Nikah Tanpa Cinta - Bab 156 Pemaluan Yang Besar

Aku membayarnya dan setelah aku sampai didepan pintu, Yulianto masih menunggu disana.

Aku kira dia akan pergi begitu saja, namun tidak disangka dia masih menunggu disana.

Tiba-tiba merasa hari ini dia berbeda dengan biasanya.

"Kamu bilang sendiri, aku sudah mentraktirmu makan berapa kali, tapi hari ini kamu pertama kalinya mentraktir aku makan." Kata Yulianto.

Aku berkata, "Kamu adalah boss aku, aku adalah karyawanmu, mana ada karyawan yang mentraktir bos makan? Tahu malu tidak?"

Bibir Yulianto melengkung, apakah dia tersenyum? Aku bergegas meliriknya, senyuman Yulianto sungguh jarang ditemui.

Ketika aku melihat dari dekat, Yulianto langsung berkata, "Apa ynang kamu lakukan?"

"Kamu juga bisa tersenyum? Kamu ternyata juga bisa tersenyum, aku mau memfotonya untuk dijadikan kenangan."

Yulianto langsung berubah menjadi wajah biasa yang tidak peduli lagi, senyumannya langsung hilang.

Aku langsung merasa menghilangkan sebuah senyuman dari seekor binatang yang tidak bisa tertawa ini sungguh kejam.

Dengan adanya perkataanku ini, dia kembali berekspresi seperti biasa, sepanjang perjalanan pulang, baikj bagaimanapun caranya aku meledeknya, dia tidak lagi mau mempedulikan aku.

Waktu kerja sudah tiba, kami pulang ke kantor masing-masing dan mulai kerja.

Sore hari, aku menerima panggilan dari kantor Direktur Utama, Sekretaris Hendra memberitahuku besok pergi ke kantor pusat untuk bertemu dengan Hendra dan pergi ke kota Y untuk menghadiri acara 30 tahun dari perusahaan Nanhe.

Pagi hari keesokan harinya, Yulianto melihat aku memakai gaun dan mempertanyakan aku untuk apa mengenakan gaun.

Aku bilang hari ini pergi menghadiri acara, tentu saja tidak boleh berpakaian sembarangan.

Yulianto bilang, jika sekarang mengenakan gaun dan jauh-jauh sampai ke kota Y, juga terlihat tidak bagus, jadi harus mempersiapkan pakaiannya dan ganti lagi dihotel disana.

Aku tidak menyangka dia akan begitu, tidak, lebih tepatnya adalah berpengalaman, dia sering menghadiri acara seperti ini, dia tahu harus melakukan apa, dia tahu harus melakukan apa, dan ini aku pertama kalinya menghadiri acara seperti ini, jadi barulah muncul kesalahan seperti itu, aku mendengar nasihat dia dan mengganti gaunnya.

Setelah itu aku dan Yulianto menaiki mobil yang sama, kami datang ke kantor pusat Hua's inter Company.

Setelah menunggu beberapa menit, Hendra baru turun.

Mobil Hendra adalah Cadillac yang diperpanjang.

Mobil kami mengikuti dari belakang dia, kami keluar dari Shanghai dan menunju ke kota Y.

Sekali turun ke tol, Julian menjemput kami ditempat pembayaran tol, lalu membawa kami ke hotel bintang enam milik keluarga Tsu.

Setelah istirahat sebentar, Julian langsung menelepon, dia menyuruh kami pergi kehotel untuk makan dulu, dan pergi ketempat acara.

Aku dan Yulianto datang ke restoran dan Julian sudah menunggu disana, masakannya juga sudah dihidangkan.

Tapi Hendra tidak datang, kabarnya dia pergi bertemu dengan seorang teman lamanya dulu, lalu dia sendiri akan langsung pergi ke tempat acaranya.

Kami duduk dan Julian tidak terpengaruh oleh masalah penyerangan, dia masih saja begitu tampan.

Ketika sedang makan, ada orang yang datang lagi, orang yang berjalan paling depan adalah seorang wanita yang berumur sekitar 50 tahunan, dia mengenakan banyak perhiasan.

Julian menyapanya, aku dengar dia panggil wanita itu sebagai ibu, ternyata wanita itu adalah pemilik wanita dari Klan Tsu.

Kami juga menyapanya, namun ketika wanita itu melihatku, dia menatapiku belasan detik dan ekspresinya berubah.

Aku sedikit merasa bingung, aku merasa mungkin pemakaianku hari ini salah atau mungkin makeup aku salah, dan membuat Nyonya Tsu ini melihatku begitu lama.

Nyonya Tsu melihatku sejenak lalu menganggukkan kepalanya dan pergi menyapa tamu lain.

Seusai makan, kami pulang kehotel untuk mengganti pakaian, untuk menghadiri acara sore hari.

Baru saja selesai mengenakan gaun, teleponku berbunyi, ini adalah panggilan dari Julian.

Dia tanya apakah aku punya waktu atau tidak,dia ingin datang ke kamarku dan ada yang ingin dia katakan kepadaku.

Aku sudah mengganti pakaian, tentu saja bisa.

Aku bilang datang saja.

Julian sekali masuk aku langsung merasa ekspresinya aneh.

Dia berlagak seperti ingin berkata namun terus terhenti.

"Kakak kedua, jika ada kesulitan apapun, kamu tinggal bilang saja, kita bukanlah orang luar, tidak perlu terlalu mempertimbangkan hal lain." Aku terus mengatakannya.

Julian menatapiku, ekspresinya rumit, "Adik, seperti ini, pihak acara sana menelepon, karena pihak penyiap ada sedikit kesalahan terhadap jumlah tamu, jadi sekarang akan mengcancel kualifikasi sebagian tamu....."

Sekali berkata hingga disini, dia tidak melanjutkan lagi.

Aku kira-kira mengerti apa yang ingin dikatakannya, "Aku mengerti, kalau begitu kami tidak pergi, kami langsung tinggal di hotel saja, bisa bertemu dengan kakak kedua dan menyatakan kami sudah datang saja sudah cukup."

"Direktur Hua dan Yulianto boleh pergi semua, kantor mempersiapkan tempat khusus tamu untuk mereka, tapi adik tidak perlu pergi."

Aku tercengang sejenak, lalu tersenyum, "Baik juga, aku tidur di hotel dan kebetulan istirahat dulu, ini lumayan bagus."

"Maaf, adik, aku juga baru mendapatkan kabar dan aku hanya bisa berkata seperti ini, jadi hanya bisa menyusahkan kamu." Kata Julian dengan wajah bersalah.

"Tidak apa-apa, benar-benar tidak apa-apa, sesuai levelku, aku bisa diundang saja juga membuatku kaget, jadi tidak bisa pergi juga normal saja, kakak tidak perlu berpikir terlalu banyak, benar-benar tidak apa-apa."

"Sebagai gantinya, aku juga tidak ikut, aku temani kamu jalan-jalan, kamu jangan tidak senang." kata Julian dengan khawatir.

Aku segera menolak, "Itu tidak boleh, kamu adalah Tuan Muda Kedua Klan Tsu, salah satu dari tokoh utama, kamu tidak boleh tidka pergi, aku dihotel untuk menunggu Yulianto dan lainnya saja, dan kami akan pulang ke Shanghai."

"Aku bukanlah tokoh utama, aku boleh tidak ikut, begini saja, aku atur sebentar, nanti aku datang untuk menjemputmu." Seusai berkata, Julain pergi dan tidak mendengar nasihatku.

Julian baru saja keluar dan Yulianto langsung masuk, "Julian baru keluar dari kamarmu?"

"Iya, dia datang memberitahuku bahwa karena tamunya terlalu banyak, akan mengcancel kualifikasi sebagian tamu, jadi aku tidak pergi, aku kebetulan bisa istirahat disini, kalian pergi saja."

Ekspresi Yulianto langsung berubah, "Diskualifikasi? Apakah mempermainkan kita? Kita datang jauh-jauh, dan mereka mendiskualifiakasi kita?"

"Katanya kesalahan tim persiapan, tapi tidak apa-apa, tidak perlu marah, cancel ya cancel saja, lagi pula aku juga tidak ingin pergi, bukankah ada banyak orang yang berkumpul mendengar rapat mereka, apa serunya."

"Kalau begitu tidak perlu pergi saja, sekarang aku beritahu ayah untuk tidak perlu pergi." Yulianto melemparkan kartu undangan dilantai.

"Kamu tenang sedikit, mereka hanya tidak membiarkan aku pergi sjaa, tapi kamu dan direktur Utama boleh."

"Apakah kamu benar-benar percaya bahwa ada kesalahan ketika persiapan, jadi orangnya terlalu banyak dan tidak muat, bagaimana mungkin, seberapa banyak undangan yang mereka berikan mereka tentu saja tahu, berapa banyak orang yang muat ditempat itu tentu saja bisa dilihat jelas, apakah mungkin salah? Ini jelas membully orang."

Aku tentu saja mengerti maksud Yulianto.

Ada begitu banyak tamu dan hanya aku yang berlebihan, dan tidak membiarkan aku pergi, hal ini memang sangatlah aneh.

Tapi aku merasa tidak perlu dipikirkan lagi, terlebih tidak perlu berkonflik dengan Klan Tsu karena hal ini.

Aku hanya seorang wanita dan bukanlah orang penting, tidak membiarkan aku pergi yasudah, tidak ada yang spesial.

Namun Yulianto tidak berpikir seperti itu, dia merasa bahwa hal ini parah, hingga baginya adalah sebuah pemaluan.

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu