnya belum diketahui, dan aku tidak tahu harus berkata apa.
Yulianto Hua sedang berbicara dengan Daniel Hua, seharusnya sudah lapor polisi, polisi sedang berusaha menangkap pelaku.
Setelah menunggu kurang lebih beberapa menit, pintu UGD akhirnya terbuka, serombongan orang bergegas menanyakan keadaannya. Dokter mengatakan bahwa tanda-tanda aktifitas organ vital masih ada untuk saat ini, namun dia tidak optimis.
Hendra Hua didorong ke unit perawatan intensif, seorang staf mengatakan hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan menjaganya, tentu saja Erika Feng yang akan menjaganya di sana.
Satu jam kemudian, rapat darurat Keluarga Hua digelar semalaman di ruang konferensi kecil di kantor pusat.
Erika Feng yang bergegas datang dari rumah sakit, pertama-tama memberi tahu beberapa direktur inti tentang kondisi Hendra Hua. Saat ini dia dalam keadaan koma yang dalam, mengenai apakah dia bisa sadar atau kapan bisa sadar, dokter tidak yakin.
Dengan kata lain Hendra Hua sekarang dalam keadaan vegetatif, apa yang akan terjadi di masa depan tidak diketahui.
“Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana kita akan menginformasikan kepada dunia luar tentang situasi ini? Apakah berita tersebut harus diblokir atau dipublikasikan?” Tanya Erika Feng.
"Tidak bisa diumumkan! Jika dunia luar mengetahui situasinya, pasti akan menimbulkan kepanikan. Harga saham akan anjlok! Jadi kita harus merahasiakannya." Kata seorang direktur.
“Ya, tidak bisa membeberkan berita kecelakaan Komisaris. Kalau tidak, harga saham pasti akan turun tajam!” Direktur lainnya juga ikut bergema.
Sebagian besar orang yang hadir setuju untuk memblokir berita, merahasiakannya bagi dunia luar.
“Yulianto Hua, apa yang kamu pikirkan? Kenapa kamu diam saja?” Erika Feng tiba-tiba menyebut Yulianto Hua.
Yulianto Hua mengerutkan kening, "Aku mendengarkan kalian."
Jawabannya mengejutkan aku. Kapan dia menjadi begitu patuh, dia tidak mengungkapkan pendapatnya sendiri dan menyatakan bahwa dia ingin mendengarkan orang-orang ini?
"Yulianto Hua apa maksud kamu? Kamu adalah direktur dan wakil presiden. Sekarang ini adalah saat kritis, kamu tidak berbicara? Jadi untuk apa kamu datang?" Erika Feng kesal.
“Apa benar-benar ingin aku mengatakannya?” Yulianto Hua mengangkat kepalanya.
“Tentu harus bilang, undang kamu datang ke rapat untuk membahas masalah ini, kamu tidak berkomentar, apa yang kamu lakukan?” Erika feng mengomel.
“Menurutku kita harus mengadakan jumpa pers untuk menginformasikan keadaan ayah. Sekarang di era mobile internet, tidak mungkin menyimpan rahasia sepenuhnya. Pepatah mengatakan kertas tidak bisa membungkuk api, jika hanya dirahasiakan sehari atau dua hari, pasti tidak masalah. Tapi jika Ayah tidak bisa bangun, kebenaran akan diketahui orang luar. Itu akan menimbulkan kepanikan yang lebih besar. Dan Keluarga Hua akan terpengaruh kredibilitasnya.” Kata Yulianto Hua.
"Tapi begitu berita diumumkan, pasti harga sahamnya akan turun tajam. Bagaimana kalau terus turun tajam?"
“Betul, ini tindakan yang sama sekali tidak bertanggung jawab. Apa Yulianto Hua kamu takut dunia tidak akan kacau? Jika harga saham turun tajam, apakah sanggung menanggung tanggung jawab?” Seseorang langsung keberatan.
"Kita mengumumkan penyakit ayahnya kepada publik, tetapi tidak harus terlalu rinci. Hanya dikatakan dia tidak sehat dan menghentikan pekerjaannya, sehingga meskipun harga saham turun, tidak akan turun tajam. Dalam kurun waktu ini, jika kita bisa menstabilkan keadaan agar investor melihat bahwa grup kita tidak terpengaruh oleh penyakit ayah, maka tidak akan menimbulkan banyak kekacauan jika mengumumkan kondisi lebih lanjut. Tetapi jika kita hanya ingin memblokir berita, konsekuensinya akan sangat serius jika ketahuan. "
Yulianto Hua dengan santai dan sabar, menerangkan menggunakan logika. Dia memang orang dengan paling memiliki kharisma kepemimpinan dari semua orang yang hadir.
Beberapa direksi mengajukan keberatan, namun dibantah oleh Yulianto Hua.
"Baiklah, karena kalian berbeda pendapat, kita selesaikan dengan pemungutan suara terbanyak. Jika setuju untuk tidak mengungkapkan kebenaran, silakan angkat tangan.
Hasilnya termasuk Daniel Hua dan beberapa direktur lainnya angkat tangan. Pendapat Yulianto Hua ditolak.
Yulianto Hua berdiri, "Karena kalian tidak setuju dengan pendapat aku, maka kalian lanjutkan bahas tentang bagaimana menjaga kerahasiaan yang efektif, aku akan pergi ke rumah sakit dulu."
Akku pun berdiri dan mengikuti Yulianto Hua keluar dari ruang pertemuan, dan tidak ada yang menahan kami, tetapi Daniel Hua mempertanyakan sikap kami dan mengatakan kami sedang ngambek.
Setelah masuk lift, keluar lift dan sampai di parkiran, lalu mengemudikan mobil keluar dari parkiran, Yulianto Hua tetap diam.
Hatinya terasa berat, dan aku juga tidak berbicara, jadi kami tetap diam sepanjang jalan. Saat kendaraan melaju di jalanan pada malam hari, tiba-tiba turun hujan. Tetesan air hujan deras menghantam kaca, meskipun wiper sudah disetel tercepat, penglihatan masih kabur.
Yulianto Hua melambat dan melaju perlahan. Lalu dia menghela nafas.
Desahannya tampak jelas dan berat dalam kesunyian, dan aku tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepadanya, "Mereka tidak setuju dengan kamu, bagaimana dengan kamu?"
“Wajar jika mereka tidak setuju. aku sekarang tidak menginginkan yang lain, hanya ingin mencari dokter terbaik agar Ayah bisa sembuh secepatnya. Ini prioritas utama,” kata Yulianto Hua.
“Tapi ada masalah yang harus kamu hadapi. Jika Komisaris tidak bangun dalam satu kurun waktu, kamu harus mempertimbangkan pertarungan memperebutkan posisi sebagai kepala Keluarga Hua. Itu juga tanggung jawab kamu untuk memastikan perusahaan tidak kacau. Komisaris juga berharap kamu melakukan ini."
Yulianto Hua menggelengkan kepalanya, "Perusahaan pasti akan berada dalam kekacauan. Berapa lama kekacauan akan berlangsung dan bagaimana itu akan berakhir sulit untuk dikatakan sekarang, tetapi pasti akan kacau."
"Mengapa kamu berkata begitu?"
"Kamu jangan mengira orang-orang itu serius saat mengatakan ingin memblokir informasi dari dunia luar, mereka tidak akan melakukan itu dan mereka tidak dapat melakukannya. Jika Ayah tidak bisa bangun dalam dua hari, mereka akan mulai gelisah. Perubahan ini perlahan akan berfermentasi, kondisi Ayah akan segera bocor, dan harga saham Keluarga Hua pasti akan turun tajam. Krisis Keluarga Hua tidak bisa dihindari. Kecuali Tuhan memberkatinya, Ayah bisa bangun dalam dua hari."
“Kamu sepesimis ini? Apa kamu punya solusi?" Aku menjadi sedikit khawatir.
“Kejadian itu terjadi tiba-tiba dan aku tidak punya solusi. Satu-satunya langkah yang aku katakan dalam rapat itu adalah secara proaktif merilis berita. Hal ini membuat kita yakin harga saham bisa turun sedikit, tapi kamu juga melihat mereka tidak setuju. Aku tidak bisa dengan paksa mengumumkan berita, mereka akan menyerahkan semua tanggung jawab kepada aku. Terserah mereka. Besok, aku mungkin harus terbang ke ibukota untuk menemukan beberapa ahli otak kelas satu di ibukota. kamu harus berhati-hati dan yang lebih penting lagi harus melindungi Melvin."
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeJalan Kembali Hidupku
Devan HardiAsisten Bos Cantik
Boris DreyMenunggumu Kembali
NovanAnak Sultan Super
Tristan XuSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCintaku Pada Presdir
NingsiNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng